Anda di halaman 1dari 15

DUPLIK

&
REPLIK REKONPENSI
Perkara Perdata Nomor 35/Pdt.G/2019/PN.Bkt

Antara

VERRA RIDAYANI ------------------------------------------------------------ PENGGUGAT

Melawan

PT BCA Finance
Cq PT BCA Finance Cabang Bukittinggi -------------------------------------- TERGUGAT

Jakarta, 28 November 2019

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
Perkara Perdata Nomor 35/Pdt.G/2019/PN.Bkt
Pengadilan Negeri Bukittinggi,
di -
Bukittinggi.

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini:
1. HENDRO YUDHA SISWOKO;
2. ANDO REINHARD;
3. APRIANTO SILALAHI;
4. SAMUEL PARTOGI SAMOSIR;
5. ANDREAS POP SIBORO;
6. DIDIK PRASETIYA.
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai Litigation Senior Specialist, Para Litigation
Specialist dan Para Litigation Staff PT BCA Finance berkedudukan di Jakarta Selatan,
beralamat di Wisma BCA Pondok Indah Lantai 2, Jalan Metro Pondok Indah No. 10, Jakarta
12310, memiliki kantor cabang di Bukittinggi serta sah mewakili PT BCA Finance cabang
Bukittinggi yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 99B, Bukittinggi, Sumatera Barat 26113
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 208/IX/2019/K-Leg/BCAF tanggal 18 September
2019, dengan ini hendak mengajukan Duplik dan Replik Rekonpensi pada perkara Nomor
35/Pdt.G/2019/PN.Bkt tanggal 9 September 2019 sebagai berikut:

Page 1 of 15
I. DALAM EKSEPSI

 Mengenai Gugatan Kabur (Obscuur Libel)


1. Bahwa Tergugat tetap pada pendiriannya mengenai gugatan Penggugat yang kabur
(Obscur liebel) dengan alas pemikiran sebagaimana yang telah disampaikan dalam
Jawaban tanggal 04 Oktober 2019 yang pada pokoknya menjelaskan bahwa dalam
gugatan a-quo berisi pernyataan dan dalil-dalil yang bertentangan satu sama
lainnya, dimana Penggugat menyatakan bahwa gugatannya tersebut adalah
gugatan perihal Perbuatan Melawan Hukum namun Penggugat didalam point-point
Posita dan Petitum pada gugatannya, Penggugat justru mendalilkan bahwa gugatan
berdasarkan kepada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen yang dimana jika Tergugat telah melanggar Undang-undang tersebut
maka haruslah dikembalikan kepada Perjanjian atau Perikatan diawal yang telah
disepakati oleh keduabelah pihak, yakni Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor
Kontrak 1310000994 PK-001 tanggal 20 Desember 2019. Dimana Perjanjian
tersebut telah dilakukan pembebanan jaminan fidusia dengan nomor akta fidusia
nomor 17 tanggal 7 Januari 2019 dan sertifikat fidusia nomor
W3.00003714.AH.05.01 tahun 2019 tanggal 09 Januari 2019 dengan kedudukan
Penggugat sebagai Debitur dan Tergugat sebagai Kreditur, maka sepatutnya
gugatan Penggugat tersebut bukanlah gugatan perihal Perbuatan Melawan Hukum
melainkan gugatan perihal Wanrestasi, dimana telah terjadi sebuah perbuatan
lalai/wanprestasi terhadap Perjanjian tersebut. Oleh sebab itu Tergugat berpendapat
bahwa Penggugat telah salah dalam menentukan gugatannya, sehingga
mengakibatkan gugatan menjadi kabur (Obscuur Libel) sehingga dengan
demikian gugatan Penggugat wajib untuk ditolak;

2. Bahwa dapat Tergugat sampaikan, Penggugat telah gagal paham dan tidak dapat
membantah Eksepsi Tergugat, dimana didalam Repliknya Penggugat hanya
menyatakan kembali secara panjang lebar kronologis karangan Penggugat semata
yang tidak mempunyai dasar hukum dan sesuai dengan fakta sebenarnnya, tanpa
dapat membantah mengapa Penggugat telah salah dalam menentukan gugatannya,
dimana terdapat pernyataan dan dalil-dalil Penggugat yang bertentangan satu sama
lain didalam gugatannya, dimana Penggugat menyatakan bahwa gugatannya
tersebut adalah gugatan perihal Perbuatan Melawan Hukum namun Penggugat
didalam point-point Posita dan Petitum pada gugatannya, Penggugat justru
mendalilkan bahwa gugatan berdasarkan kepada Undang-undang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen sehingga mengakibatkan gugatan menjadi
kabur (Obscuur Libel);

Page 2 of 15
II.DALAM KONPENSI

Bahwa Tergugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana telah dikemukakan dalam Jawaban
tanggal 04 Oktober 2019 sebelumnya dan Tergugat menolak seluruh dalil yang
dikemukakan oleh Penggugat kecuali hal-hal yang diakui secara tegas dalam Duplik ini:

1. Bahwa segala hal yang telah diuraikan dalam Eksepsi & Jawaban termasuk atau
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dalam Duplik Tergugat terhadap dalil-dalil
Penggugat;

2. Bahwa Menanggapi dalil Penggugat point 4 (empat) bagian Dalam Pokok Perkara
halaman 13 (tiga belas) pada Repliknya, maka dapat Tergugat sampaikan bahwa
Penggugat telah salah dan gagal paham dalam menafsirkan Jawaban Tergugat pada
point ke 1 (satu) hingga pada point ke 5 (lima). Pada Jawaban tersebut telah cukup
jelas Tergugat menerangkan yakni:

- Apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan


Konsumen namun tidak dilaksanakan oleh Penggugat;

- Pengakuan Penggugat yang menyatakan telah mengikatkan diri dalam


satu perikatan pembiayaan (berdasarkan isi gugatannya sendiri pada
point 3 halaman 3), yang dimana Penggugat mengakui telah
mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian, maka sudah seharusnya
Penggugat menjalankan Perikatan tersebut, namun pada kenyataannya
Penggugat tidak menjalankannya;

- Perjanjian Pembiayaan Konsumen tersebut bukanlah klausula baku


sebagaimana yang didalilkan Penggugat pada point 4 (empat) halaman
2 (dua) pada gugatannya;

maka terhadap Jawaban Tergugat pada tanggal 04 Oktober 2019 point 1 (satu)
hingga ke 5 (lima) tersebut, khususnya point 4 (empat) dan 5 (lima) adalah bantahan
dan argumen hukum terhadap gugatan Penggugat;

3. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan perbuatan
pengamanan objek jaminan fidusia tersebut dianggap sepihak dan dapat menimbulkan
kesewenang-wenangan, pengamanan objek jaminan fidusia tersebut tidak dilakukan
dengan sepihak dan kesewenang-wenangan, pengamanan tersebut telah dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana sebelum dilakukan pengamanan objek

Page 3 of 15
jaminan fidusia, terlebih dahulu ada perbuatan lalai/wanprestasi dari Penggugat
terhadap Perjanjian Pembiayaan Konsumen, kemudian Tergugat dengan segala cara
telah memberikan peringatan kepada Penggugat untuk kembali menjalankan
kewajibannya sesuai Perjanjian Pembiayaan Konsumen namun tidak mendapat respon
yang baik, hingga akhirnya Tergugat sebagai penerima jaminan fidusia menggunakan
haknya sesuai dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan
Fidusia;

4. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat yang menyatakan ”Penggugat sudah


melaksanakan kewajiban sebagaian dari perjanjian yang dilakukan”, Majelis Hakim
Yang Terhormat perlu Tergugat sampaikan bahwa pada Perjanjian Pembiayaan
Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001 tanggal 20 Desember 2018 kewajiban
Penggugat salah satunya adalah melakukan pembayaran angsuran Kendaraan a-quo
setiap bulannya secara terus-menerus serta tidak terputus (Pasal 6 Ayat 1), namun
sesuai dengan fakta yang dapat dibuktikan Penggugat tidak melaksanakannya.
Sehingga apa yang didalilkan Penggugat tersebut tidaklah benar dan patut ditolak;

5. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan


”eksekusi tersebut tidak melalui pembicaraan baik-baik, dan penuh dengan Tipu Daya
dan Rangkaian kebohongan dari Tergugat sehingga Penguasaan Terhadap objek
Sengketa terkesan adalah merampas dan menzalimi hak-hak Penggugat”,
pengamanan objek jaminan fidusia tersebut tidak dilakukan dengan cara tipu daya dan
rangkaian kebohongan, pengamanan objek jaminan fidusia tersebut telah sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku juga sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan
Konsumen yang telah disepakati keduabelah pihak, dimana jika salah satu pihak tidak
dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen
yang salah satunya adalah kewajiban Penggugat membayar angsuran
Kendaraan a-quo setiap bulan secara terus-menerus serta tidak terputus
yang dimana kewajiban ini tidak dapat dilaksanakan Penggugat, maka sesuai dengan
Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001 tanggal 20
Desember 2018 Penggugat sudah seharusnya menyerahkan secara sukarela objek
jaminan fidusia tersebut kepada Tergugat (Pasal 10 Ayat 2 point a Perjanjian
Pembiayaan Konsumen). Terlebih lagi saat pengamanan objek jaminan fidusia
Penggugat dalam hal ini menyerahkan objek jaminan yaitu Kendaraan a-quo kepada
Tergugat secara prosedur dan Penggugat juga telah secara sukarela menyerahkan
ditandai dengan menandatangani Berkas Acara Serah Terima nomor 0679002
Kendaraan a-quo. Sehingga sangat tidak masuk akal jika Penggugat kemudian
mendalilkan pengamanan objek jaminan fidusia tersebut penuh tipu daya dan

