Anda di halaman 1dari 38

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN KELUARGA
“LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
HIPERTENSI DI KAMPUNG MANDAR, DESA SERUNI MUMBUL”
(Fasilitator : Ns. Hariawan Junardi, S.Kep., M.Kep.)

DISUSUN OLEH :
SUDI LESTARI
(1709MK704)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat  Allah


swt. yang telah memberikan kesehatan jasmani ataupun rohani, dan memberikan
nikmat serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, sehingga kami sebagai penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dan tak lupa pula kita haturkan sholawat dan serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun manusia dari jalan
yang gelap gulita menuju ke jalan yang terang benderang seperti yang sedang kita
rasakan sekarang ini.
Akhirnya, penulis bisa menyelesaikan laporan ini guna memenuhi tugas
di mata kuliah Keperawatan Keluarga dan pada laporan ini penulis akan
membahas suatu judul mengenai “Asuhan Keperawatan ”. Tentunya saya sebagai
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Penulis
menginginkan kepada semua pihak yang membaca makalah ini khususnya Bapak
dosen pengampu mata kuliah untuk memberikan masukan berupa kritik atau saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan isi dari laporan ini.

Lombok Timur, 10 November 2020

Sudi Lestari

ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar .............................................................................................. ii
Daftar isi ......................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................4
A. Latar belakang .................................................................................4
B. Tujuan ..............................................................................................5
C. Waktu pelaksanaan ..........................................................................6
D. Tempat pengkajian ..........................................................................6
E. Strategi pelaksanaan ........................................................................6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................8
A. Konsep Keluarga .............................................................................8
B. Konsep Hipertensi .........................................................................11
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M ..............20
A. Pengkajian Keperawatan ...............................................................20
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................30
C. Intervensi Keperawatan..................................................................33
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.......................................34
BAB IV : PENUTUP .................................................................................36
A. Kesimpulan .........................................................................................36
B. Saran ...................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA

iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,
2012).
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan
kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana atau penyalur (Baillon Maglaya, 2007).
Kampung mandar adalah salah satu dusun yang ada di desa Seruni
Mumbul, dimana sebagian besar penduduknya sekitar (80%) berprofesi
sebagai nelayan. Tempat tinggal mereka yaitu pesisir pantai, maka tidak
dapat dihindari bahwa mereka akan mengonsumsi garam secara berlebihan,
karena banyak sekali warga yang saya lihat sedang menjemur ikan asin di
sana dan tentunya agar ikan yang diasinkan itu tahan lama, warga akan
membutuhkan gara dalam takaran yang melebihi batas normal. Ketika
seseorang mengonsumsi garam dalam kadar yang berlebihan maka akan
berpotensi mengalami gangguan kesehatan, salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius dan
cenderung meningkat di masa yang akan datang karena tingkat
keganasannya yang tinggi berupa ke cacatan permanen dan kematian
mendadak. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan
masyarakat mengenai bahaya hipertensi, komplikasi dan cara
pengendaliannya. (Menurut Dr.Tjandra Yoga 2009, dikutip dari Diknes
Bonebolongo,2009)
Meningkatnya hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat,
antara lain merokok, kurang olahraga, mengkonsumsi makanan yang kurang
bergizi, dan stress (Nisa, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
syahrini dkk (2012) mengalami faktor-faktor risiko yang berhubungan

4
dengan hipertensi primer yaitu obesitas, makanan berlemak, dan kebiasaan
konsumsi garam, sedangkan merokok, konsumsi alkhohol, dan konsumsi
kafein tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi.
Penyakit hipertensi akan berdampak terhadap gagal jantung, stroke,
nefrosklerosis dan insufiensi ginjal dan hipertensi juga penyebab utama
morbiditas dan mortalitas. Prevelensi hipertensi di indonesia pada tahun
2013 sebanyak 25,8% Berdasarkan Data Statistik Kesehatan Dunia WHO
(World Health Organization) tahun 2011, hipertensi dikenal sebagai
penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 30% dari
kematian di seluruh dunia dan prevalensinya sebesar 37,4%. Profil data
kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan
salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah
sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62%
wanita serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada
mahasiswa agar diperoleh hasil yang optimal dalam memperoleh,
menganalisa data/informasi serta menginterprestasikan hasilnya pada
saaat intervensi kepada keluarga dan pemberdayaan potensi-potensi yang
ada di keluarga tersebut.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik kerja lapangan, mahasiswa mampu :
a. Berkomunikasi secara efektif dengan anggota keluarga yang ada.
b. Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data kesehatan keluarga,
menyajikan data serta memprioritaskan masalah yang ada dalam
keluarga tersebut.
c. Menumbuhkan motivasi keluarga dalam upaya mengenali dan
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal.

