Anda di halaman 1dari 14

BAB V

PELAKSANAAN

Pada BAB ini akan diuraikan aplikasi Model Praktik Keperawatan


Profesional (MPKP) Modifikasi yang dilaksanakan dalam praktek manajemen
keperawatan di Ruang Ratna Rumah Sakit TK. II Udayana pada Tanggal 10 Mei
2021 – 29 Mei 2021. Pelaksanaan MPKP Modifikasi ditekankan pada komponen
utama, yaitu:
1. Penataan tenaga keperawatan
2. Sistem MPKP Modifikasi
3. Timbang Terima
4. Sentralisasi Obat
5. Discharge Planning
6. Supervisi
7. Ronde Keperawatan
8. Dokumentasi Keperawatan.

A. Penataan Ketenagaan Keperawatan


1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan buku catatan harian mengenai jumlah penderita setiap
hari serta tingkat ketergantungannya.
b. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan
penderita berdasarkan metode Douglas (terlampir).
c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat
ketergantungan pada pagi, siang, dan malam mulai minggu kedua
sampai minggu ketiga.
b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah
kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
(terlampir).
c. Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari
pada shift pagi, siang, dan malam.
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift yaitu
a. Pagi : 47% x 12 = 6 orang
b. Sore : 36% x 12 = 4 orang
c. Malam : 17% x 12 = 2 orang

NAMA Tanggal
NO NIM
MAHASISWA 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 2
1 Ni Putu Mudiari 2014901163 Kr PA P PA P PP Kr P PA PA P P
A A A A
2 Ni Putu Anggi Adelina 2014901190 PP PA P PA P Kr PP P PA PA P P
A A A A
3 Ayu Darmayanti 2014901199 PA Kr P PA PP PA PA Kr PA PA PP K
A
4 Kadek Tiya Satyawati 2014901246 PA PP Kr PA P PA PA PP Kr PA P P
A A
5 Ni Kadek Martara 2014901217 PA PA PP Kr P PA PA P PP Kr P P
Karonia Putri A A A
6 Ni Komang Tri Vira 2014901248 PA PA P PP Kr PA PA P PA PP Kr P
Ayurika A A

Gambar 5.1 Jadwal Dinas Mahasiswa ITEKES BALI di Ruang Ratna RSAD TK. II Udayana

3. Hambatan
Kelompok tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaan
perhitungan tenaga selama praktek manajemen keperawatan berlangsung.
4. Dukungan
Kepala ruangan dan perawat ruangan memfasilitasi kebutuhan yang
diperlukan serta memberikan masukan, saran yang bersifat positif saat
mahasiswa melakukan praktik manajemen keperawatan dan pemberian
asuhan keperawatan.

B. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)


1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model
praktik keperawatan professional. Adapun bagan model pemberian
asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:

Kepala Ruangan

Perawat Primer

Perawat Associate

Model Praktek Keperawatan Profesional


2. Pelaksanaan
Penerapan model praktik keperawatan professional modifikasi
dilaksanakan selama 1 minggu pada minggu kedua mulai tanggal 18 s/d
25 Mei 2021. Masing-masing anggota kelompok berperan sebagai
Kepala Ruangan, PP, PA yang terbagi menjadi 2 shift, yaitu pagi, sore
(jadwal dinas terlampir).
Pada minggu kedua Hari Senin tanggal 21 Mei 2021 dilakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan MPKP Modifikasi dengan hasil pasien
yang kita kelola menyatakan puas terhadap pelayanan yang kita berikan.

KEPALA RUANGAN
Kadek Martara Karonia Putri S.Kep.
WAKIL KEPALA RUANGAN
Ni Putu Mudiary, S.Kep.
PERAWAT PRIMER
Ni Putu Yuni Sukriana Dewi, S.Kep.
Ni Putu Yumi Masyuniati, S.Kep.

PERAWAT ASSOCIATE
- Komang Ardidhana Nugraha,
Putra, S. Kep.
- Ni Kadek Yusni, S. Kep.
- Adek Sulistyaningsih, S. Kep.
- Ni Made Pratiwi Puspa Dewi,
S. Kep.
- Kadek Tiya Satyawati, S. Kep.
- Ni Putu Anggi Adelina, S.
Kep.

Gambar 5.2 Struktur Organisasi Praktek Manajemen


Keperawatan Profesi Ners ITEKES BALI
Tanggal 20 Mei 2021
3. Hambatan
Pada minggu awal pelaksanaan MPKP di Ruang Ratna RS Tk. II
Udayana Denpasar ditemukan beberapa hambatan, antara lain:
a. Adanya pergantian peran setiap harinya pada mahasiswa
menyebabkan kurang maksimalnya peran yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan
b. Tingkat adaptasi mahasiswa terhadap peran bervariasi
c. Kasus kelolaan mahasiswa yang cukup variatif
4. Dukungan
Kepala ruangan dan perawat memberikan kesempatan dan
dukungan kepada mahasiswa untuk praktik manajemen dalam
mengaplikasikan peran pada penerapan model praktik keperawatan
professional.
C. Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima dilaksanakan pada minggu kedua. Persiapan
yang dilakukan antara lain:
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun format timbang terima keperawatan serta petunjuk
teknis pengisiannya.
c. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara penuh pada
minggu ke dua, saat rotasi dinas dari pagi ke sore. Dilakukan pada
pergantian shift pagi ke shift sore pada pukul 13.15 Wita. Untuk
mendapatkan persepsi yang sama dan peningkatan keterampilan,
pengetahuan, sikap mengenai pelaksanaan timbang terima yang benar,
kelompok telah mempraktikkan timbang terima setiap pergantian shift
jaga yang dibimbing dan diarahkan oleh pembimbing klinik. Adapun alur
pelaksanaannya dimulai pada nurse station dimana PP/PA yang bertugas
pada shift itu menyampaikan jumlah pasien, identitas klien, diagnose
medis, data (keluhan subjektif/objektif), masalah keperawatan yang
masih muncul, intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen,
rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan serta pesan-pesan
khusus/ hal-hal penting, setelah semua laporan dimengerti dengan jelas,
lanjutkan dengan timbang terima pasien ke tempat perawatan dimana
waktu untuk timbang terima setiap pasien tidak lebih dari 5 menit.
Kemudian kembali ke nurse station untuk klarifikasi dan akhirnya
penandatanganan timbang terima oleh PP antar shift dan penyerahan
status.
3. Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima tidak ada hambatan karena
adanya koordinasi yang baik antara anggota kelompok yang berperan.

4. Dukungan
Pihak kampus mendukung penuh role play yang dilakukan secara
offline kegiatan timbang terima keperawatan. Pembimbing klinik tidak
dapat hadir dan hanya di dampingi oleh pembimbing akademik
memberikan asuhan dalam pelaksanaan timbang terima keperawatan
sehingga timbang terima berlangsung dengan lancar.

D. Supervisi
1. Persiapan
Supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi,
dan administrasi penunjang yang meliputi instrument supervisi lengkap
dengan parameter penilaian, laporan hasil-hasil kegiatan supervisi serta
pendokumentasian hasil supervisi, pada tahap ini kelompok
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan kegiatan perawatan luka sebagai kegiatan yang akan
disupervisi oleh perawat primer dan menetapkan
pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai kegiatan yang akan
disupervisi oleh kepala ruangan.
b. Menetapkan alokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi
tentang perawatan luka dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
c. Menetapkan instrument supervisi dan format lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan perawatan luka dan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan di Ruang Ratna dilakukan setiap
seminggu sekali, yaitu pada tanggal 24 sampai 28 Mei 2021. Kegiatan ini
dihadiri oleh seluruh anggota kelompok.
Pelaksanaan supervisi perawatan luka berlangsung sesuai dengan
harapan dan seluruh anggota hadir pada saat pelaksanaannya. Adapun
alur pelaksanaannya dimulai dari persiapan instrument supervise
perawatan luka dan format pendokumentasian supervise perawatan luka
oleh perawat primer sebagai supervisor, pemberitahuan kepada PA yang
akan disupervisi tentang kegiatan supervisi, kemudian perawat primer
sebagai supervisor melakukan kegiatan supervisi tersebut kepada perawat
associate. Perawatan primer telah menyiapkan instrument supervisi
lengkap dengan parameter penilaian (checklist), laporan hasil kegiatan
supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi. Perawat primer juga
menyiapkan tujuan dari kegiatan perawatan luka tersebut. Perawat primer
menilai pelaksanaan perawatan luka dari persiapan sampai selesai.
Perawat primer menyiapkan hasil penilaian (fair) kemudian memberikan
feedback, follow up dan reinforcement terhadap hasil supervisi.
Berdasarkan kegiatan pemberian perawatan luka didapatkan hasil,
yaitu PA telah melakukan perawatan luka sesuai dengan beberapa poin
yang ada di checklist namun dari beberapa hal tersebut ada beberapa
kekurangan yang dilakukan oleh PA saat kegiatan rawat luka, yaitu PA
lupa melakukan kontrak waktu kepada keluarga pasien, kemudian pada
tahap terakhir, PA tidak melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
Pelaksanaan supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan
yang dilakukan kepala ruangan berlangsung sesuai dengan harapan dan
seluruh anggota hadir pada saat pelaksanaannya. Adapun alur
pelaksanaannya dimulai dari persiapan instrument supervisi
pendokumentasian asuhan keperawatan dan format pendukomentasian
supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan oleh kepala ruangan
sebagai supervisor, pemberitahuan kepada PP yang kan disupervisi
tentang kegiatan supervisi, kemudian kepala ruangan sebagai supervisor
melakukan kegiatan supervisi tersebut kepada perawat primer. Kepala
rungan telah menyiapkan instrument supervisi lengkap dengan parameter
penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta pendukomentasian hasil
supervisi. Kepala ruangan juga menyiapkan tujuan dari kegiatan
supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut. Kepala
ruangan menilai pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dari
perawat primer mengambil data hingga prawat primer
mendokumentasikanya sampai selesai. Kepala rungan menyiapkan hasil
penilaian (fair) kemudian memberikan feedback, follow up dan
reinforcement terhadap hasil supervisi.
Berdasarkan kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan
didapatkan hasilnya yaitu PP telah melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan sesuai dengan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
benar secara garis besar tapi dari beberapa rekam medis pasien
ditemukan penulisan pelaksanaan asuhan keperawatan tidak di form yang
telah diberikan, selain itu koreksi dari tulisan yang salah tidak dicoret dan
dibubuhkan tanda tangan.
3. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan superivisi kelompok tidak
mendapatkan hambatan yang berarti sehingga pelaksanaan kegiatan ini
berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini juga tidak terlepas dari arahan
dan bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing ruangan.
4. Dukungan
Adanya bimbingan dari pemimbing akademik dan pembimbing
ruangan yang rutin memberikan masukan saat mahasiswa melakukan
supervisi.

E. Ronde Keperawatan
1. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok, dengan uraian
sebagai berikut:
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan
b. Menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan
c. Persiapan pasien dengan informed consent, hasil pengkajian/
validasi data
d. Menentukan tim ronde
e. Menyiapkan materi atau literature untuk ronde keperawatan sesuai
dengan kasus
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan yang dilakukan di ruang
Ratna telah dilaksanakan dengan dihadiri oleh dokter spesialis bedah,
pembimbing ruangan, dan tim ronde. Kasus diagnosa medis yang
diangkat yaitu Close Fraktur, dengan masalah keperawatan Nyeri akut
dan hambatan mobilitas fisik. Prioritas yang dijadikan sebagai masalah
dalam ronde keperawatan adalah Nyeri akut yang tak kunjung reda,
dimana intervensi yang sudah diterapkan sebelum ronde keperawatan
antara lain mengobservasi keadaan luka pasien, merawat luka 3x sehari,
mengobservasi keadaan umum pasien, melakukan teknik relaksasi dan
distraksi dan TTV. Berdasarkan hasil ronde dapat disimpulkan bahwa
perlu penambahan intervensi yaitu melakukan pengkajian lebih
mendalam mengenai persepsi nyeri yang dirasakan pasien karena bisa
jadi pasien terbawa sugesti dimana nyeri akan dirasakan dan tidak dapat
beristirahat bila tidak minum obat. Selain itu perlu kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya seperti ahli fisioterapis dan ahli gizi untuk mendukung
penyembuhan yang lebih optimal dan lebih cepat.
3. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan tidak mendapatkan
hambatan yang berarti., sehingga kegiatan berjalan sesuai dengan apa
yang telah diharapkan. Hal ini juga tidak terlepas dari arahan dan
bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing ruangan.
4. Dukungan
Dukungan pembimbing ruangan dan perawat di ruangan sangat
baik, dengan memberi keleluasaan kelompok dalam melakukan kegiatan
diruangan.

F. Sentralisasi Obat
1. Persiapan
a. Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
b. Menyiapkan sarana dan prasarana sentralisasi obat yaitu tempat
obat, kotak penyimpanan obat, lembar informed consent, format
penyerahan obat antara keluarga dan perawat, buku obat, dan daftar
pemberian obat
c. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai
rencana pelaksanaan sentralisasi obat, menjelaskan tujuan dan
manfaat sentralisasi obat kepada pasien dan keluarga, meminta
persetujuan pasien dan keluarga.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai dari minggu kedua sampai
dengan minggu ketiga yaitu tanggal 18 - 29 Mei 2021. Kegiatan
sentralisasi obat dapat terlaksana sesuai dengan alur yang telah dibuat.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat sentralisasi obat salah satunya
adalah:
a. PP merencanakan kegiatan untuk sentralisasi obat pada pasien
Ny.V dengan post masektomy, kemudian rencana tersebut diajukan
kepada kepala ruangan.
b. PP memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang
manfaat, tujuan, dan pelaksanaan sentralisasi obat. Setelah keluarga
dan pasien mengerti, PP meminta persetujuan pasien dan keluarga
dengan menandatangani informed consent jika pasien dan keluarga
setuju.
c. PP bertugas menulis pada format serah terima obat yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak: nama pasien, umur, nomor
register, ruangan, nama obat, dosis obat, dan jumlah obat, tanda
tangan yang menyerahkan dan yang menerima, keterangan dalam
daftar pemberian obat. Kemudian obat dicatat dalam buku
penerimaan obat. Selanjutnya keluarga atau pasien mendapat
penjelasan tentang kapan/bilamana obat tersebut akan habis.
d. PP menyiapkan obat kepada PA untuk diberikan kepada pasien
pukul 10.00 wita dan PP mencatat dalam daftar pemberian obat.
e. Obat oral disimpan pada rak, obat injeksi dan cairan infus disimpan
pada kotak sesuai nama pasien. Selama pelaksanaan semua pasien
kelolaan Ruang Ratna menyetujui dilaksanakannya sentralisasi
obat.
3. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan sentralisasi obat semua
berjalan dengan lancar sesuai dengan alur sentralisasi obat yang berlaku
pada ruang Ratna.
4. Dukungan
Adanya dukungan, kerjasama, komunikasi, serta koordinasi yang
baik antara kelompok dengan keluarga pasien dan perawat Ruang
Ratna mengakibatkan proses sentralisasi obat dapat berjalan dengan
lancar.

G. Discharge Planning
1. Persiapan
a. Menunjuk penanggung jawab discharge planning.
b. Penanggung jawab menyusun proposal, format discharge planning,
kartu kontrol kembali, dan leaflet sesuai dengan kasus.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge
planning.
d. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai
discharge planning.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan dalam bentuk roleplay pada
tanggal 28 Mei 2021.
a. Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada setiap pasien yang
direncanakan pulang.
b. PP melaporkan pasien yang akan dilakukan discharge planning
kepada Kepala Ruangan. Kemudian Kepala Ruangan memeriksa
kelengkapan format discharge planning, surat kontrol, obat –
obatan dan persiapan pendidikan kesehatan/HE beserta leafleat
sesuai dengan kasus.
c. PP memberikan HE (Health Education) pada pasien yang akan
pulang atau direncanakan pulang meliputi : obat-obatan yang masih
diminum di rumah, diet, istirahat dan aktivitas, waktu kontrol dan
tempat kontrol serta pendidikan kesehatan sesuai dengan kasus.
d. Selain memberikan penjelasan secara lisan, PP juga memberikan
leaflet yang berisi penjelasan yang diperlukan oleh pasien.
e. Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning,
maka pasien atau keluarga menandatangani format discharge
planning sebagai bukti telah mendapatkan discharge planning dari
perawat.
f. Kegiatan roleplay discharge planning dilaksanakan pada hari
Jum’at, 28 Mei 2021 pada pukul 10.00 WITA yang dibuat dan
disajikan dalam bentuk video. Discharge planning diberikan pada
pasien Ny. P dengan post op apendiktomi. Pasien dibekali
informasi tentang aturan minum obat, jadwal dan tempat kontrol,
aktivitas dan istirahat, pendidikan kesehatan tentang perawatan
luka di rumah serta tentang pencegahan infeksi di rumah. Kegiatan
discharge planning berjalan sesuai dengan alur dan mekanisme
yang telah disusun serta semua anggota kelompok dapat berperan
sesuai dengan perannya masing-masing.
3. Hambatan
Selama dalam melaksanakan kegiatan discharge planning tidak ada
hambatan yang berarti karena adanya koordinasi yang baik antara
pembimbing akademik dan anggota kelompok.
4. Dukungan
a. Format dan kartu kontrol kembali sudah tersedia.
b. Koordinasi yang baik antara pembimbing akademik dan anggota
kelompok.

H. Dokumentasi Keperawatan
1. Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal
10-17 Mei 2021. Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan
keperawatan yang terdiri dari format pengkajian dengan pendekatan
Review of Sistem dan catatan keperawatan dengan model PIE (Problem,
Intervensi, Evaluasi) yang isinya disesuaikan dengan format SAK Ruang
Ratna, yaitu format timbang terima, format catatan perkembangan,
discharge planning, leaflet penyakit di Ruang Ratna, buku pesan dan
kesan serta informed consent sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan
Format pengkajian pada manajemen keperawatan di ruang Ratna
menggunakan pendekatan Review of Sistem dan dokumentasi catatan
keperawatan dengan menggunakan model PIE (Problem, Intervensi, dan
Evaluasi). Proses pelaksanaan dokumentasi pada pengkajian,
perencanaan, dan pengisian catatan keperawatan, format timbang terima,
pelaksanaan tindakan keperawatan, pengisian lembar observasi klien,
lembar discharge planning.
Apabila PP mempunyai kesibukan dan sedang melaksanakan
tugas yang lain, pengisian catatan keperawatan dapat didelegasikan
kepada PA dengan pemantauan dari PP. Kelompok menerapkan sistem
pendokumentasian PIE dengan pertimbangan format ini tepat digunakan
untuk sistem pemberian asuhan keperawatan primer pada pasien, PP
dapat melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan
dilakukan evaluasi, setiap shift PA melaksanakan tindakan sesuai yang
didelegasikan oleh PP.
3. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pendokumentasian
adalah pada minggu pertama kegiatan pendokumentasian banyak yang
belum lengkap dan seringkali PP kekurangan waktu untuk menyelesaikan
tugas pendokumentasian, selain itu kurangnya komunikasi antara PP dan
PA dalam pendelegasian dokumentasi pada minggu awal menyebabkan
sering terjadinya perbedaan persepsi dalam melengkapi catatan medis
pasien. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pada minggu
selanjutnya hambatan tersebut tidak terjadi karena kelompok sudah lebih
mengerti dan terbiasa dengan kegiatan pendokumentasian.
4. Dukungan
Pembimbing Klinik memberikan gambaran tentang format SAK
yang digunakan oleh ruangan sehingga dapat digunakan sebagai acuan
dalam dokumentasi asuhan keperawatan di ruang ratna. Pembimbing
klinik atau kepala ruangan dan tenaga keperawatan ruangan memberikan
dukungan terhadap pelaksanaan manajemen dengan memberikan
masukan dan saran tentang dokumentasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai