Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI MEMAHAMI ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat kompleks. Sehingga dalam memahaminya pun
dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman yang utuh tentang Islam. Di
Indonesia sejak Islam masuk pertama kali sampai saat ini telah timbul berbagai macam
pemahaman yang berbeda mengenai Islam. Sehingga dibutuhkanlah penguasaan tentang cara-
cara yang digunakan dalam memahami Islam. Termasuk memahami makna, tujuan dan
metodologinya.
Maka, dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas mengenai makna, tujuan dan
metodologi serta beberapa hal yang berkaitan untuk memahami Isalam di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari rumusan masalah
berikut ini:
1. Apa makna memahami Islam?
2. Apa Tujuan memahami Islam?
3. Bagaimana metode memahami Islam?

C. Tujuan
Di buatnya makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui makna memahami Islam.
2. Mengetahui Tujuan memahami Islam.
3. Mengetahui metode memahami Islam.

BAB II
MAKNA, TUJUAN, DAN METODOLOGI MEMAHAMI ISLAM
A. Makna Islam
Secara etimologis, kata “islam” berasal dari tiga akar kata, yaitu:
 Aslama artinya berserah diri atau tunduk patuh, yakni berserah diri atau tunduk patuh pada aturan-
aturan hidup yang ditetapkan oleh Allah Swt.
 Salam artinya damai atau kedamaian, yakni menciptakan rasa damai dalam hidup (kedamaian jiwa
atau ruh).
 Salamah artinya keselamatan, yakni menempuh jalan yang selamat dengan mengamalkan aturan-
aturan hidup yang ditetapkan oleh Allah Swt.
Adapun secara terminologis, Islam adalah agama yang diturunkan dari Allah Swt kepada
umat manusia melalui penutup para Nabi (Nabi Muhammad saw).
Untuk lebih memahami makna islam, perlu dipahami pula makna taslim. Taslim
(berserah diri) ada tiga tingkatan, yaitu:
 Taslim fisik adalah menyerah secara fisik karena dikalahkan oleh lawan yang memiliki fisik lebih kuat.
 Taslim akal adalah menyerah karena kelemahan dalil, logika, dan argumentasi.
 Taslim hati, biasanya disebabkan oleh fanatisme, jaga gengsi, takut kehilangan pengikut, atau
memang hatinya kufur walaupun akalnya sudah taslim.
B. Tujuan Memahami Islam

Para ulama sepakat bahwa tujuan didatangkannya syari’ah islam adalah untuk menjaga
kelima hal berikut, yaitu :
1. Menjaga dan memelihara agama, hal ini didasarkan oleh :
 Perlunya melahirkan ulama.
Para Nabi boleh wafat, tapi ajaran islam tidak boleh mati. Pemandu islam harus selalu hadir
di tengah-tengah masyarakat. Para ulama itulah yang menjadi pemuka dan pemandu islam di
tengah-tengah masyarakat sepanjang jaman. Implikasinya adalah kita wajib menyelenggarakan
pendidikan bagi para calon ulama.
 Membudayakan gerakan belajar agama
Di tingkat lokal dan institusional kita perlu membudayakan belajar agama sepanjang
hayat. Kita wajib menyelenggarakan pengajaran agama dimana-mana, di rumah, di mesjid, di
kantor, di kampus, dan lain-lain.
 Perlunya menguasai ilmu-ilmu dasar islam
Para ahli dan praktisi pendidikan islam telah mengembangkan studi paket ilmu-ilmu dasar
keislaman. Dengan berbekal ilmu tersebut, diharapkan nantinya kita dapat mengembangkan sendiri
ilmu-ilmu tersebut.
 Ilmu yang fardhu ‘ain
Termasuk ke dalam ilmu ini adalah pengetahuan mengenai tauhid yang benar, zat dan sifat-
sifat Allah, cara beribadah yang benar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan halal dan
haram.
 Melaksanakan kewajiban agama
Mari kita dengar sabda Nabi saw. Kata beliau, yang membedakan antara orang islam dan
bukan adalah tarkush-shalat (meninggalkan shalat). Dalam hadits yang lain disebutkan ash-shalatu
‘imaduddin (shalat itu adalah tiang agama). Dalam hadits lainnya juga disebutkan bahwa amal-amal
manusia dihitung setelah terlebih dahulu diperiksa shalatnya. Jadi, ciri pertama dan utama orang
islam adalah mendirikan shalat. Orang yang mendirikan shalat sudah pasti berpuasa di bulan
ramadhan; jika punya kelebihan harta sudah pasti mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah; dan jika
punya bekal yang cukup sudah pasti menunaikan haji dan umrah. Orang yang mendirikan shalat
akan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

