Anda di halaman 1dari 6

ASKEP

Resiko Bunuh Diri

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa II

DOSEN:

Ns. Firmawati, M.Kep

Disusun Oleh:

Indrianitami Lihu

C01418079

Kelas : B Keperawatan 2018

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
Asuhan Keperawatan jiwa dengan

“Resiko Bunuh Diri”

I. DATA UMUM
A. Identitas klien
Nama : Ny. L
Umur : 58 tahun
B. Status kesehatan saat ini
Klien tampak sedih dan murung, selalu mengatakan ingin mati saja, kontak mata
klien kurang, dan tidak pernah berkonsentrasi
C. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien sering menangis karena teringat terhadap anak dan cucunya yang menjadi
korban banjir ,dan ia selalu mengatakan ingin mati saja dn hidupnya tidak berguna
lagi karena di tinggalkan anak dan cucunya dank lien perah mencoba minum obat
pembunuh serangga, namun selamat karena dapat dicegah oleh tetangganya

II. ANALISA DATA

SYMPTOM PROBLEM
DS : klien selalu mengatakan ingin mati Resiko Bunuh Diri
saja karena hidupnya tidak berguna lagi
karena ditinggal anak dan cucnya

DO : klien tampak sedih dan murung,


kontak mata klien kurang dan tidak mampu
berkonsentrasi
III. POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan ( effect )

Risiko bunuh diri ( core problem )

Gangguan interaksi social ( causa )

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx. Kep Tujuan Kriteria hasil Intervensi

Risiko bunuh diri 1. Klien dapat - Mengeluarkan perasaan 1. Perkenalkan diri dengan
membina negative secara tepat klien
hubungan saling - Mengidentifikasi 2. Tanggapi pembicaraan
percaya dengan perasaan atau perilaku klien dengan sabar dan
komunikasi yang mengarah pada tidak menyagkal
terapeutik tindakan implusif 3. Bicara dengan tegas,jelas
- Menghindari dan jujur
lingkungan dan situasi 4. Bersifat hangat dan
beresikotinggi bersahabat

2. Klien dapat 1. Jauhkan klien dari benda-


terlindung dari benda yang dapat
perilaku bunuh membahayakan
diri (pisau,silet,tali,kaca, dll)
2. Tempatkan klien di
ruangan yang tenang dan
selalu terlihat oleh peraat
3. awasi klien secara ketat
setiap saat

3. Klien dapat 1. dengarkan keluhan yang


mengekspresika dirasakan
n perasaannya 2. bersikap empati untuk
meningkatkan ungkapan
keragua, ketakutan,dan
keputusasaan
3. beri dukungan untuk
mengungkapkan mengapa
dan bagaimana
harapannya
4. beri aktu dan kesempatan
untuk menceritakan arti
penderitaan,kematian, dll
5. beri dukungan pada
tindakan atau ucapan klien
yang menunjukan
keinginan untuk hidup

1. bantu untuk memahami


4. Klien dapat baha klien dapat
meningkatkan mengatasi
harga diri keputusasaannya
2. kaji dan kerahkan sumber-
sumber internal individu
3. bantu mengidentifikasi
sumber-sumber harapan
(missal : hubungan antar
sesame, keyakinan,hal-hal
untuk diselesaikan)

1. ajarkan untuk
mengidentifikasi
5. Klien dapat pengalaman-pengalaman
meningkatkan yang menyenangkan
koping yang setiap hari (misal :
adaptif berjalan-jalan, membaca
buku favorit, menuli surat
dll)
2. bantu untuk mengenai hal-
hal yang ia cintai dan yang
ia sayang
3. pentingnya terhadap
kehidupan orang lain,
mengesampingkan tentang
kegagalan dalam
kesehatan
4. beri dorongan untuk
berbagi keprihatinan pada
orang lain yang
mempunyai suatu masalah
dan atau penyakit yang
sama dan telah
mempunyai pengalaman
positif dalam mengatasi
masalah tersebut dengan
koping yang efektif

6. Klien dapat 1. kaji dan manfaatkan


menggunakan sumber-sumber eksternal
dukungan social individu (orang-orang
terdekat ,tim pelayanan
kesehatan,kelompok
pendukung,agama yang
dianut).
2. Kaji sistem pendukung
kkeyakinan
(nilai,pengalaman masa
lalu,aktivitas
keagamaan,kepercayaan
agama)
3. Lakukan rujukan sesuai
indikasi (missal :
konseling,pemuka agama)

7. Klien dapat 1. Diskusikan tentang obat


menggunakan (nama
obat dengan dosis,frekuensi,efek dan
benar dan tepat efek samping minum obat)
2. Bantu menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar
(benar
pasien,obat,dosis,cara,aktt
u)
3. Anjurkan membicarakan
efek samping yang
dirasakan
4. Beri reinforcement positif
bila menggunakan obat
dengan benar
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi

Risiko bunuh diri SP I S : klien mengatakan sudah


1. Membina hubungan mencoba belajar berkenalan
saling percaya dengan namun masih enggan untuk
klien dilakukan
2. Mengidentifikasi benda-
benda yang dapat O : klien aktif dan
membahayakan pasien memperhatikan selama latihan
3. Mengamankan benda- berkenalan dengan peraat
benda yang dapat
membahayakan pasien A : klien sudah tau cara
4. Melakukan kontrak berkenalam dengan
treatment menyebutkan nama,
5. Mengajarkan cara
mengendalikan dorongan P : lanjutkan berkenalan
bunuh diri dengan orang lain

SP II S : klien sudah bisa


1. Mengidentifikasi aspek mengidentifikasi aspek positif
positif pasien yang klien miliki
2. Mendorong pasien untuk
berfikir positif terhadap O : klien sudah bisa memilih
sendiri aspek positif yang ia miliki
3. Mendorong pasien untuk
menghargai diri sebagai A : RBD
individu yang berharga
P : lanjutkan dengan evaluasi
kegiatan berfikir positif
tentang diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai