Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KDK II

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KEBUTUHAN OKSIGENASI

SESUAI DENGAN SDKI,SLKI,SIKI / NANDA,NOC,NIC

OLEH :

1. DWI SUCI INDRAWATI ( 200611008 )

2. MOH. BAYU C ( 200611013 )

3. ANDRE TYAWAN ( 200611014)

SI KEPERAWATAN ( PROGRAM ALIH JENJANG ) STIKES PEMKAB JOMBANG


TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam
proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi
karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak
dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses
pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas
dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
(Taqwaningtyas, Ficka (2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005).

Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru

melalui saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian

oksigen kepada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal,

kanula nasal, dan masker oksigen .

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari

21% pada tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat

dalam tubuh. (Kristina (2013) dalam Saryono dan Widianti, 2010).

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system

kimia dan fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak

berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai

hasilnya terbentuklah karbondioksida ,energy dan air. Penambahan

karbondioksida yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan

dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana, Rosi

(2012) dalam Mubarak dan Chayatin, 2007).

Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran


oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan

oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energy, adenosine triposfat

(ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolisme

aktif dan membentuk asam, yang harus dibuang dari tubuh. Untuk

melakukan pertukaran gas, system kardiovaskuler dan system respirasi

harus bekerjasama. Sistem kardiovaskuler bertanggungjawab untuk perfusi

darah melalui paru. Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi

terpisah ventilasi dan rspirasi (Maryudianto, Wahyu (2012) dalam Elisabeth

J. Corwin, 2009).

B. Tujuan
a. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi ( FiO2)
b. Mempertahankan dan meningkatkan tekanan oksigen( Hiperbarik)
c. Mencegah atau mengatasi hipoksia

C. Masalah keperawatan yang lazim terjadi pada masalah oksigenasi


Menurut Herdman, T. Heather (2015-2017) edisi 10 , diagnosa

keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031)

Domain 11 : Keamanan/ Perlindungan

Kelas 2 : Cedera Fisik

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan

napas.

Batasan Karakteristik

Batuk yang tidak efektif, dispnea,gelisah,kesulitan verbalisasi,mata

terbuka lebar,ortopnea,penurunan bunyi napas,perubahan frekuensi


nafas, perubahan pola napas,sianosis,sputum dalam jumlah yang

berlebihan,suara napas tambahan, tidak ada batuk.

Faktor yang Berhubungan

1) Lingkungan

Perokok,perokok pasif, terpajan asap.

2) Obstruksi Jalan Napas

Adanya jalan napas buatan, benda sing dalam jalan

napas,eksudat dalam alveoli, hyperplasia pada dinding

bronkus,mucus berlebihan, PPOK, sekresi yang

tertahan,Spasme jalan napas.

3) Fisiologis

Asma, disfungsi neuromuscular, infeksi, jalan nafas alergik

2) Ketidakefektifan Pola nafas (00032)

Domain 4 : Aktivitas/Istirahat

Kelas 4 : Respons Kardiovaskular/Pulmonal

Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi

ventilasi adekuat.

Batasan Karakteristik

Bradipnea,dispnea, fase ekspirasi memanjang, ortopnea

,penggunaan otot bantu pernafasan, penggunaan posisi tiga-

titik, peningkatan diameter anterior-posterior, penurunan

kapasitas vital, penurunan tekanan ekspirasi, penurunan

tekanan inspirasi, penurunan ventilasi semenit, pernapasan

bibir, pernapasan cuping hidung, perubahan ekskursi dada,pola

napas abnormal (mis. Irama,frekuensi,kedalaman) , takipnea.


Faktor yang Berhubungan

Ansietas , cedera medulla spinalis , deformitas dinding dada,

deformitas tulan disfungsi neuromuscular, gangguan

musculoskeletal, gangguan neurologis (mis.,

elektroenseflogram (EEG) positif, trauma kepala, gangguan

kejang), hiperventilasi, posisi tubuh, imaturitas neurologis,

keletihan, , keletihan otot pernapasan, nyeri, obesitas, posisi

tubuh yang menghambat ekspansi paru, sindrom hipoventilasi.

