Oleh :
INAYAH APRILIA
1910003600005
3H1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
ABSTRAK
Konstitusi merupakan hukum tertinggi dari suatu negara. Indonesia mempunyai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi tertulis negara.
Konstitusi bertujuan untuk mengatur jalannya kekuasaan melalui aturan untuk menghindari
terjadinya kesewenangan yang dilakukan oleh penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan
arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan negara.
1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
1. Kontitusi itu berasal dari bahasa prancis yaitu constituer yang berarti
membentuk.
2. Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume”
berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri
atau mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3. Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang
lebih luas dan undang-undang dasar. Yaitu konstitusi adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan
dalam suatu masyarakat.
4. Dalam terminologi hukum islam (Fiqih Siyasah) konstitusi dikenal dengan
sebutan DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang mengatur dasar dan kerja
sama antar sesame anggota masyarakat dalam sebuah Negara.
5. Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu
kerangka masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui
hukum. Dengan kata lain konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-
prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan
diantara keduanya
Dalam perkembangannya, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Dalam arti luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi adalah
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti halnya
hukum pada umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan dokumen tertulis
atau tidak tertulis atau dapat pula campuran dari dua unsur tersebut. Sebagai
hukum dasar yang tertulis atau Undang-Undang Dasar dan hukum dasar yang
tidak tertulis atau Konvensi.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan bernegara mempunyai sifat :
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dalam praktek
penyelenggaaraan negara
2. Tidak bertentangan dengan hukum dasar tertulis atau Undang-undang
Dasar dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh rakyat negara yang artinya bersifat melengkapi sehingga
memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-
Undang Dasar. Konstitusi sebagai hukum dasar memuat aturan-aturan
dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan bernegara, yang masih
bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan lebih lanjut
kedalam norma hukum dibawahnya
2. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi adalah piagam
dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan
dasar negara. Contohnya adalah UUD 1945.
Sebenarnya konstitusi berbeda dengan Undang Undang Dasar, hal tersebut dapat
dikaji dari pendapat L.J. Apeldorn dan Herman Heller. Menurut Apeldorn, konstitusi
tidaklah sama dengan UUD. Undang-Undang Dasar hanyalah sebatas hukum yang
tertulis, sedangkan konstitusi di samping memuat hukum dasar yang tertulis juga
mencakup hukum dasar yang tidak tertulis.
Adapun menurut Herman Heller, konstitusi mencakup tiga pengertian, yaitu:
1. Die politische verfassung als gesselchaffliche wirklichkeit, yaitu konstitusi
yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu
kewajiban.
2. Die verselbstandigte rechtverfassung, yaitu mencari unsur-unsur hukum dari
konstitusi yang hidup dalam masyarakat tersebut untuk dihadirkan sebagai
suatu kaidah hukum.
3. Die geschriebene verfassung, yaitu menuliskan konstitusi dalam suatu naskah
sebagai peraturan perundangan yang tertinggi derajatnya dan berlaku dalam
suatu negara.
Konstitusi sebagai hukum dasar berisi aturan-aturan dasar atau pokok-pokok
penyelenggaraan negara. Aturan-aturan itu masih bersifat umum.
1. K. C. Weare
K.C. Weare mengklasifikasikan konstitusi menjadi lima, yaitu konstitusi tertulis dan
tidak tertulis, konstitusi fleksibel dan konstitusi kaku, konstitusi derajat tinggi dan
konstitusi tidak derajat tinggi, konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan, konstitusi sistem
pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer.
Menurut Pendapat C.F. Strong perbedaan konstitusi tertulis dan tidak tertulis adalah
perbedaan yang salah karena tidak ada konstitusi yang seluruhnya tertulis dan tidak ada
konstitusi yang seluruhnya tidak tertulis seperti yang terdapat di Inggris. Di Inggris terdapat
beberapa bagian konstitusi yang tertulis yaitu dalam undang-undang. Misalnya, Magna
Charta, Parliament Act, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairul. 1999. Konstitusi dan kelembagaan Negara. Jakarta: CV. Novindo Pustaka
Mandiri.
Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro. 1983. Asas-asas Hukum Tata Negara. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Fhiqar,http://fhiqar.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-konstitusi.html