Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI BERMAIN MENYAMBUNG AYAT


DI RUANG PERAWATAN ANAK HEMATO-ONKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 16 November 2019

Oleh :
Kelompok A

Ainun Kamilah, S.Kep. NIM. 1930913320013


Nur Miftahul Jannah, S.Kep. NIM. 1930913320023
Retno Febriyanti, S.Kep. NIM. 1930913320021
Yulia Yunara, S.Kep. NIM. 1930913320022
Muhammad Hapi, S.Kep. NIM. 1930913310015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA BERMAIN


TERAPI BERMAIN MENGENAL ANGKA DAN HURUF
DI RUANG PERAWATAN ANAK HEMATO-ONKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 16 November 2019

Oleh :

Oleh :
Kelompok A

Ainun Kamilah, S.Kep. NIM. 1930913320013


Nur Miftahul Jannah, S.Kep. NIM. 1930913320023
Retno Febriyanti, S.Kep. NIM. 1930913320021
Yulia Yunara, S.Kep. NIM. 1930913320022
Muhammad Hapi, S.Kep. NIM. 1930913320015

Banjarmasin, 16 November 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Windy Yuliana B, S.Kep.,Ns.,M.Biomed Ayu Susanti, S.Kep, Ns


NIP. 19800930 200312 2 005
SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok bahasan : Terapi bermain menyambung ayat


Sub pokok bahasan : Terapi bermain pada anak sakit yang dirawat di
rumah sakit dengan cara stimulasi kognitif dan sosial
Waktu : 30 menit
Hari/tanggal : : Sabtu/ 16 November 2019
Tempat : Tempat tidur pasien
Sasaran : Anak usia Remaja dini (13-15 tahun) : An.MSH
Pelaksana : Kelompok A

I. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress
yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit
akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain merupakan
suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap
perkembangan walaupun dalam kondisi sakit.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu:
1) Bersosialisasi dengan perawat baru
2) Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda.
3) Bisa merasa tenang selama dirawat.
4) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
5) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
6) Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
7) Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
8) Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
9) Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak
terhadap suatu permainan
10) Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain
yang tepat
11) Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
12) Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti
dirumah Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.

III. METODE DAN MEDIA


a. Metode
1) Bermain bersama
2) Mendengarkan tanggapan anak/Tanya jawab
b. Media
1) Aplikasi al-Qur’an di handphone

IV. KEGIATAN BERMAIN


a. Pengorganisasian
1. Leader/pemandu : Muhammad Hapi, S.Kep
2. Co Leader : 1. Nur Miftahul Jannah, S.Kep
2. Yulia Yunara, S.Kep
3. Observer dan Notulen : Ainun Kamilah, S.Kep
4. Fasilitator : Retno Febriyanti, S.Kep

Keterangan :
1) Leader :
Pemimpin bermain bertugas untuk memimpin jalannya acara terapi
bermain dari awal hingga berakhirnya terapi. Pemimpin bermain
juga harus membuat suasana bermain agar lebih tenang dan
kondusif.
2) Co-Leader
Membantu Leader dalam memandu kegiatan
3) Fasilitator :
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar
dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
4) Observer dan Notulen:
Observer bertugas mengawasi dan menilai kemampuan masing-
masing anak selama dilakukan terapi bermain. Notulen bertugas
mencatat dan mendokumentasikan kegiatan

b. Setting tempat
Leader

Co Leader
Co Leader
Anak

Fasilitator Observer notulen


c. Kegiatan bermain
Terapis Waktu Subjek Terapi
Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak,
- Anak dan orang tua di beritahu dan keluarga sudah
tujuan bermain. siap.
- Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan
- Mengecek kesiapan dan kondisi
anak untuk bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak rewel,
kondisi anak memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan umum anak
membaik)
- Bermain dilakukan ruang bermain

Persiapan Peralatan
- Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
- Memeriksa kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.

Pembukaan (orientasi) 5 menit Anak dan keluarga


- Mengucapkan salam menjawab salam,
- Memperkenalkan diri anak saling
- Memanggil anak dengan nama berkenalan, anak,
panggilan yang dia senangi dan keluarga
- Menjelaskan tujuan dan langkah- memperhatikan
langkah pelaksanaan kegiatan terapi terapis.
bermain menyambung ayat
- Memberi kesempatan pada anak dan
orang tua untuk bertanya kalau ada
hal yang belum jelas.
- Menanyakan kesiapan anak sebelum
kegiatan dilakukan
- Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Menyambung ayat 15 menit Anak dan keluarga
- Memberi petunjuk pada anak tentang tampak senang,
prosedur menyambung ayat menjawab salam.
- Memotivasi keterlibatan anak dan
orang tua
- Anak mulai menyambung ayat
setelah dibacakan oleh leader
- Mengobservasi emosi dan hubungan
interpersonal anak
- Menanyakan perasaan anak apakah
sudah merasa bosan.
- Memberi pujian ketika anak berhasil
menyambung ayat
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga
- Menanyakan perasaan anak setelah tampak senang,
bermain menjawab salam
- Menanyakan perasaan dan pendapat
orang tua tentang bermain dengan
menyambung ayat
- Memberikan hadiah pada anak yang
berpartisipasi
- Berpamitan dengan anak dan orang
tua
- Membereskan peralatan
- Mengembalikan alat ke tempat
semula.
- Mencuci tangan
- Mencatat respon anak dan orang tua

V. EVALUASI
a. Yang dilakukan oleh leader:
Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain
b. Yang dilakukan oleh Observer:
1) Masalah yang muncul selama bermain
2) Partisipasi anak
3) Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan
c. Yang dilakukan Fasilitator
1) Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain
2) Kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi bermain
d. Melatih kemampuan kognitif anak untuk dapat menyambung ayat
e. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
menyambung ayat
f. Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain dengan anak lain

DAFTAR PUSTAKA
1.Immanuel, R. 2006. Permainan Edukatif dalam Perkembangan Logic-Smart
Anak.
2. Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2000. Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku, Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi
Wiguna .
3.Veltman M,W Browne K.D. 2000. An Evaluation of Favorite Kind of Day
Drawing from Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect.
4.Whaley L.F, Wong D.L. 2001. Nursing Care of infants and children in-ed.
St Louis : Mosby year book
5.Supartini Y. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC,
6. Wong DL, Hockenberry-Eaton M,Wilson D et all. 2009. Buku ajar
keperawatan pediatrik edisi 6. Jakarta: EGC.
7.Alfiyanti D, Hartiti T, Samiasih A. Pengaruh terapi bermain terhadap tingkat
kecemasan anak usia prasekolah selama tindakan keperawatan di ruang
Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jurnal Keperawatan FIKKES
2007; 1(1): 3544.

Lampiran 1. Dokumentasi
LEMBAR OBSERVASI
Hari/Tanggal : 16 November 2019
Tempat : Ruang Perawatan Anak Hemato-Onkologi RSUD Ulin
Banjarmasin
Pelaksana : Kelompok A
Beri Tanda Check (√)

No. Kegiatan Ya Tidak


1. Persiapan (Pra Interaksi) (5 menit)
Persiapan Pasien
a. Anak dan orang tua diberitahu tujuan bermain
b. Melakukan kontrak waktu dan tempat pelaksanaan
c. Mengecek kesiapan dan kondisi anak untuk bermain
(anak tidak mengantuk, anak tidak rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk diajak bermain, keadaan umum
anak membaik)
d. Bermain dapat dilakukan di tempat tidur anak atau
duduk atau disesuaikan dengan kondisi anak
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti
aplikasi al-Qur’an.
b. Mencek kembali kelengkapan peralatan yang akan
dipergunakan
2. Pembukaan (5 menit)
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Anak yang akan bermain saling berkenalan
d. Memanggil anak dengan nama panggilan yang dia
senangi
e. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan terapi bermain pada orang tua
atau anak
f. Memberi kesempatan pada anak dan orang tua untuk
bertanya kalau ada hal yang belum jelas
g. Menanyakan kesiapan anak sebelum kegiatan
dilakukan
h. Meminta persetujuan (informed consent) orang tua
responden
No. Kegiatan Ya Tidak
3. Tahap Kerja (15 menit)
a. Memberi petunjuk pada anak tentang prosedur
bermain
b. Memotivasi keterlibatan anak dan orang tua
c. Anak mulai menyambung ayat didampingi oleh
orang tua anak, leader, co. leader, dan fasilitator
selama 10 menit
d. Mengobservasi emosi dan hubungan interpersonal
anak
e. Menanyakan perasaan anak apakah sudah merasa
bosan
f. Memberi pujian ketika anak berhasil sampai akhir
g. Meminta anak menunujukkan wana apa yang diminta
leader
h. Memberikan Reward kepada anak
i. Mengakhiri permainan
4. Terminasi (5 menit)
a. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
b. Menanyakan perasaan dan pendapat orang tua
tentang bermain
c. Berpamitan dengan anak dan orang tua
d. Membereskan peralatan
e. Mengembalikan alat ke tempat semula
f. Mencuci tangan
g. Mencatat respon anak dan orang tua
5. Leader
1) Menjelaskan tujuan bermain
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anak
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak
4) Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain
6. Co. Leader
1) Membantu leader dalam mengevaluasi anak
7. Fasilitator
1) Menyiapkan alat-alat permainan
2) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan
apa yang sedang dijelaskan
3) Mempertahankan kehadiran anak
4) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap anak
baik luar maupun dalam

