Aziz Fahrurrozi - Pembelajaran Bahasa Arab - Problematika Dan Solusinya
Aziz Fahrurrozi - Pembelajaran Bahasa Arab - Problematika Dan Solusinya
Aziz Fahrurrozi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
email : aziz.fahrurrozi@uinjkt.ac.id
Abstract
There are some factors in luencing teaching and learning of foreign language. In teaching Arabic,
for example, linguistic factors, such as Phonology, Grammatical rules, Morphology, and Vocabulary.
Non linguistic factor also in luences teaching and learning Arabic, for example, teaching aids, teaching
method, age and environment. Teaching method in Arabic classroom is one of the important factor.
This article discusses how linguistic factor and non linguistic factor in luenced Arabic Classroom.
Keywords: teaching method, linguistic factors, non linguistic factors, Arabic classroom
ﻣلخﺺ ﺍﻟﺒﺤﺚ
.ﻳﻮﺍﺟﻪ تﻌﻠﻴﻢ ﺃﻳﺔ ﻟﻐﺔ ﺃﺟﻨبﻴﺔ ﻋﺪﺓ ﻣﺸﺎكﻞ ﺗﻘﺘ ﺍﻟﺘﻔﻜ ﺮ ﻭﺍﻻهﺘﻤﺎﻡ ﺎ ﺣ ﻳﺘﻤﻜﻦ ﻣﻦ ﺇﻳﺠﺎﺩ ﺣﻠﻮﻟهﺎ
ﻓﺎﻟﻠﻐﻮيﺔ ﺗﻈهﺮ ي ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﻭﺍﳌﻔﺮﺩﺍﺕ.ﻭﺗﻨﻘﺴﻢ ﻣﺸكﻼﺕ تﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ ﺇ ى ﺍﳌﺸكﻼﺕ ﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ ﻭﻏ ﺮﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ
ﻭﺍﻟﻘﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﻨﺤﻮيﺔ ﺃﻭﺍﻟﺼﺮﻓﻴﺔ ﻭﺍﻟ ﺮﺍﻛﻴﺐ؛ ﻭﺃﻣﺎ ﻏ ﺮﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ ﻓ ﺮﺗﺒﻂ ﺑﺪﻭﺍﻓﻊ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺇ ى تﻌﻠﻤهﺎ ﻭﺍﻟﻮﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ
ﻭﺗﺨﺘﻠﻒ ﺻﻌﻮبﺎﺕ تﻌﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ.ﻭﻛﻔﺎﺀﺓ ﺍﳌﺪﺭﺱ ﻭﻃﺮﻕ ﺍﻟﺘﺪﺭيﺲ ﻭﻓﺮﺻﺔ ﺍﻟﺪﺭﺍﺳﺔ ﻭﺍﻟﺒيﺌﺔ ﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ ﻭﻏ ﺮهﺎ
هﺬﻩ ﺍﳌﻘﺎﻟﺔ ﺗﻜﺸﻒ ﻋﻦ ﻣﺸكﻼﺕ تﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ.ﺗﺒﻌﺎ ﻟﺴﻦ ﺍﻟﺪﺍﺭﺱ ﻭﺍﻟﺒيﺌﺔ ﺍﻟ يﻌيﺶ ﻓ ﺎ ﺃﺛﻨﺎﺀ تﻌﻠﻤﻪ ﺍﻟﻠﻐﺔ
.ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ ﻟﺪﻯ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧيﺴﻴ ﻥ ﻭﻃﺮﻕ ﻋﻼﺟهﺎ ﺍﻟ ﻳنﺒ ي ﺗﻄﺒﻴﻘهﺎ ﻋ ى ﺍﳌﺪﺭﺳ ﻥ ﺍﳌﺆهﻠ ﻥ
Abstrak
Pengajaran bahasa Arab di Indonesia sering kali menghadapi problem linguistik dan non-
linguistik yang harus segera dituntaskan. Problem linguistik, seperti fonetik, morfologi, dan struktur,
sedangkan problem non-linguistik, antara lain, motivasi belajar, sarana belajar, metode pengajaran,
waktu belajar, dan lingkungan pembelajaran. Persoalan pembelajaran bahasa sangat bervariasi sesuai
dengan usia pelajar dan lingkungan tempat belajar. Artikel ini mengungkap problematika pengajaran
bahasa Arab di Indonesia sekaligus bagaimana cara mengatasinya.
Kata Kunci: bahasa Arab, pembelajaran, problem linguistik, problem non-linguistik, metode
pengajaran
*Naskah diterima: 1 September 2014, direvisi: 9 Oktober 2014, disetujui: 7 November 2014.
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban
tidaknya teori yang mendasari metode tercipta komunikasi yang produktif. Atas
tersebut. dasar pandangan ini, muncul metode
Ada dua kerangka teori yang mendasari al-samʻiyyah al-syafawiyyah (aural-
sebuah metode sehingga ia disebut modern, oral approach). Metode ini melatihkan
yaitu: (1) teori linguistik, dan (2) teori kemahiran pendengaran, kemudian
psikologi pembelajaran bahasa. Kedua lan- melatihkan pengucapan secara
dasan teori tersebut dijadikan dasar untuk baik dan benar. Siswa yang terbiasa
mengembangkan metode pembelajaran ba- menangkap apa yang ia dengar akan
hasa yang kemudian melahirkan berbagai lebih mudah menangkap apa yang ia
metode baru dengan segala kelebihan dan baca. Metode ini menitik-beratkan pada
kekurangannya. Karena setiap metode kegiatan reinforcement (al-taʻzîz), yaitu
memiliki kelebihan dan kekurangan, maka penguatan dengan pengulangan. Media
tidak ada metode terbaik; yang ada adalah kegiatan reinforcement bisa berupa
metode yang paling sesuai. tadrîbât (latihan), menghafal kosakata
Teori psikologi pembelajaran bahasa dalam kalimat, dialog, dan latihan pola-
menegaskan bahwa orang yang belajar pola kalimat yang diharapkan dapat
bahasa harus mengalami proses stimulus- menjadi malakah, yakni keterampilan
respons (al-mutsîr wa al-istijâbah). berbahasa oral (lisan).
Artinya, belajar bahasa menuntut keaktifan
pembelajar dan pebelajar (siswa) atau 2. Aliran Kognitivisme
menuntut stimulus dari guru dan respons Aliran ini menyatakan bahwa
dari siswa secara bergantian. Teori lingkungan bukan penentu hasil
pembelajaran ini memanfaatkan bentuk pembelajaran. Saat menerima stimulus,
keterampilan dialog (hiwâr) atau tanya pebelajar berhak untuk menentukan
jawab. Jadi, guru-siswa harus terampil pilihan respons yang sesuai dengan
bertanya dan menjawab secara spontan. tuntutan kebutuhannya. Pengikut
Dalam kaitan ini, apa yang disebut stimulus aliran ini adalah Noam Chomsky yang
tidak harus datang dari pihak luar atau dari berpendapat bahwa setiap orang
orang lain, melainkan bisa diciptakan oleh memiliki kesiapan itrah (potensi) untuk
pebelajar sendiri. Contohnya, saat membaca belajar bahasa termasuk belajar bahasa
buku, siswa berinteraksi dengan apa yang ia asing. Artinya: tidak ada justi ikasi
baca. bahwa seseorang tidak memiliki bakat
Teori psikologi pembelajaran bahasa terhadap bahasa tertentu dan hanya ber-
meliputi beberapa aliran, antara lain: bakat untuk mempelajari bahasa yang
1. Aliran Behaviorisme lain. Sekiranya ada justi ikasi demikian,
Thorndike (salah seorang tokoh tentu itu hanya sebuah bentuk keluhan
behaviorisme) berpendapat bahwa tanda frustrasi. Sejak lahir, setiap
belajar bahasa dilakukan dengan teori orang telah dibekali Allah Swt. piranti
trial and error yang bisa dilakukan oleh pemerolehan bahasa atau Language
guru dengan melatihkan pembelajar Acquisition Device (LAD). Karena itu,
secara berulang-ulang. Ini menuntut dalam hal berbahasa, ada dua istilah
guru untuk pandai merekayasa yang perlu dipahami, yaitu (1) taʻallum
lingkungan pembelajaran sehingga al-lughah dan (2) iktisâb al-lughah.
dari kaidah baru lalu diikuti dengan 4. Dengan model tahwîl, yaitu mengubah
contohnya. Contoh-contoh inilah yang bentuk/pola kalimat. Misalnya,
nantinya dilatihkan. Karena itu, contoh yang dari ismiyyah menjadi iʻliyyah atau
ditampilkan harus merupakan bahasa yang sebaliknya, dari mubtadaʼ muqaddam
hidup dan komunikatif. Struktur juga dapat menjadi mubtadaʼ mu’akhkhar dan
diajarkan melalui pendekatan induktif yang sebagainya. Misalnya:
dimulai dengan contoh-contoh, kemudian
ﻣﺤﻤﺪ ﻳﻘﺮﺃ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
pebelajar diminta untuk memberi simpulan
kaidahnya. ﻳﻘﺮﺃ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻘﺮﺁ ﻥ
Pembelajaran struktur secara implisit ﻋﺎئﺸﺔ ﺗﻘﺮﺃ ﺍلجﺮيﺪﺓ
untuk mencapai kemahiran berbahasa dapat
menggunakan beberapa media, antara lain: ﺗﻘﺮﺃ ﻋﺎئﺸﺔ ﺍلجﺮيﺪﺓ
1. Penggantian tetap, yaitu mengganti ﺍﳌﺴﻠﻤﻮﻥ ﻳﻘﺮﺅﻭﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
satu kata dalam struktur yang sama.
Misalnya:
ﻳﻘﺮﺃ ﺍﳌﺴﻠﻤﻮﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
هﺬﺍ ﻭﻟﺪ ﻣﺠﺪ ﺍﳌﺴﻠﻤﺎﺕ ﻳﻘﺮﺃﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
ﻃﺒيﺐ ﺗﻘﺮﺃ ﺍﳌﺴﻠﻤﺎﺕ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
ﻣﺰﺍﺭﻉ Selanjutnya, pebelajar dilatih dan
berlatih sendiri untuk membuat kalimat-
ﻣﺪﺭﺱ kalimat seperti contoh di atas, sehingga
keterampilan berbahasa terbentuk secara
2. Penggantian berpindah, yaitu mengganti alamiah. Setelah itu, mereka dilatih model
satu kata dalam kalimat yang berbeda- perubahan lain sesuai materi atau topik
beda. Misalnya: yang dibelajarkan.
ﺫهﺐ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺇ ى ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ
ﻣ Simpulan
ﻣ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺇ ى ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ Penyelesaian problem pembelajaran
ﺍﻟﺮﺟﻞ bahasa Arab belum mencapai tingkat
keberhasilan yang memadai. Banyak faktor
ﺫهﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺇ ى ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ
yang menyebabkannya, salah satunya adalah
ﺍﻟﺴﻮﻕ persoalan metode pembelajaran yang
ﺫهﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺇ ى ﺍﻟﺴﻮﻕ digunakan. Walaupun demikian, metode
hanyalah salah satu dari banyak faktor
3. Penggantian ganda, yaitu mengganti dua penyebabnya, sementara metode pada saat
kata atau lebih dalam sebuah struktur. digunakan terkait dengan faktor-faktor lain,
Misalnya: seperti sarana belajar, lingkungan belajar,
ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺭﺳﺎﻟﺔ كﻞ ﻳﻮﻡ motivasi belajar, kompetensi guru dan
profesionalismenya.
ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﺳﺒﻮﻉ
Untuk mengatasi problematika
ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﺳﺎﻟﺔ كﻞ ﺍﺳﺒﻮﻉ tersebut, hal yang harus dilakukan
ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺷهﺮ adalah pembenahan kompetensi dan
ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺭﺳﺎﻟﺔ كﻞ ﺷهﺮ profesionalisme guru mulai dari jenjang
pendidikan paling rendah hingga tingkat Arab yang mestinya memiliki semangat
tinggi. Selain itu, paradigma pembelajaran kuat untuk mengembangkan masyarakat
bahasa Arab harus diubah dari sekadar muslim berbahasa Arab melalui pemberian
sebagai alat spiritualisasi menjadi alat beasiswa besar-besaran untuk studi lanjut,
sainti ikasi, dan perubahan ini harus dan bahkan peluang bekerja di negara-
didukung dengan politik pemerintah baik negara Timur Tengah dengan syarat
Indonesia yang mayoritas penduduknya memiliki kompetensi berbahasa Arab yang
muslim maupun pemerintah negara-negara memadai, baik lisan maupun tulisan. []
Daftar Rujukan
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Effendy, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005.
Fahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing, Jakarta: Bania Publishing,
2010.
______, Teknik Pembelajaran Kemahiran Bahasa, Jakarta: Bania Publishing, 2011.
Ibrahim, Hamadah, Al-Ittijâhât al-Muʻâshirah î Tadrîs al-Lughah al-ʻArabiyyah wa al-Lughah
al-Hayyah al-Ukhrâ li Ghair al-Nâthiqîna bihâ, Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1987.
al-Ghalayaini, Musthafa, Jâmiʻ al-Durûs al-ʻArabiyyah, Beirut: al-Maktabah al-ʻAsyriyah,
2003.
al-Khuli, Muhammad ʻAli, Asâlîb Tadrîs al-Lughah al-ʻArabiyyah, al-Riyadh: Maktabah al-
Farazdaq, 1989.
Mackey, W. F., Language Teaching Analysis, London: Longman, 1965.
Purwo, Bambang Kaswanti, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984,
Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Richards, Jack C. dan Theodore S. Rodgers, Approaches and Methods in Language Teaching,
Cambridge: Cambridge University Press, 2001.
Thuʻaimah, Rusydı̂ Ahmad, Taʻlîm al-ʻArabiyah li Ghair al-Nâthiqîna bihâ, Manâhijuhâ wa
asâlîbuhâ, Rabath: Isesco, 1989.
Wright, Tony, Role of Teacher and Learner, Oxford: Oxford University Press, 1987.