5
d. Bersama-sama keluarga dalam menyusun intervensi/perencanaan
kegiatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang ada di
keluarga tersebut.
e. Membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga
tersebut.
f. Mengenali dan memnfaatkan sumber daya yang ada dalam keluarga
guna mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.
g. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pada keluarga mengenai
masalah kesehatan yang dihadapi.
h. Menilai dan mengevaluasi program kesehatan yang ada sebagai bahan
pembelajaran berikutnya.

C. WAKTU PELAKSANAAN
Proses pengkajian keperawatan komunitas ini dilakukan pada hari
Senin tanggal 9-11 November 2020.

D. TEMPAT PENGKAJIAN
Proses pengkajian keperawatan keluarga ini dilakukan di rumah
salah satu warga di wilayah Kampung Mandar, Desa Seruni Mumbul.

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi pelaksanaan dalam proses pengkajian keperawatan
keluarga yang digunakan adalah :
1. Wawancara.
Wawancara adalah proses tanya jawab antara dua pihak yaitu
pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data. Saat proses
pengkajian ini kami melakukan wawancara langsung kepada salah satu
anggota keluarga (baik istri ataupun suami) dengan datang ke rumah dan
meminta izin untuk wawancara sebentar dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada anggota keluarga yang ada guna melengkapi data-data
pengkajian keperawatan keluarga.

6
2. Observasi.
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap sebuah objek
secara langsung dan mendetail guna untuk menemukan informasi
mengenai objek tertentu. Selain melakukan wawancara dengan serentetan
pertanyaan, saya juga melakukan observasi sesuai dengan data-data
pengkajian keperawatan keluarga.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak,
2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga
atau unit layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu
sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun
adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

8
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir
dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan
keluarga dibagi menjadi 8 yaitu :
a) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina

9
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).
b) Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post
partum 6 minggu.
c) Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d) Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.

10
g) Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
h) Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.
4. Tugas keluarga
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
b) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.
c) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit.
d) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan.
e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.

B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi
World Health Organization (WHO) dan The International
Society of Hypertension (ISH) menetapkan bahwa hipertensi merupakan
kondisi ketika tekanan darah (TD) sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Nilai ini merupakan
hasil rerata minimal dua kali pengukuran setelah melakukan dua kali atau
lebih kontak dengan petugas (Yasmara, 2016).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari satu periode, hal ini terjadi bila arteriole-arteriole

11
kontriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut akan menimbulkan
kerusakan janntung dan pembuluh darah (Udjianti, 2013).
2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung
atau peningkatan tekanan perifer (Reni, 2010).
Penyebab terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu yang dapat dirubah dan tidak dapat dirubah. Faktor yang tidak
dapat dirubah diantaranya factor usia, jenis kelamin, dan riwayat
penyakit keluarga (Pratiwi, 2013). Dan untuk faktor yang dapat dirubah
yaitu faktor gaya hidup diantaranya kebiasaan merokok, konsumsi garam
berlebih, konsumsi lemak jenuh, dan obesitas, kurang aktivitas fisik
(Kartikasari, 2012).
3. Klasifikasi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Oleh sebab itu,
penelitian dan pengobatan lebih ditujukan bagi penderita hipertensi
primer. Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh factor
berikut ini :
1) Factor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan),
dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

12
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan
atau makan berlebihan. Stress, merokok, minum alcohol, minum
obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah
satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal,
yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat
bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder antara lain
feokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin dikelenjar
adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung
dan volume sekuncup, dan penyakit cushing yang menyebabkan
peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan
peningkatan CTR karena hipersensivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosterone tanpa diketahui
penyebabnya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi
orang juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2014).
4. Tanda dan Gejala
Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi
tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala.
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai
berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa:

13
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intracranial
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler
Gejala lain yang yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi, yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Novianti,
2006 dalam Reni, 2010).
5. Pencegahan
Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya,
hanya diperlukan disiplin dan kepatuhan dalam menjalani terapi
hipertensi atau pola hidup yang sehat, sabar, dan ikhlas dalam
mengendalikan perasaan dan keinginan atau ambisi. Disamping itu
berusaha untuk memperoleh kemajuan, selalu sadar atau mawas diri
untuk ikhlas menerima kegagalan atau kesulitan.
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi
agar penyakitnya tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai obat-
obatan yang ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal
hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High
Blood Presure), antara lain dengan cara sebagai berikut (Gunawan,
2006):
a. Mengurangi Konsumsi Garam
Pembatasan mengkonsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2
gram garam dapur untuk diet setiap hari.

14
b. Menghindari Kegemukan
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan
normal atau tidak. Batasan kegemukan adalah jika berat badan
lebih dari 10% dari berat badan normal.
c. Membatasi Konsumsi Lemak
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah
tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol hipertensi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding
pembuluh darah. Lama-kelamaan, jika endapan kolesterol
bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu
peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja
jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.
Kadar kolesterol normal dalam darah dibatasi maksimal 200 mg –
250 mg per 100 cc serum darah. Untuk menjaga agar kadar
kolesterol darah tidak bertambah tinggi. Himpunan Ahli Jantung
Amerika AHA menganjurkan agar konsumsi kolesterol dalam
makanan dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.
d. Makan Banyak Buah dan Sayuran Segar
Buah dan sayuran segar megandung banyak vitamin dan mineral.
Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu
menurunkan tekanan darah.
e. Tidak Merokok dan Tidak Minum Alkohol
Nikotin yang ada di dalam rokok dapat mempengaruhi seseorang,
bisa melalui pembentukan plak aterosklerosis, efek langsung
nikotin terhadap pelepasan hormone epinephrine dan
norepinephrine, ataupun melalui efek CO dalam peningkatan sel
darah merah.
f. Latihan Relaksasi atau Meditasi
Relaksasi dan meditasi berguna untuk mengurangi stress atau
ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan
dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang

15
damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan
dengan mendengarkan music, atau bernyanyi.
g. Berusaha dan Membina Hidup yang Positif
Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan,
tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau
beban stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stress
terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan
menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun
timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang
harus berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk
membina hidup yang positif adalah sebagai berikut :
1) Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah

2) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu untuk kegiatan


santai sekaligus belajar mengalah, belajar berdamai.
6. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Aspiani, 2014) Pemeriksaan penunjang berikut ini
dapat membantu untuk menegakkan diagnosa hipertensi :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal.
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa).

16
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miokard
3) Gangguan konduksi
4) Peninggian konduksi
c. Foto Rontgen
Foto rontgen toraks dapat memperlihatkan kardiomegali. (Aspiani,
2014).
8. Komplikasi
Menurut (Ardiansyah,2012) tekanan darah yang terus-menerus
tinggi dan tidak terkontrol dapat mennimbulkankomplikasi padda organ-
organ tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi diotak
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang, arteri-arteri otak yang mengalami arteroskleorosis dapat
melemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma.
b. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk trombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena
terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia
jantung yag menyebabkan infark.
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomelurus. Dengan rusaknya

17
glomelurus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Dengan rusaknya membrane glomelurus protein akan keluar
melalui urine sehngga tekanan osmotic keloid plasma berkurang,
hal ini menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik.
d. Ensafalopati (kerusakan otak)
Ensafalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi
akibat kelainan ini menyebabkan penekanan pada kapiler dan
mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan
saraf akibat neuron-neuron dosekitarnya menjadi kolaps dan terjadi
koma serta kematian.
9. Penatalaksanaan
Menurut Wahdah, 2011 penatalaksanaan dalam hipertensi dibagi
dalam 2 golongan yaitu :
a. Pengobatan non farmakologis
1) Penurunan berat badan
2) Olahraga
3) Mengurangi asupan garam
4) Tidak merokok
5) Hindari stress
6) Pemberian terapi relaksasi benson (Yanti,2012)
b. Pengobatan farmakologis
Ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya
menurunkan tekanan darah dengan cara mempengaruhi jantung
atau pembuluh darah atau keduanya. Pengobatan hipertensi
biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat yaitu :
1) Diuretic tablet hydrochlorothiazide (HTC), lasix
(Furosemide). Merupakan golongan obat hipertensi dengan
proses pengeluaran cairan tubuh via urin. Tetapi karena

18
potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urin, maka
pengontrol konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta – blockers atenolol (tenorim). Capoten (captopril)
merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung
ddan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers norvasc (amlopidine)
4) Angiotensinconverting enzyme (ACE) merupakan salah satu
obat yang bisa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
melebar pembuluh darah.

19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M

Hari : Senin-Rabu, 9-11 November 2019.


