Laporan Praktikum Perkembangan Tanaman Tannia
Laporan Praktikum Perkembangan Tanaman Tannia
TANAMAN
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
Surabaya
2020
I. PENDAHULUAN
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup
lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu tanaman yang
disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak
dapat balik (irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan.
Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan
ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari
persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula). Awal
perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.
Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan,
yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat
potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan
metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan tanaman, salah satunya, yaitu faktor
cahaya. Cahaya kelihatannya merupakan petunjuk utama yang memberi tahu benih bahwa ia
telah menembus tanah.
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui fase perkembangan pada tanaman
monokotil dan dikotil serta untuk mengetahui kapan masa perkembangan pada tanaman dimulai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami setiap individu, perkembangan
ini adalah proses yang bersifat kualitatif yang berhubungan dengan kematangan seseorang
individu yang ditinjau dari perubahana yang bersifat progretif dan sistematik di dalam diri
manusia. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan
pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya
Ciri-ciri perkembangan secara umum yaitu : Terjadinya perubahan dalam aspek fisik
(perubahan berat badan dan organ- organ tubuh) dalam aspek psikis (matangnya kemampuan
berpikir, mengingat, dan berkreasi), Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (Proporsi
tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya) serta aspek psikis (perubahan
imajinasi dan fantasi ke realitas), Lenyapnya tanda-tanda yang lam; tanda-tanda fisik (lenyapnya
kelenjar thymus/kelenjar anak-anak seiring bertambahnya usia), aspek psikis (lenyapnya gerak-
gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif), Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik
(pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan kendala yang sering ditemui dalam
pertanaman tanaman budidaya. OPT merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat laju
pertumbuhan, perkembangan serta produktivitas tanaman (Palijama, 2012). Tanaman, tanah dan
iklim mempunyai suatu hubungan yang sangat kompleks dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tanman. Sehingga diperlukan adanya simulasi antara tanaman, tanah dan iklim.
Simulasi akan mensimulasikan komponen-komponen proses yang terjadi selama masa
pertumbuhan tanaman seperti (kadar air tanah, evapotranspirasi), pertumbuhan tanaman (indeks
luas daun, berat kering akar, batang, daun dan umbi) serta fase-fase perkembangan tanaman
(Salwati, 2013). Dukan lingkungan fisik dari tanah dan iklim yang ideal dibutuhkan dalam
keberhasilan pertumbuhan tanman. Pada proses pertumbuhan dan perkembangan sangat
memerlukan tanah yang subur sebagai sumber utama media penyerapan akar. Tingkat kesuburan
tanah disetiap daerah di Indonesia beranekaragam, ada yang subur dan ada yang tidak subur. Hal
ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan dalam pengelolaan tanah di masing-masing daerah
(Lasamadi, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Tempat : Rumah
Polybag
Tanah
Pupuk Urea (N) dan Pupuk P (SP – 36)
Benih Jagung
Benih Kacang Hijau
a) Memberikan pemupukan lanjutan yaitu Urea dan SP-36 pada saat tanaman mulai
berbunga
b) Mengamati pada saat pertumbuhan awal bunga, yaitu dihitung dari mulai tanam sampai
saat munculnya bunga pertama HST (hari setelah tanam).
c) Mengamati perkembangan tanaman
d) Menghitung jumlah nodus produktif pertanaman
e) Menghitung rata-rata jumlah biji per polong untuk tanaman kacang hijau dan jumlah biji
per tongkol untuk tanaman jagung.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lasamadi, R.D. 2013. Pertumbuhan Dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum
Purpureum Cv. Mott) Yang Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi Em4. Zootek, 32(5): 158-
171.
Palijama, W., Riry J. Dan Wattimena A.Y. 2012. Komunitas Gulma Pada Pertanaman Pala
(Myristica Fragrans H) Belum Menghasilkan Dan Menghasilkan Di Desa Hutumuri Kota
Ambon. Ilmu Budaya Tanaman, 1(2): 134-142.
Salwati, dkk. 2013. Model Simulasi Perkembangan, Pertumbuhan Dan Neraca Air Tanaman
Kentang Pada Dataran Tinggi Di Indonesia. Informatika Pertanian, 22(1): 53-64.