Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

EROSI GIGI

DI SUSUN OLEH :

REKA DEFITA
180201030

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN


KESEHATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2021
KONSEP DASAR EROSI GIGI

A. DEFENISI

Erosi gigi adalah suatu proses kronis kehilangan jaringan keras gigi
yang disebabkan oleh zat asam dan bersifat irreversible. Proses erosi gigi
dimulai dengan demineralisasi pada enamel gigi ketika berkontak dengan zat
asam. Asam tersebut dapat berasal dari dalam tubuh (faktor intrinsik) dan luar
tubuh (faktor ekstrinsik). Faktor intrinsik dapat disebabkan dari bulimia,
refluks makanan dari saluran cerna karena gastritis, dan penyakit gastro
esophageal refluks. Faktor ekstrinsik dapat disebabkan oleh diet makanan,
obat-obatan, lingkungan, pekerjaan, dan gaya hidup. Salah satu fakor
lingkungan (ekstrinsik) adalah air kolam renang.
Erosi gigi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor kimia,
biologis, dan gaya hidup atau psikologis. Faktor kimia dapat terjadi ketika
pertama kali zat asam kontak dengan permukaan enamel gigi dan pengaruh
pH. Pada faktor biologis erosi gigi sering dihubungkan dengan proses salivasi,
struktur serta komposisi gigi, anatomi jaringan lunak mulut yang berhubungan
dengan gigi dan perubahan jaringan lunak mulut seperti cara menelan. Dan
faktor gaya hidup dapat disebabkan oleh kebiasaan makan dan minuman, serta
pola makan.

B. ETIOLOGI

mengonsumsi makanan dan minuman asam, dapat membuat lapisan


enamel menjadi lebih lunak dan kehilangan sebagian mineralnya. Kelenjar air
ludah berfungsi untuk menetralkan asam dalam mulut dan mengembalikannya
ke kondisi normal. Namun apabila makanan dan minuman asam dikonsumsi
terus-menerus serta diikuti dengan perawatan gigi yang tidak sesuai, tentu hal
ini akan mempercepat proses erosi pada gigi.
Erosi gigi juga bisa terjadi akibat masalah kesehatan yang dialami oleh
penderita, misalnya dari zat asam dalam lambung dan sistem pencernaan.
Adapun beberapa penyebab erosi gigi adalah sebagai berikut.
 Konsumsi minuman ringan berlebih dengan kadar fosfor dan asam
sitrat yang tinggi
 Minuman buah-buahan, dikarenakan beberapa asam dari jenis
minuman bersifat korosif
 Makanan tinggi kandungan gula dan pati
 Produksi air liur sedikit dan mulut kering (xerostomia)
 Asam lambung
 Gangguan pencernaan
 Obat-obatan, seperti aspirin, antihistamin
 Kondisi genetik dan turunan
 Faktor lingkungan, seperti gesekan, keausan, stres, dan korosi

C. TANDA DAN GEJALA


Salah satu tanda erosi gigi yang mulai mengikis gigi adalah perubahan
tampilan permukaan gigi yang tampak lebih halus dan berkilau. Hal ini juga
berpotensi membuat struktur gigi dalam, yakni enamel terekspos dan menjadi
sensitif terhadap makanan dan minuman manis, panas, atau dingin.
Selain dari gejala erosi gigi ringan yang hanya menimbulkan gigi
sensitif atau ngilu, masalah kesehatan gigi ini juga dapat berkembang menjadi
kondisi yang lebih serius. Beberapa tanda-tanda erosi gigi diantaranya:
 Perubahan warna gigi: seiring dengan terkikisnya lapisan enamel,
dentin akan mulai terekspos sehingga bisa menyebabkan tampilan gigi
kuning.
 Gigi retak dan tidak rata: bagian tepi gigi akan menjadi lebih keras dan
berpola tidak beraturan saat lapisan enamel mulai terkikis.
 Peningkatan sensitivitas: lapisan enamel yang semakin terkikis
menyebabkan gigi akan semakin sensitif terhadap makanan manis dan
suhu sehingga menimbulkan rasa tak nyaman bagi penderitanya.
 Masalah berupa gigi berlubang (karies) juga lebih rentan apabila
lapisan enamel makin terkikis. Lubang kecil mungkin tidak
menyebabkan masalah apapun. Namun apabila lubang pada gigi
berkembang dan mempengaruhi saraf-saraf kecil di dalamnya, hal ini
dapat menyebabkan abses gigi dan infeksi yang sangat menyakitkan.

D. GAMBARAN KLINIS DERAJAT EROSI GIGI


Kontaknya asam berasosiasi dengan demineralisasi dan disolusi pada
permukaan gigi. Gambaran erosi gigi seperti permukaan yang halus, kilat,
bercahaya seperti kaca (ground glass). Progres yang lebih lanjut akan
berkembang menjadi bentuk cekungan dalam (shallow concavities), tipis
(smoother), membulat (rounding) dan beralur (grooving) pada enamel gigi.
Bersamaan hilangnya enamel, terbukanya gigitan anterior (anterior
open bite) juga dapat terjadi. Pada erosi gigi yang berat, enamel biasanya
akan hilang sepenuhnya meninggalkan permukaan dentin yang sensitif,
inflamasi pulpa, nekrosis dan periapikal patologi. Jika terdapat tambalan,
tambalan seperti terangkat, tampak keluar dari gigi karena gigi lebih cepat
melarut dari pada tambalan.
Awalnya plak dan kalkulus di permukaan gigi akan melindungi difusi
asam, tetapi akan hilang karena asam melarutkan dan mengkikis selapis demi
selapis. Cate (1961) mengestimasi tentang derajat erosi gigi sebagai berikut:
 Etching (Et) : Permukaan enamel gigi berkilat seperti kaca (ground
glass), tanpa kehilangan kontur gigi.
 Derajat 1 (G1) : Hilang lapisan enamel seperti tampak terasah
(polished), tipis (smoother) dan membulat (rounded).
 Derajat 2 (G2) : Hilang lapisan enamel dan diikuti dentin. Universitas
Sumatera Utara 22
 Derajat 3 (G3) : Hilang lapisan enamel, diikuti dentin dan dentin
sekunder. e. Derajat 4 (G4) : Hilang lapisan enamel, dentin dan pulpa
gigi.

E. PENGOBATAN EROSI GIGI


Pengobatan erosi gigi dapat di lakukan dengan penambalan atau penggunaan
mahkota gigi. Cara ini berfungsi untuk melindungi serta menutupi gigi agar
tidak terjadi kerusakan yang berlanjut.
Jika sudah menderita erosi gigi, ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk
mencegah kondisi gigi menjadi lebih buruk :
 Gunakan sedotan saat mengonsusmsi minuman yang beresiko
 Hindari menahan minuman yang asam terlalu lama dalam mulut
sebelum menelannya
 Hindari mengonsumsi permen yang asam
 Hindari menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman
yang beresiko, setidaknya tunggu setengah sampai satu jam
 Berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi makanan dan
minuman yang bersifat asam
 Mengunyah permen karet bebas gula untuk membantu merangsang
produksi air liur
 Minum air putih yang cukup untuk menghindari kondisi mulut kering

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
 Identitas
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat perawatan
 Riwayat kesehatan
 Keadaan sosial/kebiasaan
 Riwayat keluarga
 Pemeriksaan fisik

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri akut b.d faktor biologis
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis
 Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan

3. INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d faktor biologis
KH :
 Mampu mengontrol nyeri
 Mampu mengenali nyeri
 Nyeri dapat teratasi

INTERVENSI :

1) Lakukan pengkajian nyeri PQRST


2) Ajarkan tehnik relaksasi
3) Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri
4) Evaluasi keefektifan control nyeri
5) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis
KH :
 Kebutuhan nutrisi terpenuhi
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
INTERVENSI :

1) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan


nutrisi yang di butuhkan pasien
2) Beri makanan yang terpilih
3) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
4) Kaji kemampuan klien untuk mendapat nutrisi yang di butuhkan

3. Defesiensi pengetahuan b.d kurang pajanan


KH :
 Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program pengobatan
 Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di
jelaskan secara benar

INTERVENSI :

1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses


penyakit yang spesifik
2) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
3) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan dating atau proses pengontrol
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai