Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah : Home Care Nursing For Wound

Dosen Pengampu : Irfan Wabula, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

“HOME CARE”

Nur Rahmi Abdu Razaq

4201017035

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IST BUTON

BAUBAU

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Home Care  ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap teman-teman pembaca.

24 Mei 2021

ERNI

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Home Care.....................................................................6


B. Sejarah Perkembangan Home Care..................................................6
C. Alasan Pelayanan Home Care ........................................................9
D. Jenis Institusi Pemberian Layanan Home Care................................10
E. Populasi, Jenis, dan Pemberian Layanan Home Care......................12
F. Standar Praktik Home Care..............................................................14
G. Perencanan Institusi Home Care Swasta..........................................15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................18
B. Saran.................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di rumah (homecare) adalah pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan
sintesa dari pelayanankeperawatan komunitas dan keterampianteknikal
tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada
asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/
emosi pasien.
Perawatan di rumah merupakan aspek keperawatan komunitas yang
berkembang paling pesat. Antara tahun 1988-1992, jumlah perawat yang
melakukan perawatan di rumah meningkat menjadi 50%. Pada awalnya,
keperawatan komunitas dimulai dengan pelayanan yang diberikanbagi orang-
orang miskin di rumah mereka.
Pelayanan kesehatan dirumah (HomeCare) adalah pelayanan
keperawatan yang diberikan pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari
pelayanan keperawatan komunitas dan keterampilan teknikal yang berasal
dari spesialisasi kesehatan tertentu, yang berfokus pada asuhan keperawatan
individu yang melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatsn kesehatan fisik, mental/emosi
pasien.Tugas dan peran seorang perawat homecare adalah merawat dan
menjaga pasien yangmembutuhkan jasa perawat di rumah. Dengan perawat
homecare, pasien tidak perlu untuk bolak balik ke rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian home care?
2. Bagaimana sejarah perkembangan home care?
3. Mengapa pelayanan home care diperlukan?
4. Apa saja jenis institusi pemberian layanan home care?

4
5. Apa saja populasi, jenis, dan pemberian layanan home care?
6. Bagaimanakah standar praktik home care?
7. Bagaimanakah perencanan institusi home care swasta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian home care
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan home care
3. Untuk mengetahui alasan pelayanan home care
4. Untuk mengetahui jenis institusi pemberian layanan home care
5. Untuk mengetahui populasi, jenis, dan pemberian layanan home care
6. Untuk mengetahui standar praktik home care
7. Untuk mengetahui perencanan institusi home care swasta.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Home Care
Menurut Habbs dan Perrin (1985), homecare adalah layanan kesehatan
yang dilakukan di Z pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Pelayanan kesehatan di rumah (homecare) adalah pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan
sintesa dari pelayanankeperawatan komunitas dan keterampianteknikal
tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada
asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/
emosi pasien.
B. Sejarah Perkembangan Home Care
Perawatan di rumah merupakan aspek keperawatan komunitas yang
berkembang paling pesat. Antara tahun 1988-1992, jumlah perawat yang
melakukan perawatan di rumah meningkatmenjadi 50%. Pada awalnya,
keperawatan komunitas dimulai dengan pelayanan yang diberikanbagi orang-
orang miskin di rumah mereka.
William Rathbone memulai program perawat yang berkunjung ke
rumah (visitingnurse) padatahun 1859, setelah istrinya meninggal dan dirawat
oleh seorang perawat di rumahnya.Selanjutnya di akhir tahun 1800-an,
Amerika Serikat mendirikan perkumpulan perawat yangdatang ke rumah
karena tingginya imigrasi di Amerika yang menyebabkan terjadinya penyakit-
penyakit menular sampai dengan awal abad ke-19, perawatan bagi orang sakit
dan orang cacatdi rumah-rumah mereka menjadi bentuk tradisional dari
pelayanan kesehatan bagi kebanyakanorang (Spiegel, 1987).
Di tahun 1940-an, rumah sakit mulai menunjukkan keberhasilannya
pada perawatan di rumahkarena meningkatnya jumlah orang yang sakit
kronis. Perkumpulan-perkumpulanvisitingnurse semakin menjamur di

6
berbagai kota besar dan kecil, sampai akhirnya di awal tahun 1980-an
digunakan sistemDiagnostic– RelatedGroups (DRGs) untuk menurunkan lama
rawat inapdari seorang pasien. Pelayanan perawatan di rumah selanjutnya
dipandang bukan hanyasebagai cara yang terpilih untuk memberikan
perawatan pada klien, tetapi juga merupakan carayang paling murah.
Dalam kegiatan kongres ICN 13 July 2009 di Afrika Selatan dibahas
Sharing experience tentang Home Based Carre dan Primary Health care di
masing-masing negara. Permasalahan di negaraberkembang hampir sama
yaitu communicabledisease dan kurangnya sumber daya baik tenagaperawat
maupun fasilitas, termasuk teknologi serta pentingnya kompetensi perawat
dalammelaksanakanHomeBasedcare dengan aspek legal yang kuat dalam
praktek.
1. DI LUAR NEGERI
Di Amerika, HomeCare (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak
sekitar tahun 1880- an,dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit
infeksi dengan angka kematian yang tinggi.Meskipun pada saat itu telah
banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannyamasih
sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan
dirumah.Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada
tahun 1900 terdapat 12.000perawat terlatih di seluruh USA
(VisitingNurses / VN ; memberikan asuhan keperawatandirumah pada
keluarga miskin, PublicHealthNurses, melakukan upaya promosi
danprevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat
Praktik Mandiri yangmelakukan asuhan keperawatan pasien dirumah
sesuai kebutuhannya). (Lerman D. &EricB.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan HomeCare
terus meningkat sekitar10% perthun dari semula layanan hanya diberikan
oleh organisasi perawat pengunjungrumah (VNA =
VisitingNurseAssociation) dan pemerintah, kemudian berkembang

7
layananyang berorientasi profit (ProprietaryAgencies) dan yang berbasis
RS (Hospital BasedAgencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan
perubahan system pembayaran jasa layananHomeCare (dapat dibayar
melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasidi
berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health
Nursing yang merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing
(Allender &Spradley, 2001)
Di UK, HomeCare berkembang secara professional selama
pertengahan abad 19, denganmulai berkembangnya DistrictNursing, yang
pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yangmerawat orang miskin
yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita darikalangan
menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit,
dibawahpengawasanBiarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam
Lawwton, Cantrell& Harris, 2000). Kondisi initerus berkembang
sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran DistrictNurse (DN) adalah :
a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri
b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan
nyaman dan damai
c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan
keluarga, agardapatdigunakan pada saat kunjungan perawat
telah berlalu.
Selain DistrictNurse (DN), di UK juga muncul perawat HealthVisitor
(HV) yang berperansebagaiDistrictNurse (DN) ditambah dengan peran
lain ialah :
a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun
masyarakat luasdalam upaya pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan
b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan
dankesejahteraanmasyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

8
2. DI DALAM NEGERI
Di Indonesia, layanan HomeCare (HC) sebenarnya bukan merupakan
hal yang baru, karenamerawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh
anggota keluarga yang dilatih dan atauoleh tenaga keperawatan melalui
kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakahal biasa sejak
dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam perawatan
maternitas,dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS
pendidikan Bidan tertua diIndonesia, sejak berdirinya sampai sekitar
tahun 1975 telah melakukan program HomeCare(HC) yang disebut
dengan “Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa
bidanRS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal
dirumah pasien, kemudiandiikuti dengan perawatan nifas dan neonatal
oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai talipusat bayi puput (lepas).
Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas “PartusLuar”
dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang
kondisi ibudan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi
initerhenti seiring dengan perubahankebijakan Depkes yang memisahkan
organisasi pendidikan dengan pelayanan.
C. Alasan Pelayanan Home Care
Pelayanan kesehatan dirumah (HomeCare) adalah pelayanan
keperawatan yang diberikan pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari
pelayanan keperawatan komunitas dan keterampilan teknikal yang berasal
dari spesialisasi kesehatan tertentu, yang berfokus pada asuhan keperawatan
individu yang melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatsn kesehatan fisik, mental/emosi
pasien.Tugas dan peran seorang perawat homecare adalah merawat dan
menjaga pasien yangmembutuhkan jasa perawat di rumah. Dengan perawat
homecare, pasien tidak perlu untuk bolak balik ke rumah sakit.

