Askep Komunitas Grogol Revisi
Askep Komunitas Grogol Revisi
DISUSUN OLEH :
MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS
4. Siswati, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )
Mengetahui,
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas
STIKES Pemkab Jombang di Desa Grogol Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang. Dengan terselesaikannya laporan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak dan Ibu dosen STIKES Pemkab Jombang yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada kami.
2. Bapak dan Ibu pembimbing lahan yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dengan sabar kepada kami.
3. Semua staf / perangkat desa dan kader baik yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung yang telah mendukung proses kegiatan praktek profesi
ners stase keperawatan komunitas kepada kami.
4. Seluruh teman-teman atas kerjasama dan partisipasinya sehingga praktik
profesi keperawatan berjalan dengan lancar.
Penyusun
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas,
mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengenali
masalah kesehatan, mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang
dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
1.2.2 Khusus
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas di
Wilayah DesaGrogol Kecamatan Diwek, mahasiswa mampu :
a. Membina hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang dibina
dengan mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.
b. Bekerjasama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan
pendataan kesehatan.
c. Menganalisa data dengan menggunakan pendekatan biostatistik,
demografi dan epidemiologi guna mengidentifikasikan diagnosa
keperawatan komunitas serta faktor penyebab timbulnya masalah.
d. Memfasilitasi komunitas dan keluarga dalam memusyawarahkan
masalah-masalah yang ditemukan dan menyadarkan adanya masalah
kesehatan yang sedang atau akan dihadapinya.
e. Mengorganisasikan potensi yang ada di komunitas untuk
merencanakan dan melaksanakan tindakan pemecahan masalah.
f. Meningkatkan tenaga-tenaga potensial di komunitas (kader) dengan
melatihnya dalam program kerja untuk mengatasi masalah.
g. Bekerjasama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor yang terkait
dalam memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang
dan akan dihadapi.
h. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan asuhan
keperawatan komunitas.
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas dengan benar dan
tepat.
MANUSIA
KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan Pencegahan (SEHAT-SAKIT)
LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor,
melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas.Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
2.4 Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
3. Kerja sama (partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Gambar 2.6 Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan Perawatan
Kesehatan Komunitas
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Atau dapat digambarkan peralihan basarnya peran antara perawat dan masyarakat
70
68
66
64
62
Jumlah
60
58
56
54
Pria Wanita
140
120
100
80 Jumlah
60
40
20
0
islam kristen
Diagram 3. Diagram batang agama
Berdasarkan data diagram diatas didapatkan yang beragama
Islam sebanyak 125 Jiwa (97%) dan sisanya Kristen sebanyak 4 jiwa
(3%).
4. Jumlah penduduk berdasarkan suku
140
120
100
80
Jumlah
60
40
20
0
jawa lainya
60
50
40
jumlah
30
20
10
0
SD SMP SMA D3 S1 S2
Diagram 5. Diagram batang pendidikan
Berdasarkan data diagram diatas didapatkan bahwa lulusan SD sejumlah 23
jiwa (18%), SMP sejumlah 18 jiwa (14%), SMA/SMK sejumlah 59 jiwa (45%),
D3 sejumlah 3 jiwa (2%) , S1 sejumlah 25 jiwa (19%) dan lainya/belum sekolah
dan tidak sekolah sejumlah 1 jiwa (1%).
6. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
50
45
40
35
30
25
jumlah
20
15
10
0
PNS Swasta Wiraswasta Petani pelajar lainya
Diagram 6. Diagram batang pekerjaan
Berdasarkan data diagram diatas didapatkan bahwa masyarakat
memiliki pekerjaan sebagai PNS 6 jiwa (5%), Swasta 13 jiwa (10%),
wiraswasta 19 jiwa (15%), petani 5 jiwa (4%), pelajar 39 (30%) dan
lainya (IRT dan tidak bekerja) 47 jiwa (36%).
7. Jumlah penduduk berdasarkan status kesehatan
10
8
Jumlah Penderita 6 bulan terkahir
6
0
Ht DM stroke gastritis athritis
Diagram 7. Diagram batang status kesehatan
Berdasarkan data diagram diatas didapatkan bahwa masyarakat memiliki
penyakit hipertensi 10 orang sebesar 28,6%, DM 5 orang sebesar 14,3%, arthritis
3 orang 11,4%, stroke 3 orang sebesar 8,6%, dan gastritis 8,6%.
20
18
16
14
12
10
jumlah KB
8
0
pil KB suntik IUD Lainnya
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Jumlah penderita
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Go Sifils HIV Category 4
35
30
25
20
status rumah
15
10
0
sendiri sewa
40
35
30
25
20
jumlah jenis rumah
15
10
0
permanen semi permanen tidak permanen
Diagram 11.Jenis rumah
35
30
25
20
15 jumlah
10
0
>10% <10%
30
25
20
jumlah
15
10
0
Jongkok duduk tidak ada
25
20
15
Sumber Air
10
0
PAM/PDAM Sumur lainya
35
30
25
20
jumlah
15
10
0
WC Sungai kebun/ladang
16. Jentik
35
30
25
20
10
0
Ada tidak
18
17.8
17.6
17.4
kandang ternak
17.2
17
16.8
16.6
16.4
Ada Tidak ada
20
15
faskes
10
0
RS PKM Klinik Lainya
20
15
0
ditimbun dibakar TPS
30
25
20
jumlah
15
10
0
GOT Sungai Lainya
120
100
80
mengkonsumsi buah dan
sayur/hari
60
40
20
0
ya tidak
50
40
30
jumlah
20
10
0
BPJS PBI BPJS NPBI Lainya tidak ada
27.5
27
26.5
26
25.5
25
merokok
24.5
24
23.5
23
22.5
YA Tidak
Diagram 23.Merokok
24. olahraga
80
70
60
50
40
Olaraga
30
20
10
0
Ya Tidak
Analisa data
No Data Problem Etiologi
.
Status kesehatan Defisiensi Kurang
DS : kesehatan pengetahuan
Berdasarkan hasil komunitas terkait faktor
wawancara dengan 10 keluarga, pada agregat risiko
sebagian masyarakat mengatakan orang dewasa hipertensi
bahwa mereka mengetahui jika di Desa
menderita hipertensi Grogol.
Berdasarkan hasil
wawancara dengan 10 keluarga,
masyarakat mengatakan bahwa
tidak tersedia program atau
pelayanan untuk mencegah
hipertensi
DO :
Berdasarkan hasil survey
door to door, sebanyak 10 orang
(28,6%) menderita hipertensi
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 keluarga
dengan penderita hipertensi,
didapatkan bahwa masyarakat
kesulitan dalam meluangkan waktu
untuk memeriksakan kesehatan
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 keluarga
dengan penderita hipertensi,
didapatkan bahwa masyarakat tidak
menjalankan pengobatan terkait
hipertensi
Perilaku terhadap kesehatan Ketidakefektif Kurang
DS : an pengetahuan
Berdasarkan hasil pemeliharaan mengenai
wawancara terhadap 10 keluarga kesehatan pada hipertensi
dengan penderita hipertensi, agregat orang
sebagian masyarakat mengatakan dewasa di
tidak mengetahui tentang Desa Grogol.
penyebab, tanda gejala, dan
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 keluarga
dengan penderita hipertensi,
sebagian masyarakat mengatakan
tidak mengetahui tentang diet yang
tepat pada penderita hipertensi
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 keluarga
dengan penderita hipertensi,
sebagian masyarakat mengatakan
bahwa mereka tidak memisahkan
makanan untuk anggota keluarga
yang menderita hipertensi
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 keluarga
dengan penderita hipertensi,
sebagian masyarakat mengatakan
bahwa mereka tidak berolahraga
rutin setiap hari
DO :
Berdasarkan hasil observasi
terhadap 10 keluarga dengan
penderita hipertensi, didapatkan
bahwa sebagian masyarakat tidak
memisahkan makanan untuk
anggota keluarga yang menderita
hipertensi
Lingkungan Ketidakefektif Kurang
DS : an manajemen petunjuk
Berdasarkan hasil kesehatan pada tentang diet
wawancara terhadap 10 keluarga agregat orang dan pola
dengan penderita hipertensi, dewasa di pengobatan
sebagian masyarakat mengatakan Desa Grogol. pada
bahwa mereka kesulitan dalam penderita
menerapkan diet pada penderita hipertensi
hipertensi
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap 10 keluarga
dengan penderita hipertensi,
sebagian masyarakat mengatakan
bahwa penderita sudah tidak
minum obat hipertensi karena
merasa sudah sehat
DO :
Berdasarkan hasil observasi
terhadap 10 keluarga dengan
penderita hipertensi, didapatkan
bahwa sebagian masyarakat tidak
memisahkan makanan untuk
anggota keluarga yang menderita
hipertensi