Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

SEMESTER GENAP 2020-2021

03 HUKUM OHM

NAMA M. ABDUL GHONI

KELAS B

HARI, TANGGAL SENIN, 17MEI 2021

JAM 16.00 – 17.00

NAMA ASISTEN NUR ANISA PUTRI

NILAI LAPORAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
DEKLARASI / PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : M. Abdul Ghoni
NIM : 200481100041
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa isi dari laporan yang ditulis berikut ini
merupakan murni dari hasil pemikiran saya dan tidak ada unsur plagiat.Tugas
yang terbukti mengandung tindakan plagiarisme atau kolusi tanpa ijin resmi
membawa konsekuensi berupa pemberian sanksi akademis yang tegas berupa
pengurangan nilai ataupun penalti berupa penggagalan kelulusan praktikum
terkait.

Surabaya, 17 Mei 2021


Yang menyatakan,

M. Abdul Ghoni
BAB I
PENDAHULUAN
Bab satu membahas tentang latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan
praktikum fisika modul 3 hukum ohm.
1.1 LatarBelakang.
Rangkaian listrik sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya
suatu rangkaian listrik yang lengkap kita tidak mungkin dapat menikmati fasilitas
dari listrik seperti penggunaan alat elektronik. Penggunaan elektronik sudah
menjadi hal pokok bagi masyarakat, sehingga penggunaan listrik perlu
perhitungan pemakaian. Didalam rangkaian listrik terdapat hukum ohm
merupakan suatu hukum yang berperan dalam suatu rangkaian tersebut berbentuk
seri, paralel maupun rangkaian campuran.
Secara garis besar bunyi hukum ohm yaitu besarnya arus listrik yang
mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (tegangan). Untuk
menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang ada dalam sebuah rangkaian
listrik diperlukan sebuah praktikum yang dapat membuktikannya. Dalam
praktikum kita harus membutuhkan beberapa alat pendukung untuk membuktinya,
Namun kendala ketersediaan alat pendukung dan resiko tersengat listrik menjadi
masalah bagi kita untuk memprakteknya bahkan biaya yang dikeluarkan tidak
sedikit. Dalam hal ini kita membutuhkan alat berbasis simulasi yang lebih efisien
dan mudah.
Simulasi bisa diartikan sebagai alat peraga yang lebih efisien dan akurat
namun alat simulasi tidak akan berjalan jika tidak ada dukungan dari sebuah
software pendukung, untuk itu PhET dipilih sebagai sarana pendukung berjalanya
alat simulasi ini. Selain lebih efisien dan dapat berjalan dimana saja PhET dibuat
lebih sederhana untuk memudahkan webdeveloper. Dengan begitu, PhET dapat
menggantikan permasalahan-permasalahan pada teknologi web sebelumnya.
Salah satu contohnya adalah menggantikan penggunaan flash pada web yang
membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan load sebuah halaman. Dengan
melakukan simulasi ini kita dapat mengetahui dan mempelajari hubungan antara
tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan dapat digunakan untuk
mengetahui sebuah hambatan listrik tanpa harus menggunakan alat yang
dinamakan Multimeter. Selain itu materi tentang hukum ohm ini sangat berguna
khususnya yang mendalami kelistrikan. Karena dengan adanya hukum ohm dan
kita dapat mengerti tentang kelistrikan. Untuk itu kita harus mempelajari lebih
dalam tentang hukum ohm dengan cara mempraktekkannya dalam percobaan
dengan aplikasi simulasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari melakukan praktikum fisika dasar ini mahasiswa
diharapkan mampu untuk:
1. Memahami hubungan hambatan dan arus dalam hukum ohm.
2. Memahami teori hukum ohm pada rangkaian sederhana.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab dua kajian pustaka membahas tentang hukum ohm, keterbatasan hukum
ohm, dan aplikasi hukum ohm.
2.1. Hukum Ohm
Ohm diambil dari nama tokoh fisika George Simon Ohm. Dia merupakan
ilmuan yang berhasil menentukan hubungan antara beda potensial dengan arus
listrik. Selain itu dia juga menemukan bahwa perbandingan antara beda potensial
di suatu beban listrik dengan arus yang mengalir pada beban listrik tersebut
menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini kemudian di kenal dengan
Hambatan listrik (R). Untuk menghargai jasanya maka satuan Hambatan listrik
adalah Ohm (Ω).
Bunyi hukum ohm hampir setiap buku berbeda beda, Tetapi secara garis
besar semuanya hampir sama, dari hasil semedi sambil membaca buku fisika
penulis dapat merangkum ada 2 bunyi hukum ohm yaitu:
1. Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan
kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka semakin kecil arus yang
mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 volt dihubungkan dengan
hambatan sebesar 1 ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1 ampere. Dalam
penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman)
menemukan bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan
bertambah besar jika tegangan dinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap.
Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum 0hm, yaitu:
V = I x R ........................................................................................................ (1)
Dimana,
V = tegangan dalam satuan Volt
I = arus dalam satuan Amper
R = hambatan dalam satuan Ohm
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R
atau dituliskan V = I x R.
Keduanya menghasilkan persamaan yang sama, tinggal anda menyukai dan
menyakini yang mana silakan pilih saja karena keduanya benar dan ada buku
literaturnya.Fungsi utama hukum ohm adalah digunakan untuk mengetahui
hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu
hambatan beban listrik tanpa menggunakan ohmmeter.
Kesimpulan akhir hukum ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka
semakin besar arus yang dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada
siswa adalah hambatan listrik dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik.
Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar
tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas
penampang dan jenis bahan (Rinawan Abadi, dkk.2009).
2.2. Keterbatasan Hukum Ohm
Namun, hukum ohm juga memiliki keterbatasan. Hukum ini telah
diturunkan dengan asumsi bahwa hambatan tidak tergantung pada arus. Sehingga,
hambatan atau resistansi selalu tetap dan tidak tergantung pada arus (I). Artinya,
hukum ohm tidak berlaku untuk fluida, materi semi konduktor, maupun isolator.
Material yang tidak memenuhi hukum ohm disebut sebagai material non-ohmik.
Berikut adalah grafik arus dan beda potensial bagi material non-ohmik.

Gambar 3.1 Ohmik Material


Gambar 3.1 merupakan perbedaan grafik pada non-ohmik dan ohmik. Grafik
hubungan arus terhadap tegangan untuk konduktor ohmik adalah konstan.
Sehingga arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang
diberikan. Sehingga untuk koduktor logam, R konstan, tidak bergantung pada V.
Sedangkan resistor pada kasus non-ohmik tidak akan memiliki nilai yang konstan
dan bergantung pada tegangan yang diberikan (Pristiadi Utomo, 2007).
Macam-macam konduktor:
1. Ohmik
Konduktor ohmik adalah konduktor yang mengikuti hukum ohm yaitu
tegangan yang melewati penghantar tersebut bakalan linear dengan nilai kuat
arus dan contoh penghantar ohmik adalah resistor.
2. Non-ohmik
Konduktor non-ohmik adalah konduktor yang tidak mengkuti hukum ohm
dan contoh konduktor non-ohmik adalah transistor dan dioda. Tegangan yang
melewati transistor atau dioda tidak linear dengan kuat arus yang dihasilkan.
2.3 Aplikasi Hukum Ohm
Salah satu aplikasi dari hukum ohm ini adalah rangkaian listrik yang biasanya
digunain sebagai dasar peralatan atau benda yang membutuhkan tenaga listrik
untuk menyalakannya. Secara sederhana untuk membuat rangkaian listrik kamu
hanya perlu sumber tegangan, hambatan, dan arus yang sudah diperkirakan.
A. Rangkaian Listrik
Dari rangkaian sederhana ini, rangkaian listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu
rangkaian listrik paralel dan rangkaian listrik seri. Penggunaannya bisa salah satu
dari rangkaian listrik ini sesuai kebutuhan. Jika dibandingin dengan rangkaian
paralel, rangkaian seri sebenarnya rangkaian yang paling mudah. Cukup dengan
memasang sumber tegangan dan hambatan/lampu.

Gambar 3.2 Rangkaian Seri


Jika rangkaian paralel, harus membuat minimal dua cabang pada rangkaian
listrik. Kelebihan rangkaian paralel dibandingkan rangkaian seri adalah salah satu
bagian dari rangkaian mati, missal pada lampu A mati, maka lampu B atau lampu
lainnya akan tetap menyala karena aliran listriknya terpisah. Gambar rangkaian
paralel dapat dilihat seperti di bawah ini.

Gambar 3.3.Rangkaian Pararel


Berbeda dengan rangkaian seri, ketika lampu pertama mati, maka lampu
kedua dan seterusnya akan ikut mati karena tidak menerima listrik dari rangkaian
lampu pertama. Jika rangkaian seri, menyala lampu akan menjadi lebih terang
dibandingkan dengan rangkaian paralel karena tidak ada pembagian tegangan dan
arus listrik (Williams, dkk. 2005).
BAB III
METODOLOGY PENELITIAN
Bab tiga berisi metode penelitian berisi alat dan bahan, peosedur praktikum
dan flowchart pada praktikum modul 3 tentang hukum ohm.
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran adalah sebagai
berikut :
1. Simulator hukum ohm........................................................................... (1 buah)
2. Laptop ................................................................................................... (1 buah)
3.2. Prosedur Praktikum
Prosedur pada kegiatan praktikum fisika modul 3 hukum ohm adalah sebagai
berikut:
1. Masuk ke simulator hukum ohm PhET
https://phet.colorado.edu/sims/html/ohms-law/latest/ohms-law_in.html
2. Atur tegangan pada posisi 3V
3. Atur hambatan pada posisi paling kecil 10Ω
4. Catat data arus dalam tabel
5. Lakukan no.2-3 untuk hambatan 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100)
6. Buat grafik hubungan hambatan dan arus
7. Lakukan no.1 s/d 5 untuk tegangan 6V dan 9V
8. Buat kesimpulan dari grafik yang anda buat
3.3. Flowchart
Flowchart adalah diagram yang mewakili tatacara praktikum fisika modul 3
hukum ohm adalah sebagai berikut:
3.3.1. Flowchart praktikum
Berikut ini adalah flowchart praktikum:

Mulai

Modul 3 hukum ohm

Praktikum

Pengolahan data

Asistensi I

Asistensi II

Laporan resmi

Acc

Selesai

Gambar 3.4. flowchart praktikum


3.3.2. Flowchart pengolahan data
Berikut ini adalah flowchart pengolahan data;

Mulai

Tahap persiapan
Rekap data
alat dan bahan

masuk simulator hukum ohmAtur


tegangan pada posisi 3V, 6V, dan 9V
Tahap pengambilan data
dan hambatan pada posisi paling pada
10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan
100) catat hasil sebagai data membuat
grafik

Setelah memilikidata dari hasil


percobaan ringkas hasil tersebut dalam
betuk tabel kemudian gunakan
ringkasan tersebut menjadi sebuah Tahap pengolahan data
grafik.