Metode : Wawancara & Observasi
Waktu : 09.00-12.00 WIB
Keterangan : Data ini diperoleh dari istri Tn. M yaitu Ny. E.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. DATA KELUARGA
a. Identitas Keluarga.
a) Nama (Kepala Keluarga) KK : Tn. M
b) Jenis kelamin : Laki-laki
c) Umur : 60 tahun
d) Pendidikan : SMA
e) Pekerjaan : Nelayan
b. Alamat: Kampung Mandar, Desa Seruni Mumbul.
c. Susunan anggota keluarga.

No Nama Hubungan Sex. Umur Pendidikan Agama Ket.


.
1 Ny. E Istri P 50 th SD islam
2 An. L Anak L 18 th SMA islam
3 An. A Anak L 13 th SMP islam
4 An. R Anak P 5 th SD islam

d. Genogram.

20
Keterangan :
a) Laki-laki :

b) Perempuan :

c) KK :

d) Tinggal serumah :

e) Keluarga yang mengidap hipertensi :

e. Type keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa tipe keluarga mereka adalah keluarga
besar atau dalam bahasa medis disebut dengan extended family
karena Ny. E tinggal bersama Ayah & Ibu dari Ny. E.
f. Suku/kebangsaan :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka adalah suku asli
lombok, kebudayaan yang mereka anut tidak bertentangan dengan
masalah kesehatan yang dialami Ny. E, dan bahasa sehari-hari yang
mereka adalah bahasa sasak.

g. Agama :

21
Ny. E mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga mereka
beragama islam, taat beribadah, dan berdo’a untuk kesembuhan
penyakit istrinya.
h. Status sosial ekonomi :
a) Kegiatan organisasi : Ny. E mengatakan bahwa keluarga
mereka tidak mengikuti organisasi apapun.
b) Keadaan ekonomi : Ny. E mengatakan bahwa
 Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari jasa Tn. M
bekerja sebagai nelayan yaitu sebanyak Rp.
20.000.000/tahun.
 Pengeluaran per bulan :
- Biaya hidup sehari-hari/konsumsi : Rp.
1.500.000/bulan.
- Listrik : Rp. 400.000/bulan.
- Bensin perahu : Rp. 200.000/bulan.
 Barang-barang yang dimiliki : televisi, kulkas, sepeda
motor, 3 lemari baju, 1 set kursi tamu.
i. Aktivitas rekreasi keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka biasanya mengisi
kekosongan waktu dengan menonton televisi bersama keluarga di
rumah dan kadang-kadang mereka juga berkunjung ke pantai atau
ke dende seruni.
j. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :
a) Tahap perkembangan keluarga :
- Tahap perkembangan saat ini :
Ny. E mengatakan bahwa tahap perkembangan
keluarga mereka berada pada tahap VIII yaitu keluarga
dengan usia lanjut.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Ny. E mengatakan bahwa tahap perkembangan
keluarga mereka yang belum terpenuhi adalah tahap
perkembangan keluarga ke-VIII yaitu tahap
perkembangan keluarga dengan usia lanjut.

22
b) Riwayat keluarga inti :
- Ny. E mengatakan bahwa suaminya Tn. M menderita
sesak nafas, jika sesak nafasnya kambuh Tn. M hanya
minum obat yang dibeli di warung, tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan
yang lainnya.
- Ny. E mengatakan bahwa beliau mempunyai riwayat
hipertensi sejak 8 tahun lalu. Beliau juga mengatakan
bahwa ingin segera sembuh dari penyakitnya, siap
kontrol rutin ke puskesmas terdekat, dan juga siap
mengikuti kegiatan apapun yang dianjurkan oleh
perawat agar tensinya kembali normal. Ny. E juga
mengatakan bahwa beliau takut kalau tensinya semakin
tinggi dan mengakibatkan stroke. Berikut adalah hasil
pemeriksaan tensi yang terakhir kali dilakukan, sekitar
1 minggu yang lalu :
 TD : 150/100 mmHg.
 N : 80 x/menit.
 S : 36,2 celcius.
 R : 20 x/menit.
 BB : 54 kg.
 TB : 162 cm.
- Ny. E mengatakan bahwa anak-anaknya tidak
menderita penyakit apapun, mereka sehat semua, tidak
mempunyai masalah dengan istirahat, makan, maupun
kebutuhan yang lainnya.
c) Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny. E mengatakan bahwa beliau menderita hipertensi karena
dari pihak keluarga Ny. E ada yang menderita hipertensi
yaitu Bapaknya Ny. E.
2. POLA KESEHATAN KELUARGA
a. Kebersihan diri :

23
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka mandi 2x/hari dengan
menggunakan sabun, gosok gigi 2x/hari dengan menggunakan
pasta gigi, ganti pakaian 2x/hari bila kotor, keramas 1x/minggu
menggunakan shampo, cuci tangan sebelum makan menggunakan
sabun, menggunakan alas kaki bila keluar rumah.
b. Penyakit yang pernah diderita :
a) Riwayat penyakit dahulu : Ny. E mengatakan bahwa tidak
ada riwayat penyakit terdahulu dalam keluarga mereka.
b) Riwayat penyakit keturunan :
Ny. E mengatakan bahwa beliau menderita hipertensi karena
dari pihak keluarga Ny. E ada yang menderita hipertensi
yaitu Bapaknya Ny. E.
c) Riwayat penyakit kronis : Ny. E mengatakan bahwa keluarga
mereka tidak pernah menderita penyakit kronis.
c. Pola nutrisi :
Ny. E mengatakan bahwa dalam pengadaan makanan keluarga
mereka sehari-harinya adalah dengan masak sendiri dengan
komposisi jenis makanan yang bervariasi. Makanan pokok adalah
nasi disertai lauk pauk dan sayur, frekuensi makan mereka 3x/hari.
Makan buah-buahan kalau musim buah saja. Kebiasaan makan
bersama keluarga (pagi, siang dan malam hari).
d. Pola istirahat :
Ny. E mengatakan bahwa pola tidur keluarga mereka adalah untuk
kedua orang tua Ny. E yaitu 2 jam (untuk tidur siang) dan 6 jam
(untuk tidur malam), sedangkan Ny. E dan suaminya (Tn. M) yaitu
1 jam (untuk tidur siang) dan 5 jam (untuk tidur malam), dan untuk
anak-anak Ny. E mempunyai pola tidur yaitu 2½ jam (untuk tidur
siang) dan 8 jam (untuk tidur malam).

e. Pola eliminasi :

24
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka memiliki pola eliminasi
yaitu BAB 2x/hari, BAK setiap bangun pagi dan sebelum
melakukan sholat fardhu.
f. Pola aktivitas :
Ny. E mengatakan bahwa suaminya bekerja sebagai nelayan, Ny.
M bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga), dan anak-anak
mereka menjalankan tugas masing-masing sebagai pelajar di
sekolah masing-masing serta Ayah & Ibu Ny. E hanya diam di
rumah saja.
g. Kebersihan reproduksi :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka selalu menjaga
kebersihan orangan reproduksi mereka masing-masing dengan
menerapkan perilaku personal hygiene dengan baik dan benar.
h. Sumber pelayanan kesehatan keluarga yang biasa digunakan
keluarga:
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka biasanya menggunakan
Jamkesmas untuk berobat ke Puskesmas Labuhan Lombok.
3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah :
Ny. E mengatakan bahwa rumah mereka luasnya kira-kira 4x6 m².
Tipe rumah mereka yaitu semi permanen dengan dinding rumah
dari papan, jumlah ruang tidur 5 buah, kamar mandi 1 buah, dapur
1 buah, ruang makan 1 buah, ruang tamu 1 buah dan ada 1 teras
rumah. Di dalam kamar tidur dan ruang keluarga mereka
pencahayaannya cukup terang, tiap kamar tidur dilengkapi dengan
1 jendela, dapur dan kamar mandi nampak rapi, lantai papan kayu
nampak bersih dan jarak mata air dengan septi tang 20 meter.

25
a) Denah rumah :

1 5 6 Ket. :
1. Kamar tidur : 1,
2, 3, 5
2 7 2. Kamar mandi : 4
3. Dapur : 6
4. Ruang makan : 7
3 8 5. Ruang tamu : 8
6. Teras : 9

4
9

b) Pembuangan air kotor :


Ny. E mengatakan bahwa untuk pembuangan air comberan
keluarga mereka yaitu dalam keadaan terbuka dengan saluran
pipa dari kamar mandi dan dapur menuju ke pinggir laut.
c) Pembuangan sampah:
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka membuang
sampah dengan cara ditimbun di belakang rumah yang dekat
dengan pinggir pantai.
d) Jamban keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka memiliki dan
memakai jamban/wc cemplung dengan keadaan yang bersih
karna selalu dibersihkan setiap selesai dipakai untuk BAK.
e) Sumber air minum :
Ny. E mengatakan bahwa untuk sumber air minum keluarga
mereka yaitu dari mata air yang digunakan untuk mandi dan
MCK.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka tinggal di lingkungan
yang padat penghuni. Keluarga Ny. E tinggal tepat di pinggir jalan
gang yang dapat dilewati oleh sepeda motor, di samping kiri dan