No. Kegiatan Ya Tidak


8. Observer
1) Mencatat dan mengamati respon anak selama terapi
bermain baik verbal maupun nonverbal
2) Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua
perubahan perilaku anak selama terapi bermain
3) Mencatat dan mengamati anak aktif dari program
terapi bermain.
9. Evaluasi Struktur
1) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat
tertutup dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan
2) Posisi tempat di tempat tidur pasien
3) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan
4) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5) Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan
sebagaimana mestinya
10. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari
awal hingga akhir
2) Leader mampu memimpin acara
3) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh
kegiatan
4) Fasilitator mampu memotivasi anak dalam kegiatan
5) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan
dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
6) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil
pengamatan kepada leader yang berfungsi sebagai
evaluator anak
7) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal
hingga akhir
11. Evaluasi Hasil
Anak mampu menyambung 2-3 ayat dengan  kriteria
penilaian, antara lain:
1) Aspek kognitif
a. Pengetahuan anak tentang hafalan ayat al-Qur’an
Hasilnya dapat diukur melalui
a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku
anak selama proses bermain
b. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal
hingga akhir

No. Kegiatan Ya Tidak


2) Aspek afektif
a. Anak dapat memberi respon rangsangan dari
pembimbing. Menyampaikan perasaan setelah
melakukan kegiatan (anak merasa gembira)
b. Anak menyatakan rasa senangnya (misalnya:
sangat senang karena mendapatkan kotak pensil)
3) Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu, teman sebaya
dan pembimbing.

Banjarmasin, 16 November 2019


Observer

..........
EVALUASI

1. Yang dilakukan oleh leader:


 Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain:
Anak terlihat senang dan tersenyum setelah bermain, anak
mengatakan senang dan ingin bermain permainan yang lainnya,
namun karena keterbatasan waktu yang mengharuskan anak untuk
menjalani pengobatan serta istirahat dan juga sesuai dengan waktu
yang ada pada satuan acara bermain, maka harus dihentikan.
2. Yang dilakukan oleh Observer:
 Masalah yang muncul selama bermain:
Awalnya anak terlihat malu dan enggan untuk menyambung ayat,
namun ketika didekati dan dibujuk akhirnya mau dan aktif dalam
proses terapi bermain.
 Partisipasi anak:
Anak berpartisipasi aktif dalam terapi bermain
 Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan:
Anak mampu menyambung ayat yang dibacakan.
3. Yang dilakukan Fasilitator:
 Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain:
Anak tidak dapat berpindah sehingga bermain dilakukan di tempat
tidur, yang disekitarnya cukup banyak dari keluarga sehingga
tempat bermain sedikit terbatas.
 Kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi bermain:
Tidak ada kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi
bermain
 Melatih kemampuan kognitif anak untuk dapat menyambung ayat:
Anak mampu menyambung ayat yang dibacakan.
4. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
menyambung ayat:
Anak terlihat berbicara dengan lancar dan mampu menyambung ayat.
5. Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain dengan perawat:
Anak terlihat bergaul dan mandiri dalam proses bermain

Anda mungkin juga menyukai