EKOLOGI HEWAN
A. Pelaksanaan praktikum
B. Landasan Teori
Ekologi merupakan suatu ilmu mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan alam dan interaksi antara makhluk hidup yang lain.Dalam
hubungan timbal balik tersebut, terdapat fungsi masing-masing fakto atau komponen
yang ada pada keduanya. Setiap fungsi yang timbul dari lingkungan disebut aksi dan
yang timbul dari makhluk hidup disebut reaksi. Aksi dan reaksi antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup disebut koaksi. Satu unit atau satuan fungsional dari makhluk
hidup dan lingkungan disebut ekosistem yang terdiri dari kmponn biotic dan abiotik
(Zainuddin, 1982 : 124).
Hewan biasanya dibagi menjadi dua kelompok umum, yaitu vertebrata, yang
bertulang belajang dan invertebrate, yang tidak bertulang belakang. Vertebrata meliputi
mamalia (hewan menyusui), aves (burung), reptilian, Amphibia, dan pisces (ikan).
Sedangkan hwwan seperti serangga, laba-laba, cacing, dan koral, tidak mempunyai tulang
belakang. Oleh karena itu, mereka termasuk invertebrate. Hewan tertentu tidak jelas
termasuk salah satu dari kelompok tersebut. Misalnya cacing akom, sembur laut, dan
lanselet yang semuanya berjumlah 2000 jenis. Hewan tersebut tidak memiliki tulang
belakang sejati, tetapi mengembangkan suatu bangun yang mirip dengan tulang belakang.
Beberapa ahli zoology telah menempatkan mereka ke dalam filum / kelompok besar yang
sama seperti vertebrata. Hewan dalam filum ini disebut chordate ( Anonim, 2002 : 17).
Relung ekologi merupakan status atau peran suatu makhluk hidupdi dalam
komunitas atau ekosistem. Relung ekologi tergantung pada adaptasi structural makhluk,
respon fisiologis, dan perilakunya. Suatu spesies dapat menempati relung ekologi sangat
berbeda di daerah yang berbeda, tergantung dari suplai makanan yang tersedia dan
jumlah dan macam peaing-pesaingnya. Beberapa makhluk, misalnya hewan yang dalam
daur hidupnya terdapat fase kehidupan yang berbeda, mempunyai relung ekologi berbeda
dalam suksesi. Kecebong katak adalah konsumen primer, hidup dengan memakan
tumbuhan, tetapi katak dewasa adalah konsumen skunder dengan memakan serangga dan
hewan lainnya. Sebaliknya, kura-kurapada waktu muda adalh konsumen skunder,
memakan siput, cacing, dan serangga, sedangkan kura-kura dewasa adalah sebagai
konsumen primer yaitu memakan tumbuh-tumbuhan ( Nasir, 1993 : 156 ).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tali rapia
b. Plastik
c. Patok / kayu
d. Kertas label
2. Bahan
D. Cara Kerja
E. Hasil pengamatan
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan,
sebagai berikut ;
1. Ekologi merupakan suatu ilmu mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungan alam dan interaksi antar makhluk hidup yang
lain. Dalam hubungan timbale balik tersebut, terdapat fungsi masing-masing
faktor alam komponen yang adapada keduanya.
2. Setiap fungsi yang timbul dari lingkungan disebut aksi dan yang timbul dari
makhluk hidup disebut reaksi. Aksi dan reaksi antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup disebut koaksi.
3. Pengamatan terhadap serangga di kawasan universitas Mataram, ditemukan ada
12 jenis serangga. Jenis serangga yang paling banyak ditemukan adalah semut
yang berjumlah 1298 dan jenis yang paling sedikit adalah kumbang yang
berjumlah 4.
4. Jumlah keseluruhan jenis serangga hasil pengamatan adalah 2151 harga indeks
shanon winernya 1,276. Hal ini menunjukkan tingkat keanekaragaman serangga
di kawasan Universitas Mataram sedang.
5. Hewan biasanya dibagi menjadi dua kelompok umum, yaitu vertebrata yang
bertulang belakang dan invertebrata yang tidak bertulang belakang. Vertebrata
meliputi mammalian, aves, reptillia, amphibia, dan pisces. Sedangkan hewan
seperti serangga, laba-laba, cacing, dan koral, tidak mempunyai tulang belakang.
Oleh karena itu mereka termasuk invertebrate