Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

ADVOKASI DAN SOSIALISASI PROGRAM FILARIASIS DAN KECACINGAN


PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2016

A. Latar Belakang
Penyakit kecacingan masih menjadi masalah kesehatan, salah satu
diantaranya ialah cacingan yang ditularkan melalui tanah “ soil transmittet
helmintiasis”. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan,
gizi, kecerdasan dan produktivitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak
menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein
serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada
golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk.
Hasil Pemeriksaan Tinja pada anak Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah yang
dilakukan oleh Sub Dit Diare, Kecacingan dan Infeksi Saluran Pencernaan Lain pada
tahun 2002 - 2009 di 398 SD/MI yang tersebar di 33 Provinsi menunjukkan bahwa
rata-rata prevalensi cacingan adalah 31,8%.
WHO menyatakan bahwa disamping penyakit malaria, lebih dari separuh
kesakitan penduduk di negara berkembang disebabkan oleh infeksi parasitik cacing.
Bank Dunia menyimpulkan bahwa, di negara berkembang tindakan kesehatan
masyarakat paling cost effective adalah dengan memberikan pengobatan cacingan
untuk usia anak sekolah.
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria. Penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan, stigma sosial, hambatan
psikososial dan penurunan produktivitas kerja penderita, keluarga dan masyarakat,
sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Penderita menjadi beban
keluarga dan negara. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan di Indonesia
pada tahun 2004 diperkirakan ada 6 juta orang yang terinfeksi filariasis dan
dilaporkan lebih dari 8.243 diantaranya menderita klinis kronis filariasis terutama di
pedesaan. Sementara itu di Jawa Tengah kasus filariasis dari tahun ke tahun
semakin bertambah dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Tahun 2000, Indonesia telah sepakat untuk melaksanakan eliminasi penyakit kaki
gajah sebagai tindak lanjut dari kesepakatan global yang dicanangkan WHO melalui
The global goal of elimination of lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by
The Year 2020. Untuk itu Departemen Kesehatan RI telah menetapkan Jawa Tengah
sebagai daerah eliminasi.
Dalam rangka pelaksanaan Program filariasis, rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan adalah : (1) Rapid mapping Filariasis untuk menentukan mikrofilaria
rate (Mf Rate) suatu daerah dan untuk menemukan penderita filariasis di sekitar
penderita, (3) Pengobatan untuk mematikan mikrofilaria dalam tubuh masyarakat,
agar tidak menjadi sumber penular bagi orang lain, (4) pemberian obat massal
pencegahan filariasis pada daerah dengan mikrofilaria ate >1%, (5) perawatan bagi
penderita filariasis kronis .
Mengingat Jawa Tengah dinyatakan endemis kecacingan dan kasus filariasis
secara kumulatif sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai 503 orang, diperlukan
upaya-upaya dalam rangka penanggulangan penyakit kecacingan dan filariasiasis
dengan melaksanakan pemberian obat massal kecacingan pada anak usia sekolah
dan pra sekolah dan melaksanakan program pengendalian filariasis dengan
memberikan fasilitasi kepada pengelola program di kabupaten/kota sebagai wujud
untuk mendukung dan mendorong keberhasilan program kecacingan dan filariasis.

B. Tujuan
1. Umum
Kabupaten/ Kota melaksanakan program pengendalian filariasis dan
kecacingan

2. Khusus
1) Kabupaten/ kota melaksanakan program filariasis
2) Kabupaten/kota melaksanakan pemberian obat cacaing pada anak usia
sekolah dan anak usia prasekolah
3) Cakupan pemberian obat cacing pada anak usia pra sekolah dan anak
usia sekolah kabupaten/kota yang ada di provinsi Jawa Tengah.
4) Adanya integrasi pelaksanaan program pemberian obat cacing untuk
anak usia sekolah dan anak usia pra-sekolah terintegrasi dengan program
UKS dan distribusi Vitamin A di kabupaten/kota.
5) Program pemberian obat cacing diharapkan bisa dilakukan secara rutin
seperti pemberian Vitamin A

C. Out put
1. Kabupaten/Kota melaksanakan kegiatan penanggulangan penyakit
kecacingan dengan melakukan Pertemuan Koordinasi tk. Kabupaten dengan
melibatkan program Gizi-KIA, Dinas Pendidikan, PKK, Kementerian Agama
kabupaten/ kota.
2. Pendataan
3. Penyediaan logistic dan promosi
4. Penurunan prevalensi kecacingan dengan pemberian obat cacing secara
massal pada anak sekolah
5. Obat disediakan oleh Kemenkes, biaya operasional oleh kabupaten / kota.
6. Pelaksanaan pemberian obat cacing, anak pra sekolah diintegrasikan pada
pemberian vitamin A bulan Agustus, pemberian anak sekolah diintegrasikan
dengan BIAS
7. Diharapkan ada data dasar sebelum pelaksanaan pengobatan, setelah
pengobatan juga dilakukan evaluasi
8. Kabupaten/ kota melaksanakan program filariasis dengan aktif menemukan
penderita filariasis, pengobatan dan perawatan penderita filariasis kronis.

D. Pelaksanaan
1. Advokasi dan sosialisasi program filariasis dan kecacingan
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya jawab
4) Rencana tindak lanjut
5) Peserta petugas puskesmas (kepala Puskesmas, pengelola P2, Bidan),
lintas program (Kesga gizi, Promkes, UKS, farmasi), lintas sektor
(Diknas, Kemenag, Bag Kesra, Bappeda,), PKK

E. Waktu dan Tempat


Bulan Maret sampai dengan bulan April Tahun 2016, bertempat di
Kabupaten/Kota/Puskesmas, dengan lokasi kegiatan di 8 kabupaten : Kabupaten
Brebes, Temanggung, Semarang, Grobogan, Wonosobo, Rembang, Kendal,
Jepara

F. Pembiayaan
Semua biaya yang diperlukan dibebankan pada APBD Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2016

Kepala Seksi P2

Achmad Syaifudin,SKM,DAP&E
Penata Tk.I
NIP. 19590310 198303 1 015

Anda mungkin juga menyukai