Anda di halaman 1dari 20

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB :

PROBLEMATIKA DAN SOLUSINYA*

Aziz Fahrurrozi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
email : aziz.fahrurrozi@uinjkt.ac.id

Abstract
There are some factors in luencing teaching and learning of foreign language. In teaching Arabic,
for example, linguistic factors, such as Phonology, Grammatical rules, Morphology, and Vocabulary.
Non linguistic factor also in luences teaching and learning Arabic, for example, teaching aids, teaching
method, age and environment. Teaching method in Arabic classroom is one of the important factor.
This article discusses how linguistic factor and non linguistic factor in luenced Arabic Classroom.

Keywords: teaching method, linguistic factors, non linguistic factors, Arabic classroom

‫ﻣلخﺺ ﺍﻟﺒﺤﺚ‬
.‫ﻳﻮﺍﺟﻪ تﻌﻠﻴﻢ ﺃﻳﺔ ﻟﻐﺔ ﺃﺟﻨبﻴﺔ ﻋﺪﺓ ﻣﺸﺎكﻞ ﺗﻘﺘ ﺍﻟﺘﻔﻜ ﺮ ﻭﺍﻻهﺘﻤﺎﻡ ﺎ ﺣ ﻳﺘﻤﻜﻦ ﻣﻦ ﺇﻳﺠﺎﺩ ﺣﻠﻮﻟهﺎ‬
‫ ﻓﺎﻟﻠﻐﻮيﺔ ﺗﻈهﺮ ي ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﻭﺍﳌﻔﺮﺩﺍﺕ‬.‫ﻭﺗﻨﻘﺴﻢ ﻣﺸكﻼﺕ تﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ ﺇ ى ﺍﳌﺸكﻼﺕ ﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ ﻭﻏ ﺮﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ‬
‫ﻭﺍﻟﻘﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﻨﺤﻮيﺔ ﺃﻭﺍﻟﺼﺮﻓﻴﺔ ﻭﺍﻟ ﺮﺍﻛﻴﺐ؛ ﻭﺃﻣﺎ ﻏ ﺮﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ ﻓ ﺮﺗﺒﻂ ﺑﺪﻭﺍﻓﻊ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺇ ى تﻌﻠﻤهﺎ ﻭﺍﻟﻮﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ‬
‫ ﻭﺗﺨﺘﻠﻒ ﺻﻌﻮبﺎﺕ تﻌﻠﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ‬.‫ﻭﻛﻔﺎﺀﺓ ﺍﳌﺪﺭﺱ ﻭﻃﺮﻕ ﺍﻟﺘﺪﺭيﺲ ﻭﻓﺮﺻﺔ ﺍﻟﺪﺭﺍﺳﺔ ﻭﺍﻟﺒيﺌﺔ ﺍﻟﻠﻐﻮيﺔ ﻭﻏ ﺮهﺎ‬
‫ هﺬﻩ ﺍﳌﻘﺎﻟﺔ ﺗﻜﺸﻒ ﻋﻦ ﻣﺸكﻼﺕ تﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬.‫ﺗﺒﻌﺎ ﻟﺴﻦ ﺍﻟﺪﺍﺭﺱ ﻭﺍﻟﺒيﺌﺔ ﺍﻟ يﻌيﺶ ﻓ ﺎ ﺃﺛﻨﺎﺀ تﻌﻠﻤﻪ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬
.‫ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ ﻟﺪﻯ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺍﻹﻧﺪﻭﻧيﺴﻴ ﻥ ﻭﻃﺮﻕ ﻋﻼﺟهﺎ ﺍﻟ ﻳنﺒ ي ﺗﻄﺒﻴﻘهﺎ ﻋ ى ﺍﳌﺪﺭﺳ ﻥ ﺍﳌﺆهﻠ ﻥ‬

‫ ﻃﺮﻕ ﺍﻟﺘﺪﺭيﺲ‬،‫ ﻣﺸكﻼﺕ ﻟﻐﻮيﺔ ﻭﻏ ﺮﻟﻐﻮيﺔ‬،‫ تﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮبﻴﺔ‬:‫ﺍﻟﻨﻘﺎﻁ ﺍلحﺎﻛﻤﺔ‬

Abstrak
Pengajaran bahasa Arab di Indonesia sering kali menghadapi problem linguistik dan non-
linguistik yang harus segera dituntaskan. Problem linguistik, seperti fonetik, morfologi, dan struktur,
sedangkan problem non-linguistik, antara lain, motivasi belajar, sarana belajar, metode pengajaran,
waktu belajar, dan lingkungan pembelajaran. Persoalan pembelajaran bahasa sangat bervariasi sesuai
dengan usia pelajar dan lingkungan tempat belajar. Artikel ini mengungkap problematika pengajaran
bahasa Arab di Indonesia sekaligus bagaimana cara mengatasinya.

Kata Kunci: bahasa Arab, pembelajaran, problem linguistik, problem non-linguistik, metode
pengajaran

*Naskah diterima: 1 September 2014, direvisi: 9 Oktober 2014, disetujui: 7 November 2014.
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

Pendahuluan kebahasaan yang sering disebut problem


Bahasa Arab, meskipun diakui sebagai linguistik, dan problem non-kebahasaan
bahasa kitab suci, tidak berpengaruh secara atau non-linguistik. Pengetahuan guru
signi ikan terhadap sikap belajar siswa dan tentang kedua problem itu sangat penting
hasil belajarnya. Karena itu, bahasa Arab agar ia dapat meminimalisasi problem dan
seharusnya dibelajarkan oleh orang yang mencari solusinya yang tepat sehingga
menguasai bahasa Arab dan memahami pembelajaran bahasa Arab dalam batas
pembelajarannya secara akademik dan minimal dapat tercapai dengan baik. Sikap
pedagogik. Dan, pengetahuan guru mengeluh tanpa mencari jalan keluar adalah
tentang problematika pengajaran Bahasa hal utopis.
Arab mutlak diperlukan agar ia mampu Problem kebahasaan adalah persoalan-
menemukan solusi yang tepat dalam persoalan yang dihadapi siswa atau
membelajarkannya. pembelajar (pengajar) yang terkait langsung
Problem pembelajaran bahasa Arab dengan bahasa. Sedangkan, problem non-
yang paling serius untuk ditangani adalah kebahasaan adalah persoalan-persoalan
keseriusan belajar siswa dan keseriusan gu- yang turut mempengaruhi, bahkan domi-
ru dalam mengajar. Keseriusan belajar dan nan bisa menggagalkan, kesuksesan pro-
mengajar ini tidak bisa diawali oleh sikap gram pembelajaran yang dilaksanakan.1
terpaksa untuk mengikuti sebuah struktur Problem kebahasaan dapat
kurikulum sehingga memasung kebebasan diidenti ikasi, antara lain, sebagai berikut:
berkreasi untuk memperoleh pengetahuan 1. Problem Ashwât ʻArabiyyah
dan menajamkan keterampilan. Belajar Problem ashwât adalah persoalan
sejatinya memberdayakan aspek isik dan terkait dengan sistem bunyi atau
psikis manusia agar menjadi pribadi unggul fonologi. Bunyi bahasa Arab ada
yang efektif. yang memiliki kedekatan dengan
Berbagai keluhan tentang rendahnya bunyi bahasa pebelajar dan ada pula
prestasi pembelajaran bahasa Arab acap yang tidak memiliki padanan dalam
kita dengar dari beragam penelitian dan bahasa pebelajar. Secara teori, bunyi
tulisan. Usaha untuk memperbaiki mutu yang tidak memiliki padanan dalam
pembelajaran pun telah dilakukan dengan bahasa pebelajar diduga akan banyak
berbagai upaya. Namun, hasilnya tetap saja menyulitkan pebelajar daripada bunyi
masih jauh dari memadai. Karena itu, ada yang mempunyai padanan. Karena itu,
baiknya diidenti ikasi kembali problematika solusinya adalah memberikan pola
pembelajaran bahasa Arab disertai upaya latihan intens dan contoh penuturan
untuk mencari solusi yang tepat. Tulisan ini dari kata atau kalimat yang beragam.2
akan memetakan problematika dan solusi Dalam hal ini, guru dituntut memiliki
pembelajaran bahasa Arab secara akademik keterampilan ekspresif dalam memberi
dan pedagogik. contoh sebanyak mungkin agar
pengayaan kosakata juga terbangun
Problematika Pengajaran Bahasa Arab 1
Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyudin,
Pembelajaran Bahasa Asing (Jakarta: Bania
Secara teoretis, ada dua problem
Publishing, 2010), h. 1.
yang sedang dan akan terus dihadapi 2
Muhammad ʻAli al-Khû lı̂, Asâlîb Tadrîs al-
pembelajaran bahasa Arab, yaitu: problem Lughah al-ʻArabiyyah (Riyadh: Maktabah al-Farazdaq,
1989), h. 147.

