Anda di halaman 1dari 9

PHARMACY, Vol.08 No.

03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

ANALISIS CEMARAN TEMBAGA DALAM AIR SUMUR INDUSTRI PELAPISAN EMAS DI


KOTA TEGAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Listiowati, Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Puwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh,


PO BOX 202, Purwokerto 53182

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis tembaga dalam air sumur. Tujuan
dari penelitian ini untuk menetapkan kadar tembaga dalam air sumur. Analisis
menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) dengan destruksi basah.
Panjang gelombang untuk pengukuran tembaga adalah 324,8 nm. Hasil analisis
menunjukkan bahwa logam tembaga pada semua sampel tidak terdeteksi. Hasil validasi
metode analisis yang telah dilakukan meliputi akurasi, presisi, dan linearitas (0,2–1,0
ppm) memenuhi persyaratan yang ditentukan. Persamaan regresi linear kurva baku y =
0,034 x–1,76 . 10 -3 dan r = 0,998.

Kata Kunci: analisis tembaga, air sumur, spektrofotometri serapan atom (SSA).

ABSTRACT

It had been done research about analysis of copper in ground water. The
purpose of this research was to determine levels of copper in ground water. Analysis
using atomic absorption spectrophotometry (AAS) method with wet destruction.
Measurement wavelength was 324.8 nm for copper. The analysis showed that the
concentration of copper metal was not detected in all samples. The results of the
validation method of analysis has been conducted include accuracy, precision, and
linearity (0.2 to 1.0 ppm) to meet the specified requirements. Standard curve linear
regression equation y = 0.034x-1.76.10-3 and r = 0.998

Keywords: analysis of copper, ground water, atomic absorption spectrophotometry


(AAS).

Pendahuluan diperoleh perhiasan dengan kilap


Industri pelapisan emas tertentu. Dalam proses ini dilakukan
merupakan salah satu industri yang penghilangan kotoran & lemak, dengan
menggunakan bahan baku tembaga. menggunakan air dan detergen. Dari
Pencucian perhiasan yang telah proses ini dihasilkan limbah detergen
dihaluskan kemudian dicuci. Pencucian dan limbah yang mengandung NaCN
dilakukan berulang-ulang sehingga serta logam berat salah satunya tembaga

71
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

(Asri, 2009). Sekitar 70% permukaan diperbolehkan dalam air minum


bumi diselimuti oleh air. Oleh karena itu, sebanyak 1,0 mg/L (Anonim,1990).
air dapat dikatakan sebagai bagian yang Cemaran tembaga ( Cu) dalam air
essensial dari sistem kehidupan sumur dapat melalui limbah yang
(Manahan, 1994). Air merupakan zat menggunakan tembaga sebagai bahan
yang penting dalam kehidupan makhluk baku maupun bahan tambahan.
hidup di dunia ini, dari hewan yang Tembaga merupakan logam berat yang
berspesies terendah sampai yang berbahaya dan sering mencemari
tertinggi, juga manusia dan tanaman. lingkungan yang dapat menurunkan
Apabila air sudah tercemar logam-logam kualitas air. Logam berat ini diketahui
yang berbahaya akan mengakibatkan hal dapat terakumulasi di dalam tubuh
hal yang buruk bagi kehidupan organisme, dan tetap tinggal dalam
(Darmono,1995). tubuh dalam jangka waktu yang lama
Air minum adalah air yang sebagai racun. Tembaga merupakan satu
digunakan untuk dikonsumsi manusia. unsur yang penting dan berguna untuk
Menurut departemen kesehatan, syarat- metabolisme. Konsentrasi dari batas
syarat air minum tidak berasa, tidak unsur ini dapat menimbulkan rasa pada
berbau, tidak berwarna, tidak air bervariasi antara 1-5 mg/L.
mengandung mikroorganisme berbahaya Konsentrasi 1 mg/L merupakan batas
dan tidak mengandung logam berat. Air konsentrasi tertinggi untuk mencegah
minum adalah air yang melalui proses timbulnya rasa yang tidak
pengolahan ataupun tanpa proses menyenangkan. Dalam jumlah kecil
pengolahan yang memenuhi syarat tembaga (Cu) diperlukan untuk
kesehatan dan dapat langsung diminum pembentukan sel-sel darah merah,
(Anonim, 2002). namun dalam jumlah besar dapat
Peraturan Menteri Kesehatan menyebabkan rasa tidak enak di lidah,
Republik Indonesia Nomor : selain dapat menyebabkan kerusakan
416/MENKES/PER/IX/ 1990 Tanggal: 3 pada hati (Sutrisno,2002).
September 1990 tentang persyaratan Pada manusia, keracunan
kualitas air minum menyatakan bahwa tembaga (Cu) secara kronis dapat dilihat
kadar maksimum tembaga yang dengan timbulnya penyakit Wilson dan
Kinsky. Gejala dari penyakit Wilson ini

72
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

adalah terjadi hepatic cirrhosis, Perkin Elmer 5100 PC, alat-alat gelas
kerusakan pada otak, demyelinasi, dan yang biasa digunakan di Laboratorium
terjadi penurunan kerja ginjal dan Analisis, pemanas listrik, lemari asam,
pengendapan tembaga (Cu) dalam kertas saring Whatman 42.
kornea mata. Penyakit Kinsky dapat
diketahui dengan terbentuknya rambut Cara Penelitian
yang kaku dan berwarna kemerahan Pengambilan Sampel
pada penderita (Palar, 2008). Sampel diambil dari empat sumur
Berdasarkan latar belakang tersebut yang berada di dekat industri pelapisan
perlu dilakukan penelitian apakah air emas di kota Tegal. Diambil tiga sampel
sumur yang terletak di dekat industri air sumur yang letaknya kira-kira
pelapisan emas mengandung tembaga berjarak 100 meter dari industri
melebihi batas yang diperbolehkan. pelapisan emas dan satu sumur di
Metode yang digunakan adalah tempat industri pelapisan emas. Tiga
spektrofotometri serapan atom karena sampel ini merupakan sumur yang masih
alat ini cukup spesifik untuk analisis digunakan untuk keperluan sehari-hari.
logam. Penyiapan Larutan Stok Cu(NO3)2 10
ppm
Metode Penelitian Dilakukan dengan cara
Alat dan bahan pengenceran terhadap larutan standar
Bahan percobaan yang digunakan Cu(NO3)21000 ppm. Larutan standar
berupa air sumur yang diambil di rumah Cu(NO3)2 1000 ppm diambil sebanyak 1
penduduk yang terletak didekat industri mL dimasukkan ke dalam labu takar 100
pelapisan emas. Bahan kimia yang mL, ditambahkan akua bidestilata
digunakan adalah bahan kimia sampai tanda batas sehingga didapat
berderajat pro analisis (p.a) antara lain: larutan standar Cu(NO3)2 10 ppm.
Akuabidestilata (otsuka), asam nitrat Pembuatan seri standar
pekat (p.a) (Merck), Larutan standar Larutan standar Cu(NO3)2 dibuat
tembaga Cu(NO3)2 1000 ppm ( 500 mL dengan seri kadar 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan
UN 3264), Gas asetilen. 1,0 ppm. Larutan standar Cu(NO3)2 10
Peralatan yang digunakan antara ppm diambil 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0
lain : Spektrofotometer serapan atom mL dimasukkan ke dalam labu takar 10

73
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

mL diencerkan dengan akuabidesilata dinyalakan, lalu larutan uji diaspirasikan.


sampai batas. Apabila ada absorbansi yang terbaca
pada panjang gelombang 324,8 nm,
Pembuatan kurva standar maka cuplikan tersebut positif
Masing-masing larutan seri mengandung tembaga.
standar Cu(NO3)2 0,2;0,4;0,6;0,8; dan 1 Validasi Metode Analisis
ppm diaspirasikan ke spektrofotometer 1. Uji presisi alat
serapan atom dan diukur absorbansinya, Larutan baku tembaga nitrat dengan
kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi 0,6 ppm, diaspirasikan pada
konsentrasi dan absorbansi. alat SSA, pekerjaan diulangi sebanyak 6
Preparasi sampel kali. Hasil absorbansi digunakan untuk
Sampel air sumur diambil menghitung absorbansi rata-rata dari
sebanyak 100 mL dimasukkan dalam percobaan yang dilakukan, nilai SD
Erlenmeyer ditambah dengan 10 mL (Standard Deviation), RSD (Relative
HNO3 (pekat). Campuran dipanaskan Standard Deviation), dan ketelitian alat.
perlahanlahan 2. Uji akurasi metode
sampai mendidih, Destruksi dihentikan Uji akurasi dilakukan dengan mengambil
setelah diperoleh larutan yang jernih, air sumur duplo. Salah satu ditambah
kemudian dinginkan. Setelah dingin standar tembaga 25 ppm 1 mL. Untuk uji
disaring dengan kertas Whatman no.42. akurasi tanpa standar diambil 100 mL
Seluruh filtrat dikumpulkan sampel dalam labu takar 100 mL,
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif sedangkan untuk uji akurasi dengan
Kandungan logam tembaga (Cu) penambahan larutan standar 25 ppm
Larutan uji dari hasil destruksi larutan standar diambil sebanyak 1 mL
basah diukur absorbansinya pada alat kemudian dimasukkan dalam labu 100
SSA. Larutan uji diaspirasikan pada alat mL, setelah itu ditambahkan dengan
SSA dimana prosedur kerjanya meliputi : sampel air sumur sampai batas.
Instrument dan komputer dinyalakan Kemudian masing-masing ditambah
kemudian dicek kesiapan alat (lampu dengan 10 mL HNO3. Campuran
katoda, gas, tekanan detektor, pemanas, dipanaskan perlahan lahan sampai
dll), dan kelebihan gas dibuang. Langkah mendidih. Destruksi diteruskan sambil
berikutnya pompa kompresor sewaktu-waktu digoyang-goyang,

74
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

destruksi dihentikan setelah diperoleh Batas deteksi dan kuantitasi dapat


larutan yang jernih, kemudian dihitung secara statistik melalui garis
didinginkan. Setelah dingin disaring regresi linier dari kurva kalibrasi larutan
dengan kertas Whatman no. 42. Seluruh standar. Nilai pengukuran akan sama
filtrat dikumpulkan. Larutan ini dapat dengan nilai slope (b) pada persamaan
diukur terhadap logam tembaga (Cu) garis linier y = bx + a, sedangkan
dengan spektrofotometri serapan atom. simpangan baku blanko sama dengan
Pekerjaan dilakukan sebanyak 3 kali. simpangan baku residual (Sy/x) (
3. Uji liniearitas Harmita, 2004).
Larutan Cu standar dengan seri
kadar 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 ppm Hasil dan Pembahasan
diaspirasikan pada alat SSA. Hasil Analisis sampel dengan
absorbansi digunakan untuk membuat spektrofotometri serapan atom (AAS)
kurva dilakukan untuk menunjukkan ada
baku dan persamaan regresi linear, tidaknya logam tembaga dalam sampel
harga intersep dan slope (kemiringan). air sumur. Hasil analisis cemaran logam
Kurva standar yang diperoleh digunakan tembaga (Cu) menunjukkan bahwa
untuk menghitung kadar Cu yang ada dalam sampel air sumur yang berada di
dalam sampel. dekat daerah industri pelapisan emas
4. Batas deteksi dan Batas kuantitasi tidak terdeteksi adanya logam tembaga.

Tabel 1. Hasil analisis kandungan logam tembaga dalam sampel air.

Keterangan : Ttd = tidak terdeteksi

75
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

Validasi Metode Analisis metode analisis dapat dilihat di bawah


Validasi metode analisis adalah ini.
suatu tindakan penilaian terhadap Linearitas
parameter tertentu, berdasarkan Hasil pengujian kurva baku diperoleh
percobaan laboratorium, untuk persamaan kurva baku y = 0,034 x –
membuktikan bahwa parameter 1,76x 10 -3 dengan koefisien korelasi (r)
tersebut memenuhi persyaratan untuk = 0,998. Hasil ini menunjukkan bahwa
penggunaannya ( Harmita, 2004 :117). alat yang digunakan memiliki efisiensi
Beberapa parameter analisis yang harus analisis yang cukup baik, sehingga alat
dipertimbangkan dalam validasi analisis tersebut dapat digunakan untuk
penelitian ini diantanya : linearitas, batas menganalisis kualitatif dan kuantitatif
deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ), cemaran logam Cu.
presisi, dan akurasi. Hasil validasi

Gambar 1. Kurva hubungan konsentrasi larutan standar Cu dengan absorbansi

Tabel 2. Uji linearitas larutan standar Cu dengan metode spektrofotometri serapan atom

76
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

Batas deteksi LOD ( Limit of Detection) pada analisis logam Cu dengan metode
dan batas kuantitasi LOQ (Limit of SSA adalah sebesar 0,05 µg/ml dan
Quantity) konsentrasi terkecil logam Cu yang
Dari hasil perhitungan maka dapat masih dapat diukur secara valid dengan
dikatakan bahwa batas kadar terendah menggunakan metode SSA adalah
yang masih menunjukkan respon jika sebesar 0,17 µg/ml.
dibandingkan dengan base line noise

Tabel 3. Data hasil uji LOD dan LOQ

Presisi dan hasil uji presisi berdasarkan


Hasil uji presisi berdasarkan konsentrasi dapat dilihat pada tabel 5.
absorbansi dapat dilihat pada tabel 4

Tabel 4. Hasil uji presisi berdasarkan absorbansi

77
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

Tabel 5. Hasil uji presisi berdasarkan konsentrasi

Dari tabel 5 diperoleh nilai RSD Hasil uji akurasi ditunjukkan oleh
2,7% untuk perhitungan dengan nilai recovery (perolehan kembali). Nilai
absorbansi dan 1,48% untuk perhitungan recovery pada penelitian ini adalah 90,2
dengan konsentrasi. Dari data ini dapat %. Nilai ini menunjukkan kriteria baik
diketahui bahwa alat spektrofotometri karena suatu metode mempunyai
serapan atom mempunyai ketelitian akurasi baik apabila harga perolehan
yang baik untuk analisis logam Cu. kembali 80-120%.
Akurasi

Tabel 6. Data hasil uji akurasi

78
PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN 1693-3591

Kesimpulan Badan Standar Nasional


Indonesia
1. Dari hasil analisis yang dilakukan,
Asri, N. P. 2009. Penurunan Kadar Logam
logam tembaga dalam semua Berat Limbah Cair Industri Emas
(PT X) di Surabaya. Seminar
sampel tidak terdeteksi.
Nasional Teknik Kimia Indonesia
2. Dari hasil validasi analisis yang Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem
Biologi Mahkluk Hidup. Jakarta:
dilakukan menunjukkan bahwa
UI-Press
metode Spektrofotometri Serapan Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan
Validasi Metode dan Cara
Atom dapat dilakukan untuk
Perhitungannya. Majalah Ilmu
menganalisis logam Tembaga. Kefarmasian,Vol. 1.
Manahan, S. E. 1994. Environmental
Chemistry, Sixth Edition. Lewis
Daftar Pustaka Publisher. United States of
Amerika
Anonim. 1990. Persyaratan Kualitas Air
Palar,H. 2008. Pencemaran Dan
Minum permenkes No 416.
Toksikologi Logam Berat.
Jakarta: Badan Standar Nasional
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Indonesia
Sutrisno, T. 2002. Teknologi Penyediaan
Anonim. 2002. Syarat-syarat dan
Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta
pengawasan Kualitas Air Minum
kepmenkes no 907. Jakarta:

79

Anda mungkin juga menyukai