3) Gangguan pertukaran gas (00030)

Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran

Kelas 4: Fungsi Pernapasan

Definisi : Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau

eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler.

Batasan Karakteristik

Diaphoresis, dispnea, gangguan penglihatan ,Gas darah arteri

abnormal, gelisah,hiperkapnia,hipoksia,iritabilitas,konfusi,nafas

cuping hidung, penurunan karbon dioksoida, pH arteri

abnormal, pola pernapasan abnormal (mis, kecepatan, irama,

kedalaman), sakit kepala saat bangun, sianosis, somnolen,

takikardia, warna kulit abnormal (mis. Pucat, kehitaman).

Faktor yang Berhubungan

Ketidakefektifan ventilasi-perfusi,Perubahan membrane alveolar-kapiler


D. Macam – Macam Alat Terapi Oksigen

1. Nasal Kanul

a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau


rendah, biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %

2. Masker Oksigen
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang
dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker
oksigen umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga
dapat mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask
bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing
mask terletak pada adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi
terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)
 Macam – Macam Bentuk Masker Oksigen
a. Masker Sederhan (Simple Mask)
Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60%
dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
b. Masker Rebreathing / RBM Mask

Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80%


dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus
mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan
kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam
lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur
dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada
simple face mask. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi,
2009:33)
c. Masker Non Rebreathing / NRBM Mask
Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen
sampai 80- 100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan
tertutup saat pada saat
ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk
pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
(Tarwoto&Wartonah, 2010:37). Indikasi : klien dengan kadar tekanan
CO2 yang tinggi. (Asmadi, 2009:34)

E. DIAGNOSIS KEPERAWATAN SESUAI SDKI,SLKI,SIKI


1. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF B/D SPASME JALAN
NAFAS
2. GANGGUAN PERTUKARAN GAS B/D KETIDAKSEIMBANGAN
VENTILASI-PERFUSI
3. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF B/D DEPRESI PUSAT PERNAFASAN
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SLKI SIKI

Dx Outcome Indikator Intervensi Aktivitas

1 Bersihan jalan  Batuk efektif  Latihan  Monitor pola


napas batuk efektif napas (frekuensi,
menurun (1)
 Manajemen kedalaman, usaha
 Produksi jalan napas napas)
sputum
 Pemantauan  Monitor bunyi
menurun (1)
respirasi napas tambahan
 Wheezing
menurun  Fisioterapi  Monitor sputum
(5) dada
 Posisikan semi
 Dispnea  Manajemen fowler atau fowler
menurun (1) asma
 Berikan minum
 Sulit bicara  Manajemen hangat
menurun (1) alergi
 Lakukan
 Gelisah  Manajemen fisioterapi dada,
menurun (1)\ jalan napas jika perlu
buatan
 frekuensi napas  Berikan
membaik (5)  Pemberian oksigen,jika perlu
obat inhalasi
 Pola napas  Ajarkan tehnik
membaik (5)  Pengaturan batuk efektif
posisi
 Kolaborasi
 Penghisapan pemberian
jalan napas bronkodilator,eksp
ektoran,mukolitik ,
 Terapi
jika perlu
oksigen
2 Pertukaran gas  Tingkat  Pemantauan  Monitor
kesadaran respirasi frekuensi,irama,ked
cukup  Terapi alaman dan upaya
meningkat (5) oksigen napas
 Dukungan
 Dispnea
ventilasi  Monitor adanya
menurun (5)
 Edukasi sputum
 Bunyi napas berhenti  Monitor saturasi
tambahan merokok oksigen
menurun (5)  Atur interval
 Edukasi
 Pusing pemantauan
fisioterapi
menurun (5) respirasi ssi kondisi
dada
pasien
 Gelisah  Fisioterapi  Jelaskan tujuan dan
menurun (5) dada prosedur
 Napas cuping  Pemberisn pemantauan
hidung obat  Monitor kecepatan
menurun (5)  Pemberian aliran oksigen

 Takikardia obat  Monitor posisi alat


membaik (5) intravena terapi oksogen

 Sianosis  Manajemen  Monitor aliran

membaik (5) energi oksigen secara


 Manajemen periodic dan
 Pola napas
jalan napas pastikan fraksi yang
membaik (5)
diberikan cukup
Warna  Pengaturan
posisi  Monitor tanda
kulit
tanda hipoventilasi
membaik  Pemberian
(5) obat oral  Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen

 Bersihkan secret
pada mulut, hidung
dan trakea, jika
perlu

 Pertahankan
kepatenan jalan
napas

 Ajarkan pasien dan


keluarga cara
menggunakan
oksigen dirumah

 Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
3 Pola nafas  Ventilasi  Manajemen  Monitor pola
semenit jalan nafas napas (frekuensi,
meningkat (5)  Pemantauan kedalaman, usaha
 Kapasitas vital respirasi napas)
meningkat (5)  Dukungan  Monitor bunyi
 Dispnea emosional napas tambahan
menurun (5)  Dukungan  Monitor sputum
 Penggunaan ventilasi 
otot bantu  Edukasi  Posisikan semi
menurun(5) pengukuran fowler atau fowler
 Pernafasan respirasi  Berikan minum
cuping hidung  Pemberian hangat
menurun(5) obat oral dan  Lakukan
 Frekuensi napas intravena  fisioterapi dada,
membaik (5)  Pengaturan jika perlu
 Kedalaman posisi  Berikan
napas membaik  Pemberian oksigen,jika perlu
(5) obat  Ajarkan tehnik
 Ekskursi dada batuk efektif
membaik(5)  Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,ekspe
ktoran,mukolitik
,jika perlu

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT NANDA,NOC,NIC


1. KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS B/D MUKUS BERLEBIHAN,
BATUK YANG TIDAK EFEKTIF
2. GANGGUAN PERTUKARAN GAS B/D VENTILASI PERFUSI
3. KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS B/D KELETIHAN OTOT PERNAFASAN,
PENGGUNAAN OTOT BANTU PERNAFASAN

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas


jalan nafas tindakan keperawatan a) Posisikan pasien untuk
berhubungan dengan diharapakan memaksimalkan
mukus berlebihan, batuk yang manajemen diri : ventilasi
tidak efektif Definisi : penyakit paru b) Lakukan fisioterapi dada
Ketidakmampuan obstruktif kronis sebagai mana mestinya
membersihkan sekresi atau dengan kriteria hasil : c) Buang secret dengan
obstruksi dari a) Secara konsisten memotivasi pasien untuk
saluran nafas untuk menunjukkan melakukan batuk atau
mempertahankan bersihan menerima diagnosis menyedot lender
jalan nafas Batasan b) Secara konsisten d) Instruksikan bagaimana
karakteristik : mencari informasi agar bias melakukan
1. Batuk yang tidak tentang cara mecegah batuk efektif
efektif komplikasi e) Auskultasi suara nafas
2. Dyspnea c) Secara konsisten f) Posisikan untuk
3. Gelisah menunjukkan meringankan sesak nafas
4. Kesulitan verbalisasi
menjalankan aturan
5. Mata terbuka lebar Penghisapan lendir pada
pengobatan sesuai
6. Ortopnea jalan nafas
7. Penurunan bunyi resep a) Gunakan alat
nafas d) Secara konsisten pelindung
8. Perubahan frekensi menunjukkan b) Tentukan perlunya
nafas berpartisipasi dalam suksion mulut atau
9. Perubahan pola nafas aturan berhenti
10. Sianosis merokok
11. Sputum dalam jumlah
yang berlebihan
12. Suara nafas tambahan e) Secara konnsisten trachea
13. Tidak ada batuk menunjukkan c) Auskultasi suara naafs
f) Secara konsisten sebelum dans etelah
Faktor yang berhubungan menunjukkan tindakan suction
1. Lingkungan memantau d) Innstruksikan kepada
a) Perokok pasien untuk menarik
perburukan gejala
b) Perokok pasif nafas dalam sebelum
c) Terpajan asap Setelah dilakukan dilakukan suction
2. Obstruksi jalan nafas tindakan keperawatan e) Monitor adanya nyeri
a) Adanya jalan diharapakan status f) Monitor status
nafas buatan pernafasan : kepatenan oksigenasi pasien
b) Benda asing jalan nafas dengan g) Monitor dan catat
dalam jalan nafas kriteria hasil : warna, jumlah dan
c) Eksudat dalam a) Frekuensi pernafasan konsistensi secret
alveoli tidak ada deviasi dari
d) Hyperplasia pada kisaran normal Monitor pernafasan
dinding bronus b) Irama pernafasan a) Monitor kecepatan,
e) Mucus berlebihan tidak ada deviasi dari irama, kedalaman dan
f) PPOK kisaran normal kesulitan bernafas
g) Sekresi yang tertahan c) Kemampuan untuk b) Catat pergerakan dada,
h) Spasme jalan mengeluarkan secret catat ketidaksimetrisan,
nafas tidak ada deviasi dari penggunaan otot bantu
3. Fisiologis kisaran normal pernafasan dan retraksi
a) Asma d) Suara nafas tambahan otot
b) Disfungsi tidak ada c) Monitor suara nafas
neuromuskular e) Dispnea dengan tambahan
c) Infeksi aktifitas ringan tidak d) Monitor pola nafas
d) Jalan nafas ada e) Auskultasi suara nafas,
alergik f) Penggunaan otot catat area dimana
bantu pernafasan tidak terjadi penurunan atau
ada tidak adanya ventilasi
dan keberadaan suara
nafas tambahan
Setelah dilakukan f) Kaji perlunya
tindakan keperawatan penyedotan pada jalan
diharapkan status nafas dengan auskultasi
pernafasan : ventilasi suara nafas ronki di
dengan kriteria hasil : paru
a) Frekuensi pernafasan g) Monitor kemampuan
tidak ada deviasi dari batuk efektif pasien
kisaran normal h) Berikan bantuan terapi
b) Irama pernafasan nafas jika diperlukan
tidak ada deviasi dari (misalnya nebulizer)
kisaran normal
c) Suara perkusi nafas
tidak ada deviasi dari
kisaran normal
d) Kapasitas vital tidak
ada deviasi dari dari
kisaran normal

Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Manajemen Asam Basa


berhubungan dengan tindakan keperawatan a) Pertahankan kepatenan
ventilasi-perfusi diharapakan jalan nafas
Definisi : keseimbangan elektrolit b) Posisikan klien untuk
Kelebihan atau deficit dan asam basa dengan mendapatkan ventilasi
oksigenasi dan/atau kriteria hasil : yang adekuat
eliminasi karbondioksida a) frekuensi pernafasan c) Monitor
pada tidak ada deviasi dari kecenderungan pH
membrane alveolar- kisaran normal arteri, PaCO2 dan
kapiler b) irama pernafasan HCO3 dalam rangka
tidak ada deviasi dari
Batasan karakteristik mempertimbangkan
kisaran normal
1. Diaphoresis jenis
c) serum pH tidak ada
2. Dyspnea ketidakseimbangan
deviasi dari kisaran
3. Gangguan yang terjadi ( misalnya,
penglihatan normal respiratorik atau
4. Gas darah arteri d) serum karbondioksida metabolic) dan
abnormal tidak ada deviasi dari
kompensasi
5. Gelisah kisaran normal
mekanisme fisiologis
6. Hiperkapnia yang terjadi (misalnya,
Setelah dilakukan
7. Hipoksemia
tindakan keperawatan kompensasi paru atau
8. Hipoksia
diharapakan status ginjal dan penyangga
9. Iritabilitas
pernafasan : fisiologis)
10. Konfusi
pertukaran gas dengan d) Pertahankan
11. Nafas cuping hidung
kriteria hasil : pemeriksaan pH arteri
12. Penurunan karbon dioksida
a) Tekanan parsal dan plasma elektrolit
13. pH arteri abnormal
oksigen di darah arteri
14. pola pernafasan untuk membuat
(PaO2) tidak ada
abnormal perencanan perawatan
deviasi dari kisaran
15. Sakit kepala saat bangun yang akurat
normal
16. Sianosis e) Monitor gas darah
b) Tekanan parsial
17. Somnolen arteri, level serum serta
karbondioksisa di
18. Takikardia urin elektrolit jika
darah arteri (PaCO2)
19. Warna kulit abnormal
tidak ada deviasi dari diperlukan
kisaran normal f) Monitor pola
factor berhubungan
c) Saturasi oksigen tidak pernafasan
1. ketidakseimbangan
ada deviasi dari g) Monitor penentuan
ventilasi-perfusi
kisaran normal pengangkutan oksigen
2. perubahan membrane
d) Keseimbangan ke jarinagn (misalnya
alveolar-kapiler
ventilasi dan perfusi rendahnya PaO2)
tidak ada deviasi dari
h) Monitor intake dan
kisaran normal
output
Setelah dilakukan i) Monitor status
tindakan keperawatan hemodinamik, meliputi
diharapakan tanda- level CVP, MAP, PAP
tanda vital dengan dan PCWP jika
kriteria hasil : tersedia
a) Suhu tubuh tidak ada
deviasi dari kisaran Terapi oksigen
normal a) Pertahankan kepatenan
b) Denyut nadi radial jalan nafas
tidak ada deviasi dari b) Siapkan peralatan
kisaran normal oksigen dan berikan
c) Tingkat pernafasan melalui system
tidak ada deviasi dari humidifier
kisaran normal c) Berikan oksigen
d) Irama pernafasan tambahan seperti yang
tidak ada deviasi dari diperintahkan
kisaran normal d) Monitor aliran oksigen
e) Tekanan darah sistolik e) Monitor efektifitas
tidak ada deviasi dari terapi oksigen
kisaran normal f) Amati tanda-tanda
f) Tekanan darah hipoventialsi induksi
diastolik tidak ada oksigen
deviasi dari kisaran g) Konsultasi dengan
normal tenaga kesehatan lain
mengenai penggunaan
oksigen tambahan
selama kegiatan dan
atau tidur

Monitor pernafasan
i) Monitor kecepatan,
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
j) Catat pergerakan dada,
catat ketidaksimetrisan,
penggunaan otot bantu
pernafasan dan retraksi
otot
k) Monitor suara nafas
tambahan
l) Monitor pola nafas
m) Auskultasi suara nafas,
catat area dimana
terjadi penurunan atau
tidak adanya ventilasi
dan keberadaan suara
nafas tambahan
n) Kaji perlunya
penyedotan pada jalan
nafas dengan auskultasi
suara nafas ronki di
paru
o) Monitor kemampuan
batuk efektif pasien
p) Berikan bantuan terapi
nafas jika diperlukan
(misalnya nebulizer)

Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Terapi oksigen


nafas berhubungan tindakan keperawatan a) Pertahankan kepatenan
dengan keletihan otot diharapkan status jalan nafas
pernafasan, penggunaan otot pernafasan : ventilasi b) Siapkan peralatan
bantu pernafasan Definisi : dengan kriteria hasil : oksigen dan berikan
Batasan karakteristik a) Frekuensi pernafasan melalui system
1. Bradipnea tidak ada deviasi dari humidifier
2. Dyspnea kisaran normal c) Berikan oksigen
3. Penggunaan otot b) Irama pernafasan tambahan seperti yang
bantu pernafasan tidak ada deviasi dari diperintahkan
4. Penurunan kapasitas kisaran normal d) Monitor aliran oksigen
kapasitas vital c) Suara perkusi nafas e) Monitor efektifitas
5. Penurunan tekanan tidak ada deviasi dari terapi oksigen
ekspirasi kisaran normal f) Amati tanda-tanda
6. Penurunan tekanan d) Kapasitas vital tidak hipoventialsi induksi
inspirasi ada deviasi dari dari oksigen
7. Pernafasan bibir kisaran normal g) Konsultasi dengan
8. Pernafasan cuping tenaga kesehatan lain
hidung mengenai penggunaan
9. Takipnea oksigen tambahan
selama kegiatan dan
atau tidur
Factor yang berhubungan
1. Ansietas Setelah dilakukan Monitor tanda-tanda
2. Cedera medulla tindakan keperawatan vital
spinalis diharapakan status a) Monitor tekanan darah,
3. Hiperventilasi pernafasan : nadi, suhu dan status
4. Keletihan pertukaran gas dengan pernafasan dengan
5. Keletihan otot kriteria hasil : tepat
pernafasan a) Tekanan parsal b) Monitor tekanan darah
6. Nyeri oksigen di darah saat pasien berbaring,
7. Obesitas arteri (PaO2) tidak duduk dan berdiri
8. Posisi tubuh yang ada deviasi dari sebelum dan setelah
menghambat ekspansi paru kisaran normal perubahan posisi
b) Tekanan parsial c) Monitor dan laporkan
karbondioksisa di tanda dan gejala
darah arteri (PaCO2) hipotermia dan
tidak ada deviasi dari hipertermia
kisaran normal d) Monitor keberadaan
c) Saturasi oksigen tidak nadi dan kualitas nadi
ada deviasi dari e) Monitor irama dan
kisaran normal tekanan jantung
d) Keseimbangan f) Monitor suara paru-
ventilasi dan perfusi paru
I. KESIM
tidak ada deviasi dari g) Monitor warna kulit,
kisaran normal suhu dan kelembaban PULAN
h) Identifikasi
kemungkinan penyebab
perubahan tanda-tanda
vital
Keperawatan adalah pelayanan professional berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio,psiko,sosio,dan spiritual
komprehensif yang ditujukan kepada individu ,kelompok, dan masyarakat,
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Proses keperawatan adalah suatu metode pemecahan masalah
klien yang sistematis dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah keperawatan.
Dalam melakukan proses asuhan keperawatan terdapat standar
dokumentasi keperawatan,yaitu Standart Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Indonesia (SDKI) Dan NANDA . Dalam standar ini berisi
diagnosis keperawatan yanag pada dasarnya merupakan kumpulan konsep
inti dalam praktik keperawatan yang memperbaiki asuhan keperawatan
pada fasilitas kesehatan, memudahkan komunikasi antar sesama perawat,
mengukur beban kerja perawat, serta meningkatkan otonomi perawat.
Selain itu, terdapat perbedaan antara model pendokumentasian
keperawatan SDKI Dan NANDA. Perbedaan ini terletak pada
pengklasifikasian diagnosis keperawatan.

J. SARAN

Dengan adanya makalah ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa keperawatan


dapat menambah wawasan atau pengetahuan lebih dalam tentang perbedaan model
pendokumentasian keperawatan SDKI Dan NANDA. Sehingga dapat meningkatkan
semangat belajar serta kompetensi dirinya yang berkelanjutan dan nantinya tidak
ketinggalan.

Anda mungkin juga menyukai