162 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

secara baik dan membentuk kumulatif. dan penyerapan kata-kata bahasa


Ini berarti pemilihan contoh juga harus Arab ke bahasa Indonesia itu dapat
berupa kosakata yang mempunyai juga menimbulkan problem tersendiri,
kebermaknaan. antara lain:
a. Penggeseran arti kata serapan
2. Problem Kosakata (Mufradât) Banyak kata atau ungkapan yang
Bahasa Arab adalah bahasa yang pola diserap dalam bahasa Indonesia
pembentukan katanya sangat beragam artinya berubah dari arti sebenarnya
dan leksibel, baik melalui cara derivasi dalam bahasa Arab. Contohnya,
(tashrîf isytiqâqî) maupun dengan cara ungkapan “‫ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﷲ‬ˮ (mâ syâʼa Allâh).
in leksi (tashrîf iʻrâbî). Melalui dua cara Dalam bahasa Arab, “mâ syâʼa Allâhˮ
pembentukan kata ini, bahasa Arab digunakan untuk menunjukkan rasa
menjadi sangat kaya dengan kosakata takjub (terhadap hal-hal yang indah
(mufradât). Dalam konteks penguasaan dan luar biasa) tetapi dalam bahasa
kosakata, Rusydi Ahmad Thuʻaimah Indonesia, maknanya berubah
berpendapat: “Seseorang tidak akan untuk menunjukkan hal-hal yang
dapat menguasai bahasa sebelum ia bernuansa negatif atau keluhan,
menguasai kosakata bahasa tersebut”.3 seperti ungkapan ”Masya-Allah...
Dengan karakter bahasa Arab yang anak ini kok bandel amat!”
pembentukan katanya beragam dan b. Perubahan lafal dari bunyi bahasa
leksibel tersebut, problem pengajaran Arabnya
kosakata bahasa Arab akan terletak pada Contohnya, kata “berkatˮ yang
keanekaragaman bentuk marfologis berasal dari kata ‫( ﺑﺮﻛﺔ‬barakah) dan
(wazan) dan makna yang dikandungnya, kata “kabarˮ yang berasal dari kata
serta akan terkait dengan konsep- ‫( ﺧ ﺮ‬khabar).
konsep perubahan derivasi, perubahan c. Perubahan arti tetapi lafalnya
in leksi, kata kerja (afʻâl/verb), mufrad tidak berubah
(singular), mutsannâ (dual), jamak Misalnya, kata “kalimatˮ berasal dari
(plural), ta’nîts (feminine), tadzkîr kata ‫( كﻠﻤﺔ‬kalimah/t). Dalam bahasa
(masculine), serta makna leksikal dan Arab, kalimah/t berarti “kata” tetapi
fungsional. dalam bahasa Indonesia, ia berubah
Dalam konteks pengajaran bahasa, artinya menjadi “susunan kata
ada realita lain yang terkait dengan yang lengkap maknanya”. Padahal,
kosakata yang perlu diperhatikan, susunan kata dalam bahasa Arab
yaitu banyaknya kata dan istilah Arab disebut ‫( ﺗﺮﻛﻴﺐ‬tarkîb) atau ‫ﺟﻤﻠﺔ‬
yang telah diserap ke dalam kosakata (jumlah). Begitu juga dengan
bahasa Indonesia atau bahasa daerah. beberapa kata dan istilah yang
Pada satu sisi, kondisi tersebut telah mengalami penyempitan dan
memberi banyak keuntungan, tetapi perluasan makna.
pada saat yang sama, perpindahan Selanjutnya, menurut mazhab
struktural, kata adalah suatu wujud
3
Rusydı̂ Ahmad Thuʻaimah, Taʻlîm al-
ʻArabiyah li Ghair-al-Nâthiqîna bihâ: Manâhijuhâ wa minimal yang bebas. Kata adalah
asâlîbuhâ (Rabath: Isesco, 1989), h. 194. unit terkecil dari suatu bahasa yang

Aziz Fahrurrozi 163


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

bersifat independen.4 Takrif kata atau dengan pendekatan hafalan. Padahal,


mufradât sangat beragam sesuai dengan pembelajaran kaidah menurut hemat
pandangan para pakar terhadapnya. penulis seharusnya dibelajarkan
Karena itu, pembelajar sebaiknya me- dengan pendekatan analogi atau
mahami hakikat pengajaran mufradât qiyâsî dan bukan dengan pendekatan
sehingga terhindar dari kesalahan bunyi samâʻî (mengikuti tuturan pemilik
dan arti, serta pergeseran makna. bahasa). Menurut al-Ghalayaini, ilmu
sharf sebagai bagian dari gramatika
3. Problem Qawâʻid dan Iʻrâb yang berbicara tentang dasar-dasar
Tata bahasa Arab atau qawâʻid, baik pembentukan kata harus mendapat
terkait pembentukan kata (shar iyyah) perhatian dalam pembelajaran bahasa.5
maupun susunan kalimat (nahwiyyah),
sering kali dianggap kendala besar bagi 4. Problem Tarâkîb (Struktur Kalimat)
pelajar bahasa Arab. Apa pun anggapan Problem tarâkîb (struktur kalimat)
kita terhadap kesulitan qawâʻid itu merupakan salah satu masalah
tidak akan mengubah eksistensinya. kebahasaan yang sering dihadapi
Sebab, guru pada akhirnya tetap oleh pembelajar dan pelajar bahasa
dituntut memahami apa yang dirasakan Arab. Masalah ini dapat diatasi dengan
sulit oleh pebelajar bahasa Arab, lalu memberikan pola kalimat ismiyyah dan
menawarkan cara yang mudah untuk iʻliyah yang frekuensinya tinggi, dengan
menguasai bahasa Arab dalam waktu keragaman bentuk dan modelnya,
relatif singkat. lalu melatihkannya dengan pola
Menurut penulis, upaya yang harus pengembangan yang beragam. Inilah
dilakukan adalah menyederhanakan di antara problem linguistik yang akan
dua hal, yaitu binyah al-kalimah (bentuk selalu dihadapi oleh guru bahasa Arab.
kata) dan mawâqiʻ al-iʻrâb (fungsi
Adapun problem non kebahasaan (non-
kata dalam kalimat). Penyederhanaan
linguistik), antara lain, meliputi:
dimaksud adalah menghindari dan
bahkan membuang hal-hal yang 1. Motivasi dan minat belajar
kurang fungsional atau yang frekuensi Motivasi dan minat belajar
penggunaannya sangat jarang. Binyah merupakan problem non-linguistik
al-kalimah (konstruk kata) yang dipilih yang banyak dijumpai di kelas-kelas
adalah yang fungsionalnya baik dalam pembelajaran bahasa Arab, dan
bahasa lisan atau membaca teks. pencapaian hasil belajar sering kali
Fakta menunjukkan bahwa di antara dipengaruhi oleh motivasi dan minat
wazan-wazan (neraca/pola kata) yang belajar.6 Belajar tanpa motivasi tidak
diperkenalkan dalam pembelajaran 5
Musthafa al-Ghalayaini, Jâmiʻ al-Durûs
bahasa Arab—kecuali iʻil dan mashdar al-ʻArabiyyah (Beirut: al-Maktabah al-ʻAshriyyah,
2003), h. 9.
yang bersumber pada kata dasar tiga 6
Para pakar motivasi, seperti Maslow dengan
huruf—banyak yang tidak produktif teorinya: hierarki kebutuhan, McClelland dengan
untuk kepentingan berbahasa dan “motivasi berprestasi”, Mc Gregor (teori X dan Y),
juga teori motivasi Hezberg, dan teori ERG Aldefer,
hanya membangun cara belajar sama-sama meyakini bahwa keberhasilan belajar
4
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik dipengaruhi oleh motivasi dan kebutuhan atau
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 163. keinginan kuat untuk berprestasi.

