Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

“Permasalahan Kurang Keaktifan siswa dalam Proses Pembelajaran Pada


Muatan IPS di SDN 01 Koto Baru”

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Seminar Pembelajaran di SD

Disusun Oleh :

Rini Setia wati Nim :1703011108

Dosen Pengampu:
Lika Apreasta, M.Pd

STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
DHARMASRAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan proposal ini sesuai pada waktunya. Bahasan kali ini
membahas tentang “permasalahan di SD yang berhubungan dengan siswa yang kurang keaktifan
dalam pempelajaran IPS”. proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
seminar pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan kami
dalam penyusunan proposal ini dirasakan masih jauh dari sempurna, maka untuk itu kami
menerima segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan
penulisan makalah ini. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi diri penulis
sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.

Dharmasraya, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1


B. Identifikasi Masalah.......................................................................................2
C. Rumusan Masalah .........................................................................................3
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
E. Manfaat Penelitian.........................................................................................3
F. Manfaat Penelitian.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori.............................................................................................4
1. Metode Demontrasi ..................................................................................4
2. Kurikulum 2013.........................................................................................6
3. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)..............................7
4. Pengertian Hasil Pembelajaran..................................................................9
5. Pendekatan Konvensional..........................................................................11

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13

ii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913. Istilah
IPS sendiri secara resmi mulai di Indonesia.Disebut dengan Sosial Studies, dalam
pengetahuan kemasyarakatan atau pengetahauan social kita mengenal istilah seperti ilmu
sosial, studi sosial dan ilmu perngetahuan sosial.Menurut (Baskara,2013:3) IPS tidak bisa
lepas dari keterpaduan konsep ilmu-ilmu sosial Pendapat tersebut juga diperkuat oleh
(Sudrajat 2014:180)
Seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai kegiatan
yang dapat mengembangkan kemampuan dalam mengelola pembelajaran maupun
kemampuan lain dalam upaya menjadikan siswa memiliki keterampilan belajar, mencakup
keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), keterampilan dalam
pengembangan jati diri (learning to be), keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas
tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama
secara harmonis (learning to live together).
Tujuan Ilmu Pengetahuan IPS , yaitu : 1) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif
dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi ketika berinteraksi,
lingkungan dan masyarakat. 2) mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran
dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. 3) memiliki sikap mental
positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun dimasyaraka (Enok,2009:1)

Dari tujuan di atas maka Muatan IPS sangatlah penting di SD, Dikarenakan akan
menumbuh rasa ingin tahu peserta didik yang besar dan mengembangkan kemampuan siswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.
Cara seorang guru mengajar dalam pembelajaran, guru memberi media gambar kepada
peserta didik dalam pembelajaran tersebut.
Hasil observasi yang saya temukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Koto Baru dalam
pembelajaran IPS guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan pembelajaran

1
yang akan berlangsung di dalam kelas. Tetapi guru menggunakan metode demontrasi ketika
pembelajaran berlangsung. Ada beberapa permasalahan yang saya dapat ketika observasi di
Sekolah Dasar Negeri 01 Koto Baru, yaitu : ketika guru menjelaskan pembelajaran di dalam
kelas siswa tidak memperhatikan guru, beberapa siswa bermain dan ngobrol di dalam kelas,
siswa hanya diam saja pada saat guru menerangkan di depan,ada siswa yang memukul meja
disaat guru menjelaskan,ada yang ketika di tanya siswa tidak mengerti. Maka solusinya,
guru menegur siswa tersebut agar mereka memperhatikan saat menerangkan, karena itu
berguna bagi mereka pada suatu saat nanti. Dan untuk siswa yang hanya diam dan asik
sendiri di pindahkan posisi duduknya di depan.
Guru kelas V SDN 01 Koto Baru menggunakan Metode Demontrasi pada saat
pembelajaran dan adapun beberapa kelebihan Metode Demontrasi yaitu : 1) Metode
demontrasi ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan Iebih kongkret. Sehingga
dapat menghindarkan verbalisme 2)  Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa
yang dipelajari. 3) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.4) Memberikan gambaran nyata
yang memperjelas suatu pembahasan di dalam kegiatan belajar mengajar. 5) Memberikan
peluang kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman secara langsung,
mengembangkan kecakapannya karena terlibat langsung dalam proses peragaan
Berdasarkan permasalahan diatas maka Proses pengajaran akan lebih menarik. penulis
tertarik mengambil judul Permasalahan Siswa yang Kurang aktif dalam Proses
Pembelajaran Pada Muatan IPS di SDN 01 Koto Baru