Analisa data Tahap analisa

Tahap kesimpulan dan


Kesimpulan dan saran
saran

Selesai

Gambar 3.5.Flowchart pengolahan data


BAB IV
Bab empat hasil percobaan dan pembahasan pada praktikum modul 3 tentang
hukum ohm.
4.1. Hasil Percobaan
Berikut adalah hasil dari percobaan dari praktikum hukum ohm
1. Tegangan 3V
Tabel 3.1 Hasil Percobaan dengan Tegangan 3V
Hambatan (Ω) Arus (mA) Arus (A)
10 300 0,3
100 30 0,03
200 15 0,015
300 10 0,01
400 7,5 0,0075
500 6 0,006
600 5 0,005
700 4,3 0,0043
800 3,8 0,0038
900 3,3 0,0033
1000 3 0,003

Pada tabel 3.1 menunjukan hasil percobaan arus listrik dengan tegangan 3V
dan diberikan hambatan sebesar 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100). Kuat
arus yang didapatkan pada hambatan 10Ω adalah 300mA. Begitu pula hambatan
yang berbeda menghasilkan kuat arus yang berbeda. Hal tersebut menunjukan
adanya hubungan antara hambatan dan kuat arus yaitu V = I x R.
2. Tegangan 6V
Tabel 3.2 Hasil Percobaan dengan Tegangan 6V
Hambatan (Ω) Arus (mA) Arus (A)
10 600 0,6
100 60 0,06
200 30 0,03
300 20 0,02
400 15 0,015
500 12 0,012
600 10 0,01
700 8,6 0,0086
800 7,5 0,0075
900 6,7 0,0067
1000 6 0,006
Pada tabel 3.2 menunjukan hasil percobaan arus listrik dengan tegangan 6V
dan diberikan hambatan sebesar 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100). Kuat
arus yang didapatkan pada hambatan 10Ω adalah 600mA. Begitu pula hambatan
yang berbeda menghasilkan kuat arus yang berbeda. Hal tersebut menunjukan
adanya hubungan antara hambatan dan kuat arus yaitu V = I x R
3. Tegangan 9V
Tabel 3.3 Hasil Percobaan dengan Tegangan 9V
Hambatan (Ω) Arus (mA) Arus (A)
10 900 0,9
100 90 0,09
200 45 0,045
300 30 0,03
400 22,5 0,0225
500 18 0,018
600 15 0,015
700 12,9 0,0129
800 11,3 0,0113
900 10 0,01
1000 9 0,009

Pada tabel 3.3 menunjukan hasil percobaan arus listrik dengan tegangan 9V
dan diberikan hambatan sebesar 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100). Kuat
arus yang didapatkan pada hambatan 10Ω adalah 900mA. Begitu pula hambatan
yang berbeda menghasilkan kuat arus yang berbeda. Hal tersebut menunjukan
adanya hubungan antara hambatan dan kuat arus yaitu V = I x R
4. Grafik hasil percobaan dari tegangan 3V, 6V, dan 9V

Hubungan Hambatan dan Arus


1
0.9
0.8
0.7
Arus (A)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200

Hambatan (Ω)
Arus 3V Arus 6V Arus 9V

Grafik 3.1Grafik Arus(A) Terhadap Hambatan(Ω).


4.2. Pembahasan
Pada grafik 3.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil percobaan hukum ohm
menunjukan hasil yang memiliki persentase penurunan yang sama ditiap
tegangannya. Dapat disimpulkan hubungan tegangan dan kuat arus listrik adalah
sebanding.Pada hambatan posisi 10Ω, 100Ω, 200Ω s/d 1KΩ (kelipatan 100), kuat
arus I semakin berkurang, nilai tegangan V pun bertambah besar. Tetapi bila kuat
arus I berkurang, nilai tegangan V pun bertambah besar. Dapat dilihat pada grafik
3.1 dengan tegangan 9V dan hambatan 10Ω adalah hasil tertinggi yaitu sebesar
0,9A kemudian dilanjutkan dengan tegangan yang sama namun hambatan yang
lebih besar yakni 100Ω, menghasilkan penurunan arus listrik yang menjadi
sebesar 0,09A, begitu pula dengan hambatan 200Ω menghasilkan 0,045A, dan
akan terus mengalami penurunan seperti di hambatan tertinggi yaitu 1KΩ
menghasilkan titik terendah arus listrik seperti pada grafik yakni 0,009A.
Penurunan arus listrik juga terjadi pada tegangan 3V dan 6V dikarenakan
pengaruh dari hambatannya yang semakin besar pula. Hal ini juga dapat
dibuktikan juga pada rumus V = R × I apabila R tetap, dan apabila kuat arus I
bertambah besar, nilai tegangan V pun bertambah besar. Sebaliknya, bila kuat
arus I berkurang, nilai tegangan V pun akan berkurang. Jadi hubungan tegangan
dan kuat arus listrik adalah sebanding.
Hambatan ialah gesekan atau rintangan yang diberikan suatu bahan terhadap
suatu aliran arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini, menyebabkan gerak
elektron berkurang. Hambatan-hambatan ini yang menghalangi gerak elektron
disebut resistansi. Jadi resistansi adalah hambatan listrik, makin besar resistansi
sebuah penghantar, semakin kecil arus listrik yang megalirnya.Sedangkan alat
resistansi disebut resistor atau tahanan (ditulis dengan notasi huruf R). Akibat
adanya gesekan atau rintangan (resistansi) pada aliran elektron, maka sejumlah
energi listrik berubah menjadi energi panas. Resistor (Hambatan) dapat pula
berupa lampu atau elemen pemanas. Tetapi kawat yang panjangpun dapat
memberikan hambatan tertentu.
Hal itu telah terbukti ketika praktikum hukum ohm dengan hasil percobaan
seperti pada tabel 3.1 dengan tegangan 3V dan hambatan atau resistansi sebesar
10Ω menghasilkan arus listrik sebesar 300mA. Namun ketika menggunakan
resistansi 100Ω hanya menghasilkan arus sebesar 30mA, dan ketika menggunakan
hambatan tertinggi sebesar 1KΩ hanya menghasilkan arus listrik sebesar 3mA,
perbedaan yang cukup jauh. Percobaan tersebut membuktikan bahwa semakin
besar hambatan atau resistansi maka akan mengurangi arus listrik yang mengalir.
BAB V
PENUTUP
Pada bab lima ini akan membahas tentang kesimpulan yang dapat di ambil
selama praktikum fisika modul 3 hukum ohm berlangsung dan saran untuk
kegiatan praktikum.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil selama praktikum fisika modul 3 hukum ohm
adalah sebagai berikut:
1. Pada saat melakukan percobaan terhadap hukum ohm dapat diketahui bahwa
semakin besar tegangan yang diberikan maka akan semakain besar pula arus
yang keluar, sebaliknya dengan resistansi begitu besar resistansi yang
diberikan semakin kecil arus yang keluar, contohnya pada hasil percobaan
dengan tegangan 9V dan resistansi 10Ω arus yang dihasilkan sebesar 900mA,
sedangkan pada tegangan 3V dan resistansi 1000Ω hanya menghasilkan arus
sebesar 3mA.
2. Setelah melakukan percobaan dan mengerjakan beberapa contoh soal dapat
diketahui bahwa rangkaian listrik juga mempengaruhi perubahan arus listrik,
contohnya pada saat mengaplikasikan simulator hukum ohm, rangkaian pada
simulator hukum ohm menunjukan resistansi total ketika semakin besar
resistansi pada suatu rangkaian maka akan mengurangi arus listrik pada
rangkaian tersebut.
5.2. Saran
Saran selama praktikum fisika modul 3 hukum ohm adalah sebagai berikut:
1. Pada praktikum fisika modul 3 hukum ohm selain menggunakan simulator
hendaknya di lakukan juga praktek secara langsung karena pengerjaan cukup
sulit bisa dikerjakan secara berkelompok dan juga masa pengerjaan
diperpanjang agar para peserta praktikan mendapatkan pengalaman secara
langsung.
2. Agar peserta praktikan tidak merasa kesulitan saat kegiatan praktikum
berlangsung hendaknya para peserta praktikan mendapatkan beberapa contoh
dari awal dilakukannya percobaan sampai dengan hasil yang sesuai dengan
target yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Pristiadi Utomo, 2007. Fisika Interaktif untuk SMA kelas X, ditulis . Jakarta: Azka
Press.
Rinawan Abadi, dkk.2009. Buku Panduan Pendidik Fisika untuk SMA/MA untuk
kelas X. Klaten: Intan Pariwara.
Williams, dkk. 2005.The Circuit Designer's Companion. Butterworth-Heinemann,
ISBN 0-7506-6370-7.
LAMPIRAN
PERTANYAAN ULANG
1. Bagaimana hubungan antara tegangan dan hambatan?
Jawab:
Hukum Ohm adalah formula yang menyatakan hubungan antara tegangan,
arus listrik dan hambatan dalam suatu rangkaian listrik.Hukum ohm berbunyi
“ Kuat arus listrik dalam rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada
ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan”.
2. Sebuah rangkaian terdapat dua buah resistor dengan nilai hambatan masing-
masing 5 Ω dan 4 Ω .Resistor secara paralel. Kuat arus total adalah 6 Ampere.
Hitung Tegangan pada rangkaian.
Jawab:
1 1 1 4+5 9 20
= + = = ≈ = 2,2Ω
Rp 5 4 20 20 9
V=IxR
V = 6 x 2,2 = 13,2 V
V = VR1 = VR2
VR1 = 13,2 Volt
VR2 = 13,2 Volt
3. Suatu rangkaian listrik tertutup yang terdiri dari sumber daya berupa baterai
dan beban lampu pijar. Rangkaian tersebut mampu menghantarkan arus listrik
sebesar 2 ampere. Akan tetapi, dikarenakan lampu pijar pada rangkaian
tersebut hanya dapat menyala jika dialiri listrik sebesar 24 volt maka
dipasanglah resistor sebesar 6 Ohm untuk menurunkan tegangan dari baterai.
Berapa besar tegangan listrik awal baterai sebelum dipasang resistor?
Jawab:
Diketahui:
Voltase Akhir (V) = 24 Volt
Kuat arus listrik (I) =2A
Hambatan (R) =6Ω
Ditanya :
Tegangan listrik(V) awal baterai ?
Jawaban :
Vakhir merupakan pengurangan dari Vawal dikurangi Vpenurunan.
Vakhir=Vawal-Vpenurunan

Vpenurunan= I×R
Vpenurunan= 2×6
Vpenurunan= 12 Volt

Vakhir=Vawal-Vpenurunan
24=Vawal-12
Vawal=24+12=36 volt
Jadi, Tegangan listrik(V) awal baterai tersebut adalah 36 Volt.
4. Sebuah Resistor 0,6 K Ohm dihubungkan dengan sebuah Baterai. Jika arus
yang mengalis pada resistor tersebut adalah 6 mA. Berapa besar tegangan
baterai tersebut?
Jawab:
Diketahui :
Hambatan (R) : 0,6 KΩ = 600Ω
Kuat arus (I) : 6 mA = 0,006 A
V= I x R
V= 0,006 x 600 = 3,6 V
5. Diketahui 3 buah Resistor R1 = 4 KOhm, R2 = 100 Ohm dan R3 = 50 Ohm.
Jika ketiga resistor terhubung secara seri terhadap tegangan 12 Volt.
Tentukan besarnya arus?
Rtotal = R1 + R2 + R3 = 4000 + 100 + 50 = 4150 Ω
V=IxR
I=V/R
I = 12 / 4150
I = 0,00289 A = 2,89 mA
LEMBAR ASISTENSI

Tanggal
Revisi TTD Asisten
Asistensi
18-05-2021 - No rumus
- Prosedur praktikum
- Flowchart pengolahan data
- Kalimat keterangan tabel
- Pembahasan kurang
- Kesimpulan kurang
20-05-2021 - Kalimat keterangan
- Typo
- Daftar Pustaka
- lampiran

20-05-2021 - ACC

Anda mungkin juga menyukai