164 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

dapat mencapai hasil yang maksimal, 6. Lingkungan berbahasa (yang dapat


apalagi jika dalam diri orang yang mendorong siswa berani berbicara
belajar tertanam perasaan tidak suka tanpa ada rasa malu dan takut salah).
terhadap materi pelajaran dan guru Makin tinggi rasa malu dan takut salah,
yang mengajarkannya. Belajar yang makin tidak akan pernah tercipta
sukses adalah yang melibatkan siswa suasana berbahasa.
secara untuh, baik isik maupun psikis. Dari kedua problem di atas, tampak
Oleh karena itu, guru harus mendorong bahwa yang paling dominan mempengaruhi
siswa untuk menyukai bahasa Arab yang keberhasilan pembelajaran bahasa Arab
akan berguna bagi kehidupannya kelak. adalah problem-problem non-kebahasaan,
2. Sarana belajar salah satunya adalah metode. Hal lain
Sarana belajar dapat menjadi yang tidak kalah penting dari problem
problem apabila tidak kondusif, seperti non-linguistik adalah motivasi belajar
kondisi yang bising, panas, dan tidak nya- siswa. Sebab, belajar bahasa dengan hanya
man. Sarana yang tidak kondusif akan mengandalkan waktu yang tersedia di kelas
memperburuk pencapaian hasil belajar dapat dipastikan tidak akan sukses kecuali
bahasa Arab. Sebaliknya, suasana yang hanya untuk memenuhi kriteria ketuntasan
menyenangkan dan membuat siswa minimal rapor.
betah berada di ruang belajar akan
mendukung pencapaian hasil belajar Kunci Pembelajaran Bahasa Asing
yang maksimal. Ada tiga kata kunci yang perlu dipahami
3. Kompetensi guru dengan baik terkait dengan pembelajaran
bahasa Arab sebagai bahasa asing, yaitu:
Guru yang tidak kompeten akan
pendekatan (al-madkhal), metode (al-
menjadi problem dalam pembelajaran
tharîqah), teknik (al-uslûb al-ijrâʼî).
bahasa Arab. Kompetensi guru dinilai
1. Pendekatan (Madkhal/Approach)
dari segi profesional, pedagogik,
Pendekatan adalah sejumlah asumsi
kepribadian, dan sosial. Masalahnya,
yang berkaitan dengan sifat alami
banyak guru bahasa tidak berlatar
bahasa, sifat alami pengajaran bahasa,
pendidikan guru bahasa, tetapi sekadar
dan pembelajarannya. Pendekatan
mengetahui bahasa Arab.
berbentuk asumsi-asumsi dan konsep
4. Metode pembelajaran yang digunakan tentang bahasa, pembelajaran bahasa,
(dipilih secara tepat sesuai tujuan, dan pengajaran bahasa. Orang-orang
sesuai materi, sesuai sarana tersedia bisa berbeda pendapat tentang
dan tingkat kemampuan pembelajar). suatu asumsi. Oleh karena itu, dalam
Ketidak tepatan memilih metode apa- pengajaran bahasa juga ditemukan
lagi tidak tahu metode apa yang harus berbagai asumsi yang berbeda tentang
dipilih tentu sangat mempengaruhi hakikat bahasa dan pengajarannya.
terhadap keberhasilan belajar Dari asumsi-asumsi tentang bahasa dan
mengajar. pembelajaran bahasa, suatu metode
5. Waktu yang tersedia (cukup waktu akan dikembangkan, dan bisa jadi
untuk mendapat layanan, baik di kelas beberapa metode dilahirkan dari satu
maupun di luar kelas). pendekatan yang sama.

Aziz Fahrurrozi 165


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

Richards dan Rodgers menyatakan juga didasarkan pada hal-hal yang


bahwa paling tidak ada tiga aliran bersifat ketatabahasaan. Karena itu,
pandangan yang berbeda tentang materi evaluasinya diorientasikan
sifat alami bahasa, yakni: aliran secara gramatikal. Begitu juga halnya
struktural, aliran fungsional, dan aliran dengan metode lain yang dikembangkan
interaksional. Aliran struktural melihat berdasarkan dua aliran tentang sifat
bahasa sebagai suatu sistem yang alami bahasa.
terbentuk dari beberapa elemen/unsur Metode-metode yang berbeda
yang berhubungan secara struktural. berasal dari teori-teori atau asumsi-
Aliran fungsional menganggap bahasa asumsi yang berbeda tentang sifat
sebagai suatu alat (media) untuk alami bahasa. Asumsi-asumsi tentang
mengungkapkan makna-makna fung- sifat alami bahasa bisa berbeda karena
sional. Aliran ini menekankan tidak berbeda orang bisa menyepakati asumsi-
hanya pada elemen-eleman tata bahasa asumsi tertentu sementara beberapa
(seperti aliran struktural) tetapi juga orang lain bisa menyepakati asumsi-
seputar topik-topik atau konsep-konsep asumsi yang lain. Mereka tidak harus
yang ingin dikomunikasikan oleh saling membantah mengapa sebagian
para pebelajar bahasa. Adapun aliran dari orang menyepakati asumsi-asumsi
interaksional memandang bahwa ba- yang mereka tidak setujui. Asumsi-
hasa adalah suatu sarana (media) untuk asumsi di bawah ini merupakan asumsi-
menciptakan hubungan-hubungan asumsi yang umum seputar sifat alami
interpersonal dan interaksi-interaksi bahasa.
sosial antar individu.7 Ketiga pandangan 1. Bahasa adalah sekumpulan bunyi
yang berbeda tentang sifat alami bahasa yang memiliki maksud tertentu dan
tersebut akan mengarahkan masing- diorganisir oleh aturan-aturan tata
masing orang memiliki asumsi-asumsi bahasa (Metode Guru Diam).
yang berbeda tentang apa itu bahasa 2. Bahasa adalah ungkapan percakapan
dan pada akhirnya melahirkan beragam sehari-hari dari kebanyakan orang
metode dalam pengajaran bahasa. yang diucapkan dengan kecepatan
Sebagai contoh, metode-metode normal (Metode Audiolingual).
pengajaran bahasa yang telah 3. Bahasa adalah suatu sistem untuk
dikembangkan berdasarkan aliran mengungkapkan maksud (Metode
struktural menyarankan para guru Komunikatif).
bahasa untuk memilih bahan-bahan 4. Bahasa adalah seperangkat aturan
pengajaran mereka berdasarkan tata bahasa dan bahasa terdiri dari
pertimbangan yang bersifat tata bagian-bagian kecil bahasa (Metode
bahasa. Mereka memilih unsur-unsur Respons Fisik Total).8
tata bahasa lalu menyajikannya dalam Selanjutnya, prinsip-prinsip dalam
suatu urutan dalam keseluruhan pengajaran bahasa asing dikembangkan
rencana pengajaran mereka. Evaluasi dari satu aksioma tentang bahasa.
pembelajaran dan proses pembelajaran Penulis melihat bahwa prinsip-prinsip
7
Richards dan Rodgers, Approaches and berikut dikembangkan dari satu aksioma
Methods in Language Teaching (Cambridge: 8
Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyudin, op. cit.,
Cambridge University Press, 2001), h. 20-21. h. 3.

166 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

bahwa bahasa adalah sekumpulan Secara umum, sebuah pendekatan


bunyi yang memiliki maksud tertentu mempunyai jawaban untuk kedua
dan diorganisir oleh aturan-aturan tata pertanyaan tersebut tetapi bisa juga
bahasa. hanya menekankan pada salah satu dari
1. Silabus tersusun dari struktur- dua pertanyaan itu. Beberapa contoh
struktur linguistik. asumsi yang berhubungan dengan
2. Bahasa pada tahapan awal dipelajari teori-teori pembelajaran adalah sebagai
sebagai bunyi lalu dikaitkan dengan berikut.
makna. 1. Pembelajaran akan lebih mudah
3. Pengulangan bahan pengajaran manakala para pebelajar bahasa
didasarkan pada struktur-struktur menemukan sendiri dibandingkan
linguistik. dengan melalui pengulangan
Ketiga prinsip di atas menyiratkan dan hafalan yang tidak dibarengi
bahwa pengajaran bahasa harus pemahaman tentang apa yang
dilakukan dengan suatu silabus yang dipebelajarinya (Metode Guru
diatur berdasarkan sudut pandang tata Diam).
bahasa. Penyajian bahan-bahan ajar 2. Pembelajaran melibatkan fungsi-
dalam pengajaran bahasa tidak selalu fungsi tak-sadar, sebagaimana juga
dilakukan dengan cara demikian. Dalam melibatkan fungsi-fungsi sadar
menyampaikan bahan ajar, ada beberapa (Metode Suggestopedia).
jenis silabus yang dikembangkan dari 3. Norma-norma dalam masyarakat
asumsi-asumsi yang berbeda tentang sering kali menghalangi
sifat alami bahasa, dan masing-masing proses pembelajaran (Metode
jenis silabus akan menjadi karakter Suggestopedia).
pembeda suatu metode. 4. Pembelajaran bahasa akan
Mencermati bahwa pendekatan juga berlangsung jika para pebelajar
terkait dengan asumsi-asumsi tentang bahasa mempunyai rasa aman
pengajaran dan pembelajaran bahasa, (Metode Pembelajaran Bahasa
maka asumsi-asumsi tentang sifat alami Berkelompok).
bahasa perlu didukung oleh teori-teori 5. Pembelajaran bahasa adalah suatu
tentang pembelajaran. Ada banyak proses pembentukan kebiasaan
teori tentang pembelajaran. Richards (Metode Audiolingual).
dan Rodgers menyatakan bahwa suatu Lalu, bagaimana suatu asumsi
landasan teori pembelajaran yang tentang pembelajaran bahasa
berhubungan dengan pendekatan berkembang menjadi prinsip-prinsip
atau metode terkait dengan dua suatu metode? Hal ini dapat dijelaskan
pertanyaan mendasar, yaitu: (1) apa dengan ilustrasi berikut. Ketika guru
saja proses psikolinguistik dan kognitif bahasa mempunyai asumsi bahwa
yang dilibatkan dalam pembelajaran ‘Pembelajaran akan lebih mudah jika
bahasa, (2) apa saja kondisi yang harus para pebelajar bahasa menemukan
dipenuhi demi terlaksananya proses sendiri dibandingkan dengan melalui
pembelajaran tersebut.9 pengulangan dan hafalan yang tidak
9
Richards dan Rodgers, op. cit., h. 22. dibarengi pemahaman’, maka ia akan

Aziz Fahrurrozi 167


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

segera mengembangkan prinsip- Terjemah, kata “metodeˮ menekankan


prinsip yang sesuai dengan penemuan pada aspek materi pengajaran, yaitu
sendiri oleh pebelajar. Di antara prinsip tata bahasa dan terjemah.10
tersebut adalah: Menurut Mackey, semua pengajaran,
1. Bahasa diajarkan dengan apakah yang baik atau jelek, akan
menggunakan objek isik (benda melibatkan pemilihan (ikhtiyâr/se-
nyata). lection), penjenjangan (tadarruj/
2. Bahasa disajikan melalui pemecahan gradation), penyajian (taqdîm/pre-
masalah (problem solving) yang sentaion), dan pengulangan (tikrâr/re-
melibatkan materi ajar yang petition).11 Pembelajaran melibatkan
dipelajari. pemilihan karena guru bahasa tidak
3. Makna dijelaskan melalui penyajian bisa mengajarkan keseluruhan aspek
berbagai konteks, bukan melalui bahasa. Guru harus memilih bagian
terjemahan. yang ingin dia ajar. Pengajaran juga
4. Para siswa diberi kesempatan untuk harus melibatkan gradasi materi karena
melakukan banyak praktik tanpa guru tidak bisa mengajar semua yang
menekankan pengulangan. telah dia pilih secara serempak dan
Asumsi tentang pembelajaran harus meletakkan yang satu setelah
bahasa yang telah dikembangkan ke yang lain. Pembelajaran juga terkait
dalam empat prinsip tersebut masih dengan presentasi karena guru tidak
bisa berkembang menjadi prinsip- bisa mengajar bahasa tanpa meng-
prinsip lain bergantung pada kreativitas komunikasikannya kepada siswa; guru
dan pengalaman guru. harus menyajikan apa yang telah dia
pilih kepada siswa. Dan, pembelajaran
juga terkait dengan pengulangan karena
2. Metode (Tharîqah/Method)
guru tidak bisa membuat siswa belajar
Pendekatan berada pada level
bahasa tanpa pengulangan bahan-bahan
teoretis, sementara metode adalah
yang sedang mereka pelajari; guru
rencana dari pengajaran bahasa yang
harus mengajarkan ragam keterampilan
konsisten dengan suatu pendekatan.
berbahasa dengan praktik; dan
Metode menjadi kelanjutan pendekatan
semua keterampilan bergantung pada
karena rencana dari pengajaran bahasa
praktik. Oleh karena itu, semua metode
harus dikembangkan dari teori-
perlu mermasukkan empat langkah
teori tentang sifat alami bahasa dan
pengajaran tersebut.
pembelajaran bahasa. Perbedaan makna
Ada cara lain untuk memahami
dari “metodeˮ dapat dirujuk dari nama
makna metode dalam pengajaran bahasa,
beberapa metode. Kata “metodeˮ dalam
yaitu yang diusulkan oleh Richards dan
Metode Langsung mengacu kepada
Rodgers.12 Mereka mereformasi konsep
suatu aspek dari pengajaran bahasa:
10
A. Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran
yaitu penyajian materi. Kata “metodeˮ
Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), h. 35.
dalam Metode Membaca mengacu pada 11
W. F. Mackey, Language Teaching Analysis
penekanan dari suatu keterampilan (London: Longman, 1965), h. 157.
12
Lihat H. Douglas Brown, Teaching by
berbahasa: yaitu keterampilan membaca.
Principles: An Interactive Approach to Language
Sedangkan, dalam Metode Tata Bahasa- Pedagogy (New York: Pearson-Longman, 2001).

168 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

‘metode’ dan memberikan penamaan tugas dan aktivitas pembelajaran yang


baru untuk “pendekatan, metode, didukung suatu metode; (d) peran-
dan teknik” menjadi “pendekatan, peran dari para guru bahasa; (e) peran-
rancangan, dan prosedur”. Dalam peran dari para pebelajar bahasa; dan
konsep baru ini, metode menjadi istilah (f) peran bahan ajar.
kunci untuk menggambarkan ketiga Hamadah berpendapat bahwa
tahapan proses (pendekatan, desain, penggunaan bahasa langsung dalam
dan prosedur) tersebut, atau menjadi pengajaran bahasa asing akan efektif
payung utama untuk spesi ikasi dan untuk tercaapainya kemahiran
interrelasi antara teori dan praktik. berbahasa. Namun, ada juga metode
Sebuah metode secara teoretis lain yang memberikan penekanan
terkait dengan suatu pendekatan dan yang lebih besar pada tata bahasa dan
diorganisir dalam desain, dan secara pengucapan kata-kata yang akurat
praktis direalisasikan dalam prosedur. sejak dini. Ada beberapa metode
Pada tingkat desain, sasaran hasil dari yang dikembangkan untuk mengajar
pengajaran bahasa, silabus bahasa dan tata bahasa dan kosakata dasar
isi ditentukan. Pada tingkat ini pula, suatu bahasa. Yang lain lagi lebih
peran dari guru dan materi pembelaja- memilih sasaran akhir dalam bentuk
ran ditetapkan. Dengan menggunakan pemahaman kebahasaan dibanding
terminologi Richards dan Rodgers, dalam bentuk perilaku berbahasa.13
metode mencakup pendekatan, Di lain pihak, Bambang berpendapat
desain dan prosedur. Meskipun uraian bahwa metode tata bahasa-terjemah
Richards dan Rodgers tentang metode yang pernah mendominasi pengajaran
berbeda dengan konsep Anthony, bahasa asing pada tahun 1840-an masih
pada dasarnya keduanya bersifat dapat diandalkan dalam pengajaran tata
sebangun, yaitu sama-sama memahami bahasa.14 Begitulah beberapa perbe-
bahwa suatu metode didasarkan pada daan tujuan akhir metode pengajaran
beberapa asumsi tentang bahasa dan bahasa yang dikembangkan dari asumsi
pembelajaran bahasa, dan selanjutnya tentang bahasa dan pembelajaran
akan direalisasikan dalam suatu bahasa yang berbeda-beda pula.
rangkaian teknik penyajian bahan ajar Menimbang bahwa metode juga
kepada para pebelajar bahasa, yang dikembangkan dari satu asumsi tentang
sering disebut prosedur. sifat alami bahasa, maka metode juga
Dalam kaitan pengembangan akan berhubungan dengan pemilihan
suatu pendekatan menjadi suatu materi pengajaran, yang sering disebut
metode, perlu dipahami makna desain dengan silabus. Silabus bahasa akan
sistem pembelajaran. Desain berada menjadi pemandu bagi para guru bahasa
pada tingkat analisis metode yang dalam memutuskan apa yang harus
mempertimbangkan; (a) apa sasaran 13
Hamadah Ibrahim, al-Ittijâhât al-Muʻâshirah
akhir dari suatu metode; (b) bagaimana î Tadrîs al-Lughah al-ʻArabiyyah wa al-Lughah al-
Hayyah al-Ukhrâ li Ghair al-Nâthiqîna bihâ (Kairo:
isi bahasa dipilih dan diorganisir dalam
Dâ r al-Fikr al-Arabı̂, 1987), h. 50.
suatu metode, model silabus yang 14
Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik
digunakan suatu metode; (c) jenis-jenis dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984
(Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 43.

Aziz Fahrurrozi 169


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

diajarkan (pemilihan), urutan materi c. Silabus Situational


ketika diajarkan (gradasi), bagaimana Materi pengajaran bahasa berisi
makna atau bentuk-bentuk bahasa sekumpulan situasi imajiner
disampaikan (presentasi), dan apa yang yang menempatkan suatu bahasa
harus dilaksanakan demi tercapainya digunakan sesuai momen tertentu.
penguasaan terhadap suatu bahasa Silabus situational, misalnya, bisa
(pengulangan). berisi situasi di rumah makan, di
Karena silabus bahasa mempunyai sekolah, di kantor, forum dialog,
peranan penting dalam memahami seminar, bertemu dengan tetangga
metode pembelajaran, diperlukan baru, dan berobat ke dokter.
kejelasan tentang jenis-jenis dari d. Silabus Berbasis Keterampilan
silabus bahasa. Guru bahasa sudah Materi pengajaran bahasa berisi
seharusnya memahami enam jenis sejumlah keterampilan yang spesi ik
silabus pengajaran bahasa dan mampu dalam menggunakan bahasa
memilih silabus apa yang menjadi sasaran. Contoh dari keterampilan-
acuan pengajarannya. Namun, dalam keterampilan dalam menggunakan
praktiknya, akan ada kombinasi antara bahasa sasaran bisa berupa mem-
dua jenis atau lebih dari silabus. baca untuk menemukan gagasan
Pemilihan jenis silabus bergantung utama, menulis alinea-alinea yang
pada metode, yang dikembangkan baik, dan mendengarkan untuk
berdasarkan pada suatu asumsi tentang menemukan gagasan utama.
e. Silabus Berbasis Tugas
sifat alami bahasa dan pembelajaran
Isi dari pengajaran bahasa dengan
bahasa.
silabus jenis ini adalah serangkaian
Enam jenis pengajaran bahasa
tugas terstruktur yang harus
silabus adalah sebagai berikut:
dikerjakan oleh para pebelajar
a. Silabus Struktural
bahasa; tugas-tugas tersebut
Materi pengajaran bahasa berisi
merupakan berbagai aktivitas yang
sekumpulan bentuk dan struktur
diperlukan ketika menggunakan
bahasa yang sedang diajarkan.
bahasa sasaran. Contoh dari tugas-
Contohnya: kata benda, kata kerja,
tugas tersebut adalah melamar
kata sifat, pernyataan, pertanyaan,
pekerjaan, memesan makanan
anak kalimat, dan seterusnya.
via telepon, dan mendapatkan
b. Silabus Nosional/Fungsional
informasi tentang suatu tempat
Materi pengajaran bahasa berisi
melalui telepon.
serangkaian fungsi atau maksud
f. Silabus Berbasis Isi
yang diungkapkan ketika suatu
Materi silabus berbasis isi dalam
bahasa digunakan. Silabus nosional
pengajaran bahasa sebenarnya
bisa meliputi fungsi-fungsi bahasa,
bukan silabus bahasa. Tujuan utama
seperti ungkapan salam, minta
penggunaan silabus ini adalah
maaf, meminta, dan memberi tahu,
untuk mengajar beberapa hal atau
serta bisa termasuk gagasan bahasa,
informasi dengan menggunakan
seperti usia, warna, perbandingan
bahasa sasaran. Karena itu, pokok
dan waktu.

170 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

bahasan menjadi bagian primer, “sumbatan informasiˮ dan “transfer


sedangkan pembelajaran bahasa informasiˮ; dalam hal ini, para pebelajar
terjadi secara otomatis selagi mengerjakan tugas yang sama tetapi
para pebelajar bahasa sedang masing-masing pebelajar mempunyai
mempelajari pokok materi. Contoh informasi yang berbeda yang diperlukan
dari suatu silabus yang berbasis isi untuk melengkapi tugas tersebut.
adalah suatu kelas Filsafat Islam Jenis-jenis aktivitas pembelajaran
yang diajar dengan bahasa Arab. dalam metode dengan demikian
Selanjutnya, sasaran akhir dari menggambarkan tentang kegiatan-
suatu metode dicapai melalui proses kegiatan utama yang didukung dalam
pembelajaran, melalui interaksi yang aktivitas pembelajaran, seperti tanya
mengarahkan dan menata kegiatan para jawab, menanggapi perintah, pemecahan
guru, para siswa, dan bahan ajar di dalam masalah kelompok, aktivitas pertukaran
kelas. Perbedaan antarmetode pada informasi, improvisasi, tanya jawab,
tingkat pendekatan menjelma dalam atau latihan-latihan dan drill-drill.
pemilihan aktivitas pembelajaran di Di samping menentukan tujuan
dalam kelas. Proses pembelajaran yang akhir, jenis silabus bahasa, dan jenis-
berfokus pada ketelitian tata bahasa jenis tugas dan aktivitas pembelajaran
akan sangat berbeda dari pembelajaran bahasa, asumsi-asumsi tentang bahasa
yang berfokus kepada keterampilan- dan pembelajaran bahasa (pendekatan)
keterampilan komunikatif. Aktivitas juga menentukan peran-peran dari
yang dirancang untuk pengembangan para guru bahasa dan para pebelajar
proses-proses psikolinguistik yang bahasa. Pada dasarnya, para guru
spesi ik dalam pemerolehan bahasa bahasa mempunyai dua fungsi utama:
akan berbeda dengan aktivitas yang yaitu fungsi instruksional dan fungsi
diarahkan kepada penguasaan pola- manajerial.15 Kedua fungsi tersebut
pola tata bahasa tertentu. Metode saling melengkapi satu dengan yang
Audiolingual, sebagai contoh, lainnya; fungsi pertama tidak akan
menggunakan tanya jawab dan drill terlaksana tanpa fungsi kedua. Dalam
pola-pola bahasa secara ekstensif. Dalam praktiknya, sulit untuk memisahkan
metode ini, game-game interaktif sering kedua fungsi tersebut. Dan, para guru
digunakan untuk motivasi dan untuk bahasa dapat melaksanakan kedua
memberikan kesempatan melepaskan fungsi tersebut secara serempak.
diri dari kejenuhan. Beberapa metode lebih menekankan
Di lain pihak, drill-drill pola pelaksanaan fungsi instruksional
bahasa Metode Guru Diam juga daripada manajerial, sementara
menggunakan aktivitas pemecahan beberapa metode lain mendorong
masalah yang melibatkan pemakaian para guru bahasa untuk berfungsi
bagan-bagan khusus dan balok-balok lebih banyak sebagai manajer kelas.
warna-warnai. Berbeda dengan itu, Dalam beberapa metode, peran dari
para penjunjung pengajaran bahasa seorang guru bahasa sangat dominan
komunikatif menganjurkan pemakaian sementara dalam beberapa metode
15
Tony Wright, Role of Teacher and Learner
tugas-tugas yang melibatkan sebuah (Oxford: Oxford University Press, 1987), h. 52.

Aziz Fahrurrozi 171


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

yang lain, peran guru kurang dominan menunjukkan kesalahan-kesalahan


dalam strategi pembelajaran. Seperti yang dilakukan oleh para pebelajar
yang dinyatakan dalam Richards dan dan mengarahkan mereka untuk
Rodgers, beberapa metode sepenuhnya melakukan tugas-tugasnya dengan
bergantung pada guru sebagai seorang benar.
sumber pengetahuan dan penentu arah 5. Guru bahasa berfungsi sebagai
pembelajaran; sementara beberapa model untuk menghasilkan
metode lain melihat guru berperan ungkapan-ungkapan yang benar
sebagai katalisator, konsultan, pemandu, dan juga sebagai hakim yang
dan model untuk belajar.16 menentukan kapan peran serta
Beberapa peran paling umum yang pebelajar dilibatkan dalam kegiatan
dimainkan oleh para guru bahasa dengan pembelajaran dan menentukan
menggunakan metode yang berbeda apakah usaha-usaha mereka relevan
dapat diuraikan sebagai berikut. dan benar.
1. Guru bahasa berfungsi sebagai 6. Guru bahasa berfungsi sebagai
seorang organisator di dalam kelas. seorang sumber pengetahuan dan
Guru menjaga kedisiplinan agar penentu arah pembelajaran. Guru
tercipta suasana pembelajaran yang mengambil posisi dominan terhadap
efektif. Fungsi ini bisa dijalankan para pebelajar dalam memilih
dengan melibatkan para pebelajar bahan-bahan yang akan dipelajari
lebih aktif di dalam aktivitas dan juga bagaimana cara menguasai
kelas yang menuntut komunikasi bahan-bahan tersebut.
intersiswa dan usaha-usaha Peran guru secara otomatis akan
menuntut kerja sama. menentukan peran para pebelajar
2. Guru bahasa berfungsi sebagai bahasa. Ketika seorang guru bahasa
seorang konselor. Peran guru sangat dominan, maka para pebelajar
adalah untuk menanggapi berbagai bahasa akan kurang dominan dalam
permasalahan pebelajar dengan interaksi pembelajaran. Beberapa
penuh empati tanpa menghakimi metode telah dikritik karena membuat
dan untuk membantu para pebelajar para pebelajar bahasa menjadi
untuk mencapai tujuan pebelajaran perespons mekanik untuk stimulus-
bahasa. stimulus yang disampaikan kepada
3. Guru bahasa berfungsi sebagai mereka, yang berakibat pada terjadinya
seorang motivator; guru bahasa pengulangan-pengulangan. Para pe-
memberi pujian dan dorongan belajar bahasa akan lebih aktif dalam
agar para siswa melakukan usaha- pembelajaran manakala seorang guru
usaha yang positif. Fungsi ini bisa bahasa lebih banyak diam di dalam
dilakukan dengan memberi umpan kelas. Pola hubungan peranan pebelajar
balik positif terhadap tugas-tugas bahasa dan guru jumlahnya banyak dan
yang dikembalikan. berbeda-beda antarsatu metode dengan
4. Guru bahasa berfungsi sebagai metode lainnya.
seorang peninjau (observer). Guru Beberapa metode menegaskan
16
Richards dan Rodgers, op. cit., h. 28. bahwa guru dan pebelajar bahasa

172 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

harus berada dalam pola hubungan perhatian, dan bagian-bagian detail


yang seimbang, sementara beberapa dari materi dalam silabus atau tugas-
metode yang lain, peran guru bahasa tugas yang diperlukan. Bahan-bahan
diposisikan lebih tinggi karena dianggap pembelajaran juga menggambarkan
sebagai sumber utama dari berbagai atau menyiratkan sasaran akhir
keterampilan dan pengetahuan dalam pembelajaran sehari-hari yang secara
pembelajaran bahasa. Johnson dan bersama merealisasikan sasaran dari
Paulston menjelaskan lima peran silabus. Bahan ajar dirancang dengan
pebelajar yang memungkinkan para asumsi bahwa pembelajaran yang
pebelajar menjadi lebih otonom sebagai dilaksanakan dan dimonitor oleh guru
berikut. harus memenuhi berbagai tuntutan
1. Para pebelajar merencanakan yang berbeda-beda dari siswa sendiri.
program pebelajaran mereka Sebuah rancang-bangun dari
sendiri dan karena itu pada akhirnya suatu sistem instruksional dapat
menuntut tanggung jawab atas mengimplikasikan seperangkat pe-
apa yang mereka lakukan di dalam ranan khusus bagi materi ajar dalam
kelas. penunjangan silabus dan para pengajar
2. Para pebelajar memonitor dan serta para pebelajar. Sebagai misal,
mengevaluasi kemajuan mereka peranan materi instruksional atau
sendiri. bahan ajar dalam Metode Komunikatif
3. Para pebelajar adalah anggota dari dapat dijelaskan sebagai berikut:
suatu kelompok dan mereka belajar 1. Bahan atau materi ajar akan berpusat
dengan saling berinteraksi dengan pada kemampuan-kemampuan ko-
yang lainnya. munikatif mengenai interpretasi,
4. Para pebelajar adalah tutor pribadi ekspresi, dan negosiasi (penafsiran,
bagi para pebelajar yang lain. pengungkapan, dan perundingan).
5. Para pebelajar belajar dari guru, dari 2. Bahan atau materi ajar akan
siswa yang lain, dan dari sumber berpusat atau berfokus pada
belajar yang lainnya.17 pertukaran-pertukaran informasi
Komponen terakhir dalam tingkat yang mudah dipahami, relevan,
desain berhubungan dengan peran dan menarik, bukan melulu pada
materi pembelajaran di dalam sistem penyajian bentuk gramatikal.
pembelajaran. Apa yang ditetapkan 3. Bahan atau materi ajar akan
berkenaan dengan sasaran akhir, isi mencakup berbagai ragam teks dan
(dalam silabus), aktivitas pebelajaran, berbagai jenis media, yang dapat
dan peran pebelajar serta guru digunakan oleh para pembelajar
akan menentukan fungsi materi untuk mengembangkan kompetensi
pembelajaran. Materi pembelajaran mereka melalui beraneka ragam
lebih lanjut menjabarkan isi pokok kegiatan dan tugas.
bahasan dalam silabus, dan menentukan Peranan bahan ajar atau materi
atau menggariskan tingkat pemenuhan instruksional di dalam suatu sistem
materi silabus, mengalokasikan waktu, instruksional yang terarah dapat
17
Ibid. mencakup hal-hal berikut:

Aziz Fahrurrozi 173


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

1. Bahan/materi ajar akan me- Satu persoalan dapat diatasi dengan


mungkinkan para pembelajar berbagai macam teknik. Kegunaan dan
untuk maju dan berkembang sesuai efektivitas berbagai macam teknik
dengan kecepatan-belajar mereka dalam pengajaran dan pebelajaran
masing-masing. bahasa banyak bergantung pada metode
2. Bahan atau materi ajar akan dan pendekatannya. Berikut ini adalah
memungkinkan adanya gaya belajar beberapa contoh teknik mengoreksi
yang beraneka ragam. kesalahan siswa dalam kelas bahasa.
3. Bahan/materi ajar akan mem- 1. Guru tidak memberikan pujian atau
berikan kesempatan bagi studi dan kritik sehingga para pebelajar bahasa
penggunaan mandiri. dapat belajar untuk mengandalkan
4. Bahan atau materi ajar akan diri mereka (Metode Guru Diam).
2. Guru sering kali memberi
memberikan kesempatan bagi siswa
pujian ketika seorang siswa
untuk mengevaluasi kemajuan
melakukan suatu hal yang baik
mereka dalam pembelajaran.18
dalam pembelajaran (Metode
Audiolingual).
3. Teknik (Uslûb Ijrâ’i/Technique)
3. Ketika seorang siswa membuat
Perbedaan antara metode-metode
ungkapan yang salah, guru hanya
dapat dengan mudah diamati dari
mengulangi yang benar (Metode
teknik-tekniknya. Teknik bersifat
Respons Fisik Total).
implemantasional (tercirikan ketika 4. Guru tidak mempedulikan seorang
dilakukan). Maksudnya, suatu tek- siswa yang melakukan kesalahan
nik adalah apa yang benar-benar selama kesalahan itu tidak
berlangsung dalam kelas pembelajaran merintangi terjadinya komunikasi
bahasa, atau sebuah strategi khusus (Metode Alamiah).
yang digunakan untuk mencapai Teknik tidak terbatas hanya pada
sasaran. Semua aktivitas yang ber- penyajian materi bahasa tetapi juga terkait
langsung di suatu kelas bahasa adalah dengan pengulangan materi. Oleh karena
teknik. Teknik bergantung pada itu, posisi suatu teknik adalah pada tahap
imajinasi guru dan kreativitasnya, serta implementasi dan ia sering disebut prosedur,
komposisi kelas. Para guru bahasa bisa sedangkan pendekatan dan metode berada
mengembangkan teknik-tekniknya pada tingkat desain.19
sendiri sepanjang masih konsisten
dengan asumsi-asumsi atau teori-teori Landasan Teoretis Metode
dan metode yang menjadi landasan Ada kategorisasi tentang metode, di
pengembangan teknik-tekniknya. Peng- antaranya: metode tradisional (al-tharîqah
gunaan media tape recorder, radio, CD al-taqlîdiyyah) seperti metode qawâʻid
interaktif, multimedia, closed-circuit tarjamah, dan metode modern (al-tharîqah
television, chart tembok, kartu lash, dan al- al-muʻâshirah), seperti metode respons
sebagainya dalam pengajaran bahasa isik total dan holistik (whole language).
adalah contoh-contoh teknik. Kategorisasi ini didasarkan pada ada
18
Richards dan Rodgers, op. cit., h. 30. 19
Richards dan Rodgers, op. cit., h. 20.

174 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

tidaknya teori yang mendasari metode tercipta komunikasi yang produktif. Atas
tersebut. dasar pandangan ini, muncul metode
Ada dua kerangka teori yang mendasari al-samʻiyyah al-syafawiyyah (aural-
sebuah metode sehingga ia disebut modern, oral approach). Metode ini melatihkan
yaitu: (1) teori linguistik, dan (2) teori kemahiran pendengaran, kemudian
psikologi pembelajaran bahasa. Kedua lan- melatihkan pengucapan secara
dasan teori tersebut dijadikan dasar untuk baik dan benar. Siswa yang terbiasa
mengembangkan metode pembelajaran ba- menangkap apa yang ia dengar akan
hasa yang kemudian melahirkan berbagai lebih mudah menangkap apa yang ia
metode baru dengan segala kelebihan dan baca. Metode ini menitik-beratkan pada
kekurangannya. Karena setiap metode kegiatan reinforcement (al-taʻzîz), yaitu
memiliki kelebihan dan kekurangan, maka penguatan dengan pengulangan. Media
tidak ada metode terbaik; yang ada adalah kegiatan reinforcement bisa berupa
metode yang paling sesuai. tadrîbât (latihan), menghafal kosakata
Teori psikologi pembelajaran bahasa dalam kalimat, dialog, dan latihan pola-
menegaskan bahwa orang yang belajar pola kalimat yang diharapkan dapat
bahasa harus mengalami proses stimulus- menjadi malakah, yakni keterampilan
respons (al-mutsîr wa al-istijâbah). berbahasa oral (lisan).
Artinya, belajar bahasa menuntut keaktifan
pembelajar dan pebelajar (siswa) atau 2. Aliran Kognitivisme
menuntut stimulus dari guru dan respons Aliran ini menyatakan bahwa
dari siswa secara bergantian. Teori lingkungan bukan penentu hasil
pembelajaran ini memanfaatkan bentuk pembelajaran. Saat menerima stimulus,
keterampilan dialog (hiwâr) atau tanya pebelajar berhak untuk menentukan
jawab. Jadi, guru-siswa harus terampil pilihan respons yang sesuai dengan
bertanya dan menjawab secara spontan. tuntutan kebutuhannya. Pengikut
Dalam kaitan ini, apa yang disebut stimulus aliran ini adalah Noam Chomsky yang
tidak harus datang dari pihak luar atau dari berpendapat bahwa setiap orang
orang lain, melainkan bisa diciptakan oleh memiliki kesiapan itrah (potensi) untuk
pebelajar sendiri. Contohnya, saat membaca belajar bahasa termasuk belajar bahasa
buku, siswa berinteraksi dengan apa yang ia asing. Artinya: tidak ada justi ikasi
baca. bahwa seseorang tidak memiliki bakat
Teori psikologi pembelajaran bahasa terhadap bahasa tertentu dan hanya ber-
meliputi beberapa aliran, antara lain: bakat untuk mempelajari bahasa yang
1. Aliran Behaviorisme lain. Sekiranya ada justi ikasi demikian,
Thorndike (salah seorang tokoh tentu itu hanya sebuah bentuk keluhan
behaviorisme) berpendapat bahwa tanda frustrasi. Sejak lahir, setiap
belajar bahasa dilakukan dengan teori orang telah dibekali Allah Swt. piranti
trial and error yang bisa dilakukan oleh pemerolehan bahasa atau Language
guru dengan melatihkan pembelajar Acquisition Device (LAD). Karena itu,
secara berulang-ulang. Ini menuntut dalam hal berbahasa, ada dua istilah
guru untuk pandai merekayasa yang perlu dipahami, yaitu (1) taʻallum
lingkungan pembelajaran sehingga al-lughah dan (2) iktisâb al-lughah.

Aziz Fahrurrozi 175


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

Yang pertama menunjukkan belajar lain, karena semua bahasa hadir


bahasa berkurikulum, sedangkan yang sesuai kodratnya masing-masing.
kedua belajar bahasa dalam lingkungan e. Semua bahasa yang hidup me-
masyarakat pengguna bahasa yang ngalami perkembangan, baik
dipelajarinya. kosakata maupun pola dan
Teori linguistik atau teori kebahasaan strukturnya, kecuali bahasa yang
turut mendasari lahirnya metode dan tidak hidup atau mati.
perkembangannya. Teori ini mendasari Aliran struktural juga memandang
cara pandang terhadap hakikat bahasa yang bahwa sumber baku bahasa adalah
melahirkan dua aliran, yaitu: penutur bahasa, sehingga muncul
1. Aliran Struktural yang dipelopori oleh ungkapan “bahasa adalah apa yang
Ferdinand de Saussure. Menurut aliran diucapkan dan bukan apa yang
ini, bahasa adalah: seharusnya diucapkan.” Contohnya,
a. Ujaran (lisan) dan bukan tulisan. ungkapan “ana muwazhzhaf” bukan
Ini artinya, bahwa tagihan belajar “ana muwazhzhif”, “hâdza masjid” bukan
bahasa asing adalah kemampuan “hâdza masjad”, “ana masrûr(un)” bukan
bercakap. “ana sârr(un)” dan sebagainya.
b. Kemampuan bahasa diperoleh Menurut aliran struktural, ada
melalui latihan pembiasaan dan beberapa ketentuan dalam proses
pengulangan (al-taʻwîd wa al- pembelajaran bahasa, yaitu:
tikrâr). Jadi, bukan mengalihkan a. Pembiasaan, latihan, dan peniruan
dari bahasa pembelajar ke dalam harus diintensi kan.
bahasa target (BT) sehingga b. Kemahiran berbahasa harus
kesannya seperti menerjemahkan. dimulai dari mendengar, berbicara,
Pola seperti ini pasti sangat bias membaca dan menulis. Penyajian
bahasa ibu dari pembelajar. Karena bahasa harus mengarah pada
itu, tidak mengherankan apabila penguatan pada empat kemahiran
“aksen dan intonasiˮ Arab orang bahasa ini secara lisan dan tulisan.
Jawa seperti Jawa, dan orang Sunda c. Pendekatan pembelajaran bahasa
seperti Sunda. Begitu pula Arab bisa memanfaatkan analisis
orang Jepang yang berintonasi kontrastif atau anakon untuk men-
layaknya bahasa Jepang. cari sisi kesamaan antara bahasa
c. Setiap bahasa mempunyai sistem pembelajar dengan bahasa target
yang berbeda dari yang lain. Guru dan mencermati sisi perbedaannya
bahasa Arab semestinya tahu bahwa yang dapat digunakan untuk
struktur bahasa Arab ada yang kepentingan frekuensi pelatihan
ismiyyah (diawali dengan kata isim/ pada sisi mana harus lebih intens.
benda) dan ada pula yang iʻliyyah d. Perlu contoh penuturan yang fasih
(diawali dengan kata iʻil/kerja), menyangkut bunyi-bunyi, termasuk
sedangkan dalam bahasa Indonesia yang harus dibaca panjang dan
hanya terdapat struktur ismiyyah. pendek, seperti ucapan “hâdzihî
d. Tidak ada bahasa yang bisa sayyâratîˮ bukan “hâdzihî saya rotiˮ,
dinyatakan unggul atas bahasa yang atau “hâdzihî atstsallâjahˮ bukan

176 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

“hâdzihî asalajahˮ. Juga, perlu c. kemapuan berbahasa indah (al-


contoh kefasihan struktur agar tidak lughah al-balîghah)
terkesan mengarabkan struktur Berdasarkan teori generatif
Indonesia atau mengarabkan bahasa transformasi, pembelajaran bahasa
daerah. dilakukan dengan mengikuti prinsip-
prinsip sebagai berikut:
Selain itu, dua dasar teori linguistik
a. Bahwa kemampuan berbahasa
dan teori psikologi pembelajaran bahasa
merupakan sebuah proses kreatif.
juga melahirkan metode audiolingual.
Karena itu, pebelajar harus diberi
kesempatan yang luas untuk
2. Aliran Generatif Transformasi yang
mengkreasi ujaran-ujaran dalam
dipelopori oleh Noam Chomsky.
situasi komunikatif, bukan sekadar
Menurut teori ini, bahasa terdiri dari dua
menirukan dan verbalisme.
struktur, yaitu struktur dalam (al-binyah
b. Pemilihan materi tidak ditekankan
al-ʻamîqah) dan struktur luar (al-binyah
pada hasil analisis kontrastif
al-shathhiyyah). Misalnya, ketika orang
ّ melainkan pada kebutuhan
mengatakan “al-muwazhzhaf? (‫)ﺍﳌﻮﻇﻒ؟‬,
komunikasi.
hal itu sama dengan mengatakan “hal
c. Kaidah nahwu (tata bahasa Arab)
anta muwazhzhaf?ˮ
hanya diberikan bila diperlukan,
Selanjutnya, menurut Chomsky,
dan lebih bersifat implisit bukan
kemampuan seseorang dalam
eksplisit, untuk mendukung
berbahasa ada dua macam, yaitu
kemahiran berbahasa.
kompetensi (al-kafâ’ah) dan
performansi (al-adâ’). Ini artinya,
Pengajaran Struktur yang Baik
kemampuan berbahasa seseorang itu
Pertu diingat bahwa qawâʻid (tata
berbeda antara kompetensi dengan
bahasa), termasuk struktur atau tarâkîb,
performansinya atau tidak berbanding
bukanlah tujuan pengajaran bahasa,
lurus. Kemampuan performansi (al-
melainkan sarana untuk mencapai tujuan.
adâ’) umumnya lebih rendah daripada
Karena itu, penting untuk diperhatikan
kemampuan kompetensinya, baik dalam
bahwa pengajaran struktur di bawah
bahasa lisan maupun dalam bahasa
payung all in one system dilakukan secara
tulisan.
implisit saja karena tujuannya adalah untuk
Menurut Chomsky, kemampuan
mendukung kemahiran berbahasa. Dengan
seseorang dalam tata bahasa baru berada
demikian, dalam pengajaran struktur
pada kompetensi linguistik, belum pada
ismiyyah (pola kalimat yang diawali isim),
kemahiran berbahasa. Kemampuan
misalnya, perlu diatur permulaannya,
seseorang dalam berbahasa juga dapat batasannya, dan capaiannya, sehingga dapat
dibedakan menjadi: diketahui kemampuan struktur ismiyyah
a. kemampuan berbahasa sekadar pola apa saja yang ingin dibelajarkan
dapat dipahami (al-lughah al- dan perlu dicapai dalam suatu rangkaian
mufahhamah) pembelajaran.
b. kemampuan berbahasa fasih (al- Secara teoretis, struktur dapat diajarkan
lughah al-fashîhah) melalui pendekatan deduktif, yaitu mulai

Aziz Fahrurrozi 177


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

dari kaidah baru lalu diikuti dengan 4. Dengan model tahwîl, yaitu mengubah
contohnya. Contoh-contoh inilah yang bentuk/pola kalimat. Misalnya,
nantinya dilatihkan. Karena itu, contoh yang dari ismiyyah menjadi iʻliyyah atau
ditampilkan harus merupakan bahasa yang sebaliknya, dari mubtadaʼ muqaddam
hidup dan komunikatif. Struktur juga dapat menjadi mubtadaʼ mu’akhkhar dan
diajarkan melalui pendekatan induktif yang sebagainya. Misalnya:
dimulai dengan contoh-contoh, kemudian
‫ﻣﺤﻤﺪ ﻳﻘﺮﺃ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ‬
pebelajar diminta untuk memberi simpulan
kaidahnya. ‫ﻳﻘﺮﺃ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻘﺮﺁ ﻥ‬
Pembelajaran struktur secara implisit ‫ﻋﺎئﺸﺔ ﺗﻘﺮﺃ ﺍلجﺮيﺪﺓ‬
untuk mencapai kemahiran berbahasa dapat
menggunakan beberapa media, antara lain: ‫ﺗﻘﺮﺃ ﻋﺎئﺸﺔ ﺍلجﺮيﺪﺓ‬
1. Penggantian tetap, yaitu mengganti ‫ﺍﳌﺴﻠﻤﻮﻥ ﻳﻘﺮﺅﻭﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ‬
satu kata dalam struktur yang sama.
Misalnya:
‫ﻳﻘﺮﺃ ﺍﳌﺴﻠﻤﻮﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ‬
‫هﺬﺍ ﻭﻟﺪ ﻣﺠﺪ‬ ‫ﺍﳌﺴﻠﻤﺎﺕ ﻳﻘﺮﺃﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ‬
‫ﻃﺒيﺐ‬ ‫ﺗﻘﺮﺃ ﺍﳌﺴﻠﻤﺎﺕ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ‬
‫ﻣﺰﺍﺭﻉ‬ Selanjutnya, pebelajar dilatih dan
berlatih sendiri untuk membuat kalimat-
‫ﻣﺪﺭﺱ‬ kalimat seperti contoh di atas, sehingga
keterampilan berbahasa terbentuk secara
2. Penggantian berpindah, yaitu mengganti alamiah. Setelah itu, mereka dilatih model
satu kata dalam kalimat yang berbeda- perubahan lain sesuai materi atau topik
beda. Misalnya: yang dibelajarkan.
‫ﺫهﺐ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺇ ى ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ‬
‫ﻣ‬  Simpulan
‫ﻣ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺇ ى ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ‬ Penyelesaian problem pembelajaran
‫ﺍﻟﺮﺟﻞ‬  bahasa Arab belum mencapai tingkat
keberhasilan yang memadai. Banyak faktor
‫ﺫهﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺇ ى ﺍﳌﺪﺭﺳﺔ‬
yang menyebabkannya, salah satunya adalah
‫ﺍﻟﺴﻮﻕ‬  persoalan metode pembelajaran yang
‫ﺫهﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺇ ى ﺍﻟﺴﻮﻕ‬ digunakan. Walaupun demikian, metode
hanyalah salah satu dari banyak faktor
3. Penggantian ganda, yaitu mengganti dua penyebabnya, sementara metode pada saat
kata atau lebih dalam sebuah struktur. digunakan terkait dengan faktor-faktor lain,
Misalnya: seperti sarana belajar, lingkungan belajar,
‫ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺭﺳﺎﻟﺔ كﻞ ﻳﻮﻡ‬ motivasi belajar, kompetensi guru dan
profesionalismenya.
‫ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﺳﺒﻮﻉ‬ 
Untuk mengatasi problematika
‫ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺭﺳﺎﻟﺔ كﻞ ﺍﺳﺒﻮﻉ‬ tersebut, hal yang harus dilakukan
‫ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺷهﺮ‬  adalah pembenahan kompetensi dan
‫ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺭﺳﺎﻟﺔ كﻞ ﺷهﺮ‬ profesionalisme guru mulai dari jenjang

178 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya


Vol. I, No. 2, Desember 2014 | ISSN : 2356-153X

pendidikan paling rendah hingga tingkat Arab yang mestinya memiliki semangat
tinggi. Selain itu, paradigma pembelajaran kuat untuk mengembangkan masyarakat
bahasa Arab harus diubah dari sekadar muslim berbahasa Arab melalui pemberian
sebagai alat spiritualisasi menjadi alat beasiswa besar-besaran untuk studi lanjut,
sainti ikasi, dan perubahan ini harus dan bahkan peluang bekerja di negara-
didukung dengan politik pemerintah baik negara Timur Tengah dengan syarat
Indonesia yang mayoritas penduduknya memiliki kompetensi berbahasa Arab yang
muslim maupun pemerintah negara-negara memadai, baik lisan maupun tulisan. []

Daftar Rujukan
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Effendy, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005.
Fahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing, Jakarta: Bania Publishing,
2010.
______, Teknik Pembelajaran Kemahiran Bahasa, Jakarta: Bania Publishing, 2011.
Ibrahim, Hamadah, Al-Ittijâhât al-Muʻâshirah î Tadrîs al-Lughah al-ʻArabiyyah wa al-Lughah
al-Hayyah al-Ukhrâ li Ghair al-Nâthiqîna bihâ, Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1987.
al-Ghalayaini, Musthafa, Jâmiʻ al-Durûs al-ʻArabiyyah, Beirut: al-Maktabah al-ʻAsyriyah,
2003.
al-Khuli, Muhammad ʻAli, Asâlîb Tadrîs al-Lughah al-ʻArabiyyah, al-Riyadh: Maktabah al-
Farazdaq, 1989.
Mackey, W. F., Language Teaching Analysis, London: Longman, 1965.
Purwo, Bambang Kaswanti, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984,
Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Richards, Jack C. dan Theodore S. Rodgers, Approaches and Methods in Language Teaching,
Cambridge: Cambridge University Press, 2001.
Thuʻaimah, Rusydı̂ Ahmad, Taʻlîm al-ʻArabiyah li Ghair al-Nâthiqîna bihâ, Manâhijuhâ wa
asâlîbuhâ, Rabath: Isesco, 1989.
Wright, Tony, Role of Teacher and Learner, Oxford: Oxford University Press, 1987.

Aziz Fahrurrozi 179


Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban

180 Pembelajaran Bahasa Arab : Problematika dan Solusinya

Anda mungkin juga menyukai