26
kanan rumah adalah masih rumah keluarga/family atau kerabatnya
Ny. E. Interaksi antar warga lebih banyak dilakukan pada sore dan
malam hari.
c. Mobilitas geografi keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka sudah menempati
rumah tersebut sejak mereka berumah tangga sampai sekarang ± 28
tahun, berdasarkan keterangan Ny. E bahwa dulu daerah sekitar
lingkungan tempat tinggalnya sekarang masih jarang ditempati
penduduk.
d. Sistem pendukung keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka tinggal bersama kedua
orangtuanya, suami dan ketiga anaknya, karenanya ketika Ny. E
dalam keadaan sakit dan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya
sebagai IRT & istri, maka Tn. M dan ketiga anaknya saling bahu-
membahu menyelesaikan pekerjaan Ny. E untuk memenuhi
kebutuhan keluarga mereka.
a) Jarak untuk pelayanan kesehatan terdekat :
Ny. E mengatakan bahwa jarak puskesmas dengan
rumah mereka adalah 2 km.
b) Fasilitas sosial :
- Ny. E mengatakan bahwa jarak masjid/mushola dengan
rumah mereka adalah 200 m.
- Ny. E mengatakan bahwa jarak pasar dengan rumah
mereka adalah 3 km.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Cara komunikasi anggota keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa beliau saat ini tinggal bersama kedua
orangtuanya, suami dan ketiga anaknya, karenanya ketika Ny. E
dalam keadaan sakit dan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya
secara penuh sebagai IRT & istri, maka Tn. M dan ketiga anaknya
biasa memberikan alternatif pemikiran bagaimana untuk

27
memutuskan masalah, tapi biasanya yang paling sering mengambil
keputusan adalah suaminya yaitu Tn. M.
b. Struktur kekuatan keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa dalam aktifitas sehari-hari keluarga
mereka saling memberi perhatian dan merasakan bahwa mengatasi
masalah kesehatan menjadi tanggung jawab bersama dalam
keluarga.
c. Struktur peran :
Ny. E mengatakan bahwa struktur peran dalam keluarga mereka
yaitu Tn. M sebagai kepala rumah tangga yang bertugas memberi
nafkah untuk keluarga, Ny. E sebagai ibu rumah tangga yang
mengurusi segala keperluan suami dan ketiga anaknya sementara
An. L sebagai kakak tertua dan ikut membantu Tn. M memenuhi
nafkah keluarga dan juga belajar, An. A tugasnya belajar dan
begitu juga An. R tugas belajar dan membantu Ny. E mengurusi
rumah, serta kedua orangtua Ny. E menjalankan tugas mereka
sebagai lansia.
d. Nilai dan norma keluarga :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga mereka menganut nilai dan
norma agama islam dan budaya lombok. Keluarga mereka
mempercayakan perawatan kesehatannya kepada tenaga kesehatan.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif :
Ny. E mengatakan bahwa keluarga tidak memahami keadaan
penyakit yang diderita Ny. E.
b. Fungsi perawatan keluarga :
- Kemampuan keluarga mengenal masalah :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya tidak mampu
mengenal masalah kesehatan Ny. E.
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya cukup baik dalam
mengambil keputusan.

28
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya cukup mampu merwat
anggota keluarga yang sakit.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah :
Ny. E mengatakan bahwa kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah sangat baik.
- Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan :
Ny. E mengatakan bahwa kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan cukup baik.
c. Fungsi reproduksi :
Ny. E mengatakan bahwa mereka memiliki anak 2 orang laki-laki
dan 1 anak perempuan, Ny. E saat ini tidak menjadi akseptor KB
karena sudah menopose sejak 5 bulan yang lalu. Akan tetapi, tidak
mengganggu hubungan seksualnya dengan sang suami.
d. Fungsi sosialisasi :
Ny. E mengatakan bahwa mereka terutama sang suami (Tn. M)
mengajarkan kepada seluruh anggota keluarganya untuk hidup
mandiri dan hidup terima’ apa adanya, dan dapat hidup yang sabar.
e. Fungsi ekonomi :
Ny. E mengatakan bahwa mereka menggunakan penghasilannya
terutama penghasilan suaminya (Tn. M) untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap hari dan biaya anak
sekolah. Jika ada sisa keuangan, maka disisihkan untuk biaya
berobat Ny. E.
f. Strategi koping :
Ny. E mengatakan bahwa dalam menghadapi suatu permasalahan,
biasanya keluarga mereka mendiskusikannnya terlebih dahulu
sebelum mengambil suatu keputusan. Dimana Tn. M memberikan
pengertian kepada anggota keluarganya tentang masalah yang
sedang dihadapi.

29
g. Status emosi :
Ny. E mengatakan bahwa keluarganya sudah mampu beradaptasi
dengan penyakit yang diderita oleh Ny. E karena sakit yang
diderita sudah lama dan keluarga selalu berdoa agar penyakit yang
diderita Ny. E dapat segera sembuh.
6. PERSEPSI KELUARGA TERHADAP MASALAH :
Ny. E mengatakan bahwa dalam menghadapi suatu
permasalahan, biasanya keluarganya mendiskusikan terlebih dahulu
sebelum mengambil suatu keputusan. Dimana Tn. M memberikan
pengertian kepada anggota keluarganya tentang masalah yang sedang
dihadapi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA.

Data Fokus Masalah kesehatan Penyebab


Data subyektif :
1) Ny. E mengatakan :
- Ingin segera sembuh dari
penyakitnya.
- Siap mengikuti segala
kegiatan yang dianjurkan Manajemen Ketidakmampuan
oleh perawat agar tensinya kesehatan keluarga merawat
kembali normal. keluarga dalam mengenal
- Siap kontrol teratur ke tidak efektif masalah anggota
puskesmas terdekat. keluarga dengan
- Khawatir tensinya semakin hipertensi
tinggi dan mengakibatkan
stroke.
- Keluarganya tidak mampu
mengenal masalah
kesehatan yang dialami
Ny.E.

30
Data obyektif :
1) TD : 140/90 MmHg
2) N : 80x/mnt
3) Skala nyeri : 4
4) Karakteristik nyeri : seperti
tertimpa beban
5) Durasi : 10 menit
6) Keadaan umum baik
7) S : 36,2 celcius.
8) R : 20 x/menit.
9) BB : 54 kg.
10) TB : 162 cm.

2. SKORING.

No Kriteria Bobot Skor Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah : 1 2 2/3 x 1 = Ny. E mengatakan ingin
aktual 0,6 segera sembuh dari
penyakitnya, Ny. E
mempunyai riwayat
hipertensi sejak 8 tahun
yang lalu.
2 Kemungkinan 2 1 1/2 x 2 = Sumber daya dan dana
masalah untuk 1 keluarga tersedia, tetapi
diubah : pengetahuan yang
sebagian mereka miliki kurang
terkait penyakit
hipertensi.
3 Potensi masalah 1 2 2/3 x 1 = Mengatasi masalah
untuk dicegah 0,6 diperlukan waktu yang
cukup, supaya mereka
dapat mengenal penyakit
hipertensi dan mengerti

31
bagaimana cara
mencegah penyakit
hipertensi.
4 Menonjolnya 1 2 2/2 x 1 = Keluarga merasakan
masalah 1 sebagai masalah dan
ingin segera untuk
mengatasinya.
Jumlah 3,2

3. DIAGNOSA PRIORITAS.
“Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d ketidajmampuan
keluarga dalam merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.”

32
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
keluarga
Manajemen Setelah dilakukan 1) Berikan penjelasan dan diskusikan pada 1) Menambah pengetahuan untuk meningkatkan
kesehatan kunjungan rumah keluarga tentang hipertensi : pengertian manajemen kesehatan
keluarga tidak 3x diharapakan tanda dan gejala, faktor yang
efektif b/d keluarga mempengaruhi cara pencegahan, serta
ketidajmampuan Tn. M mengalami komplikasi hipertensi.
keluarga dalam peningkatan 2) Latih dan ajarkan kegiatan yang bisa 2) Latihan dan olah raga dapat mencegah atau
merawat dalam tentang manajemen membantu tensinya kembali normal, melambatkan kehilangan fungsional, bahkan
mengenal kesehatan salah satunya adalah senam hipertensi. latihan yang teratur dapat mengurangi
masalah anggota morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan
keluarga dengan oleh penyakit yang diderita.
hipertensi 3) Motivasi atau anjurkan kepada keluarga 3) Resiko berbahaya yang mungkin ditimbulkan
untuk memeriksakan Ny. E secara hipertensi, alangkah baiknya mencegah
teratur dan rutin ke pelayanan daripada mengobati dengan melakukan
kesehatan. pemeriksaan tekanan darah untuk deteksi dini
komplikasi hipertensi.
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

33
Diagnosa keperawatan Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf
keluarga waktu
Manajemen kesehatan 18 November Melakukan penyuluhan pada - S : Keluarga mengatakan cukup mengerti
keluarga tidak efektif b/d 2020 keluarga tentang hipertensi : tentang hipertensi.
ketidajmampuan keluarga pengertian tanda dan gejala, - O : Keluarga tampak mengerti dan dapat
dalam merawat dalam faktor yang mempengaruhi menyebutkan 3 dari 5 tanda hipertensi.
mengenal masalah anggota cara pencegahan, serta - A : Masalah teratasi sepenuhnya
keluarga dengan hipertensi komplikasi hipertensi. - P : Lanjutkan Intervensi

25 November Melatih dan mengajarkan - S :


2020 kegiatan yang bisa membantu 1) TN. A mengatakan cukup mengerti
tensinya tetap normal seperti mengenai senam hipertensi.
senam hipertensi. 2) TN. A menyatakan bahwa akan
mengulang senam hipertensi yaitu
pagi hari sekitar pukul 7 pagi.
- O : Klien tampak mengerti dan sangat
antusias mengikuti senam hipertensi
- A : Masalah teratasi sebagian
- P : Lanjutkan Intervensi

34
1 Desember Motivasi atau anjurkan - S : Keluarga mengatakan akan
2020 kepada keluarga untuk memeriksakan Ny. E secara teratur dan
memeriksakan Ny. E secara rutin ke pelayanan kesehatan.
teratur dan rutin ke pelayanan - O : Keluarga tampak paham akan jadwal
kesehatan. pemeriksaan rutin Ny. E ke pelayanan
kesehatan
- A : Masalah teratasi sepenuhnya
- P : intervensi selesai

35
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari proses asuhan keperawatan keluarga Tn. M
khususnya pada Ny. E dengan hipertensi di Kampung Mandar, Desa Seruni
Mumbul, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari keluarga Tn. M khususnya pada
Ny. E mengalami riwayat hipertensi sejak 8 tahun yang lalu, rajin ke
Puskesmas terdekat untuk kontrol dan mengambil obat serta tidak pernah
ikut senam hipertensi atau olahraga.
2. Setelah dirumuskan masalah maka didapatkan 1 diagnosa prioritas yaitu
manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d ketidajmampuan
keluarga dalam merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
3. Implementasi yang dilakukan pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny.
E mengalami riwayat hipertensi mulai pada tanggal 18-25 November s/d
1 Desember 2020 sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah
dibuat. Implementasi dilakukan dengan metode tanya jawab, berdiskusi,
melatih senam hipetensi, dan penyuluhan. Pada tahap akhir peneliti
melakukan evaluasi pada Keluarga Tn. A dengan masalah utama adanya
riwayat hipertensi pada tanggal 18-25 November s/d 1 Desember 2020,
mengenai tindakan keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan
catatan perkembangan dengan metode SOAP.

B. SARAN
1. Bagi Penulis
Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga khususnya pada pasien
riwayat hipertensi, serta sebagai perbandingan dalam mengembangkan

36
kasus asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama riwayat
hipertensi.
2. Bagi keluarga Tn. M
Keluarga Tn. M khususnya Ny. E harus melakukan pemeriksaan rutin ke
puskesmas terdekat untuk kontrol tekanan darah, dan harus mengingatka
dan memantau Ny. E agar melakukan senam hipertensi secara rutin tiap
jam 07.00 WIB.

37
DAFTAR PUSTAKA

Manurung, Lisma Nurlina. 2018. Diakses dari


http://id.scribd.com/document/454517627/KTI-IBU-LISMA-pdf. Karya
Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Utama
Hipertensi pada Tn. A di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan Kota
Yogyakarta. Tanggal 10 November 2020. Jam 12.00 WIB.
Parwati, Ni Nyoman. 2018. Diakses dari
http://id.scribd.com/document/446485623/KTI-NI-NYOMAN
PARWATI-pdf . Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Masalah Utama Hipertensi pada Tn. R Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Tanggal 10 November 2020.
Jam 12.00 WIB.
Fatah, Ari. 2014. Diakses dari
https://id.scribd.com/document/341059539/NASKAH-PUBLIKASI-2-
pdf. Naskah Publikasi : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.K Khususnya
pada Ny.P dengan Hipertensi di Desa Pedusan Pucangan Kartosuro RT.
03/ RW. 03 Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kartasura Sukoharjo. Tanggal
10 November 2020. Jam 12.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai