Bioekologi Opt Pengenalan Ordo Serangga Opt Dan Gejala Kerusakan Gol D 8b
Bioekologi Opt Pengenalan Ordo Serangga Opt Dan Gejala Kerusakan Gol D 8b
Oleh :
Golongan D/Kelompok 8B
1. Muhammad Qasim Zailani 171510501188
2. Moh Waisul Karomi 171510501189
3. Erina Claudia M. M 161510501264
1
Adanya macam-macam ordo tersebut membuat perbedaan pada setiap
serangga, sehingga memiliki ordo yang berbeda pula. Perbedaan pada setiap ordo
yang dimiliki oleh serangga dapat dilihat dari sayap serangga itu sendiri. Hal
tersebut membuat tipe sayap berbeda akan memiliki ordo ataupun sub ordo yang
berbeda. Serangan dari hama (Organisme Pengganggu Tanaman) terdapat gejala-
gejala yang muncul pada tanaman. Namun dengan gejala tersebut masih susah
dikarenakan tidak megetahui apakah gejala tersebut diakibatkan oleh serangga atau
hewan lainnya. Oleh karena itu, praktikum “Pengenalan Ordo Serangga OPT dan
Gejala Kerusakan” untuk mengetahui ordo yang dimiliki serangga dan gejala
kerusakan yang diakibatkan oleh serangga tersebut.
1.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik ordo-ordo serangga yang
berperanan sebagai OPT.
2. Mengetahui dan memahami gejala kerusakan yang diakibatkan oleh
serangga.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
Pada tanaman padi banyak terdapat hama yang menyerang, sehingga
mengakibatkan penurunan pada produksi padi. Hama yang biasa dijumpai pada
tanaman padi adalah belalang. Belalang merupakan salah satu hama yang terkenal
pada tanaman. Hama belalang menyerang pada tanaman muda dan tua dengan
merusak bagian daun dan pucuk daun sehingga menyebabkan daun yang dimakan
menjadi berlubang-lubang. Akibat dari serangan belalang tepi daun pada tanaman
padi pada bagian tepi daunnya bergerigi kasar (Joko 2014).
Kepik merupakan hama yang sering dijumpai dipertanaman padi. Hama
kepik menyerang pada bagin batang padi dengan cara menghisapnya sehingga
menyebabkan daun pada tanaman padi menguning. Hama kepik menyerang pada
fase generatif. Bagian tanaman padi yang diserang berpengaruh pada terhadap
popolasi seranggan hama, sehingga menyebabkan tingginya tingkat serangan pada
tanaman padi (Anggraini dkk., 2014).
Serangga predator yang umumnya ditemukan pada tanaman padi adalah
Arachnuda (laba-laba) dan dari kelas insect. Prodetor merupakam musuh alami
penting dalam menekan populasi hama pada tanaman padi. Serangga predator yang
sering dijumpai adalah famili Carabidae dan staphylinidae. Salah satu contoh
predator dari kelas insect adalah ordo Odanta yaitu capung. Capung berperan
penting sebagai predator berbagai Arthopoda dipertanian, terutama bagi ordo
Lepidoptera, Hymenoptera, Himiptera, Orthoptera, dan Diptera. Capung berperan
penting sebagai jaringan makanan dipertanian. Capung dapat memekan protozoa,
larva nyamuk dan nimfa, sehingga dapat menguntungkan didalam pertanian
(Khodijah et al., 2012).
kumbang merupakan predator bagi hama wereng yang menguntungkan bagi
petani. Kumbang termasuk ordo coleoptera yang bertamorfosis sempurna dari fase
telur, larva, kepompong hingga dewasa. kumbang dikenal sebagai serangga ramah
lingkungan yang mampu pembantu petani dalam mengatasi serangan hama kutu
daun, kumbang dapat memangsa hingga 1000 serangga kecil. Kumbang umumnya
menyerang serangga hama berukuran besar, seperti penggerek batang, penggulung
daun, belalang, orong-orong atau jangkrik (Fox et al., 2012).
4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan:
1. Serangga
2. Kloroform
3.3.Cara Kerja
3.3.1 Kegiatan I
1. Setiap kelompok mahasiswa mengamati pada lahan tanaman padi dan kedelai
secara bergantian.
2. Menangkap serangga dengan menggunakan jaring serangga dengan metode
ayun.
3. Mengkoleksi semua serangga yang ada dan memisahkan yang bertindak sebagai
hama dan bukan.
4. Mencatat jenis dan jumlah hama yang didapatkan serta mendokumentasikan
dalam bentuk foto.
3.3.2 Kegiatan II
1. Menentukan petakan pengamatan (1 x 1) m2 pada pertanaman padi dan kedelai
2. Mengamati gejala serangan dari hama yang didapatkan pada tanaman
5
3. Mencatat gejala serangan yang ada dan mengkoleksi hama yang didapatkan dan
mendokumentasikan gejala serangan yang didapatkan dan jenis hamanya.
6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
4. 2 Pembahasan
Hasil praktikum yang dilakukan di Agrotechnopark jubung didapatkan
beberapa jenis serangga yang memiliki ordo yang berbeda. Menurut (Kurniawati.,
2015) Hasil pengamatan dan identifikasi serangga diperoleh 5 ordo, adapun 7 ordo
tersebut sebagai berikut: ordo Hymenoptera, Coleoptera, Diptera, Orthoptera,
Odonata, Mantodea, dan Hemiptera. Pada masing-masing ordo memiliki ciri
tersendiri yaitu dapat dilihat dari tipe sayapnya. Ordo orthoptera meliputi serangga
belalang, ordo odonata yaitu capung, ordo hemiptera yaitu kepik dan walang sangit,
dan ordo coleoptera adalah kumbang.
Hama yang menyerang tanaman padi dan banyak ditemukan pada areal
persawahan adalah ordo orthoptera dan ordo hemiptera. Ordo orthoptera
merupakan salah satu ordo yang berperan sebagai perusak tanaman, jenis serangga
tersebut memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah. Salah satu contoh ordo
orthoptera yang dijumpai di areal persawahaan pada saat pengamatan praktikum di
Jubung adalah belalang. Belalang merupakan salah satu serangga yang terkenal
sebagai hama pada tanaman. Belalang tersebut memiliki tipe mulut penggigit dan
7
pengunyah, mempunyai sepasang mata majemuk yang jelas dan metamorfosis
paurometabola. Belalang menyerang bagian daun yaitu dengan gejala bekas gigitan
pada daun, sehingga menyebabkan daun pada tanaman padi menjadi berlubang-
lubang. Hal serupa juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko (2014),
bahwa hama belalang menyerang bagian daun sehingga menyebabkan daun
berlubang-lubang dan lubang akibat seranggan belalang tepi daun menjadi bergerigi
kasar tidak beraturan. Hama belalang menyerang tanaman pada saat muda dan tua
dengan merusak bagaian daun dan pujuk daun.
Ordo hemiptera merupakan ordo yang berperan sebagai perusak tanaman.
Salah satu ordo homoptera yang dijumpai pada saat pengamatan pada tanaman padi
adalah kepik dan walang sangit. Kepik merupakan hama penting pada tanaman
padi. Kepik dan walang sangit memiliki tipe mulut pencucuk dan penghisap, pada
sayap bagaian depan mengeras dan bagian sayap belakang terlipat dibawah sayap
depan. Kepik menyerang pada fase geneneratif. Kepik menyerang pada bagian
batang dengan cara menghisap batang tanaman padi sehingga menyababkan daun
menguning akibat batang tanaman padi sudah terganggu. Walang sangit merupakan
salah satu kelompok kepik yang sering dijumpai dipertanaman padi dan merupakan
hama yang berperan sebagai perusak tanaman. walang sangit mulai menyerang
tanaman pada saat mulai berbungga hingga matang susu dengan cara menghisap
cairan pada bulir padi sehingga menyebabkan bulir padi menjadi hampa. Anggraini
dkk (2014), menyebutkan bahwa serangan walang sangit dan kepik terjadi pada fase
generatif dan tidak terjadi pada fase vegetatif. Serangan akibat walang sangit pada
bulir padi berubah menjadi berwarna coklat kehitaman pada bekas hisapan dan bulir
padi menjadi hampa. Bagian tanaman yang diserang berpengaruh terhadap
populasi serangga, sehingga menyebabkan tingginya tingkat seranggan pada
tanaman padi.
Peredator yang ditemukan diareal persawahan tanaman padi pada saat
pengamatan adalah ordo coleoptera dan ordo odenta. Salah satu peredator
coleoptera yang ditemukan pada saat pengamatan adalah kumbang. Kumbang
merupakan ordo coleoptera yang berperan sebagai predator. kumbang memiliki tipe
mulut penggigit dan pengunya, tipe sayap seperti perisai, bagian sayap depan
mengeras dan sayap bagian belakang membranus, dan memiliki tipe metamorfosis
8
holometabola. Kumbang pada umumnya dikenali sebagai serangga berukuran mini
yang bulat kecil dengan punggungnya yang mimiliki berbagai warna. Kumbang
merupakan serangga predator yang dapat menekan meningkatnya ledakan populasi
hama dilapang. Kumbang serangga yang aktif di tajuk tanaman memiliki
keanekaragaman yang berbeda pada setiap ordonya sehingga pada saat kumbang
memangsa serangganya memiliih yang lebih kecil seperti bangsa kutu-kutuan
(Herlinda dkk., 2014)
Ordo odonata merupakan predator yang ditemukan diareal persawahan.
Salah satu ordo odenta yang ditemukan pada saat pengamatan adalah capung.
Capung memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah, memiliki 2 pasang
sayap yang memenjang, memiliki tipe mata majemuk, dan memiliki tipe
metamorfosis hemimetabola. Capung merupakan serangga yang berperan
penting dalam keseimbangan ekosistem. Capung mempunyai peran yang besar
dalam menjaga keseimbanagan rantai makanan, capung beperan sebagai
predator serangga kecil lainya bahkan kanibal terhadap jenisnya. Capung
dalam konteks pertanian dapat menekan pupulasi serangga dilapang yang
berpotensi sebagai hama pertanian dan mangsanya (Pamungkas, 2015). Dalia
dan Leksono (2014) juga menyebutkan bahwa capung berperan sebagai
predator berbagai Arthopoda, terutama bagi ordo lepidoptera, hymenoptera,
hemiptera, orthoptera dan diptera. Capung termasuk serangga polifag yaitu
pemakan banyak jenis sehingga dalam jaring-jaring makanan capung memiliki
hubungan dengan banyak serangga yang menjadi mangsanya. Capung
merupakan serangga yang berperan sebagai predator. Pada praktikum lapang
ditemukan serangga ini berada disekitar pertanaman padi. Serangga ini
memiliki ordo odonata yaitu memiliki 2 pasang sayap yang memanjang dan
terlihat tebal jika dilihat dari samping. Ordo odonata ini memiliki peranan
sebaga serangga yang mempunyai keindahan dan seni tersendiri sehingga nilai
estetikanya juga tinggi. Serangga ini biasanya memangsa nyamuk, lalat atau
serangga kecil lainnya. Capung mungkin juga dapat mengurangi serangan
hama pada tanaman padi yang lebih kecil dari ukuran capung (Fakhrah., 2016)
9
Kupu-kupu merupakan ordo lepidoptera. Kupu-kupu termasuk serangga
penting dalam mempertahankan ekosistem yaitu sebagai pollinator serta berperan
penting sebagai bioindicator untuk menjaga lingkungan. Kupu-kupu memiliki tipe
mulut penjilat dan penghisap, memiliki tipe sayap bersisik dan memiliki
metamorfosis holometabola. Septianella dkk (2015), menyebutkan bahwa kupu-
kupu pada saat hujan aktif tidak dapat terbang secara aktif, akan tetapi bersembunyi
di balik daun dan pohon-pohon. Kupu-kupu merupakan serangga penting dalam
menjaga suatu ekosistem. Kupu-kupu berperan sebagai pollinator pada tanaman
sehingga menguntungkan bagi petani serta suka memangsa hama yang berukuran
mini seperti sebangsa kutu-kutuan.
Gejala kerusakan pada tanaman padi yang ditemui saat praktikum lapang
yang bertempat di Agrotechnopark Jubung terdiri dari 3 bagian yang terserang oleh
serangga yaitu malai, daun dan batang. Pada bagian malai terdapat bercak berwarna
coklat dan saat ditekan malai tersebut tidak bernas. Hal tersebut dikarenakan malah
terserang oleh serangga walang sangit (Leptocorisa acuta) dengan tipe mulut
pencucuk penghisap. Walang sangit akan menyerap cairan yang berada pada malai
sehingga terdapat bintik coklat pada bagian tertentu. Walang sangit menyerang biji
padi yang masih muda atau dapat dikatakan masak susu sehingga akan berakibat
biji tidak bernas. Serangga dewasa (imago) walang sangit biasanya berwarna hijau
kuning kecoklatan dengan panjang 1,5 - 3 cm. Pada umumnya kulit bekas tusukan
walang sangit berawal dengan adanya bercak titik berwarna putih sehingga dengan
beberapa waktu kemudian akan berubah menjadi coklat kehitaman. (Leatemia dan
Rumthe, 2011)
Gejala serangan pada bagian batang tanaman padi dapat diketahui bahwa
terdapat warna coklat atau gosong pada bagian tertentu, dan daun nya berubah
menjadi warna kuning. Hal tersebut di akibatkan oleh hama penggerek batang pada
tanaman tersebut yang menyerang dengan menggorok bagian batang. Dengan
demikian bagian batang pada tanaman padi bagaikan disiram dengan air panas
sehingga berwarna kuning kecoklatan dan mengering atau hopperburn (Sianipar
dkk., 2015). Penggerek batang padi biasanya menyerang proses pertanaman padi
mulai dari masa persemaian sampai pada waktu tanaman sudah tumbuh bunga.
Gejala pada proses pertanaman terbagi menjadi 2 yaitu gejala yang ditimbulkan
10
pada fase vegetatif yaitu disebut sundep sedangkan gejala yang ditimbulkan pada
fase generatif disebut beluk (SE. Baehaki., 2013) Gejala serangan pada daun yaitu
terdapat bekas gigitan dan biasanya bentuk daun berbeda dengan bentuk semula,
sehingga berubah menjadi bergerigi dan dapat mengakibatkan daun berlubang
bahkan patah.hal tersebut disebabkan oleh belalang, karena belalang yang memiliki
peran sebagai hama juga sebagai serangga herbivora sehinggga akan memakan
bagian tanaman yaitu berupa daun.
11
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada acara “Pengenalan ordo
serangga OPT dan gejala gejala kerusakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Hama yang menyerang dan banyak ditemukan diareal persawahan tanaman
padi adalah ordo orthoptera yaitu belalang, ordo hemiptera yaitu kepik dan
walang sangit, ordo coleoptera yaitu kumbang, dan ordo odonata yaitu
capung.
2. Gejala yang ditemukan diareal persawahan yaitu pada malai dengan ciri malai
terdapat bercak coklat dan tidak bernas, yang disebabkan oleh walang sangit.
Pada daun yaitu dengan ciri daun bergerigi sehingga bisa berakibat fatal
menjadi patah. Pada batang yaitu dengan ciri batang berwarna coklat terdapat
bekas gorokan dan daunnya menguning, hal tersebut diakibatkan oleh
penggerek batang.
5. 2 Saran
Praktikum yang dilakukan berjalan dengan lancar. Akan tetapi alat yang kurang
memadai menghambat jalannya praktikum. Sehingga perlu adanya penambahan
alat agar praktikum tidak terlalu lama
12
DAFTAR PUSTAKA
Fox, C. W. et al. 2012. Effects of seed beetles on the performance of desert legumes
depend on host species, plant stage, and beetle density’, Journal of Arid
Environments. Elsevier Ltd, 80, pp. 10–16. doi:
10.1016/j.jaridenv.2011.12.008.
Joko, S. 2014. Inventarisasi Hama Dan Patogen Pada Uji Jarak Tanam Dan Dosis
Pupuk Kandang Pada Tanaman Garut (Inventaritation Pest and Pathogen on).
(1) PP: 222–229.
Laetemia, J. A., dan R. Y. Rumthe. 2011. Studi Kerusakan Akibat Serangan Hama
Pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian
Timur, Propinsi Maluku. Agroforestri. 6 (1) : 52-56
Dalia BPI dan Leksono AS. 2014. Interaksi antara capung dengan arthropoda dan
vertebrata predator di kepanjen kabupaten malang. pp. 26–30.
13
stem borers (lepidopteron pests) and rice (Oryza sativa L .) yield’, Journal of
Cereals and Oil seeds, 3(1). PP 6-9.
SE, Baehaki. 2013. Hama Penggerek Batang Padi dan Teknologi Pengendalian.
IPTEK Tanaman Pangan. 8 (1) : 1-14
14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel pengamatan pada serangga dan gejala yang ditemui pada
tanaman padi.
Jum
No. Gambar Ordo Keterangan
lah
1. Walang sangit Hemiptera 5 -tipe mulut : pencucuk
penghisap
- tipe sayap : ⅔ bagian sayap
depan mengeras dan sisanya
seperti membran sedang, dan
bagian belakang berbentuk
membran, terlipat di bawah
sayap depan.
- Menyerang bagian malai padi
- Gejala yang ditimbulkan
malai menjadi tidak
bernas/kosong.
2. Kumbang Coleoptera 2 - berperan sebagai predator
- tipe sayap : seperti perisai,
sayap depan mengeras dan
sayap belakang membranus
- tipe mulut : penggigit
pengunyah
- tipe metamorfosis :
Holometabola
1. Malai
- malai padi tidak bernas karena saat ditekan
kosong
- terdapat warna coklat pada malai
- bulir padi berbintik-bintik berwarna coklat
kehitaman
- disebabkan oleh serangga : Walang sangit
(leptocorisa Acuta)
- tipe mulut dari walang sangit : pencucuk
penghisap
- walang sangit biasanya menyerang biji padi
yang masih muda (masak susu) sehingga
mengakibatkan padi tidak bernas
2. Daun
- pada daun terdapat bekas gigitan serangga dan
biasanya diserang oleh serangga belalang
- daun padi rusak dan dari bagian tangkai
pinggir dengan tepian bergerigi
- belalang hijau menyerang daun padi yang
masih muda sehingga menyebabkan adanya
lubang pada daun dan mengakibatkan daun
patah
- disebabkan oleh belalang hijau
3. Batang
- Pada bagian batang padi terdapat bekas
gorokan, pada batang padi terdapat warna coklat
atau gosong, dan daunnya berwarna kuning
- disebabkan oleh penggerek batang
- penggerek batang memiliki tipe mulut
penggigit pengunyah
- penggerek batang menyerang tanaman padi
pada bagian batang
Lampiran 3. Flowchart
Lampiran 4. Tabel Acc pengamatan
Lamnpiran 5. Lanjutan tabel Acc pengamatan
Lampiran 6. Kutipan dari jurnal dan buku
Joko, S. 2014. Inventarisasi Hama Dan Patogen Pada Uji Jarak Tanam Dan
Dosis Pupuk Kandang Pada Tanaman Garut