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahn yang di hadapi kelas V SDN 01 Koto Baru, sebagai berikut :
1. guru menjelaskan pembelajaran di dalam kelas siswa tidak memperhatikan
2. siswa yang memukul meja disaat guru menjelaskan,
3. ketika di tanya ada siswa yang mengerti dan tidak

C. Batasan Masalah

2
Berdasarkan masalahnya, yaitu : siswa yang tidak memperhatikan dan sibuk bermain
dan mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung akan menyebabkan situasi pembelajaran
tidak efektif atau tidak konsentrasi untuk teman lainnya karena itu sangat menganggu yang
lain.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah terhadap pembelajaran
IPS yang menggunakan Metode Demontrasi ketika pembelajaran berlangsung dan tidak
menggunakan Metode Demontrasi ketika pembelajaran berlangsung.

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk menggunakan konsentrasi peserta didik dalam menggunakan model demontrasi
2. Untuk meningkatkan hasil belajar dalam menggunakan Metode Demontrasi

F. Manfaat Peneliti
Agar dapat memilih metode yang tepat untuk peserta didik dalam mengajar
pembelajaran IPS di SD dan dapat meningkatkan konsentrasi peserta didik dan dapat belajar
peserta didik dengan menggunakan Metode Demontrasi.

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Metode Demontrasi
a. Pengertian Metode Demontrasi
Metode Demonstrasi merupakan suatu penyajian pembelajaran yang
dipersiapkan guru secara teliti atau teratur supaya pembelajaran berjalan dengan
efektif dan untuk mempertunjukkan pembelajaran yang baik kepada siswa dengan
menggunakan ilustrasi dan tindakan siswa. Menurut Djamarah (2002: 102)
mengatakan bahwa “Metode demonstrasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran
dengan meragakan atau mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, sesuatu
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan.”
b. Kelebihan Demontrasi
1. Metode Demontrasi ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan Iebih
kongkret. Sehingga dapat menghindarkan verbalisme
2. Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari.
3. Proses pengajaran akan lebih menarik.
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri
5. Memberikan gambaran nyata yang memperjelas suatu pembahasan di dalam
kegiatan belajar mengajar
6. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman
secara langsung, mengembangkan kecakapannya karena terlibat langsung dalam
proses peragaan
c. Langkah – langkah Metode Demontrasi
Daryanto (2009:403) langkah-langkah Metode Demonstrasi sebagai berikut:
1. Membagi dan menjelaskan sumber-sumber kegiatan demonstrasi.
Dalam pembelajaran ini, guru terlebih dahalu membagi kelompok atau
pembelajaran dan menejelaskan materi yang akan di berikan kepada siswa

4
tersebut sebelum pembelajaran di mulai. Agar siswa tersebut dapat memahami
pelajaran yang akan diberikan guru tersebut kepada mereka.
2. Memberikan gambaran tentang seluruh kegiatan demonstrasi dan mewujudkan
hasil akhir
Dalam pembelajaran ini, guru memberikan contoh atau memperagakan
kepada peserta didik suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru dan kita sebagai guru harus bisa memberikan hasil atau
nilai akhir pembelajaran kepada siswa.
3. Menghubungkan kegiatan dengan keterampilan yang memiliki peserta dan
keterampilan yang akan disampaikan.
Dalam pembelajaran ini, guru menghubungkan pembelajaran dengan
keterampilan yang dimiliki siswa, seperti guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk membuat kerajinan tangan atau keterampilan apa saja yang bisa
lakukan di rumah dan peserta didik dapat menjelaskan keterampilan yang
mereka buat di rumah di depan kelas nantinya.
4. Mendemonstrasikan langkah-langkah serta perlahan dan memberikan waktu
yang cukup pada peserta untuk mengamatinya.
Dalam pembelajaran ini, guru memperagakan atau memberi contoh kepada
peserta didik dalam sebuah pembelajaran yang akan dipelajari dan guru
memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengamati sebuah peragaan atau
contoh yang diberikan guru tersebut. Ajak siswa untuk mau menanyakan apa
yang kurang dimengerti. Bagian yang dipandang terpenting dari sesuatu yang
dipertunjukan atau dijelaskan harus diulang berkali-kali agar siswa benar-benar
mengetahui seluk beluknya. Setelah selesai mendemonstrasikan guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengecek sampai dimana siswa
telah dapat memahami atau mengikuti demonstrasi yang harus selesai
dipertunjukan.

5
2. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi Kurikulum 2013 adalah
kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi
adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum
diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi
Lulusan (SKL). yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu
kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik berat
Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:

a. Observasi
b. Bertanya (wawancara)
c. Bernalar, dan
d. Mengkomunikasikan (mempersentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pelajaran
Adapun obyek pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah: fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan
lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.

b. Tujuan Kurikulum 2013


Tujuan Kurikulum 2013, seperti yang dikemukakan di berbagai media massa,
bahwa melalui Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang:
produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan
pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik
dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu

6
mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan
karakter tertentu, sebagai syarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan
kompetensi dan karakter.

3. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


a. Pengertian Muatan IPS
Menurut (Baskara,2013:3) IPS tidak bisa lepas dari keterpaduan konsep ilmu-ilmu
sosial.. Pendapat tersebut juga sdiperkuat oleh (Sudrajat 2014:180)Pendidikan IPS
bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
menjadi warga masyarakat yang baik.
b. Tujuan Muatan IPS
Tujuan pembelajaran IPS yaitu sebagai berikut:
1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap interaksi sosial,
teknologi, dan masyarakat.
2. mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil
keputusan setiap persoalan yang dihadapinya
3. mengatasi masalah di kehidupan sehari-hari baik di sekolah, lingkungan,
masyarakat, dan dikeluarga.
C.Karakteristik Muatan IPS
(Numan Soemantri, 2001), menyatakan bahwa ada lima karakteristik yaitu :
1. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan
politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan
agama.
2. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan
sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi materi atau topik
(tema/sub tema) tertentu.
3. Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan
dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
4. Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat
dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,

7
struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive

seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.


5. Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami
fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.
d.Ruang Lingkup Muatan IPS
1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan
ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan
geografi, dan hubungan politik.
2) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga,
kampong, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
3) Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global.
4) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
e.Proses Pembelajaran Muatan IPS
Proses belajar peserta didik yang mengalami peningkatan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari kondisi awal aktivitas peserta didik
yang masih rendah karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan model
konstekstual yaitu ceramah serta minimnya penggunaan media saat mengajar sehingga
peserta didik kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.

Seharusnya guru melakukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dengan


memperhatikan karekteristik peserta didik dalam upaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Tingkat keberhasilan guru pada saat mengajar dapat dilihat dari keberhasilan
peserta didiknya sehingga dikatakan bahwa guru yang hebat adalah guru yang dapat
menciptakan pembelajaran yang inovatif dan pembelajaran yang kreatif bagi peserta
didiknya.
Kualitas pembelajaran dilihat dari kreatifitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran dan aktivitas peserta didik ketika belajar (Gultom, 2013).
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru menggunakan model-
model pembelajaran yang berpusat pada peningkatan keterlibatan peserta didik secara
efektif didalam proses belajar mengajar. Dalam menggunakan model pembelajaran yang
tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang

8
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta
didik dapat meraih hasil belajar yang optimal.

IPS sebagai proses yaitu siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan
pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan masalah
dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi produk, siswa diharapkan
dapat memahami konsep-konsep mengenai interaksi sesama dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Dipandang dari segi sikap, siswa diharapkan mempunyai minat untuk
mmpelajari hal apa saja di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab.

4. Pengertian Hasil Pembelajaran


a) Pengertian Hasil Pembelajaran
Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat
adanya usaha atau fikiran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b) Jenis-jenis hasil pembelajaran
Menurut Blomm (Sudjana 2011) membagi hasil belajar intelektual yang tersiri
dari dalam tiga ranah, yakini, ranah kgnitif, ranah efektif dan ranah psikomotoris.
1) Ranah kognitif, ranah ini berkenan dengan hasil intelektual yang terdiri lima
aspek, yakini:
a) Pengetahuan (knowledge), tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat
rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil
belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran.
Misalnya hafal suatu rumus yang akan menyebabakan paham bagaimana
menggunakan rumus tersebut, hafal kata-kata akan memudahkan dalam
membuat kalimat
b) Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan
sesuatu masalah atau pertanyaan
c) Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-

9
ualang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan
hafalan atau kereampilan
d) Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari
ketiga tipe sebelumnya.
e) Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.
2) Ranah efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar efektif tampak
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar menghargai guru, kebiasaan belajar dan hubungan
soosial
3) Ranah psikomotoris, ranah ini tamoak dalam bentuk kereampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu.

5. Pendekatan Konvensional
a. Pengertian Pendekatan Konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional yang
salah satu di antaranya adalah metode ceramah. Menurut Djamarah (2010: 97),
metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan tradisional karena sejak dulu
metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
didik dalam proses belajar dan mengajar. Pembelajaran model konvensional
ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas
dan latihan.
b. Ciri-ciri Pendekatan Konvensioanl
Secara umum, (Djamarah, 1996) menyebutkan ciri-ciri pembelajaran
konvensional sebagai berikut:
1. Belajar secara individual
2. Pembelajaran sangat abstark dan teortis
3. Perilaku dibangun berdasarkan kebiasaan

10
4. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
5. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
6. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
7. Interaksi di antara peserta didik kurang
8. Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok belajar.
c. Kelebihan dan kelemahan Pendekatan Konvensioanl
1. Kelebihan Pendekatan Konvensioanal
a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah mengorganisasikan
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
2. Kelamahan Pendekatan Konvensional
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang mempunyai sifat visual menjadi rugi, yang auditif lebih besar
menerimanya
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d. Guru sukar untuk menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik
ceramahnya
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Demonstrasi merupakan suatu penyajian pembelajaran yang dipersiapkan guru
secara teliti atau teratur supaya pembelajaran berjalan dengan efektif dan untuk
mempertunjukkan pembelajaran yang baik kepada siswa dengan menggunakan ilustrasi
dan tindakan siswa. Menurut Djamarah (2002: 102)
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan
kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).
Kualitas pembelajaran dilihat dari kreatifitas yang dapat dilakukan oleh peserta
didik setelah mengikuti pembelajaran dan aktivitas peserta didik ketika belajar (Gultom,
2013).

12
B. Saran
Penulis menyadari proposal ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terbatas dari
keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini dan semoga proposal ini bermanfaat
buat kita semua.

Daftar Pustaka

. Sudrajat 2014:180.Hakikat IPS Melalui Pendekatan Pembelajaran inkuiri Pada


Siswa. (Online). Jurnal Ilmiah Guru “COPE”. VOLUME 2
NOMOR 1, Mei 2014. https://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/download/2933/245
3. Diakses tanggal 09 April 2020
Numan Soemantri, 2001Karakteristik IPS Terpadu Melalui Metode Demonstrasi Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sano Nggoang Manggarai Barat Tahun Pelajaran
2017/2018. (Online). Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. VOLUME 2,
NOMOR1,Maret 2018.
http://journal.mandalanursa.org/index.php/JISP/article/download/249/240. Diakses tanggal
09 April 2020
. Menurut Djamarah (2002: 102)Metod demontrasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakary

13
14

Anda mungkin juga menyukai