Anda di halaman 1dari 6

Ilmu Kesejahteraan Keluarga

Upaya menanggulangi kesenjangan gender dalam keluarga


menuju harmonisasi keluarga

Di susun oleh:

Shira riana allen _ 1515620046


Pendidikan vokasional desain fashion
Universitas negeri Jakarta
1. Mendidik perempuan sama seperti mendidik bangsa

Kualitas sumber daya manusi di bagi menjadi dua, yaitu:


A. Pandangan dari segi pendidikan
 Afeksi
 Kognisi
 Psikomotor
B. Pandangan dari kecerdasan, nalar atau daya piker
 IQ (kecerdasan daya pikir)
 EI (kecerdasan emosional)
 AQ (kecerdasan adversiti)
 FQ (kecerdasan finansial)
 ESQ (kecerdasan emosional spiritual)
(salim 1996;soesarsono dan sama 2002)

berkaitan dengan kualitas SDM perempuan dari sisi fisik, mental, psikologist,
dan talenta, maka bila perempuan memiliki kualitas yang baik, maka produktifitasnya
dapat di tingkatkan dalam segala hal. Perempuan yang memiliki prestasi pendidikan
yang tinggi di tambah kepribadian yang baik, akan mempengaruhi kualitas
pengasuhan yang baik terhadap anak. Dengan pengasuhan yang baik dapat
meningkatkan kepercayaan diri, dan anak merasa dilindungi dan membuat tumbuh
kembang anak lebih baik juga. Menurut teori perkembangan anak, pada 5 tahun awal
pertumbuhan anak, merupakan masa yang paling kritis untuk anak membentuk
kematangan fisik dan psikologisnya. Dan di lanjutkan hingga usia 12 tahun, anak
mengalami proses kematangan psikologis, social, mental, dan moral (harris dan liebert
1992;santrock 1997).
Investasi di bidang pendidikan di haruskan untuk di laksanakan karena telah
memberikan keuntungan yang di nikmati oleh masyarakat di lingkungan sekitar.
Prestasi pendidikan anak merupakan salah satu kualitas SDM, dalam teori di sebutkan
peran keluarga merupakan sumber institusi paling awal dan paling kuat dalam
mensosialisasikan anak-anak, baik laki laki atau perempuan sesuai dengan nilai dan
norma masyarakat yang di anut. Lingkungan keluarga yang di monitori oleh seorang
ibu sebagai agen utama dan pertama bagi pendidikan dan sosialisasi bagi anak dan
akan menghasilkan prestasi akademik yang tinggi. Walaupun menurut teori
pengasuhan anak yang di lakukan oleh bu dapat meningkatkan prestasi akademik dan
mencegah perilaku kenakalan pelajar, tetapi berdasarkan konsep kesetaraan dan
keadilan gender dan sudah menjadi kebijakan Negara bahwa perlu ada kesetaraan
dalam pengasuhan anak dalam keluarga.

Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia. Setiap warganegara


mempunyai akses terhadap pendidikan dan mempunyai akses terhadap pendidikan
dan mendapatkan manfaat dari pelayanan semua jenjang pendidikan.masih ada
kesenjangan gender dalam pendidikan terlebih ada beberapa jurusan yang masih di
pengaruhi stereotype gender.

Peran kaum perempuan Indonesia di semua bidang kehidupan telah


menunjukan peningkatan signifikan,. Oleh karena itu kesiapan perempuan maju untuk
mengambil setiap kesempatan berdasarkan undang undang harus segera
diartikulasikan dan di kokohkan.

Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan perempuan mengakibatkan


mereka cenderung menikah di usia lebih dewasa. Perempuan juga cenderung
menggunakan alat/obat kontrasepsi untuk memperpanjang jarak kelahiran anak.
Mereka juga cenderug memilih bekerja di luar rumah dengan pendapatan yang
memadai. Perempuan dengan pedidikan tinggi juga cenderung lebih mengerti tentang
kesehatan dan gizi yang lebih baik untuk anak.

Fungsi reproduksi perempuan dalam penerus generasi bangsa ( dari sudut


pandang kesehatan gizi).
 Ibu yang saat hamil mengalami kekurangan gizi akut, anak yang
dikandungnya berpeluang untuk mengalami gangguan yang mengakibatkan
schizophrenia pada anak tersebut ketika dewasa (the society dan the arts 1999).
 Akar dari kesehatan manusia berasal dari kesehatan dan status
gizi ibu pada saat mengandung bahkan sebelum ibu mengandung.
 Peran ASI sebagai andalan makanan bayi dan anak di era krisis
juga sangat penting. Mafaat ASI bagi tumbuh kembang anak adalah sebagai nutrisi,
peningkatan daya tahan tubuh , peningkatan kecerdasan, dan peningkatan jalinan
kasih sayang.

Fungsi perempuan dalam mewujudkan keluarga berkualitas dan kualitas anak


tinggi.
 Interaksi orang tua dan anak sangat penting dalam peningkatan
kualitas tumbuh embang anak.
 Peran orang tua khususnya ibu sangat di butuhkan pada saat anak
menginjak usia remaja. Orangtua di tuntut untuk dapat mengelola sumber daya
keluarga agar dapat mencapai kebutuha dan tujuan keluarga.

Fungsi ekonomi keluarga dan pembangunan:


 Selain di sector domestic juga berperan di sector public. Terutama
kontribusinya untuk mendapatkan pendapatan untuk mewujudkan kesejahteraan
keluarga. Perempuan dalam menghasilkan pendapatan keluarga signifikan hasilnya.

2. Latar belakang terjadinya kebijakan pembangunan responsive gender di


Indonesia
 Kesenjangan gender yang pertama terletak dalam kesenjangan akses,
manfaat, partisipasi dalam pembangunan dan penguasaan terhadap sumbardaya, serta
rendahnya indeks pemberdayaan gender di indeks pembangunan gender. Yang kedua
perlindungan terhadap wanita korban kekerasan kurang memadai. Ketiga, perangkat
hukum. Analisis, dan dukungan politik belum optimal. Untuk mematahkan kondisi
kesenjangan gender yang berlarut larut , maka di butuhkan suatu kebijakan yang
berpihak pada yang tertinggal.

 Kebijakan yang ada adalah netral gender yang tidak memihak pada
salah satu jenis kelamin. Tetapi kebijakan ini tida merubah kesenjang gender yang
terjadi di masyarakat. Pelaksanaan kebijakan netral gender ini nyatanya juga di
reduksi oleh kendala seperti social budaya, topografi, kemiskinan, dan rendahnya
pendidikan. Dalam rangka mengatasi keadaan kesenjangan ini adalah menyusun dan
melaksanakan kebijakan yang berpihak kepada kaum yang tertinggal.

3. Pendekatan kombinasi studi keluarga dan studi gender

Dalam menanggulangi kesenjangan gender, perlu di lakukan suatu pendekatan


holistic yang bermula dari institusi keluarga. Pendekatan yang di lakukan dalam
mengkombinasikan gender dan keluarga melalui pendekatan aplikasi filosofis
kombinasi studi keluarga dan gender. Teori sosiologi yang banyak di gunakan adalah
pendekatan analisis gender. Aliran teori feminisme menunjukan adanya konsep yang
“anti family” dalam mencapai kesetaraan di pihak perempuan. Dengan kata lain
gender dan family tidak cocok artinya keluarga adalah institusi social budaya yang
secara sistematis akan menghalangi gerakan feminism yang berkaitan dengan
perjuangan perempuan untuk mengoptimalkan sumber daya manusianya.
4. Penanggulangan kesenjangan gender melalui relokasi peran gender dalam
keluarga.

Antara kaum laki laki dan perempuan saling ketergantungan merupakan dasar
prinsip kemitraan dan keharmonisan dalam keluarga masyarakat. Asumsi yang
menlandasi relokasi peran gender adalah:
 Manusia bertindak rasional
 Manusia makhluk social yang tidak mampu hidup sendiri.
 Manusia adalah makhlu otonom yang tidak ingin tunduk pada orang lain
dan mandiri’
 Kesetaraan gender adalah cara untuk meningkatkan kerja sama antar
indifidu.

5. Pemantapan fungsi keluarga melalui kemitraan gender.

Pendekatan ketiga yang di lakukan dalam mengkombinasikan gender dan


keluarga adalah pendekatan praktikal. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengakomodasikan keinginan individu yang beragam dalam keluarga untuk menuju
tujuan bersama keluarga.

Anda mungkin juga menyukai