9
Akhir-akhir ini HomeCare (HC) mendapat perhatian karena berbagai
alasan, antara lain yaitu :
1. Bagi keluarga dan klien
a. Program HomeCare dapat membantu biaya rawat inap yang makin
mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, tranportasi
dan konsumsi keluarga.
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggota keluarga ada yang sakit.
c. Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri.
d. Makin banyaknya pekerjaandiluar rumah, sehingga tugas merawat
orang sakit yang biasanya dilakukan oleh ibu terhambat oleh karena itu
kehadiran perawat untuk menggantikan. 
2. Bagi Perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi
rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan HomeCare (HC)
mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun
pihak rumah sakit.
D. Populasi, Jenis Dan Pemberi Layanan Home Care (Hc)
1. Populasi layanan
Populasi layanan HomeCare (HC) di Amerika didominasi oleh
wanita (66,8%). Meskipun program HomeCare (HC) diperuntukkan
untuk semua umur, tetapi mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih
(Allender&Spradley, 2001).
Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh “Suharyati” staf dosen
keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam

10
Bandung (yang dimulai sejak 1995) juga menunjukkan kondisi yang
sama, dimana pada triwulan I tahun 2002 klien wanita lebih banyak dari
pria dan kelompok usia lanjut juga mendominasi layanan HHC di RS Al-
Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin disebabkan karena
populasi wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita lebih
panjang dari pria serta para lansia yang cenderung untuk lebih mudah
terserang penyakit.
2. Jenis layanan
Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari
keperawatan komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang
diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap
respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial
maupun actual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan
kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier). Di
Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender &
Spradley 2001 adalah :
a. Penyakit jantung
b. Penyakit/gangguan systemmuskuloskeletal dan jaringan pengikat
c. Penyakit Diabetes Mellitus
d. Penyakit system pernafasan
e. Luka
f. Keracunan
g. Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus palliative
dirawat di Hospice
Sedangkan jenis kasus yang dirawat di unit HHC RS Al-Islam Bandung
dalam triwuln I tahun 2002 (Maya H, 2002) adalah :
a. Pasca stroke
b. Pasca bedah
c. Diabetes Mellitus

11
d. Terminal ill
3. Pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
a. Tenaga informal       
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang
memberikan layanan kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut
usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender&Spradley, 2001)
b. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga
untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan
semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat
dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik
dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat
memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
E. Jenis Institusi Pemberi Layanan Home Care (Hc)
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan
layanan HomeCare (HC), antara lain:
1. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan HomeCare (HC) yang telah lama berlangsung
dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi
(baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga
keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani
oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di
Amerika hal ini dilakukan oleh VisitingNurse (VN)
2. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan HomeCare (HC) dengan sukarela
dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau
organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur,

12
misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada
keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdiankepadan Tuhan.
3. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan HomeCare (HC) dalam bentuk
praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik
secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga
(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak
berorientasi “not for profit service”
4. HomeCare (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital HomeCare)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah
sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka
dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang
telah dikemukakan dalam alasan HomeCare (HC) diatas, adalah :
a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga
kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang
(misalnya ibu postpartum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga
untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara
merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum
ibu, senam postpartum, dll) belum dilaksanakan secara optimum
sehingga kemandirian ibu masih kurang.
b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien
yang dirawat dirumah sakit.
c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu
memerlukan biaya yang besar
d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah,
sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil
penelitian dari “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK
Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa

13
konsumen RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital
HomeCare) dengan alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan,
menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan
(Suharyati, 1998).
F. Standar Praktik Home Care
Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar
HomeHealthNursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar
kinerja professional (Allender&Spradley, 2001)
1. Standard Asuhan Keperawatan
a. Standard – I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
b. Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat
melakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul
c. Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik
dari klien maupun lingkungannya
d. Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan
dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai
hasil yang diharapkan
e. Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di
tetapkan dalam perencanaan
f. Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien
yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.
2. Standard Kinerja Profesional (professionalperformance)
a. Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan
evaluasi terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara
sistematis
b. Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi
diri sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya
dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian
ilmiah dan peraturan yang berlaku

14
c. Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu
meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik
keperawatan
d. Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif
dalam pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi
kesehatan lainnya sebagai sejawat
e. Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien
berdasarkan pada landasan etika profesi
f. StandarVI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan
lain.
g. Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil
penelitian
h. Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau
keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan
dan pelaksanaan asuhan keperawatan .
Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan
disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan dari
Depkes RI.

G. Perencanaan Institusi Home Care Swasta


Institusi HC swasta dapat didirikan baik secara individu maupun
kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi.
Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar.
Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk
melakukan analisa eksternaldan internal.
1. Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik
jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang
penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat

15
diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang
berhubungan persoalanreproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal
juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam
jumlah, jenis maupun kondisinya.
2. Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan
dana) baik yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga
perlu dianalisa komitmen personil yang ada terhadap rencana
pembentukan institusi HC. Komitmen personil merupakan persyaratan
mutlak yang harus dimililki untuk mengawali suatu bisnis yang baru.Agar
pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Kemudahan (untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi, untuk
membuat janji)
b. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat
pada institusi HC
c. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri
Professional
d. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien
e. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal
untuk memperbaiki kualitas layanan
Untuk keseragaman dokumentasi HC di Amerika telah dirumuskan
HomeHealthCareClassification (HHCC) toksonomi (Saba, August, 2002)
merupakan hasil penelitian berdasarkan diagnosa dan intervensi keperawatan.
Untuk masa yang akan datang dapat digunakan untuk dokumentasi, pelacakan
elektronik, evaluasi hasil dan analisa HHC setiap saat baik yang berhubungan
dengan setting, kelompok populasi maupun letak geografi.
Taksonomi tersebut terdiri dari 20 komponen asuhan keperawatan antara lain :
1. Komponen perilaku kesehatan
a. Medication

16
b. Safety
c. Healthbehavior
2. Komponen fungsional
a. Activity
b. Fluid volume
c. Nutritional
d. Self-care
e. Sensory
3. Komponen fisiologis
a. Cardiac
b. Respiratory
c. Metabolic
d. Physicalregulation
e. Skinintegrity
f. Tissue perfusion
g. Bowelelimination
h. Urinaryelimination
4. Komponen psikologis
a. Cognitive
b. Coping
c. Rolerelationship
d. Selfconcept.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Home care merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa depan karena


dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri dengan ditemani
oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat
diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga
dapat menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor
dan biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit.Tetapi perlu diingat
bahwa pasien yang dapat layanan home care adalah pasien yang secara medis
dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan kondisi rumah yang
memadai.

Institusi home care dibedakan menjadi dua. Pertama adalah hospital


home care yang dikelola oleh rumah sakit dan kebanyakan pasien yang
dilayani adalah pasien pasca rawat di rumah sakit tersebut. Kedua adalah
home care swasta (agency) yang dikelola oleh swasta atau suatu agency dan
didirikan oleh yayasan atau lembaga lain yang sudah disyahkan dengan akta
notaris.Keduanya merupakan bentuk pelayanan kesehatan masa depan karena
dengan home care, pasien dapat dirawat dirumahnya sendiri denganditemani
oleh anggota keluarga yang lain sehingga kecemasan pasien dapat
diminimalkan. Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga
dapat menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor
dan biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit.

18
B. Saran

Segala bentuk pelayan home care yang diberikan semata adalah untuk
membantu kesejahteran dan meningkatkan kesehatan klien.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://insanmedika.co.id/article/mengapa-home-care-diperlukan

http://asiandaru2.blogspot.com/2016/02/modul-home-care_28.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai