M. Abdul Ghoni - 200481100041 - Modul 3
M. Abdul Ghoni - 200481100041 - Modul 3
03 HUKUM OHM
KELAS B
NILAI LAPORAN
M. Abdul Ghoni
BAB I
PENDAHULUAN
Bab satu membahas tentang latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan
praktikum fisika modul 3 hukum ohm.
1.1 LatarBelakang.
Rangkaian listrik sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya
suatu rangkaian listrik yang lengkap kita tidak mungkin dapat menikmati fasilitas
dari listrik seperti penggunaan alat elektronik. Penggunaan elektronik sudah
menjadi hal pokok bagi masyarakat, sehingga penggunaan listrik perlu
perhitungan pemakaian. Didalam rangkaian listrik terdapat hukum ohm
merupakan suatu hukum yang berperan dalam suatu rangkaian tersebut berbentuk
seri, paralel maupun rangkaian campuran.
Secara garis besar bunyi hukum ohm yaitu besarnya arus listrik yang
mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (tegangan). Untuk
menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang ada dalam sebuah rangkaian
listrik diperlukan sebuah praktikum yang dapat membuktikannya. Dalam
praktikum kita harus membutuhkan beberapa alat pendukung untuk membuktinya,
Namun kendala ketersediaan alat pendukung dan resiko tersengat listrik menjadi
masalah bagi kita untuk memprakteknya bahkan biaya yang dikeluarkan tidak
sedikit. Dalam hal ini kita membutuhkan alat berbasis simulasi yang lebih efisien
dan mudah.
Simulasi bisa diartikan sebagai alat peraga yang lebih efisien dan akurat
namun alat simulasi tidak akan berjalan jika tidak ada dukungan dari sebuah
software pendukung, untuk itu PhET dipilih sebagai sarana pendukung berjalanya
alat simulasi ini. Selain lebih efisien dan dapat berjalan dimana saja PhET dibuat
lebih sederhana untuk memudahkan webdeveloper. Dengan begitu, PhET dapat
menggantikan permasalahan-permasalahan pada teknologi web sebelumnya.
Salah satu contohnya adalah menggantikan penggunaan flash pada web yang
membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan load sebuah halaman. Dengan
melakukan simulasi ini kita dapat mengetahui dan mempelajari hubungan antara
tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan dapat digunakan untuk
mengetahui sebuah hambatan listrik tanpa harus menggunakan alat yang
dinamakan Multimeter. Selain itu materi tentang hukum ohm ini sangat berguna
khususnya yang mendalami kelistrikan. Karena dengan adanya hukum ohm dan
kita dapat mengerti tentang kelistrikan. Untuk itu kita harus mempelajari lebih
dalam tentang hukum ohm dengan cara mempraktekkannya dalam percobaan
dengan aplikasi simulasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari melakukan praktikum fisika dasar ini mahasiswa
diharapkan mampu untuk:
1. Memahami hubungan hambatan dan arus dalam hukum ohm.
2. Memahami teori hukum ohm pada rangkaian sederhana.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab dua kajian pustaka membahas tentang hukum ohm, keterbatasan hukum
ohm, dan aplikasi hukum ohm.
2.1. Hukum Ohm
Ohm diambil dari nama tokoh fisika George Simon Ohm. Dia merupakan
ilmuan yang berhasil menentukan hubungan antara beda potensial dengan arus
listrik. Selain itu dia juga menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial
di suatu beban listrik dengan arus yang mengalir pada beban listrik tersebut
menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini kemudian di kenal dengan
Hambatan listrik (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan Hambatan listrik
adalah Ohm (Ω).
Bunyi hukum ohm hampir setiap buku berbeda beda, Tetapi secara garis
besar semuanya hampir sama, dari hasil semedi sambil membaca buku fisika
penulis dapat merangkum ada 2 bunyi hukum ohm yaitu:
1. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan
kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka semakin kecil arus yang
mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 volt dihubungkan dengan
hambatan sebesar 1 ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1 ampere. Dalam
penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman)
menemukan bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan
bertambah besar jika tegangan dinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap.
Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum 0hm, yaitu:
V = I x R ........................................................................................................ (1)
Dimana,
V = tegangan dalam satuan Volt
I = arus dalam satuan Amper
R = hambatan dalam satuan Ohm
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R
atau dituliskan V = I x R.
Keduanya menghasilkan persamaan yang sama, tinggal anda menyukai dan
menyakini yang mana silakan pilih saja karena keduanya benar dan ada buku
literaturnya.Fungsi utama hukum ohm adalah digunakan untuk mengetahui
hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu
hambatan beban listrik tanpa menggunakan ohmmeter.
Kesimpulan akhir hukum ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka
semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada
siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik.
Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas
penampang dan jenis bahan (Rinawan Abadi, dkk.2009).
2.2. Keterbatasan Hukum Ohm
Namun, hukum ohm juga memiliki keterbatasan. Hukum ini telah
diturunkan dengan asumsi bahwa hambatan tidak tergantung pada arus. Sehingga,
hambatan atau resistansi selalu tetap dan tidak tergantung pada arus (I). Artinya,
hukum ohm tidak berlaku untuk fluida, materi semi konduktor, maupun isolator.
Material yang tidak memenuhi hukum ohm disebut sebagai material non-ohmik.
Berikut adalah grafik arus dan beda potensial bagi material non-ohmik.
Mulai
Praktikum
Pengolahan data
Asistensi I
Asistensi II
Laporan resmi
Acc
Selesai
Mulai
Tahap persiapan
Rekap data
alat dan bahan
Selesai
Pada tabel 3.1 menunjukan hasil percobaan arus listrik dengan tegangan 3V
dan diberikan hambatan sebesar 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100). Kuat
arus yang didapatkan pada hambatan 10Ω adalah 300mA. Begitu pula hambatan
yang berbeda menghasilkan kuat arus yang berbeda. Hal tersebut menunjukan
adanya hubungan antara hambatan dan kuat arus yaitu V = I x R.
2. Tegangan 6V
Tabel 3.2 Hasil Percobaan dengan Tegangan 6V
Hambatan (Ω) Arus (mA) Arus (A)
10 600 0,6
100 60 0,06
200 30 0,03
300 20 0,02
400 15 0,015
500 12 0,012
600 10 0,01
700 8,6 0,0086
800 7,5 0,0075
900 6,7 0,0067
1000 6 0,006
Pada tabel 3.2 menunjukan hasil percobaan arus listrik dengan tegangan 6V
dan diberikan hambatan sebesar 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100). Kuat
arus yang didapatkan pada hambatan 10Ω adalah 600mA. Begitu pula hambatan
yang berbeda menghasilkan kuat arus yang berbeda. Hal tersebut menunjukan
adanya hubungan antara hambatan dan kuat arus yaitu V = I x R
3. Tegangan 9V
Tabel 3.3 Hasil Percobaan dengan Tegangan 9V
Hambatan (Ω) Arus (mA) Arus (A)
10 900 0,9
100 90 0,09
200 45 0,045
300 30 0,03
400 22,5 0,0225
500 18 0,018
600 15 0,015
700 12,9 0,0129
800 11,3 0,0113
900 10 0,01
1000 9 0,009
Pada tabel 3.3 menunjukan hasil percobaan arus listrik dengan tegangan 9V
dan diberikan hambatan sebesar 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100). Kuat
arus yang didapatkan pada hambatan 10Ω adalah 900mA. Begitu pula hambatan
yang berbeda menghasilkan kuat arus yang berbeda. Hal tersebut menunjukan
adanya hubungan antara hambatan dan kuat arus yaitu V = I x R
4. Grafik hasil percobaan dari tegangan 3V, 6V, dan 9V
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Hambatan (Ω)
Arus 3V Arus 6V Arus 9V
Vpenurunan= I×R
Vpenurunan= 2×6
Vpenurunan= 12 Volt
Vakhir=Vawal-Vpenurunan
24=Vawal-12
Vawal=24+12=36 volt
Jadi, Tegangan listrik(V) awal baterai tersebut adalah 36 Volt.
4. Sebuah Resistor 0,6 K Ohm dihubungkan dengan sebuah Baterai. Jika arus
yang mengalis pada resistor tersebut adalah 6 mA. Berapa besar tegangan
baterai tersebut?
Jawab:
Diketahui :
Hambatan (R) : 0,6 KΩ = 600Ω
Kuat arus (I) : 6 mA = 0,006 A
V= I x R
V= 0,006 x 600 = 3,6 V
5. Diketahui 3 buah Resistor R1 = 4 KOhm, R2 = 100 Ohm dan R3 = 50 Ohm.
Jika ketiga resistor terhubung secara seri terhadap tegangan 12 Volt.
Tentukan besarnya arus?
Rtotal = R1 + R2 + R3 = 4000 + 100 + 50 = 4150 Ω
V=IxR
I=V/R
I = 12 / 4150
I = 0,00289 A = 2,89 mA
LEMBAR ASISTENSI
Tanggal
Revisi TTD Asisten
Asistensi
18-05-2021 - No rumus
- Prosedur praktikum
- Flowchart pengolahan data
- Kalimat keterangan tabel
- Pembahasan kurang
- Kesimpulan kurang
20-05-2021 - Kalimat keterangan
- Typo
- Daftar Pustaka
- lampiran
20-05-2021 - ACC