Disusun Oleh :
A.Sulhan Dwi Wahyullah
100070117051
Kelas: B
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Sebelum segala sesuatu dimulai, marilah bersama-sama memanjatkan Puji
dan serta syukur atas kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT yang karena berkat ridho,
hidayah serta rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Tutorial
software Orica ini, tak lupa shalawat serta salam semoga Allah limpah curahkan
kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman yang serba islami, akhlaqi dan imani. Dari alam yang tidak
tahu apa-apa menjadi alam yang sangat di berkahi oleh Allah SWT.
Mungkin saja dalam laporan ini masih banyak kesalahan baik itu kesalahan
pada format ataupun pada isi laporan yang jauh dari harapan yang diinginkan,
segala bentuk kesalahan itu diharapkan dapat menjadi maklum karena masih dalam
tahap pembelajaran. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan
kesalahan itu murni datang dari diri penulis sendiri. Namun penulis berharap untuk
kedepannya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut sehingga laporan ini
akan menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
A. Pendahuluan
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam
kehidupan ini. Sumber daya air secara garis besar meliputi air permukaan dan
airtanah. Air permukaan akan lebih mudah tercemar dibandingkan dengan air
tanah,karena air permukaan lebih mudah terkontaminasi dengan sumber-
sumber pencemaran
.Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat
didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer.
Air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak dari bawah
ke atas (gaya kapiler). Air tanah bergerak horisontal pada dasarnya mengikuti
hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan gradien
hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcyyang berbunyi “volume air
tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding
terbalik dengan tebal lapisan (Utaya, 1990:35).
B. Siklus Hidrogeologi
Hidrogeologi (hidrologi air tanah) adalah cabang hidrologi yang
berhubungan dengan air tanah dan didefinisikan sebagai ilmu tentang keterdapatan,
penyebaran dan pergerakan air dibawah permukaan bumi (Chow,
1978).Hidrogeologi mempunyai makna yang sama akan tetapi penekanannya lebih
besar dalam aspek ke-geologian (Todd, 1980). Oleh karena itu uraian tentang air
tanah tidak akanlepas dari ilmu hidrologi, mulai dari kejadian air tanah, pergerakan
air tanah dan sampai mencapai lajur jenuh didalam akifer serta pelepasannya di
permukaan tanah. iklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui proses kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
Air mengalami evaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk air
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
B. Akuifer
Akuifer adalah lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air
dan dapat mengalirkan air. Lapisan akuifer mengandung formasi batu-batuan yang
mampu melepaskan air dalam jumlah yang banyak.[1] Air yang keluar dalam jumlah
banyak mampu membentuk mata air. Melalui akuifer inilah air tanah dapat diambil.
Penelitian aliran air di akuifer dan karakterisasi akuifer disebut
hidrogeologi. Aquifer ada dalam berbagai kedalaman. Misalnya,
Pegunungan Atlas di Afrika Utara, Gunung Lebanon dan Anti- Lebanon di Suriah,
Palestina, dan Lebanon, Jebel Akhdar di Oman, dan Sierra Nevada memiliki akuifer
dangkal yang dieksploitasi untuk mengekstraksi air. Walaupun berbagai jenis
batuan dapat berfungsi sebagai akuifer, sepanjang memenuhi kriteria tersebut,
tetapi yang terbaik dan umum dijumpai di lapangan adalah endapan pasir dan
kerikil-kerakal-berangkal (sands & gravels) yang belum terlitifikasi lanjut
(unconsolidated materials). Material demikian umumnya terdapat di sepanjang
lembah-lembah sungai resen atau purba yang telah terkubur, pedataran pantai,
gosong pasir (dunes) dan endapan glasial.Kemudian, yang juga cukup baik
berfungsi sebagai akuifer adalah batupasir, juga batugamping berongga
(cavernous), termasuk yang telah berkembang ke arah topografi karst, ternyata
mampu menghasilkan air tanah dalam jumlah besar (Legrand & Stringfield, 1973
dalam Bouwer, 1978).
C. Porositas
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya
dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk
menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah
tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.
Proses pembentukan porositas dari jenis yang pertama (primary porosity) terjadi
selama pengendapan, yaitu terbentuknya ruang antar butiran komponen penyusun
batuan sedimen (ingat komponen, matriks dan semen) interstitial porosity. Proses
pembentukan porositas sekunder (secondary porosity) berlangsung setelah
litifikasi, baik melalui pelarutan (contoh : batugamping; korosi) dan/atau
pengkekaran (jointing; akibat tekanan- tekanan oleh gejala tektonik). Oleh karena
itu baik batuan beku maupun metamorf, sepanjang memiliki porositas yang tinggi
(biasanya porositas sekunder), akan mampu berfungsi sebagai akuifer. Granit,
gneis, basalts dan lava lainnya, dsb., dapat dijumpai di lapangan sebagai akuifer
bilamana memiliki frekuensi kekar yang tinggi (highly fractured or jointed). Lava
dapat mengalami keretakan yang intensif melalui proses pendinginan (cooling
joints).Hal penting yang menunjang sifat kelulusan-air dari akuifer adalah poripori
atau karena itu, di samping berporositas tinggi, suatu akuifer itu harus pula
berpermeabilitas tinggi untuk mampu metransmit atau menghantarkan ataupun
mengalirkan airtanah. Untuk itu diperlukan syarat pori-pori yang saling
berrhubungan tersebut. Batuan yang terkekarkan kuat memenuhi persyaratan
tersebut sebagai akuifer.Batuapung (pumice) atau lava berstruktur scoriae atau
berongga-rongga bekas tempat gelembung-gelembung gas yang menguap selama
proses pendinginan, memiliki total volume rongga yang tinggi, sehingga batuan ini
berporositas tinggi. Tetapi, rongga-rongga itu tidak saling berhubungan, sehingga
batuan ini menjadi tidak lulus air. Batuan demikian tidak berfungsi sebagai akuifer
yang baik. Sebagai bukti, batuapung akan mengambang dalam air, karena
ronggarongga tersebut tidak saling berhubungan, sebab bila tidak demikian maka
batuapung itu akan tenggelam; namanyapun menjadi bukan batuapung lagi.
D. jenis- jenis akuifer
Adapun jenis-jenis akuifer sebagai berikut
1. Akuifer tak tertekan
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah lapisan jenuh air dan memiliki
muka air tanah. Permukaan tanah pada akuifer ini disebut water table (freatik
level). Water table memiliki tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
Bagian bawah akuifer ini dibatasi oleh aquitard.
2. Akuifer tertekan
Akuifer tertekan (Confined aquifer) yaitu suatu akuifer yang terletak di bawah
lapisan kedap air (impermeabel) dan mempunyai tekanan lebih besar daripada
tekanan atmosfer.