Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk dan “ema” yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan arti. Morfem berdasarkan segi bentuknya, dibedakan menjadi dua: a) Morfem Bebas Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas. Misalnya: jalan, jagur, tulung, tresna, meja, umah dan sebagainya. Contoh-contoh di atas dikatakan morfem karena merupakan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Apabila bentuk itu kita pecah lagi, sehingga menjadi: ja-lan, ja-gur, tu-lung, tres-na, me-ja, u-mah, maka bentuk “ja” dan bentuk “lan”, dan seterusnya tidak akan mempunyai arti. Dengan demikian bentuk jalan, jagur, tulung, tresna, meja, umah tidak dapat dipecah lagi. Bentuk yang demikian itilah yang disebut morfem bebas. b) Morfem Terikat Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti. Morfem ini akan memiliki arti bilamana telah digabungkan dengan bentuk lain dalam susunannya. Semua imbuhan/ afiks (awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks, serta kombinasi awalan dan akhiran/konfiks) tergolong sebagai morfem terikat. di sederhananya, morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan arti. B. Morf dan Alomorf Morf adalah wujud konkret atau wujud fonemis dari suatu morfem. Sedangkan Alomorf adalah varian bentuk Morfem. Jadi semua morf yang memiliki kemiripan bentuk dan kesamaan arti adalah alomorf dari suatu morfem yang sama.Sebagai contoh, dalam bahasa Bali satuan- satuan dalam bentuk (ny, m, n, ng) masing-masing merupakan satuan gramatikal yang disebutmorf. Morf-morf tersebut memiliki persamaan dalam hal fungsi maupun makna tetapi berbeda dalam hal bentuk. Namun perbedaan bentuk-bentuknya dapat dijelaskan berdasarkan lingkungan fonologisnya, yaitu sesuai dengan bunyi awal bentuk dasarnya. Karena itu morf-morf di atas dapat diidentifikasikan sebagai suatumorfem nasal, yang diabstraksikan dengan (N-). Sedangkan morf-morf tersebut secara keseluruhan merupakan anggota morfem atau alomorf dari morfem nasal di atas. 1. Morfem {N} memiliki alomorf morf nya berbentuk /nga-, ng-, ny-, m-, n-,/ Morfem {N} mempunyai alomorf yang berbentuk /ng/, morfem {N} berubah bentuk menjadi /ng-/ akibat pertemuan morfem {N} dengan morfem bentuk dasar yang berawal dengan fonem vokal dan fonem semi vokal perubahan tidak diikuti dengan luluhnya fonem awal pada bentuk dasar, tetapi jika bergabung dengan morfem dasar yang diawali dengan fonem /k.g/ perubahan akan diikuti dengan lulunyan fonem awal bentuk dasar tersebut Contohnya N- + tunu --- > nunu N- + terik --- > nerik N- + enjek --- > ngenjek N- + upah + in --- > ngupahin N- + amah --- > ngamah N- + kutang ---- > ngutang Morfem {N} berubah menjadi /ny-/ jika pertemuan antara morfem{N} dengan bentuk dasar yang diawali dengan fonem /j, s, c/ perubahannya diikuti dengan luluhnya fonem awal pada bentuk dasar Contohnya N- + surat --- > nyurat N- + sate --- > nyate N- + jemak --- > nyemak N- + siup --- > nyiup N- + cedok ---- > nyedokk Morfem{N} berubah menjadi /n/ akibat pertemuan morfem {N} dengan bentuk dasar yang diawali dengan fonem /d, t,/ perubahan ini diikuti dengan luluhnya fonem awal bentuk dasar Contohnya N- + duduk ---- > nuduk N - + tingting --- > ningting N- + dingeh --- > ningeh Morfem {N} berubah menjadi /m-/ akibat pertemuan antara morfem {N} dengan morfem dasar yang diawai dengan fonem /p, b/ yang diikuti dengan luluhnya fonem awal bentuk dasarnya Contoh N- + pacek --- > macek N- + bedil --- > medil N- + pakpak --- > makpak N- + pelih + ang --- > melihang N- + pesu + ang --- > mesuang N- + beli --- > meli 2. Terdapat morf-morf dalam bentuk m- dan sebagai alomorf dari morfem {ma-} Morfem {ma-} akan berubah menjadi bentuk /m-/ jika morfem ma- melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem semivokal kerap kali vokal /e/ pada bentuk {ma} luluh atu hilang. Jika melekat pada morfem dasar yang berawal dengan fonem vokal Contohnya: Ma- + daar --- > madaar Ma- + adan --- > madan Ma- + wadah --- > mwadah Ma- + empug --- > mempug 3. Morfem pa- memilikii alomorf dalam bentuk pi- dipergunakan untuk makna menghaluskan. Contohnya: Pa- + keneh --- > pikeneh Pa- + anak --- > pianak Pa- + tulung --- > pitulung 4. Morfem a- akan mengalami perubahan bentuk menjadi -na jika dibubukhkan dengan morfem dasar yang berakhiran dengan fonem vokal Contohnya: Aba + -a --- > abana Pedidi + -a --- > pedidina Anggo + -a --- > anggona Gisi + - a --- > gisina 5. Morfem -ang kerap kali mengalami perubahan bentuk menjadi -nang atau yang jika dibubuhkan dengan bentuk dasar yang berakhiran dengan fonem vokal Contohnya Kaja + ang --- > kajanang Cenik + ang ---- > cenikang Gede + ang --- > gedenang Rasa + ang --- > rasayang Mati + ang --- > matiyang Gae + ang --- > gaenang Iri + ang --- > iriyang 6. Morfem -an kerap kali mengalami perubahan bentuk menjadi -nan apabila dibubuhkan dengan morfem dasar yang berakiran dengan fonem vokal Contohnya Kaja + an --- > kajanan Dawa + an --- > dawanan Mani + an --- > maninan 7. Morfem -in kerap kali mengalami perubahan bentuk menjadi -nin apabila dibubuhkan dengan morfem dasar yang berakhiran dengan fonem vokal Contohnya: Beli + in --- > belinin Isi + in --- > isinin 8. Morfem -e kerap kali mengalami perubahan bentuk menjadi -ne apabila dibubuhkan dengan morfem dasar yang berakhiran dengan fonem vokal Contohnya: Daki + -e --- > dakine Orta + - e --- > ortane Klambi + -e --- > klambine 9. Morfem -ne akan mengalami perubahan bentuk menjadi -nne apabila dibubuhkan dengan bentuk dasar yang berakhiran dengan fonem vokal Contohnya sepatu + -ne --- > sepatunne Gigi + -ne --- > giginne Baju + -ne --- > bajunne