2. Menjaga dan memelihara jiwa


Anugerah Allah yang paling besar bagi manusia adalah hidup. Oleh karena itu setiap
usaha memelihara jiwa manusia sangat dihargai oleh islam. Sebaliknya, segala usaha apapun yang
merusak jiwa manusia dikutuk oleh islam. Orang yang menyelamatkan seorang nyawa manusia oleh
Allah dipandang sama dengan menyelamatkan seluruh nyawa manusia, sedangkan orang yang
membunuh seorang manusia dipandang sama dengan membunuh seluruh manusia.

3. Menjaga dan memelihara akal


Seruan Allah agar manusia menggunakan akal dan berpikir diulang-ulang dalam berbagai
ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Lalu, dengan cara apakah akal dan pikiran kita bisa berkembang?
Terutama lewat belajar. Oleh karena itu, Rasulullah saw mewajibkan belajar kepada setiap kaum
muslimin.
Hikmah diturunkannya ayat pertama tentang membaca (dalam al-Qur’an surat Al-‘alaq
ayat 1-5) menunjukkan bahwa ajaran islam memang mendorong kegiatan belajar mengajar.
Terjemahan:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
4. Menjaga dan memelihara harta
Allah Swt telah menganugerahkan rizki yang luas dan harta yang banyak bagi umat
manusia. Jika dikelola dengan benar dan adil, maka tidak akan ada seorang manusia pun di muka
bumi ini yang menghadapi kelaparan.
Agama islam didatangkan dengan seperangkat ajaran yang lengkap dan sempurna tentang
pengelolaan harta. Dalam islam, pemilik mutlak harta adalah Allah Swt. Oleh karena itulah harta
harus diperoleh secara halal.
5. Menjaga dan memelihara kehormatan
Tujuan didatangkannya agama islam yang kelima adalah menjaga serta memelihara
kehormatan dan keturunan. Agama islam - sejalan dengan fitrah Allah- menghendaki agar setiap
orang berkeluarga dengan jalan pernikahan. Oleh karena itulah ajaran islam menganjurkan menikah
dan mengharamkan zina.
C. Metodologi Memahami Islam
Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti, memaklumi dan mengetahui
sesuatu hal yang sedang diamati, didengarkan, dikerjakan ataupun sesuatu hal yang sedang
terjadi.1
Metode dalam memahami Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam hubungan ini,
jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandang saja, maka yang akan terlihat hanya satu
dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat,
namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. Buktinya ialah Alqur’an
sendiri. Kitab ini memiliki banyak dimensi, sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana
besar sepanjang sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra
Alqur’an. Para sarjana sastra telah mempelajarinya secara terperinci. Dimensi lain terdiri atas
tema-tema filosofis dan keimanan Alqur’an yang menjadi bahan pemikiran bagi para filosof serta
para teologi.2
1. Muhaimin dkk, Dimensi – Dimensi Studi Islam,(Surabaya: Karya Abditama,1994), hlm.149
2. Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Rajawali Pers,2009), hlm.152-153
Ali Syari’ati lebih lanjut mengatakan, ada berbagai cara memahami Islam. Yaitu :
1. Dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan agama-agama lain.
2. Dengan mempelajari kitab Alqur’an dan membandingkannya dengan kitab-kitab samawi
lainnya.
3. Dengan mempelajari kepribadian rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh
besar pembaharuan yang pernah hidup dalam sejarah.
4. Dengan mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkannya dengan tokoh-
tokoh utama agama maupun alairan-aliran pemikiran lain.
Seluruh cara yang ditawarkan Ali Syari’ati itu pada intinya adalah metode perbandingan
(komparasi). 3
Metode lain untuk memahami Islam yang diajukan Mukti Ali adalah metode tipologi.
Metode ini oleh banyak ahli sosiologi dianggap objektif berisi klasifikasi topik dan tema sesuai
dengan tipenya, lalu dibandingkan dengan topic dan tema yang mempunyai tipe yang sama.
Dalam hal agama Islam, juga agama-agama lain, yaitu:
a. Aspek ketuhanan
b. Aspek kenabian
c. Aspek kitab suci
d. Aspek keadaan waktu munculnya nabi, orang-orang yang di dakwahinya, dan individu-individu
terpilih yang dihasilkan oleh agama itu.4
Selanjutnya, terdapat pula metode memahami Islam yang dikemukakan oleh Nasruddin
Razzak. Ia mengajarkan metode pemahaman Islam secara menyeluruh.
Cara tersebut digunakan untuk memahami Islam paling besar agar menjadi pemeluk agama
yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap saling menghormati terhadap pemeluk agam lain.
Metode tersebut juga di tempuh dalam rangka menghindari kesalahfahaman yang menimbulkan
sikap dan pola hidup beragama yang salah.

Untuk memahami Islam secara benar, terdapat empat cara yang tepat menurut Nasruddin
Razzak, yaitu sebagai berikut:
o Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alqur’an dan sunnah Rasul.
o Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.
o Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar, kaumzu’ama, dan sarjana
Islam.
o Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam Alqur’an kemudian dihubungkan
dengan kenyataan historis, empiris dan sosologis.
Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam secara garis
besar, yaitu:
1. Metode komparasi, yaitu metode memahami Islam dengan membandingkan seluruh
aspek Islam dengan agama lainnya agar tercapai pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Dalam
komparasi tersebut terlihat jelas bahwa islam sangat berbeda dengan agama-agama lain. Intinya
Islam mengajarkan kesederhanaan dalam kehidupan dan dalam berbagai bidang.
2. Metode sintesis, yaitu metode memahami Islam dengan memadukan metode ilmiah
dengan metode logis normatif.5
Sedangkan menurut Ali Anwar Yusuf dalam bukunya Studi Agama Islam, terdapat tiga
metode dalam memahami agama Islam , yaitu:
1. Metode Filosofis
Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya sejauh jangkauan kemampuan akal
manusia, kemudian berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal
dengan meneliti akar permasalahannya.
Memahami Islam melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada
pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan tidak memiliki
makna apa-apa atau kosong tanpa arti. Namun bukan pula menafikan atau menyepelekan bentuk
ibadah formal, tetapi ketika dia melaksanakan ibadah formal disertai dengan penjiwaan dan
penghayatan terhadap maksud dan tujuan melaksanakan ibadah tersebut.
2. Metode Historis
Metode historis ini sangat diperlukan untuk memahami Islam, karena Islam itu sendiri
turun dalam situasi yang konkret bahkan sangat berhubungan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan. Melalui metode sejarah, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang
sebenarnya dan hubungannya dengan terjadinya suatu peristiwa.
3. Metode Teologi
Metode teologi dalam memahami Islam dapat diartikan sebagai upaya memahami
Islam dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari satu keyakinan. Bentuk
metode ini selanjutnya berkaitan dengan pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang
memandang Islam dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Allah yang di dalamnya belum
terdapat penalaran pemikiran manusia.6

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas ,dapat disimpulkan bahwa:
 Untuk lebih memahami makna islam, perlu dipahami pula makna taslim. Taslim (berserah diri) ada
tiga tingkatan, yaitu: Taslim fisik , Taslim akal,Taslim hati.
 Makna Memahami Islam ada 5 hal, yaitu : Menjaga dan memelihara agama, Menjaga dan memelihara
jiwa, Menjaga dan memelihara akal, Menjaga dan memelihara harta, Menjaga dan memelihara
kehormatan
 Metode adalah suatu ilmu yang memberi penjelasan tentang sistem dan langkah yang harus ditempuh
dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.
 Metodologi berarti ilmu tentang cara-cara untuk sampai pada tujuan.
Metodologi dalam hal pemahaman Islam digunakan untuk mengetahui metode-metode yang tepat
agar dapat diperoleh hasil yang utuh dan objektif dalam pemahaman Islam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Yatimin.2006.Studi Islam Kontemporer.Jakarta:Amzah.


2. Ali,Mukti.1991.Metode Memahami Islam.Jakarta:Bulan Bintang.
3. Fanani,Muhyar.2008.Metode Studi Islam:Aplikasi Sosiologi Pengetahuan sebagai Cara
pandang.Yogyakarta:Pustaka pelajar.
4. Muhaimin dkk.1994.Dimensi-Dimensi Studi Islam.Surabaya:Karya Abditama.
5. Nata,Abuddin.2009.Metodologi Studi Islam.Jakarta:PT.Rajawali Pers.
6. www.rolisiade.blogspot.com(31-03-12).

Anda mungkin juga menyukai