Anda di halaman 1dari 16

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019


pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN


INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERDISKUSI
SISWA KELAS IV

Anis Fita Yuliana;


Tita Tanjung Sari;
Ach.Puniman.
Universitas Wiraraja
Anisfitayuliana@gmail.com;
titatanjungfkip@wiraraja.ac.id;
achpunimanfkip@wiraraja.ac.id.

ABSTRAK
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas IVB antara lain: 1)
guru masih menggunakan metode ceramah dimana siswa hanya memperhatikan,
mendengar, dan mencatat materi sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru; 2) kurangnya kreativitas guru dalam
menggunakan model pembelajaran; 3) guru juga kurang memberikan kesempatan
kepada siswa dalam mengungkapkan pendapat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penggunaan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran tematik
terpadu dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri
terhadap keterampilan berdiskusi siswa pada pembelajaran tematik terpadu kelas IVB
MIN 2 Sumenep. Penelitian ini menggunakan jenis quasi eksperimental design dengan
bentuk nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian terdiri dari dua
kelas, yaitu kelas IVA dan kelas IVB. Kelas IVA sebanyak 24 siswa sebagai kelas
kontrol dan kelas IVB sebanyak 24 siswa sebagai kelas eksperimen. Perlakuan yang
diterapkan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran inkuiri. Sintaks atau
langkah-langkah inkuiri yang digunakan dalam peneliti adalah 1) menyajikan
pertanyaan atau masalah; 2) membuat hipotesis; 3) merancang percobaan; 4)
melakukan percobaan untuk memperoleh informasi; 5) mengumpulkan dan
menganalisis data; 6) membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
Penggunaan model pembelajaran inkuiri pada kelas eksperimen lebih efektif dibanding
model pembelajaran langsung pada kelas kontrol.; 2) model pembelajaran inkuiri
berpengaruh terhadap keterampilan berdiskusi siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil uji-t 2 Sampel Bebas (Independent Samples t-Test). Dimana pada uji-t 2 Sampel
Bebas (Independent Samples t-Test) pada bagian “Equal variances assumed” diketahui
nilai sig (2-tailed) sebesar 0,002 < 0,05 artinya Ho ditolak, Ha diterima.

Kata kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Keterampilan Berdiskusi.

42
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

ABSTRACT
Factors that can affect the learning outcomes of IVB graders include: 1) teachers still
use traditional learning methods (lectures) where students only pay attention, listen,
and record material so that students have difficulty in understanding the subject matter
delivered by the teacher; 2) lack of teacher creativity in using varied learning models;
3) the teacher also lacks the opportunity for students to express their opinions so that it
impacts on students' skills, especially in discussions. The purpose of this study was to
determine the use of inquiry learning models in integrated thematic learning and to
determine the effect of the use of inquiry learning models on students' discussion skills
on integrated thematic learning in class IVB MIN 2 Sumenep. This study uses a quasi
experimental design design with the form of nonequivalent control group design. The
sample in this study consisted of two classes, namely class IVA and class IVB. Class
IVA as many as 24 students as the control class and class IVB as many as 24 students
as the experimental class. The treatment applied to the experimental class was the
inquiry learning model. The syntax or steps of inquiry used in researchers are 1)
presenting questions or problems; 2) make a hypothesis; 3) design an experiment; 4)
conducting experiments to obtain information; 5) collecting and analyzing data; 6)
make conclusions. The results showed that 1) The use of inquiry learning models in the
experimental class was more effective than the direct learning model in the control
class; 2) inquiry learning model influences students' discussion skills. This is evidenced
by the results of the t-test 2 Free Samples (Independent Samples t-Test). Where in the t-
test 2 Independent Samples t-Test in the "Equal variances assumed" section, the sig (2-
tailed) value of 0.002 <0.05 means that Ho is rejected, Ha is accepted.

Keywords: Inquiry Learning Model, Discussion Skills.

Pada hakikatnya pendidikan pembelajaran agar peserta didik


adalah suatu proses pembelajaran secara aktif mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan potensi dirinya.
sikap yang dilakukan oleh Upaya sadar dari pendidikan
sekumpulan manusia yang dapat diaplikasikan dengan adanya
diwariskan dari generasi ke generasi sekolah. Secara umum sekolah
selanjutnya dengan tujuan merupakan sebuah lembaga yang
mencerdaskan kehidupan bangsa dirancang untuk memberikan
dan diperlukan guna meningkatkan pelajaran kepada peserta didik
mutu bangsa secara menyeluruh. melalui bimbingan yang diberikan
Dalam Undang-undang No. 20 oleh tenaga pendidik. Sedangkan
Tahun 2003 menjelaskan bahwa menurut Kamus besar bahasa
pendidikan adalah usaha sadar dan Indonesia pengertian sekolah adalah
terencana untuk mewujudkan bangunan atau lembaga yang
suasana belajar dan proses digunakan untuk proses kegiatan

43
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

belajar mengajar serta menjadi mengembangkan pengetahuan,


tempat memberi dan menerima sikap dan keterampilan peserta
pelajaran yang sesuai dengan didik. Berkualitas tidaknya proses
tingkatannya. Dari penjelasan pendidikan sangat bergantung
tersebut dapat disimpulkan bahwa kepada kreativitas dan inovasi yang
sekolah adalah suatu bangunan atau dimiliki guru. Dari pengertian
lembaga yang diwadahi untuk tersebut terlihat jelas bahwa guru
memberikan pengajaran, pelatihan tidak hanya memberikan pengajaran
atau bimbingan kepada peserta didik tetapi juga melatih, dan membina
dalam kegiatan belajar untuk hasil belajar peserta didik. Apapun
mencapai tujuan pendidikan. definis guru, yang pasti untuk
Pendidikan dasar adalah jenjang menjadi guru sangatlah tidak
pendidikan formal yang di mudah. Sebab, tugas guru tidak
selenggarakan pada satuan berhenti pada tahap mengajar saja,
pendidikan berbentuk sekolah dasar, tetapi juga harus mempunyai
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau kemampuan untuk mendidik.
bentuk lain yang sederajat. Mengajar hanya menyampaikan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) pengetahuan kepada peserta didik,
merupakan salah satu bentuk sedangkan mendidik artinya
pendidikan formal yang ditempuh menyiapkan peserta didik melalui
selama 6 tahun dari kelas I sampai bimbingan, pengajaran, latihan dan
kelas VI yang di kelola dan diatur penanaman nilai serta moral bagi
oleh kementerian Agama. Selain perannya di masa depan. Oleh
mengajarkan mata pelajaran karena itu, dalam pandangan Islam,
sebagaimana sekolah dasar, proses belajar mengajar tidak dilihat
Madrasah Ibtidaiyah (MI) juga hanya sebagai suatu proses alih
menyelenggarakan pendidikan pengetahuan dan teknologi semata,
umum dengan kekhasan Agama tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai
islam. proses penanaman nilai dan
Kehidupan disekolah erat perubahan tingkah laku.
hubungannya dengan guru. Menurut Proses perubahan tingkah
Imran (2010:23) Guru merupakan laku dilaksanakan oleh seseorang
seorang pendidik yang profesional untuk mendapatkan suatu perubahan
yang memberikan pengajaran, yang baru berupa pengetahuan,
pelatihan, dan bimbingan kepada sikap dan keterampilan yang
peserta didik dalam diperoleh dari hasil pengalaman

44
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

sendiri dalam berinteraksi dengan Kurikulum 2013 diyakini bahwa


lingkungan (Slameto, 2010:2). ilmu pengetahuan tidak dapat
Melalui pembelajaran diharapkan ditransfer secara langsung dari guru
ketiga kompetensi tersebut akan ke siswa, akan tetapi siswa adalah
semakin meningkat. Oleh karena itu seseorang yang memiliki
dapat didefinisikan bahwa kemampuan aktif untk
pembelajaran adalah suatu proses mengkonstruksi, mengolah,
membelajarkan peserta didik yang mencari, dan menggunakan
direncanakan, dilaksanakan, dan pengetahuan. Dalam kurikulum
dievaluasi secara sistematis agar 2013 pembelajaran yang digunakan
peserta didik dapat mencapai adalah pembelajaran tematik
tujuan-tujuan pembelajaran secara terpadu. Pembelajaran tematik
efektif dan efesien (Komalasari, terpadu merupakan suatu
2013:3). Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang menggabungkan
pembelajaran secara efektif dan beberapa mata pelajaran untuk
efesien dapat diukur dengan evaluai memberikan pengetahuan yang
hasil belajar. Sesuai dengan yang bermakna bagi siswa. Sesuai dengan
dikatakan oleh Dimyati dan yang dikatakan oleh Prastowo
Mudjiono (2013:3) evaluasi hasil (2013: 223) bahwa pembelajaran
belajar merupakan hasil dari suatu tematik terpadu merupakan
interaksi tindak belajar atau tindak pendekatan pembelajaran yang
mengajar. Evaluasi hasil belajar menggabungkan berbagai
merupakan proses yang sistematis kompetensi dari berbagai mata
untuk mengukur dan menilai pelajaran menjadi sebuah tema atau
kemampuan siswa dalam menguasai topik pembelajaran. Pembelajaran
bahan pelajaran yang telah di tematik terpadu merupakan
sampaikan melalui proses pembelajaran bermakna bagi siswa
pembelajaran dengan memberikan yang menekan konsep belajar secara
skor atau nilai tertentu. utuh. Oleh karena itu, guru harus
Keberhasilan pelaksanaan merencanakan pengalaman belajar
proses pembelajaran merupakan yang dapat melibatkan siswa secara
indikator pelaksanaan kurikulum langsung dalam proses
yang telah dibuat oleh lembaga pembelajaran.
pendidikan. Pada pembelajaran, Hasil pengamatan dan
kurikulum yang digunakan di MIN wawancara dengan guru kelas IVA
2 Sumenep adalah kurikulum 2013. dan IVB MIN 2 Sumenep yang

45
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

dilaksanakan Pada 9 Maret 2019 kemampuan siswa dalam menganilis


banyak permasalah yang dihadapi pembelajaran, menciptakan aktivitas
guru dalam menerapkan kurikulum belajar yang aktif, menyelesaikan
2013 pada pembelajaran tematik suatu masalah dengan
terpadu sehingga otomatis akan membangkitkan gagasan baru bagi
berdampak buruk terhadap hasil siswa dengan penuh rasa tanggung
belajar siswa khususnya pada siswa jawab terhadap suatu pelajaran yang
kelas IVB. Rendahnya hasil belajar di berikan guru tanpa bersikap
siswa di kelas IVB disebabkan oleh mementingkan diri sendiri sehingga
faktor guru yaitu, 1) guru masih dapat mendorong siswa dalam
menggunakan metode pembelajaran berinteraksi dan bertukar pendapat.
secara tradisional (ceramah) dimana Inovasi pembelajaran
siswa hanya memperhatikan, menjadi sebuah kewajiban bagi guru
mendengar, dan mencatat materi untuk dapat mengembangkan
sehingga siswa mengalami kesulitan keterampilan berdiskusi dengan
dalam memahami materi pelajaran menggunakan model-model
yang disampaikan oleh guru karena pembelajaran yang bervariasi. Guru
proses pembelajaran tersebut hanya dituntut dapat memilih model
berpusat kepada guru; 2) kurangnya pembelajaran yang dapat mengacu
kreatifitas guru dalam menggunakan semangat setiap siswa untuk secara
model pembelajaran yang aktif ikut terlibat dalam pengalaman
bervariasi; 3) guru kurang belajarnya (Rusman, 2011: 229).
memberikan kesempatan kepada Salah satu model pembelajaran yang
siswa dalam mengungkapkan dapat diterapkan untuk melibatkan
pendapatnya sehingga berdampak siswa aktif dalam proses
terhadap keterampilan siswa pembelajaran adalah model
khususnya dalam berdiskusi. pembelajaran inkuiri. Model
Dari kendala diatas, Guru pembelajaran inkuiri merupakan
harus bisa memberikan perubahan- model pembelajaran yang mengacu
perubahan yang dapat membangun pada kurikulum 2013. Melalui
pengetahuan dan keterampilan siswa pembelajaran inkuiri guru berperan
dalam belajar khusunya dalam sebagai fasilitator dan motivator
keterampilan berdiskusi. Diskusi yang memberikan bimbingan dan
penting dilatih kepada siswa karena arahan kepada siswa sehingga siswa
diskusi merupakan keterampilan dapat melakukan kegiatan
berbicara yang dapat membentuk penyelidikan. Guru menempatkan

46
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

siswa sebagai subjek utama dalam masalah yang di pertanyakan


pembelajaran dan siswa berperan melalui penyelidikan-penyelidikan
untuk menemukan sendiri inti dari atau percobaan.
materi pelajaran itu sendiri karena Sanjaya (2007:201)
siswa dituntut untuk aktif dalam menjelaskan langkah-langkah model
proses pembelajaran. pembelajaran inkuiri secara umum
Trianto (2009:166) meliputi orientasi, merumuskan
menyatakan “pembelajaran inkuiri masalah, mengajukan hipotesis,
merupakan suatu rangkaian kegiatan mengumpulkan data, menguji
pembelajaran yang melibatkan hipotesis, dan merumuskan
secara maksimal seluruh kesimpulan. Sedangkan menurut
kemampuan siswa untuk mencari Eggen dan Kanchak (dalam Trianto,
dan menyelidiki secara sistematis, 2007:141) langkah-langkah model
kritis, logis, analistis sehingga pembelajaran inkuiri yang akan
mereka dapat merumuskan sendiri yaitu: 1) menyajikan pertanyaan
penemuannya dengan penuh atau masalah; 2) membuat hipotesis;
percaya diri”. Hal senada juga 3) merancang percobaan; 4)
dijelaskan oleh Hamalik (2012:63) melakukan percobaan untuk
bahwa model pembelajaran inkuiri memperoleh informasi; 5)
adalah suatu model pembelajaran mengumpulkan dan menganalisis
yang berpusat pada siswa dimana data; 6) membuat kesimpulan.
kelompok-kelompok siswa Berdasarkan penjelasan
dihadapkan pada suatu persoalan tersebut dapat peneliti simpulkan
atau mencari jawaban terhadap bahwa model Pembelajaran inkuiri
pertanyaan-pertanyaan didalam merupakan model pembelajaran
prosedur dan struktur kelompok aktif yang memberikan kesempatan
yang digariskan secara jelas. Proses kepada peserta didik untuk memiliki
mencari jawaban tersebut dapat pengalaman belajar yang nyata yang
dilakukan melalui penyelidikan- dapat membangun keterampilan
penyelidikan atau percobaan. Jadi, berdiskusi siswa dalam
dapat di simpulkan bahwa model memecahkan masalah.
pembelajaran inkuiri adalah model Berdasarkan latar belakang
pembelajaran penemuan yang dapat di atas maka peneliti tertarik untuk
menekan proses berpikir siswa melakukan penelitian dengan judul
secara sistematis, kritis, logis, dan “Pengaruh Model Pembelajaran
analistis untuk dapat memecahkan Inkuiri Terhadap Keterampilan

47
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Berdiskusi Pada Siswa Kelas IV sampling adalah teknik pengambilan


MIN 2 Sumenep”. sampel yang berdasarkan
pertimbangan tertentu
METODE PENELITIAN (Notoatmojo:2010). Alasan peneliti
Penelitian ini menggunakan menggunakan teknik Purposive
jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sampling karena berdasarkan hasil
Sugiyono (2017:8) penelitian observasi nilai rata-rata Pretest
kuantitatif adalah metode penelitian kelas IVA lebih rendah dibanding
yang digunakan untuk meneliti kelas IVB yaitu 64,79 < 71,04. Oleh
suatu populasi atau sampel karena itu peneliti memberikan
berdasarkan pengumpulan data, keputusan bahwa kelas IVA sebagai
instrumen penelitian, analisis data kelas Eksperimen dan kelas IVB
yang bertujuan untuk menguji sebagai kelas kontrol.
hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini teknik
Pendekatan penelitian ini pengumpulan data yang digunakan
menggunakan pendekatan peneliti adalah observasi
eksperimen. keterlaksanaan pembelajaran, Tes
Menurut Arikonto (2013:9) kinerja (Penilaian Unjuk Kerja) dan
Penelitian eksperimen yaitu suatu dokumentasi. Sedangkan teknik
penelitian yang digunakan untuk analisis data yang digunakan
membangkitkan timbulnya suatu peneliti untuk menguji hipotesis
keadaan atau kejadian dengan yaitu menggunakan analisis statistik
maksud melihat suatu akibat atau deskriptif dan analisis statistik
perlakuan antara variabel. parametrik.
Populasi yang digunakan Statistik deskriptif adalah
dalam penelitian ini adalah seluruh statistik yang digunakan untuk
siswa kelas IV MIN 2 Sumenep menganalisis data dengan cara
sebanyak 48 siswa. Sampel dalam mendeskripsikan atau
penelitian ini terdiri dari dua kelas, menggambarkan data yang telah
yaitu kelas IVA dan kelas IVB. terkumpul tanpa membuat
Kelas IVA sebanyak 24 siswa dan kesimpulan (Sugiyono, 2017: 206).
kelas IVB sebanyak 24 siswa. Sedangkan Statistik Parametrik
Dalam penelitian ini pengambilan adalah ilmu statistik yang
sampel dilakukan dengan mempertimbangkan jenis sebaran
menggunakan teknik porposive atau distribusi data, yaitu apakah
sampling. Teknik Porposive

48
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

data menyebar secara normal atau memiliki varians yang sama atau
tidak. tidak. Uji homogenitas dikenakan
Statistik parametrik yang pada data hasil postest kelas
digunakan dalam penelitian ini eksperimen dan kelas kontrol.
adalah uji T 2 Sampel Bebas
(Independent Samples T Test). HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumus uji-t 2 Sampel Bebas 1. Penggunaan Model
(Independent Samples T Test) Pembelajaran Inkuiri Pada
adalah sebagai berikut: Pembelajaran Tematik
Terpadu
Pada kelas eksperimen
model pembelajaran yang
digunakan adalah model
pembelajaran inkuiri sedangkan
pada kelas kontrol model
pembelajaran yang digunakan
adalah model pembelajaran
langsung. Keberhasilan proses
Uji prasyarat dari uji-t 2
pembelajaran menggunakan model
Sampel Bebas (Independent
pembelajaran inkuiri dan model
Samples t-Test) yaitu uji normalitas
pembelajaran langsung dapat
dan uji homogenitas. Uji normalitas
diketahui berdasarkan hasil
merupakan uji yang dilakukan
pengamatan keterlaksanaan
sebagai prasyarat untuk melakukan
pembelajaran pada kelas eksperimen
analisis data. Uji normalitas
dan kelas kontrol.
dilakukan untuk menguji apakah
Langkah-langkah
sampel berasal dari populasi yang
keterlaksanaan pembelajaran pada
berdistribusi normal atau tidak. Uji
model inkuiri yaitu pada awal
normalitas yang digunakan adalah
pembelajaran guru menjelaskan
uji kolmogorov-smirnov. Data yang
topik tentang pemanfaatan dan
digunakan untuk uji normalitas
pelestarian sumber daya alam,
adalah data pretest-postest kelas
setelah selesai menjelaskan topik
eksperimen dan kelas kontrol.
pembelajaran kemudian guru
Uji homogenitas digunakan
membagi siswa menjadi 4
untuk mengetahui apakah variasi
kelompok, Setiap kelompok
beberapa data dari populasi
beranggotakan 6 anak. Sebelum

49
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

guru memberikan percobaan siswa pemanfaatan dan pelestarian sumber


diberi waktu selama 2 menit untuk daya alam.
membaca tentang pemanfaatan alam Sebelum melakukan
oleh manusia. Pada pembelajaran percobaan guru meminta kepada
subtema 3, guru memotivasi siswa untuk menetukan sendiri
masing-masing kelompok untuk bagaimana cara merancang
mengamati gambar yang sudah ada percobaan yang sesuai dengan
di buku siswa untuk memungkinkan hipotesis yang telah di diskusikan
menemukan masalah dari gambar bersama anggota kelompoknya dan
yang telah disajikan. Kemudian guru juga memberikan kesempatan
guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengurutkan
kepada setiap kelompok yang langkah-langkah percobaan bersama
bertujuan untuk menumbuhkan anggota kelompoknya tentang
kemampuan analisis siswa untuk pemanfaatan dan pelestarian sumber
mencari dan menemukan masalah daya alam yang akan dilakukan,
dari gambar yang diamati, setelah setelah itu guru membantu siswa
itu guru meminta kepada masing- menyiapkan alat dan bahan yang
masing kelompok secara cermat diperlukan. Guru meminta siswa
(detail) mengamati gambar dan untuk berdiskusi telebih dahulu
mencari jawaban dari masalah yang bersama dengan anggota
diamati, kemudian guru kelompoknya mengenai percobaan
membimbing tiap kelompok dalam tentang pemanfaatan dan pelestarian
membuat hipotesis yang sesuai sumber daya alam yang akan
dengan pertanyaan yang telah dilakukan dan meminta kepada
dirumuskan untuk dijadikan masing-masing kelompok untuk
percobaan. Setelah selesai membuat bekerjasama dengan baik bersama
hipotesis guru memberikan waktu 2 anggota kelompoknya dalam
menit kepada masing-masing melaksanakan percobaan tentang
kelompok untuk mengomunikasikan pemanfaatan dan pelestarian sumber
hasil pengamatannya kepada guru daya alam yang berkaitan dengan
tentang pemanfaatan dan pelestarian masalah yang dipertanyakan. Guru
sumber daya alam yang telah membimbing siswa untuk
diamati, setelah itu guru mendapatkan informasi selama
memberikan lembar kerja kepada siswa melakukan percobaan tentang
masing-masing kelompok untuk pemanfaatan dan pelestarian sumber
membuat percobaan tentang daya alam. Setelah selesai

50
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

merancang percobaan, selanjutnya Dari langkah-langkah


guru membimbing siswa untuk tersebut dapat dikatakan bahwa
mengumpulkan dan menganalisis hasil nilai rata-rata keterlaksanaan
data tentang hasil dari percobaan pembelajaran kelas eksperimen
tentang pemanfaatan dan pelestarian lebih tinggi dibanding nilai rata-rata
sumber daya alam yang telah keterlaksaaan pembelajaran kelas
diperoleh siswa, dan guru juga kontrol 89,36 > 80,83. Hal inilah
membimbing siswa dalam membuat yang membuktikan bahwa
kesimpulan berdasarkan hasil penggunaan model pembelajaran
penemuan sendiri dari percobaan inkuiri dapat terlaksana dengan baik
tentang pemanfaatan dan pelestarian dikarenakan siswa diajak untuk
sumber daya alam yang telah mencari dan menemukan sendiri
dilakukan. Setelah itu, guru suatu masalah yang dipertanyakan
meminta ketua kelompok untuk melalui percobaan secara
mempresentasikan hasil dari berkelompok. Dalam proses
melakukan percobaan tentang pembelajaran inkuiri siswa lebih
pemanfaatan dan pelestarian sumber banyak belajar sendiri dan lebih
daya alam di depan kelas. Hasil banyak berdiskusi untuk dapat
penilaian keterlaksanaan mengembangkan konsep secara
pembelajaran kelas eksperimen dan ilmiah. Hal ini sesuai dengan
kelas kontrol dapat dilihat pada pendapat Hamalik (2012:63) bahwa
gambar 4.1 model pembelajaran inkuiri adalah
Gambar 4.1 Grafik Hasil Nilai suatu model pembelajaran yang
Rata-rata Keterlaksanaan berpusat pada siswa dimana
Pembelajaran Kelas Eksperimen kelompok-kelompok siswa
dan Kelas Kontrol dihadapkan pada suatu persoalan
atau mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan didalam
prosedur dan struktur kelompok
yang digariskan secara jelas.
Sedangkan Sasaran pembelajaran
dalam proses inkuiri yaitu siswa
diharapkan mampu terlibat secara
maksimal dalam pembelajaran,
dapat terarah secara logis dan
sistematis berdasarkan tujuan, dapat

51
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

mengembangkan sikap percaya diri dirancang khusus untuk menunjang


siswa dengan apa yang dia temukan proses belajar siswa yang berkaitan
dalam proses inkuiri tersebut dengan pengetahuan deklaratif dan
(Trianto, 2007:37). pengetahuan prosedural yang
Pembelajaran inkuiri juga terstruktur dengan baik yang dapat
dapat meningkatkan keterampilan diajarkan dengan pola kegiatan yang
siswa khususnya pada keterampilan bertahap”. Pengetahuan prosedural
berdiskusi. Dimana pada proses yaitu pengetahuan mengenai
diskusi siswa berlatih cara bagaimana orang melakukan
mengemukakan pendapatnya secara sesuatu, sedangkan pengetahuan
lisan, mempresentasikan atau deklaratif yaitu pengetahuan tentang
mengkomunikasikan suatu sesuatu (Widaningsih, 2010:150).
informasi kepada temannya, dan Dalam model pembelajaran
memecahkan masalah secara langsung pada awal pembelajaran
bersama-sama dalam suatu guru memberikan pertanyaan
kelompok sehingga siswa dapat kepada siswa yang bertujuan untuk
memiliki pengalaman belajar yang mengetahui pengetahuan dasar yang
lebih aktif. Selain itu, diskusi juga dimiliki oleh siswa, kemudian siswa
mendorong siswa untuk berinteraksi di beri waktu selama 2 menit untuk
dan bertukar pendapat serta melatih membaca, setelah itu guru
siswa untuk bekerjasama dengan menjelaskan materi pembelajaran
anggota kelompoknya dalam dan meminta siswa mengamati
memecahkan suatu permasalahan. gambar dan memberikan umpan
Pada kelas kontrol model balik kepada siswa dengan
pembelajaran yang digunakan memberikan pertanyaan, kemudian
adalah model pembelajaran siswa dibagi menjadi 4 kelompok
langsung. Model pembelajaran masing-masing kelompok
langsung adalah model beranggotakan 6 siswa, Guru
pembelajaran yang menekankan meminta siswa untuk mengerjakan
pada penguasaan konsep atau tugas yang ada di buku siswa secara
perubahan perilaku dengan berkelompok dan setiap kelompok
mengutamakan pendekatan diwajibkan untuk berdiskusi
deduktif. Trianto (Wilanda, 2014:3) bersama dengan angggota
berpendapat bahwa “model kelompoknya untuk mendapatkan
pembelajaran langsung adalah salah informasi tentang tugas yang akan
satu model pembelajaran yang dikerjakan, kemudian guru

52
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

membimbing masing-masing jawaban dari pengamatan yang telah


kelompok untuk menulis jawaban didiskusikan bersama dengan
secara mandiri sesuai dengan hasil anggota kelompoknya.
yang telah didiskusikan bersama Dengan menggunakan
dengan anggota kelompoknya, model pembelajaran langsung guru
setelah itu guru meminta perwakilan cenderung menggunakan kontrol
dari setiap kelompok untuk proses pembelajaran dengan aktif,
mempresentasikan hasil dari tugas sementara peserta didik relatif pasif
pengamatan tentang pemanfaatan karena siswa hanya menerima dan
dan pelestarian sumber daya alam mengikuti apa yang disajikan oleh
yang telah dikerjakan kemudian guru. peran guru sangat dominan
guru memberikan umpan balik dari sedangkan peserta didik tidak terlalu
hasil tugas yang telah dikerjakan banyak berperan karena gurulah
oleh setiap kelompok. yang mendefinisikan, menjelaskan,
Dalam pembelajaran mendemonstrasikan,
langsung siswa diberi kesempatan menyimpulkan, dan memberi tugas.
untuk mengerjakana tugas dengan Pada pembelajaran langsung, siswa
berdiskusi dengan anggota hanya duduk, diam, mendengarkan,
kelompoknya. Menurut Sanjaya dan menerima apa yang dijelaskan
(2006: 157) Diskusi kelompok kecil, oleh guru dan mengerjakan soal
dilakukan dengan membagi siswa latihan sesuai dengan intruksi guru.
dalam kelompok-kelompok. Jumlah Pembelajaran langsung memiliki
anggota kelompok antara 3-5 orang. sifat pembelajaran yang menoton
Dalam diskusi kelompok kecil dan model pembelajaran langsung
setiap siswa mendapat kesempatan juga hanya mengendalikan intraksi
dalam mengemukakan pendapatnya antara guru dan siswa saja. Hal ini
untuk memecahkan suatu yang membuat siswa merasa jenuh
permasalahan secara bersama-sama. untuk menerima pembelajaran.
Dalam melaksanakan diskusi siswa Akibatnya semangat dan motivasi
dibagi menjadi beberapa kelompok, siswa dalam pembelajaran pun tidak
kemudian ketua kelompok maksimal.
menyajikan hasil diskusi yang telah Dari hasil keterlaksanaan
di komunikasikan bersama dengan pembelajaran pada kelas eksperimen
anggota kelompoknya. Kegiatan dan kelas kontrol dapat disimpulkan
diskusi ini diakhiri dengan bahwa selama proses pembelajaran
presentasi untuk mengetahui keaktifan tiap siswa pada kelas

53
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

eksperimen lebih efektif jika Sumenep dengan menguji hasil data


dibanding dengan kelas kontrol. nilai postest kelas eksperimen dan
Dalam pembelajaran dengan model kelas kontrol. Dari hasil uji tersebut
inkuiri siswa berpartisipasi secara dapat diketahui apakah model
aktif dalam pembelajaran, pembelajaran inkuiri berpengaruh
berdiskusi secara berkelompok terhadap keterampilan berdiskusi
dengan anggota kelompoknya untuk siswa pada kelas eksperimen dan
mencari dan menemukan atau kelas kontrol.
memecahkan suatu masalah yang Uji prasyarat dari uji-t 2
dipertanyakan, dan proses Sampel Bebas (Independent
pembelajaran juga berlangsung Samples t-Test) yaitu uji normalitas
dengan tenang, tidak ada siswa yang dan uji homogenitas. Pada hasil
ramai sendiri. Berbeda dengan perhitungan uji normalitas
model pembelajaran langsung, keseluruhan data Prettest dan
dimana pada pembelajaran langsung Posttest mempunyai nilai
siswa hanya melihat dan signifikansi lebih besar dari 0,05
mendengarkan apa yang dijelaskan sehingga dapat dinyatakan bahwa
guru tanpa terlibat langsung dalam data yang diperoleh berdistribusi
proses pembelajaran sehingga tidak normal. Sedangkan hasil
terlihat adanya keaktifan siswa. perhitungan uji homogenitas pada
Tetapi pada saat mengerjakan tugas data posttest kelas eksperimen dan
secara mandiri dan berkelompok kelas kontrol diperoleh nilai
siswa memiliki antusias yang tinggi signifikan sebesar 0,398 > 0,05
dalam berdiskusi meskipun dibawah sehingga dapat dinyatakan bahwa
bimbingan dan arahan guru. kedua kelas memiliki varians sama
2. Pengaruh Penggunaan Model (homoogen). Karena uji prasyarat
Pembelajaran Inkuiri dari uji-t 2 Sampel Bebas
Terhadap Keterampilan (Independent Samples t-Test) sudah
Berdiskusi Siswa terpenuhi maka penafsiran tabel
Dalam penelitian ini, peneliti output Independen Sample t-Test
menggunakan rumus uji-t 2 Sampel berpedoman pada nilai “Equal
Bebas (Independent Samples t-Test) variances assumed”.
untuk mengetahui pengaruh Hasil pengujian hipotesis
penggunaan model pembelajaran menunjukkan bahwa model
inkuiri terhadap keterampilan pembelajaran inkuiri berpengaruh
berdiskusi siswa kelas IVB MIN 2 terhadap keterampilan berdiskusi

54
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

siswa. Hal tersebut dibuktikan 2. Ada pengaruh dari penggunaan


dengan hasil uji-t 2 Sampel Bebas model pembelajaran inkuiri
(Independent Samples t-Test). terhadap keterampilan
Dimana pada uji-t 2 Sampel Bebas berdiskusi siswa pada
(Independent Samples t-Test pada pembelajaran tematik terpadu
bagian “Equal variances assumed” kelas IVB MIN 2 Sumenep. Hal
diketahui nilai sig (2-tailed) sebesar tersebut dibuktikan melalui hasil
0,002 < 0,05 artinya Ho ditolak, Ha pengujian hipotesis uji-t 2
diterima. Dengan kata lain, terdapat Sampel Bebas (Independent
perbedaan yang signifikan antara Samples t-Test) pada bagian
nilai rata-rata keterampilan “Equal variances assumed”.
berdiskusi siswa pada kelas Hasil pengujian uji-t 2 Sampel
eksperimen dan kelas kontrol. Jadi Bebas (Independent Samples t-
berdasarkan hasil analisis data dan Test) pada bagian “Equal
pembahasan dapat disimpulkan variances assumed” diketahui
bahwa model pembelajaran inkuiri nilai sig (2-tailed) sebesar 0,002
berpengaruh terhadap keterampilan < 0,05.
berdiskusi siswa pada pembelajaran Berdasarkan kesimpulan
tematik terpadu kelas IVB MIN 2 yang diperoleh dari hasil penelitian
Sumenep. ini, terdapat beberapa hal yang
dapat direkomendasikan oleh
KESIMPULAN peneliti, yaitu model pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis inkuiri dapat meningkatkan
dan pembahasan dapat disimpulkan keterampilan berdiskusi siswa
bahwa: karena model pembelajaran inkuiri
1. Penggunaan model merupakan model pembelajaran
pembelajaran inkuiri pada kelas penemuan yang dapat melibatkan
eksperimen lebih efektif siswa secara langsung dalam proser
dibanding model pembelajaran pembelajaran. Dimana pada model
langsung pada kelas kontrol. Hal inkuiri siswa diajak untuk mencari
ini dibuktikan dengan hasil nilai dan menemukan sendiri inti dari
rata-rata keterlaksanaan materi pembelajaran melalui
pembelajaran kelas eksperimen diskusi. Dalam proses diskusi siswa
yang lebih tinggi di banding dilatih untuk mengemukakan
keterlaksanaan pembelajaran pendapatnya secara lisan,
kelas kontrol 89,36 > 80,83. mempresentasikan atau

55
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

mengkomunikasikan suatu Rusman. 2011. Model-model


informasi kepada temannya, dan Pembelajaran. Jakarta.
memecahkan masalah secara Raja Grafindo
Pustaka.Sagala, Syaiful.
bersama-sama dalam suatu
2005. Konsep dan Makna
kelompok sehingga siswa dapat Pembelajaran Untuk
memiliki pengalaman belajar yang Membantu Memecahkan
lebih aktif. Problematika Belajar dan
mengajar. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-
Prosedur Penelitian Suatu Faktor Yang
Pendekatan Praktik. Mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Belajar dan Pembelajaran. Pembelajaran Berorientasi
Jakarta: Rineka Cipta. Standar Proses
Hamalik, Oemar. 2012. Pendekatan Pendidikan. Jakarta:
Baru Strategi Belajar Kencana Prenada Media
Mengajar Berdasarkan Group.
CBSA. Bandung. Sinar Sanjaya, Wina. 2007. Strategi
Baru Algesindo Offset. Pembelajaran Berorientasi
Imran. 2010. Pembinaan Guru di Standar Proses
Indonesia. Jakarta: Pustaka Pendidikan. Jakarta:
Jaya. Kencana Prenada Media
Kamus Besar Bahasa Indonesia Group.
(KBBI). Kamus Versi Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Online/daring (Dalam Kuantitatif, Kualitatif, dan
Jaringan). R & D. Bandung: Alfabeta.
Komalasari, Kokom. 2013. Trianto. 2007. Model-Model
Pembelajaran Kontekstual. Pembelajaran Inovatif
Bandung: Refika Aditama. Berorientasi
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Konstrutivistik. Cet. I;
Metodologi Penelitian Jakarta: Prestasi Pustaka.
Kesehatan. Jakarta. Rineka Trianto. 2009. Mendesain Model
Cipta. Pembelajaran Inovatif-
Prastowo, Andi. 2013. Progresif. Jakarta: Kencana
Pengembangan Bahan Ajar Prenada Media Group.
Tematik Paduan lengkap Undang-Undang Nomer 20 Tahun
Aplikatif. Yogyakarta: Diva 2003 Tentang Sistem
Press. Pendidikan Nasional.

56
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2019
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Wilanda, Riska Agus. 2014.


Penerapan Model
Pembelajaran Langsung
Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Tema
Peristiwa di Sekolah
Dasar. Jurnal PGSD. Vol.
2 No.3.
Widaningsih, Dedeh. 2010.
Perencanaan
Pembelajaran Matematika.
Bandung: Risqi Press.

57

Anda mungkin juga menyukai