Page 4 of 15
rangkaian kebohongan, dan terhadap dalil Penggugat yang tidak dapat terbukti
tersebut sudah seharusnya tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya patut untuk
ditolak;

6. Bahwa menanggapi dalil Penggugat point 5 (lima) halaman 14 (empat belas) dalam
Repliknya, maka dapat Tergugat sampaikan bahwa Penggugat telah gagal paham
terhadap proses eksekusi jaminan fidusia, dapat Tergugat sampaikan kembali bahwa
terhadap Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001
tanggal 20 Desember 2018 telah dilakukan pembebanan jaminan fidusia, dan terhadap
pembebanan tersebut maka serta-merta berlakulah ketentuan Undang-undang Nomor
42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, dimana telah jelas diatur pada Pasal 15 (lima
belas) Ayat 2 (dua) bahwa:

”Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap”

bahwa ketentuan mengenai pengamanan objek jaminan fidusia juga kemudian diatur
pada Pasal 29 (dua puluh sembilan) Ayat 1 (satu) point a yang jelas menyatakan:

(1). Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap
Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan
cara:
a. pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimanan dimaksud dalam pasal
15 ayat (2) oleh Penerima Fidusia;

sehingga dalam hal proses eksekusi jaminan fidusia tersebut dapat dilakukan sendiri
oleh Tergugat dimana hal tersebut sudah diatur dan telah berkesesuaian dengan
Perundang-undangan yang berlaku;

7. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan ”cara
Tergugat memindahkan objek sengketa tidak melalui badan penilai harga yang resmi
atau badan pelelangan umum”, Majelis Hakim Yang Terhormat perlu Tergugat
sampaikan bahwa Tergugat sebagai badan hukum tidak memiliki izin sebagai badan
pelelangan umum, sehingga berdasarkan Perundang-undanganpun proses penjualan
objek yang menjadi jaminan fidusia pada Tergugat sudah pasti melalui badan
pelelangan umum. Sehingga apa yang didalilkan Penggugat tersebut tidak benar dan
tidak berdasar sama sekali dan atas dasar itu sudah seharusnya dalil Penggugat tidak
dapat diterima atau setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

Page 5 of 15
8. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 6 (enam) halaman 14 (empat belas)
dan 15 (lima belas) dalam Repliknya, maka dapat Tergugat sampaikan kembali agar
dapat Penggugat pahami, bahwa proses eksekusi objek jaminan fidusia dapat
dilakukan sendiri oleh penerima fidusia yang dalam hal ini adalah Tergugat, hal ini
sendiri berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia yakni Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia,
khususnya pada Pasal 15 (lima belas) Ayat 2 (dua) juga Pasal 29 (dua puluh sembilan)
Ayat 1 (satu) point a sebagaimana yang telah Tergugat sampaikan pada point
sebelumnya;

9. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada bagian Faktanya titik ke 2 (dua) dan ke 3
(tiga) halaman 15 (lima belas) dalam Repliknya, maka dapat Tergugat sampaikan
bahwa pengenaan biaya-biaya tersebut telah sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan
Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001 tanggal 20 Desember 2018 yang
disepakati oleh keduabelah pihak, dan sebuah kebohongan besar jika Penggugat
mendalilkan jika biaya tersebut ditetapkan sendiri oleh Tergugat, karena pada awal
akan dilakukannya perikatan telah ada kesepakatan jika terjadi perbuatan
lalai/wanprestasi yang dilakukan Penggugat maka akan dikenai biaya-biaya tersebut
yang kemudian dimasukkan kedalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen, sehingga dalil
Penggugat yang menyatakan menyebabkan kerugian pada dirinya adalah tidak benar,
karena pada dasarnya pengenaan biaya-biaya tersebut sudah menjadi kewajiban yang
telah disepakati sendiri oleh Penguggat;

10. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada bagian Faktanya titik ke 4 (empat) halaman
15 (lima belas) dalam Repliknya, perlu Tergugat sampaikan agar menjadi jelas, bahwa
setelah dilakukan pengamanan terhadap Objek Jaminan Fidusia tersebut pada tanggal
27 Juni 2019, Tergugat masih memiliki itikad baik dengan mengirimkan surat
pemberitahuan hutang dan lelang dimana berisi agar Penggugat membayarkan
seluruh sisa kewajiban dan biaya-biaya yang timbul sesuai dengan Perjanjian
Pembiayaan Konsumen jika masih ingin memiliki Kendaraan a-quo, namun terhadap
hal tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh Penggugat. Barulah dilakukan pelelangan
terhadap Kendaraan a-quo pada tanggal 10 September 2019 melalui badan pelelangan
umum yakni PT JBA Indonesia cabang Pekanbaru dan hal tersebut telah disampaikan
pada proses mediasi tanggal 23 September 2019, namun setelahnya dikarenakan tidak
adanya pembayaran oleh pemenang lelang, maka Tergugat membatalkan penjualan
Kendaraan a-quo dan hingga saat ini belum dilakukan pelelangan terhadap Kendaraan
a-quo;

Page 6 of 15
11. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada bagian kesimpulan point pertama halaman
15 (lima belas) dalam Repliknya, maka dapat Tergugat sampaikan bahwa baik
Tergugat maupun Pihak Eksternal dalam hal tidak melakukan perampasan terhadap
Objek Jaminan Fidusia tersebut, karena pada dasarnya Penggugat sendirilah yang
menyerahkan Objek Jaminan Fidusia tersebut akibat dari perbuatan lalai/wanprestasi
terhadap Perjanjian Pembiayaan Konsumen, hal ini ditandai dengan Berkas Acara
Serah Terima Nomor 0679002 yang ditandatangani oleh Penggugat. Sehingga apa
yang didalilkan Penggugat tersebut tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya patut
untuk ditolak;

12. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 7 (tujuh) halaman 16 (enam belas)
dalam Repliknya, maka dapat Tergugat sampaikan kembali sesuai Jawaban Tergugat
tanggal 04 Oktober 2019, dimana berdasarkan sistem pembayaran angsuran
Penggugat telah tidak melaksanakan kewajibannya membayar angsuran Kendaraan a-
quo sejak angsuran ke 4 (empat) yang jatuh tempo tanggal 20 April 2019 hingga
akhirnya dilakukan pengamanan objek jaminan fidusia pada tanggal 27 Juni 2019 yang
artinya telah terjadi keterlambatan selama 3 bulan, dimana tiap bulannya Penggugat
wajib membayarkan angsuran sebesar Rp. 4.315.200,- (empat juta tiga ratus lima
belas ribu dua ratus rupiah), sehingga seluruh tunggakan Penggugat pada saat
sebelum dilakukan Pengamanan Objek Jaminan Fidusia adalah sebesar Rp.
12.945.600,- (dua belas juta sembilan ratus empat puluh lima ribu enam
ratus rupiah) yang seharusnya dibayarkan oleh Penggugat. Bukan sebesar Rp.
4.300.000,- (empat juta tiga ratus rupiah) sebagaimana yang didalilkan Penggugat
yang juga tidak pernah sama sekali diterima oleh Tergugat;

13. Bahwa berdasarkan dalil pada Replik Penggugat pada bagian Faktanya halaman 16
(enam belas) yang menyatakan ”Pada Pertengahan Juni 2019 Karyawan yang bekerja
pada perusahaan Tergugat menyampaikan teguran atas keterlambatan pembayaran
angsuran yang mendapatkan perintah dari Tergugat........dst...........supaya objek
sengketa tidak dilakukan pengamanan atau ditarik” , maka dapat Tergugat sampaikan,
sangat jelas terlihat bahwa Penggugat adalah Debitor yang tidak memliki itikad baik
dimana hal tersebut Tergugat yakini berdasarkan historis pembayaran angsuran
Kendaraan a-quo, Penggugat sudah tidak melakukan pembayaran sejak angsuran ke 4
(empat) yang jatuh tempo tanggal 20 April 2019, namun hingga bulan Juni dilakukan
penagihan langsung oleh karyawan Tergugat terkait tunggakan 3 bulan angsuran
sebesar Rp. 12.945.600,- (dua belas juta sembilan ratus empat puluh lima
ribu enam ratus rupiah) Penggugat juga tidak dapat memenuhi hal tersebut dan
masih tetap tidak melakukan pembayaran angsuran Kendaraan a-quo,

Page 7 of 15
sehingga telah cukup dinyatakan telah lalai/wanprestasi terhadap Perjanjian
Pembiayaan Konsumen;

14. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 8 (delapan) halaman 18 (delapan
belas) yang menyatakan ”Tergugat berkedudukan lebih kuat secara ekonomi.
Penggugat datang kepada Tergugat karena kebutuhannya akan Pembiayaan. Untuk
memenuhi kebutuhannya, segala klausula yang diajukan oleh Tergugat akan disetujui
saja oleh Penggugat” maka Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat tersebut,
Penggugat jelas-jelas telah gagal paham memahami Jawaban Tergugat pada point 22
(dua puluh dua) tersebut, bahwa pada hakikatnya Jawaban Tergugat pada point 22
(dua puluh dua) tersebut adalah menyampaikan bahwa Tergugat sebagai Korporasi
yang besar sudah tentu didalam menjalankan pengelolaan perusahaannya telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dimana peraturan-peraturan tersebut tentunya melindungi keduabelah
pihak dan juga tidak merugikan konsumen. Namun terhadap hal yang telah Tergugat
sampaikan tersebut diatas saja telah gagal dipahami oleh Penggugat sehingga
terhadap dalil Penggugat pada point 8 (delapan) tersebut tidak ada relevannya
terhadap Jawaban Tergugat pada point 22 (dua puluh dua) dan juga hanyalah bentuk
dari pengulangan dari dalil Penggugat sebelumnya, tanpa ada sama sekali bantahan
hukum atau argumen hukum terhadap Jawaban Tergugat sebelumnya;

15. Bahwa pada point 8 (delapan) halaman 18 (delapan belas) Penggugat seolah-olah
bertindak sebagai pihak yang paling lemah, padahal jika ditarik kembali apa yang
menjadi sumber permasalahan a-quo adalah dimana Penggugat sendiri tidak
melakukan apa yang menjadi kewajibannya sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan
Konsumen yakni melakukan pembayaran angsuran Kendaraan a-quo secara terus-
menerus serta tanpa terputus setiap bulannya. Justru Penggugat tidak melakukan
pembayaran selama 3 bulan angsuran sebesar Rp. 12.945.600,- (dua belas juta
sembilan ratus empat puluh lima ribu enam ratus rupiah) dan terhadap
tunggakan tersebut telah dilakukan upaya peringatan yang cukup kepada Penggugat,
namun tetap juga tidak dilaksanakan oleh Penggugat hingga akhirnya dilakukan
pengamanan objek jaminan fidusia. Sehingga dalil Penggugat tersebut sudah
seharusnya tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

16. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 9 (sembilan) halaman 19 (sembilan
belas) menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat tersebut, Majelis Hakim Yang
Terhormat tentu juga setuju bahwa sebuah Perjanjian baik dilakukan dihadapan

Page 8 of 15
maupun tidak dihadapan notaris namun Perjanjian tersebut telah memenuhi unsur-
unsur sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yakni :

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.


Bahwa berdasarkan syarat ini, unsur sepakat dari para pihak telah terpenuhi
dikarenakan antara Tergugat dan Penggugat telah bersepakat untuk saling
mengikatkan diri dimana kesepakatan tersebut yang dituangkan dalam Perjanjian
Pembiayaan Konsumen yang mengatur hak dan kewajiban para pihak. Dengan
telah ditandatanganinya Perjanjian Pembiayaan Konsumen baik oleh Tergugat
maupun Penggugat, maka telah terjadi kesepakatan yang sah, dengan demikian
unsur ini telah terpenuhi;

b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian.

Orang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya,
setiap orang yang sudah dewasa atau aqilbaliqh dan sehat pikirannya, adalah
cakap menurut hukum. Dalam pasal 1330 KUH Perdata disebut sebagai orang-
orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian:
 orang-orang yang belum dewasa;
 mereka yang di taruh di bawah pengampuan;
 orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan
oleh Undang-undang, dan semua orang kepada siapa Undang-Undang telah
melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu.

Dalam hal ini baik Tergugat dan Penggugat adalah telah cakap untuk membuat
suatu perjanjian;

c. Mengenai suatu hal/objek tertentu.

Bahwa yang menjadi unsur suatu objek dalam perjanjian ini adalah Kendaraan
yang hendak dibeli oleh Penggugat dengan menggunakan Fasilitas Pembiayaan dari
Tergugat. Dengan demikian unsur mengenai objek tertentu telah terpenuhi;

d. Suatu sebab yang halal.

Bahwa pemberian fasilitas pembiayaan untuk pembelian Kendaraan tersebut bukan


merupakan sesuatu yang dilarang oleh hukum dengan demikian unsur suatu sebab
yang halal telah terpenuhi.

Sehingga dengan terpenuhinya unsur-unsur diatas maka terhadap perjanjian tersebut


berlaku pula ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata dimana kemudian Perjanjian tersebut
berlaku sebagai undang-undang bagi keduabelah pihak yang melakukan perjanjian;

Page 9 of 15
17. Bahwa dapat Tergugat sampaikan, sesungguhnya dalam hal ini Penggugat sebenarnya
tidak memahami sama sekali mekanisme pendaftaran jaminan fidusia, namun
Penggugat berani menyimpulkan yang tidak sesuai dengan kenyataannya, perlu
Tergugat sampaikan kembali mengenai Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor
Kontrak 1310000994-PK-001 tanggal 20 Desember 2018, telah dilakukan pembebanan
jaminan fidusia dimana telah diterbitkan sertifikat fidusia nomor
W3.00003714.AH.05.01 Tahun 2019 Tanggal 09 Januari 2019, yang didaftarkan oleh
Notaris RICKY BANGUN S.H., pada kantor pendaftaran jaminan fidusia kantor wilayah
Sumatera Barat, sehingga apa yang Penggugat dalilkan sama sekali tidak berdasar dan
seharusnya tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

18. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatatakan Perjanjian
Pembiayaan Konsumen adalah klausula baku, perlu Tergugat tegaskan kembali bahwa
Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001 tanggal 20
Desember 2018 bukanlah klausula baku, melainkan kesepekatan-kesepakatan yang
kemudian dituangkan kedalam Perjanjian, dan dalam hal ini Penggugat sejatinya telah
sepakat. Bahwa sangat aneh jika kemudian Penggugat menyatakan Perjanjian
Pembiayaan Konsumen merupakan klausula baku dikarenakan sulit dipahami, karena
pada dasarnya sebelum melakukan penandatanganan Penggugat diberikan
kesempatan dan waktu untuk memahami kembali isi dari Perjanjian Pembiayaan
Konsumen tersebut, dimana dapat dibuktikan adanya paraf Penggugat pada tiap
halamannya, dimana sewaktu memaraf ditiap halamannya Penggugat diberi
kesempatan untuk memahami kembali kesepakatan yang telah dituang kedalam
Perjanjian Pembiayaan Konsumen. Sehingga apa yang didalilkan Penggugat tersebut
seharusnya tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

19. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 10 (sepuluh) halaman 20 (dua puluh)
dan halaman 21 (dua puluh satu), dimana Tergugat tetap pada pendiriannya dimana
tidak terdapat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sepeda motor sebagaimana
yang Penggugat dalilkan, dimana hal ini dapat dibuktikan dengan Berita Acara Serah
Terima Nomor 0679002, dimana didalam dokumen tersebut telah jelas dinyatakan
tidak terdapat benda-benda berharga milik Penggugat didalam Kendaraan a-quo, hal
tersebut bahkan diketahui dan ditandatangani oleh Penggugat. Maka apa yang
didalilkan Penggugat tersebut menjadi bertentangan dengan fakta yang ada dan
terkesan menjadi tuduhan tidak berdasar, sehingga sudah seharusnya tidak dapat
diterima atau setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

Page 10 of 15
20. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 12 (sebelas) halaman 21 (dua puluh
satu) Tergugat menolak dengan Tegas dalil Penggugat yang menyatakan tidak adanya
itikad baik oleh Tergugat, justru dalam hal ini Tergugat berkali-kali Tergugat telah
menunjukkan itikad baik, dimana walaupun Penggugat telah lalai/wanprestasi
terhadap Perjanjian Pembiayaan Konsumen, namun Tergugat tidak serta-merta
melakukan pengamanan terhadap objek jaminan fidusia tersebut, dimana Tergugat
masih melakukan himbauan dengan melakukan penagihan-penagihan namun terhadap
hal tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh Penggugat hingga dilakukan pengamanan
terhadap objek jaminan fidusia tersebut;

21. Bahwa setelah dilakukan pengamanan objek jaminan fidusia pun Tergugat tidak serta-
merta menutup diri kepada Penggugat dimana sebelum diajukannya gugatan pada
Pengadilan Negeri Bukittinggi a-quo, Tergugat dan Penggugat telah bermusyawarah
dengan cara mediasi pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota
Payakumbuh. Pada mediasi tersebut Tergugat menyampaikan bahwa jika Penggugat
ingin menguasai kembali Kendaraan a-quo setelah adanya perbuatan lalai/wanprestasi
maka sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen, maka Penggugat wajib
melunasi seluruh sisa kewajiban dan biaya-biaya yang timbul akibat dari perbuatan
lalai/wanprestasi tersebut, namun dalam hal ini justru Penggugatlah yang tidak dapat
melaksanakannya sementara hal tersebut telah disepakati didalam Perjanjian
Pembiayaan Konsumen. Sehingga dalil Penggugat yang menyatakan tidak ada itikad
baik dari Tergugat adalah tidak benar dan sepantasnya tidak dapat diterima atau
setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

III. DALAM REKONPENSI

1.Bahwa Penggugat Rekonpensi mohon segala yang terurai dalam Konpensi secara mutatis
mutandis merupakan bagian dari Rekonpensi;

2.Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi pada point 4 (empat) halaman 22 (dua
puluh dua) dalam jawaban atas gugatan Penggugat Rekonpensi maka Penggugat
Rekonpensi menolak dengan tegas dalil Tergugat Rekonpensi tersebut, bahwa
Penggugat Rekonpensi tidak sepihak dan mengada-ada dalam menyatakan bahwa
Tergugat Rekonpensi telah melakukan perbuatan lalai/wanprestasi terhadap Perjanjian
Pembiayaan Konsumen, bahwa dapat dibuktikan jika Tergugat Rekonpensi didalam
melakukan kewajibannya yakni melakukan pembayaran angsuran Kendaraan a-quo
yang telah dibayarkan sebanyak 3 (tiga) kali pun selalu tidak tepat waktu sesuai
dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan akhirnya pada angsuran ke 4 (empat)
Penggugat sama sekali tidak melakukan pembayaran dan menunggak sebanyak 3

Page 11 of 15
(tiga) bulan angsuran sebesar Rp. 12.945.600,- (dua belas juta sembilan ratus
empat puluh lima ribu enam ratus rupiah) hingga dilakukan pengamanan objek
jaminan fidusia tersebut, sebagaimana yang telah Penggugat sampaikan pada
Jawabannya sebelumnya. Menjadi sangat aneh, jika memang Tergugat Rekonpensi
tertib dalam melakukan pembayaran angsuran, mengapa hingga terjadi pengamanan
objek jaminan fidusia tersebut ? Sehingga apa yang didalilkan Tergugat Rekonpensi
sudah patut untuk tidak diterima atau setidak-tidaknya patut untuk ditolak;

3.Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi pada point 5 (lima) halaman 22 (dua
puluh dua) dalam jawaban atas gugatan Penggugat Rekonpensi, menolak dengan
tegas dalil Penggugat tersebut, sesungguhnya Tergugat Rekonpensi tidak memahami
Pasal 1243 KUHPerdata yang jelas mengatur bahwa jika terjadi suatu perbuatan
lalai/wanprestasi maka dapat dimintakan penggantian biaya, kerugian dan bunga.
Terlebih lagi terhadap Kendaraan a-quo belum dilakukan kembali (batal lelang)
eksekusi jaminan fidusia guna menutupi segala piutang Tergugat Rekonpensi dan
Tergugat Rekonpensi ingin menguasai kembali Kendaraan a-quo maka tuntutan
Penggugat Rekonpensi tersebut sudah tepat dan sudah sepatutnya untuk dikabulkan
Majelis Hakim Yang Terhormat;

4.Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi pada point 6 (enam) halaman 23 (dua
puluh tiga) dalam jawaban atas gugatan Penggugat Rekonpensi, maka dapat
Penggugat Rekonpensi sampaikan bahwa manjadi sangat aneh jika Tergugat
Rekonpensi selalu mendalilkan bahwa Penggugat Rekonpensi tidak mau menerima
pembayaran tunggakan angsuran Kendaraan a-quo selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp.
Rp. 12.945.600,- (dua belas juta sembilan ratus empat puluh lima ribu enam
ratus rupiah) jika memang Tergugat Rekonpensi benar-benar hendak membayarkan
tunggakan angsuran tersebut;

5.Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi pada point 7 (tujuh) halaman 23 (dua
puluh tiga) dalam jawaban atas gugatan Penggugat Rekonpensi, maka dapat
Penggugat Rekonpensi sampaikan bahwa Penggugat Rekonpensi tidak pernah
menerima uang sejumlah Rp. 4.300.000,- (empat juta tiga ratus ribu rupiah) tersebut,
sehingga menjadi sangat aneh jika Penggugat Rekonpensi harus mengembalikan
sesuatu yang tidak pernah diterimanya;

6.Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi pada point 8 (delapan) halaman 23 (dua
puluh tiga) dan halaman 24 (dua puluh empat) dalam jawaban atas gugatan
Penggugat Rekonpensi, sesungguhnya Tergugat Rekonpensi tidak cermat dalam
memahami gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi tersebut, bahwa telah jelas

Page 12 of 15
dalam Petitum gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi point 4 (empat) bahwa
Penggugat Rekonpensi menuntut Tergugat Rekonpensi melunasi seluruh sisa
kewajibannya sebesar Rp. 256.730.439,- (dua ratus lima puluh enam juta
tujuh ratus tiga puluh ribu empat ratus tiga puluh sembilan rupiah) dan
kemudian Penggugat Rekonpensi akan menyerahkan Kendaraan a-quo
beserta dengan BPKB Kendaraan a-quo kepada Tergugat Rekonpensi, hal ini
semata-mata dikarenakan Objek Jaminan Fidusia tersebut yakni Kendaraan a-quo
telah batal lelang, sehingga jika Tergugat Rekonpensi masih ingin menguasai
Kendaraan a-quo maka dapat melakukan pelunasan terhadap seluruh sisa
kewajibannya kepada Penggugat rekonpensi;

7.Bahwa menanggapi dalil Tergugat Rekonpensi yang menyatakan bahwa STNK asli dari
objek sengketa masih berada pada penguasaan Tergugat Rekonpensi, maka dapat
Penggugat Rekonpensi sampaikan bahwa penguasaan STNK tersebut merupakan
sebuah bentuk itikad tidak baik dari Tergugat Rekonpensi, penguasaan Kunci
Kendaraan dan STNK Kendaraan a-quo secara tanpa hak yang dilakukan oleh
Tergugat Rekonpensi memenuhi unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana terurai di atas yang akan didukung dengan
bukti-bukti yang tidak dapat diingkari kebenarannya, maka Tergugat Konpensi/Penggugat
Rekonpensi mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo
memutus sebagai berikut:

I. DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan gugatan Penggugat kabur (Obscuur Libel);
3. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

II. DALAM KONPENSI

1. Menerima dalil-dalil Tergugat untuk seluruhnya;

2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, atau setidak-tidaknya menyatakan


gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

3. Menyatakan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001


tanggal 20 Desember 2018 yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat adalah
sah dan mengikat sebagai Undang-undang bagi kedua belah pihak;

4. Menyatakan Tergugat tidak melakukan perbuatan melawan hukum;

Page 13 of 15
5. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.

III. DALAM REKONPENSI

1. Menerima gugatan balik (Rekonpensi) Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;

2. Mengabulkan gugatan balik (Rekonpensi) Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;

3. Menyatakan Tergugat Rekonpensi telah lalai/wanprestasi terhadap kewajibannya


berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor Kontrak 1310000994-PK-001
tanggal 20 Desember 2018;

4. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk melunasi seluruh kewajibannya tehadap


Penggugat Rekonpensi sebesar kerugian materiil yang jika dihitung sampai dengan
tanggal 12 November 2019 adalah sebesar Rp. 256.730.439,- (dua ratus lima
puluh enam juta tujuh ratus tiga puluh ribu empat ratus tiga puluh
sembilan rupiah) dengan perincian sebagai berikut:

Kewajiban Penggugat
Sisa Pokok Utang Rp. 162.692.227,-
*50 kali Angsuran Pokok yang belum tertunggak
Angsuran Tertunggak Rp. 30.206.400,-
*7 kali Angsuran Tertunggak, dimulai dari angsuran ke 4
(empat) hingga angsuran ke 10 (sepuluh)
Bunga Rp. 1.459.347,-
*Bunga berjalan dari total kewajiban yang belum dibayarkan
sesuai dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen
Denda Rp. 14.550.854,-
*Denda yang timbul akibat keterlambatan membayar
angsuran sampai dengan tanggal 12 November 2019
Penalti Rp. 8.131.611,-
*Penalti pelunasan dipercepat 5 % dari sisa pokok hutang
Biaya Pengamanan Rp. 9.000.000,-
*Biaya pengamanan objek jaminan fidusia
Admin Rp. 750.000,-
*Biaya Administrasi
Biaya Litigasi Rp. 30.000.000,-
*Sesuai Pasal 12 Ayat 1 Perjanjian Pembiayaan Konsumen
Nomor Kontrak 1310000994-PK-001
Total Rp. 256.730.439,-

dan kemudian Penggugat Rekonpensi akan menyerahkan Kendaraan a-quo beserta


dengan BPKB Kendaraan a-quo kepada Tergugat Rekonpensi atau setidak-tidaknya
menyatakan sah secara hukum upaya eksekusi jaminan fidusia dengan mekanisme
pelelangan atas Kendaraan a-quo yang akan dilakukan oleh Penggugat Rekonpensi;

Page 14 of 15
5. Menyatakan putusan yang dijatuhkan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih
dahulu meskipun ada bantahan (verzet), banding atau kasasi (uitvoerbaar bij
voorraad);

6. Menghukum Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi untuk membayar biaya


perkara yang timbul dalam perkara ini.

IV. DALAM KONPENSI/REKONPENSI

Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami,
PT BCA Finance

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai