Anda di halaman 1dari 19

UAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MADYA

Evi Yuliani Hertiana – 2002812


Kelas Reguler I B
Manajemen
Sekolah Pascasarjana Tahun 2020
Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si.
2. Dr. Yana Setiawan, S.Pd., M.M

1. Desain motivasi seperti apa yang dapat dikembangkan oleh perusahaan pariwisata
di Indonesia.
Jawab :
Pariwisata sebagai sebuah industri yang sangat bergantung pada keberadaan manusia.
Terwujudnya pariwisata merupakan interaksi dari manusia yang melakukan wisata yang
berperan sebagai konsumen yaitu pihak-pihak yang melakukan perjalanan
wisata/wisatawan dan manusia sebagai produsen yaitu pihak-pihak yang menawarkan
produk dan jasa wisata. Sehingga aspek manusia salah satunya berperan sebagai motor
penggerak bagi kelangsungan industri pariwisata di suatu negara.
Untuk mewujudkan sebuah iklim kerja yang bagus sehingga anggota terdorong untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien seorang manajer harus dapat
mengidentifikasi factor yang mempengaruhi motivasi serta cara untuk meningkatkan
motivasi kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi kerja.
Frederick Herzberg memperkenalkan suatu teori motivasi yang disebut teori Two-
Factor dimana ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi bekerja anggota. Factor
yang pertama disebut sebagai factor motivator yaitu apa yang disediakan oleh manajemen
yang mampu membuat karyawan senang, nyaman, dan tenang. Yang termasuk ke dalam
motivator adalah achievement, recognition, advancement, growth, working condition dan
work itself. Factor kedua, disebut sebagai Hygiene factor (Kesehatan lingkungan kerja)
yang terdiri atas gaji, kebijakan, perusahaan, supervisi, status relasi antar pekerja dan
personal life.
Untuk itu, gambaran desain motivasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan pariwisata
di Indonesia adalah :

1
a. Pengumuman pencapaian prestasi / target kinerja.
b. Pemberian penghargaan dan pengakuan atas prestasi kerja.
c. Memberikan reward untuk pengembangan diri dan promosi jabatan.
d. Mendelegasikan tugas Bersama dengan informasi tentang wewenang dan tanggung
jawab yang menyertainya.
e. Menyesuaikan karakteristik pekerjaan dengan karakteristik personil.
Dimasa pandemic ini motivasi sangat dibutuhkan oleh setiap karyawan, dengan
memberikan apresiasi atau empati kepada karyawan, ataupun karyawan kepada
pimpinannya. Sehingga dengan sikap saling menghargai akan terwujud sense of
belonging diantara individu dalam sebuah perusahaan, dengan meningkatnya rasa
memiliki maka kerja sama tim dan upaya pencapaian visi perusahaan dapat dilakukan
dengan optimal, hal ini akan berdampak pada keberlangsungan pariwisata di Indonesia.

2. Model kepemimpinan yang tepat dalam merespon pola bekerja dari rumah (work
for home).
Jawab :
Hal yang dibutuhkan oleh para pemimpin saat terjadi krisis bukanlah penanganan yang
telah terencana sebelumnya melainkan perilaku dan pola pikir yang dapat mencegah reaksi
yang berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan ke depan.
Menurut Burnes (2014), implementasi perubahan dalam skala organisasi membutuhkan
pemimpin transformasional yang mampu memobilisasi pengikut untuk secara sukarela
menerapkan perubahan (Hughes, Ginnet, dan Curphy 1999).
Oleh karena itu, model kepemimpinan yang tepat dalam merespon pola bekerja dari
rumah adalah model kepemimpinan transformasional dan Servant Leadership. Karena
keduanya penting bagi para pemimpin untuk menunjukkan rasa empati, selain itu seorang
pemimpin transformatif harus berani dan mau berubah. Keberanian ini sangat diperlukan
apalagi di masa new normal saat ini. Pemimpin transformasional bertindak atas sistem
nilai, bukan atas dasar kepentingan individu atau atas dasar kepentingan dan desakan
kroninya. Stakeholder harus didorong untuk bergerak atas sistem nilai. Orang bergerak
atas sistem nilai sangat tahan banting, lebih kuat dibandingkan mereka bergerak atas dasar
uang.
Terdapat lima praktik utama seni memimpin dari seorang pemimpin transformasional
menurut Kouzes dan Posner (2017).

2
a. Pemimpin haruslah seorang yang menjadi panutan. Ing ngarso sung tulodo. Untuk
itu pemimpin harus kredibel -dapat diandalkan dan dapat dipercaya.
b. Pemimpin harus bisa menginspirasi untuk terbentuknya visi bersama, khususnya
visi pada konteks Era Normal Baru. Pemimpin harus paham betul apa yang
dimaksudkan dengan Era Normal Baru.
c. Pemimpin harus berani menantang proses, keluar dari zona nyaman dan status
quo. Pemimpin secara rutin menantang tim untuk gigih mencari cara baru dan
berinovasi. Pemimpin mendorong anggota organisasi untuk bereksperimen, berani
mengambil risiko, dan terus belajar dari pengalaman.
d. pemimpin memampukan tim untuk bertindak. Pemimpin membentuk kolaborasi
dengan cara membangun rasa saling percaya dan hubungan yang baik dalam tim.
Pemimpin membangun keyakinan dan kompetensi setiap anggota tim melalui
pemberian kesempatan dan dukungan bagi tim dalam belajar menjalani Era Normal
Baru.
e. Pemimpin menyemangati jiwa dengan memberikan pengukuhan positif dalam
bentuk apresiasi untuk kinerja individu dan tim, saat berhasil menjalani Era Normal
Baru secara efektif yang dibuktikan dengan bertahannya atau bahkan bertumbuhnya
organisasi di Era Normal Baru.
Pemimpin yang tanggap krisis harus mampu menyatukan tim untuk mencapai satu
tujuan dan merumuskan pertanyaan yang perlu dikaji oleh tim. Oleh karena itu Konsep
Servant Leadership tepat dilakukan. Menurut Greenleaf, Servant Leadership adalah
seseorang yang menjadi pelayan lebih dahulu. Dimulai dari perasaan alami bahwa
seseorang yang ingin melayani, harus terlebih dulu melayani. Kemudian pilihan secara
sadar membawa seseorang untuk memimpin.Pemimpin terbaik dalam krisis akan
menunjukkan beberapa karakter. Salah satunya adalah sikap tenang yang diperhitungkan
atau “deliberate calm”, yaitu kemampuan untuk melepaskan diri dari situasi cemas dan
berpikir jernih tentang cara mengendalikan situasi tersebut. Ketenangan yang penuh
perhitungan ini sering ditemukan pada individu berpengalaman yang rendah hati namun
bukan berarti tidak berdaya. Karakter penting lainnya adalah sikap optimisme yang
realistis atau “bounded optimism” atau sikap percaya diri yang didasarkan oleh realita.
Jika di awal krisis para pemimpin sudah menunjukkan kepercayaan diri berlebihan
terhadap keadaan yang benar-benar sulit, mereka dapat kehilangan kredibilitasnya. Akan
lebih efektif jika para pemimpin menunjukkan optimisme bahwa organisasi akan
menemukan solusi dalam situasi sulit yang dihadapi, dan bahwa mereka menyadari

3
ketidakpastian yang diakibatkan oleh krisis serta upaya menghadapinya dengan
mengumpulkan lebih banyak informasi. Ketika krisis telah berlalu, sikap optimis akan
lebih bermanfaat dan tidak terbatas.
3. Program manajemen konflik yang tepat bagi persusahaan.
Jawab :
Adanya manajemen konflik dalam perusahaan memiliki banyak fungsi. Manajemen
konflik bisa meningkatkan kreatifitas dan kinerja para pekerja, mengembangkan
kemampuan karyawan, melatih kemampuan menyelesaikan konflik, hingga meningkatkan
rasa saling menghormati. Hal ini akan membangun perusahaan menuju lebih baik lagi.
Saat menetapkan manajemen konflik dalam perusahaan, ada strategi dan cara yang bisa
dilakukan agar proses manajemen konflik bisa tepat sasaran. Berikut ini adalah strategi
manajemen konflik perusahaan:
a. Pengenalan
Sebelum mengambil langkah atas apa yang perlu dilakukan, ada baiknya untuk
mengenali apa masalah yang sedang terjadi. Langkah ini diambil untuk mengenali akar
masalah yang terjadi jadi Anda bisa mendapatkan informasi seputar awal terjadinya
konflik.
b. Diagnosa
Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi, melakukan diagnosa perlu
dilakukan untuk mengetahui langkah apa yang perlu diambil untuk menyelesaikan
masalah. Diagnosa dilakukan agar langkah yang diambil sesuai dengan permasalahan
yang terjadi.
c. Menyepakati Solusi
Setelah diagnosa dilakukan, langkah selanjutnya adalah menyepakati solusi yang
diambil. Solusi yang diambil harus seimbang dan tidak berat sebelah. Jadi tidak ada
pihak yang merasa dirugikan satu sama lain. Agar tidak terjadi konflik yang berlanjut
lebih lama lagi.
d. Pelaksanaan
Solusi yang telah disepakati kemudian harus dilaksanakan bersama. Semua pihak yang
terlibat harus menyetujui dan tentu saja ikut melaksanakan solusi tersebut. Karena
sudah disepakati, maka pelaksanaan harus dilakukan bersama-sama untuk hasil yang
terbaik.
e. Evaluasi

4
Melakukan evaluasi bersama-sama setelah konflik selesai adalah salah satu strategi
manajemen konflik juga. Dengan adanya evaluasi, konflik-konflik serupa bisa
dihindari di masa depan. Sehingga tidak perlu lagi terjadi konflik dalam satu
perusahaan.
Berikut ini adalah tipe manajemen konflik yang bisa dilakukan oleh perusahaan:
• Accommodating
Accommodating dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai pendapat
pihak yang terlibat dengan konflik. Setelah itu, musyawarah akan dilakukan
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Dengan mengakomodasi pendapat
pihak yang terlibat, diharapkan keputusan yang diambil tidak berat sebelah.
• Avoiding
Menghindari konflik atau hal-hal yang bisa menyebabkan konflik bisa menjadi
salah satu cara manajemen konflik yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
• Compromising
Cara ini hampir mirip dengan accommodating tetapi ada sedikit perbedaan
yang diberikan. Jika accommodating mengumpulkan pendapat dari pihak yang
terkait konflik, compromising mengambil keputusan untuk jalan keluar yang
tetap menguntungkan kepentingan bersama.
• Collaborating
Collaborating adalah langkah yang diambil untuk menyelesaikan konflik
dengan cara berkolaborasi. Kolaborasi ini dilakukan untuk menyelesaikan
konflik dan tetap mementingkan kepentingan kedua pihak secara adil.
• Competing
Competing adalah cara mengelola konflik yang membuat pihak yang terkait
bersaing untuk memenangkan kepentingan masing-masing pihak. Dengan cara
ini, tentunya akan ada pihak yang kalah dan yang menang.
• Conglomeration
Conglomeration adalah cara menyelesaikan konflik bisnis dengan
menggabungkan 5 tipe manajemen konflik di atas. Cara ini memang
menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mencapai penyelesaian.
Dengan manajemen konflik yang dipersiapkan perusahaan kinerja karyawan dan
produktivitas akan lebih meningkat. Alasannya karena karyawan akan lebih leluasa

5
mengemukakan pendapat saat terjadi konflik sehingga perusahaan bisa mencari jalan
keluar yang sesuai dan baik untuk kedua belah pihak.
Pengembangan kemampuan karyawan juga akan semakin terasah. Salah satunya adalah
kemampuan berpikir logis, kreatif dan rasional dalam proses bisnis. Ini dikarenakan
konflik membuat karyawan harus berpikir tentang bagaimana cara agar permasalahan
bisa selesai tanpa merugikan banyak pihak.
Perusahaan juga akan memiliki lebih banyak karyawan yang memiliki kemampuan
penyelesaian konflik lebih banyak. Kemampuan ini akan sangat berguna bagi
perusahaan. Karyawan akan lebih terasah dalam menangani konflik dan mencari jalan
keluar atau solusi atas masalah yang terjadi.
Rahim (2002) membuat meta-model dalam tipe masalah yang bisa munucl di lingkungan
kerja berdasarkan 2 dimensi; yang berhubungan dengan diri sendiri dan yang
berhubungan dengan orang lain. Dalam framework ini terdapat 5 pendekatan yang dapat
dilakukan oleh manajemen yaitu:

1. Integrating: Kedua pihak terbuka, saling berbagi informasi, dan melihat perbedaan satu
sama lain untuk mencari alternatif jalan keluar yang dapat diterima oleh kedua belah
pihak
2. Obliging: Berusaha untuk mengurangi perbedaan dan menitik beratkan pada kesamaan
yang ada agar pihak yang memiliki masalah puas
3. Dominating: Berusaha keras dan habis-habisan untuk memenangkan satu pihak dan tidak
mengindahkan kebutuhan atau ekspektasi dari pihak lainnya
4. Avoiding: Tidak berusaha untuk memuaskan pihak manapun dan berharap agar masalah
bisa selesai dengan sendirinya atau menunggu intervensi sampai waktu yang tepat
5. Compromising: Kedua belah pihak saling berkorban untuk mencapai keputusan yang
dapat diterima oleh masing-masing pihak.

Berdasarkan pendekatan-pendakatan diatas, maka yang paling tepat untuk digunakan


dalam masa pandemi ini adalah Integrating. Dalam pola bekerja dari rumah, tingkat
stress pegawai sangatlah tinggi dikarenakan banyak distraksi yang mereka dapatkan.
Upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan moral karyawan sangatlah krusial
pada masa ini. Penting bagi manajemen untuk berusaha terbuka dalam menyelesaikan
masalah dan konflik yang muncul.dan mendengar semua sudut pandang agar karyawan
merasa dihargai dan didengar. Maka dari itu, pendekatan Integrating adalah pendekatan

6
yang paling tepat untuk melakukan manajemen konflik di masa pandemic dan work from
home.

4. Desain budaya kerja yang dapat dikembangkan perusahaan dalam merespon


kebijakan Social distancing dan Physical Distancing.
Jawab :

Strategi kebijakan Social Distancing ini dilakukan untuk setiap karyawan agar tetap dapat
berkarya secara optimal dalam menjalankan kebijakan tersebut dengan memperhitungkan
berbagai skenario Covid-19 termasuk budaya kerja atau budaya organisasi. Membangun
budaya organisasi perusahaan yang tangguh dan relevan dengan kondisi saat ini merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan kondisi
pandemi sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang cukup. Harapannya tetap unggul dan
mampu bersaing pada masa ketidakpastian yang tinggi.
Ada Lima karakteristik budaya organisasi perusahaan yang bisa digunakanuntuk
menganalisis agar perusahaan menjadi tegar menghadapi baik pada saat Covid-19 masih
berlangsung maupun pasca-covid-19, diantaranya:
1. Adanya Inovasi dan Pengambilan Resiko
Berinovasi dan bereksperimen dalam bekerja serta berani mengambil resiko merupakan
karakteristik pertama dari budaya organisasi perusahaan. Bersikap selalu inovatif dan
bereksperimen dalam bekerja khususnya terutama pada penyelesaian masalah yang
timbul di masa pandemic ini.
Tujuannya, agar perusahaantetap berinovasi dalam menghasilkan dan mendistribusikan
produk serta menata tatanan dalam berorganisasi dengan tetap mengutamakan kesehatan
dan keselamatan anggota-anggota organisasi atau karyawan, termasuk anggota
keluarganya di rumah. Hal ini perlu diperhatikan karena inovasi tidak akan terbentuk jika
karyawan atau anggota organisasi masih khawatir dengan kesehatan dan keselamatan diri
sendiri juga anggota keluarganya. Selain itu karyawan dituntut untuk berani dalam
mengambil resiko dengan berdasarkan pada perhitungan kerja yang tepat dan matang.
2. Memperhatikan secara mendetail
Karakteristik budaya organisasi perusahaan menuntut agar anggota organisasi diminta
fokus dan cermat dalam bekerja serta ketepatan dalam menganalisis hasil pekerjaan.
Selain itu perhatian pada hal-hal yang rinci dengan selalu teliti dan mendetail dalam
menganalisis, baik produk, proses dan juga pelanggan, karena prilaku pelanggan akan
berubah ketika muncul Covid-19. Perhatian secara mendetail ini, dalam masa pandemi

7
diperluas tidak hanya fokus pada hal yang dikerjakan dan juga pelanggan tetapi memberi
perhatian detail pada kesehatan dan keselamatan karyawan dengan memberikan bentuk
perhatian.
Bentuk perhatian ini bisa berupa pemberian informasi dari sumber-sumber terpercaya
sampai pada pemberian dukungan baik moril maupun materiil dan memberikan rasa
aman dan nyaman dalam situasi yang tidak pasti ini sehingga tidak terjadi kepanikan dan
ketakutan. Hal ini dilakukan karena perlu juga membangun kesehatan mental dan
emosional anggota organisasi, walaupun kerja dilakukan secara daring atau virtual.
3. Berorientasi pada kebermanfaatan
Fokus pada kebermanfaatan berbagai fihak dengan fokus pada hasil akhir pekerjaan
dengan harapan yang tinggi atas hasil akhir pekerjaan tersebut merupakan karakteristik
budaya organisasi yang ketiga. Akan tetapi di masa pandemi Covid-19 ini harapan yang
tinggi tidak hanya fokus pada hasil akhir pekerjaan tetapi juga kesehatan dan keselamatan
selama proses yang dilakukan. Untuk membantu hasil akhir yang tinggi, perlu adanya
suatu teknologi yang dapat mendukung dengan memasukkan alat kerja digital yang bisa
dilakukan dari jarak jauh, sehingga walaupun kebijakan WFH dilakukan, hasil akhir yang
tinggi tetap tercapai.
4. Berorientasi pada tim
Kegiatan kerja yang diorganisasikan dalam tim-tim bukan dalam individu-individu
dengan melakukan kolaborasi merupakan karakteristik budaya organisasi perusahaan
yang strategis. Berorientasi pada tim dalam segala hal termasuk pada tiap keputusan yang
diambil oleh organisasi harus melalui pertimbangan bahwa dampaknya harus positif
terhadap anggota dalam organisasi. Dalam masa pandemi seperti ini karyawan
hendaknya diberikan kepercayaan yang lebih besar agar kemandirian karyawan
terbangun. Selalu menjaga komunikasi dengan tim dan melakukan interaksi antar tim
dengan menyediakan fasilitas komunikasi yang lebih efektif.
Fungsi kontrol sosial dari budaya organisasi mampu mempengaruhi keputusan dan
perilaku karyawan. Cara yang efektif mengarahkan karyawan untuk mencapai tujuan
atau sasaran organisasi sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan melakukan
peninjauan ulang prioritas perusahaan ditengah kondisi pandemi ini. Selanjutnya
pastikan bahwa sasaran dan yang menjadi prioritas utama tersebut tersosialisasikan dan
dipahami oleh para karyawan hingga level yang paling bawah. Komunikasi yang sangat
intens dan jelas atas inisiatif-inisiatif brilian sangat dibutuhkan pada situasi seperti ini,

8
sehingga karyawan disamping merasa diperhatikan, juga akan termotivasi dengan
komunikasi intens seperti ini.
5. Bersifat agresif
Memiliki inisiatif dan adanya semangat berkompetisi dalam bekerja serta membuat
anggota bertindak agresif merupakan karakteristik terakhir dari budaya organisasi.
Dimasa pandemi Covid-19 ini tinjau kembali seluruh perspektif biaya, inventaris,
pertumbuhan, rencana, dan strategi dari sudut pandang yang berbeda. Evaluasi rencana
bisnis dengan menemukan hal-hal yang perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan
dalam menghadapi masa selama dan pasca pandemi. Terapkan strategi yang paling tepat
dengan selalu menghormati dan memperkuat hubungan dengan pelanggan agar target
pendapatan tetap tercapai dengan memberikan kepuasan pelanggan yang optimal.
Tujuannya keuntungan yang maksimal dapat diperoleh dengan selalu mengikuti protokol
kesehatan dan keselamatan baik di tempat kerja, di jalan maupun di rumah yang tidak
luput dari pantauan organisasi. Berdasarkan berbagai perubahan tatanan kehidupan baik
personal maupun usaha, maka hendaknya dengan segera membentuk budaya organisasi
baru yang sehat, bersih, nyaman, aman dan tetap menguntungkan.
Dengan demikian di masa pandemi Covid-19 perusahaan mampu bertahan hidup dan
menyesuaikan diri dalam pola hidup yang dipedomani protokol kesehatan yang dilakukan
untuk memutus mata rantai penyebaran sambil beraktivitas seperti biasa, sehingga keuntungan
tetap diraih walaupun ditengah ketidakpastian yang cukup tinggi.

5. Bagaimana desain kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat diterapkan


perusahaan.
Jawab :
Desain kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat diterapkan perusahaan antara lain :
1. Mengintegrasikan kesiapsiagaan darurat ke dalam sistem manajemen K3. Pendekatan
SMK3 memastikan bahwa:
a. Penerapan tindakan pencegahan dan perlindungan dilakukan dengan cara yang
efisien dan koheren;
b. Kebijakan terkait ditetapkan;
c. Komitmen dibuat;
d. Semua elemen tempat kerja untuk menilai bahaya dan risiko dipertimbangkan;
e. Manajemen serta pekerja terlibat dalam proses sesuai dengan tingkat tanggung
jawab mereka (ILO, 2011).

9
f. Memberikan informasi serta pelatihan yang relevan kepada semua anggota
organisasi, di semua tingkatan, termasuk pelatihan rutin dalam pencegahan darurat,
kesiapsiagaan dan prosedur tanggapan (ILO, 2001).
2. Mengendalikan risiko penularan. Oleh karena itu penilaian risiko penularan di tempat
kerja harus mempertimbangkan:
a. Probabilitas terkena penularan, dengan mempertimbangkan karakteristik penyakit
menular (yaitu, pola penularan) dan kemungkinan bahwa pekerja dapat bertemu
dengan orang yang menulari atau mungkin terpapar dengan lingkungan atau bahan
yang terkontaminasi (misalnya, sampel laboratorium, limbah) selama mereka
bertugas.
b. Keparahan dampak kesehatan yang dihasilkan, dengan mempertimbangkan faktor-
faktor yang memengaruhi individu (termasuk usia, penyakit yang sudah diderita
dan kondisi kesehatan), serta langkahlangkah yang tersedia untuk mengendalikan
dampak infeksi.
3. Mengatasi stres dan risiko psikososial dan kekerasan serta pelecehan. Dalam keadaan
darurat, orang mungkin bereaksi terhadap stres dengan berbagai cara. Perubahan
psikologis dapat mencakup peningkatan kecemasan, suasana hati pada tingkat yang
rendah, motivasi yang rendah dan pikiran gelisah atau depresi.
a. Komunikasi yang baik dan informasi terkini untuk memungkinkan pekerja merasa
telah diberikan informasi dan memberi mereka rasa dapat mengendalikan diri.
b. Tempat bagi pekerja untuk mengungkapkan persoalan dan mengajukan pertanyaan
tentang risiko kesehatan bagi diri mereka sendiri dan rekan kerja;
c. Sesi multi-disiplin untuk mengidentifikasi masalah, termasuk seputar
kesejahteraan pekerja dan bagaimana bekerja bersama terkait strategi untuk
menyelesaikan masalah;
d. Meninjau budaya organisasi dan kepekaan terhadap orang lain, mengingat keluarga
dari pekerja lokal dapat terdampak oleh wabah;
e. Daftar periksa untuk menilai dan memahami kekuatan, kelemahan dan
keterbatasan pribadi, termasuk mengenali tanda-tanda stres dan kelelahan dalam
diri mereka dan orang lain;
f. Langkah-langkah K3 harus diterapkan untuk mencegah dan mengurangi risiko
psikososial, termasuk kekerasan dan pelecehan, serta untuk meningkatkan
kesehatan mental dan kesejahteraan, di samping mencegah risiko dampak jangka

10
panjang pada kesejahteraan pekerja. Sistem saling mendukung untuk memberikan
dukungan psikologis dan memantau stres serta kelelahan;
g. Aturan tentang periode istirahat demi memastikan istirahat yang cukup selama hari
kerja;
h. Kesempatan untuk meningkatkan kesehatan fisik, termasuk olahraga dan
mendorong pekerja untuk mempertahankan kebiasaan makan yang sehat;
i. Dukungan psikologis bagi pekerja agar dapat mencurahkan rasa tentang ketakutan
dan kekhawatirannya dengan dirahasiakan;
j. Panutan di mana para manajer dapat menjadi contoh dan teladan bagi pekerja di
bawah pengawasan mereka dan mempraktikkan cara-cara yang menunjukkan
bagaimana mengurangi stres;
k. Kampanye untuk mengurangi stigma, mengatasi pengucilan terhadap pekerja
kesehatan yang diakibatkan oleh ketakutan publik yang berlebihan terhadap
penularan atau kontaminasi, serta mendorong masyarakat untuk menghargai peran
laki-laki dan perempuan yang memerangi epidemi ini di garis depan untuk
memberikan rasa bangga dan penghargaan atas sumbangsih mereka selama ini;
l. Penggunaan teknik humor dan partisipatif yang dapat mempromosikan dialog,
solusi inovatif dan perubahan sikap yang positif
m. Perusahaan untuk mengijinkan para pekerjanya tidak berangkat ke kantor dan
tinggal di rumah apabila sakit.
n. Mintalah ia meninggalkan pekerjaan sementara waktu untuk memulihkan
kesehatannya hingga benar-benar pulih.
o. Apabila karyawan diketahui baru memiliki gejala covid19 berupa batuk dan sesak
napas, ada baiknya untuk segera merekomendasikan karyawan tersebut melakukan
pemeriksaan kesehatan.
p. Berikan arahan kepada para supervisor perusahaan untuk tidak bereaksi berlebihan
terhadap situasi tempat kerja yang berpotensi terjangkit COVID-19. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kepanikan di antara karyawan lainnya.
q. Berikan seruan kepada para pekerja untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan
air. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbahan dasar
alkohol. Tempelkan poster cara mencuci tangan dengan benar pada wastafel kamar
mandi, dan bagian lain di kantor.
r. Berikan seruan kepada para pekerja untuk menghindari menyentuh mata, hidung,
dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.

11
s. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit. .
t. Pastikan bahwa karyawan memiliki fasilitas yang cukup untuk mencuci tangan,
termasuk air hangat dan sabun, dan jadwal pembersihan/ penahanan pihak ketiga
dipercepat.
u. Lakukan teleconference sebagai pengganti pertemuan secara langsung jika
tersedia.
v. Terapkan 3-M ( memakai masker, menjaga jarak atau menjauhi kerumunan dan
mencuci tangan menggunakan sabun & air mengalir ).

6. Model komunikasi yang tepat bagi perusahaan.


Jawab :
Menanggapi berbagai persoalan yang timbul akibat pandemi Covid-19 ini, komunikasi
publik menjadi pilihan terbaik dalam proses interaksi sosial yang harus tetap berjalan di
tengah pandemi. Menyikapi hal tersebut, komunikasi massa yang efektif dapat menjadikan
salah satu bentuk proteksi dalam hal upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap
semakin menyebarnya virus Corona tersebut. Penanganan Covid-19 dan peran komunikasi
massa, menjadi dua hal yang menjadi dalam satu bagian penting sebagaimana teori
Muhammad, bahwasanya komunikasi berperan dalam segala aspek kehidupan. Termasuk
dalam hal menjalin interaksi yang berhubungan dengan masyarakat luas mengenai
pemberitaan maupun informasi-informasi mengenai Pandemi Covid-19 ini. Sehingga,
stakeholder terkait dalam memangani Covid-19 harus memberikan informasi-informasi
yang jelas dan mudah dipahami masyarakat luas.

Perusahaan perlu melakukan transformasi digital untuk menangkap tren digitalilsasi di


tengah masa pandemi. Hal ini terutama berlaku bagi perusahaan pada sektor-sektor yang
aktivitas usahanya banyak melibatkan kontak langsung dengan konsumen. Selain
melakukan transformasi digital, perusahaan juga memiliki pekerjaan rumah untuk
meyakinkan konsumen bahwa perusahan yang bersangkutan telah mengikuti dan
menerapkan protokol kesehatan pencegahan corona dalam melakukan kegiatan usaha.
Strategi ini perlu dilakukan dalam dua tingkatan, yakni melalui komunikasi intens
kepada konsumen via platform digital seperti sosial media dan lain-lain, serta melalui
pengalaman yang diberikan ketika konsumen mengonsumsi produk barang ataupun jasa
secara langsung.

12
Saat ini, prioritas utama adalah safety dan higienitasnya dulu, jadi artinya kalau
misalnya konsumen ingin berpergian, maka yang pertama dilihat adalah apakah fasilitator
atau destinasi yang di inginkannya sudah mengikuti protokol kesehatan atau tidak.

7. Desain program kesejahteraan SDM bagi perusahaan


Jawab :
Pandemi Covid-19 serta adanya penerapan pola work from home memberi dampak
sangat besar bagi suatu perusahaan sehingga mengharuskan seorang pemimpin untuk
membuat keputusan ataupun kebijakan secara responsive dan tepat sasaran. Covid-19
mengacam adanya krisis ekonomi yang terjadi secara signifkan terutama yang dapat
mengakibatkan kelumpuhan pada sektor – sektor ekonomi. Dalam menghadapi kondisi
seperti ini, tentunya sangat mempengaruhi psikis dan mental seseorang yang cenderung
lebih emosional.
Peran manager sangat dominan dalam situasi ini untuk menyikapi kebijakan yang harus
diciptakan perusahaan agar tetap survive ditengah kondisi yang tidak stabil dan menjaga
suasana hati karyawan agar tetap kondusif. Suasana hati yang tidak kondusif serta
emosional yang tinggi akibat krisis yang dialami dibalik dampak covid-19 merupakan hal
yang dialami mayoritas karyawan di seluruh dunia.
Sebagai pemimpin yang memimpin dengan hati dan menggunakan akal sehat harus
menyelaraskan antara pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan. Tidak selamanya
keputusan terbaik diperoleh dari hasil pemikiran yang logis tanpa melibatkan emosi atau
penilaian subjektif. Namun, keputusan terbaik diperoleh berdasarkan pemikiran yang logis
atas intuisi yang muncul dan menimbulkan keyakinan Dalam penerapan pola work from
home, mengelola emosi dan suasana hati karyawan selama situasi krisis sangat penting
untuk menjaga keharmonisan perusahaan dan tingkat produktiftas karyawan. Seorang
pemimpin harus menjamin kesejahteraan karyawan, tidak hanya mengutamakan
kepentingan pribadinya agar tercipta suasana yang menyenangkan dalam bekerja. Seorang
pemimpin yang demokratis yaitu seseorang yang mampu mendengarkan suara hati
karyawannya, menyinkronkan antara kepentingan dan tujuan, mengutamakan kerjasama
dalam pencapaian tujuan, terbuka terhadap kritik, serta mau menerima saran dan pendapat
dari orang lain. Saling transparan dan memupuk rasa kepercayaan dapat melahirkan
sebuah teamwork yang solid.
Selain itu, jaminan kesehatan dan fasilitas bagi karyawan selama penerapan pola work
from home juga sangat penting untuk diperhatikan. Sebagai seorang pemimpin harus

13
menjamin kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan para karyawan agar dapat bekerja
secara optimal dan tetap produktif walaupun bekerja dari rumah.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola program
kesejahteraan SDM :
1. Mengutamakan Komunikasi
Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang mau mendengarkan keluh kesah para
karyawannya dan memberikan solusi. Mengelola suasana hati karyawan yang
pertama dengan memberi pemahaman tentang krisis yang terjadi akibat covid-19.
Memberi informasi tentang keadaan perusahaan saat ini kepada para karyawan
secara transparan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman. Selain itu, pemimpin
wajib menjelaskan mekanisme mengenai pola work from home.
2. Jaminan Kesehatan
3. Jaminan fasilitas pada pola Work From Home
4. Memberi kepercayaan kepada karyawan
5. Memberi alat perlindungan Kesehatan
Membuat kebijakan tantang jaminan alat perlindungan kesehatan dengan memberi
masker, hand sanitizer, dan penyemprotan disinfektan di seluruh area perusahaan
sebagai pencegahan penyebaran covid-19 dan untuk menjamin kesehatan serta
kenyamanan para karyawan dalam bekerja. Dengan adanya alat perlindungan
kesehatan dapat mengantisipasi kecemasan karyawan akibat virus Corona.
6. Pemeriksaan kesehatan secara gratis untuk karyawan
Kesehatan menjadi aset yang paling penting di tengah wabah covid-19 saat ini.
Perusahaan dapat memberikan pemeriksaan secara gratis seperti tes kesehatan
dengan cara bekerjasama dengan suatu lembaga kesehatan. Dengan langkah ini
diharapkan mampu mengetahui kondisi kesehatan karyawan dan mengantisipasi
penularan virus Corona. Secara tidak langsung hal ini memberikan suatu kepuasan
terhadap karyawan sehingga suasana hati dan emosional mereka lebih
terkondisikan.
7. Pemberian nutrisi untuk karyawan
Nutrisi merupakan kebutuhan yang penting dalam situasi wabah COVID-19 saat ini
untuk menambah imunitas tubuh agar tidak mudah terserang oleh virus. Sebagai
contoh nutrisi yaitu telur, madu, susu, dan vitamin yang dapat diberikan perusahaan
terhadap para karyawan agar terjamin kesejahteraannya di sektor pemenuhan
kebutuhan nutrisi tubuh.

14
8. Jaminan Fasilitas Pada Pola Work From Home
Ada beberapa sisi positif akibat penerapan pola work from home, yang pertama
yaitu lebih efsien dari segi waktu dan biaya. Dengan penerapan WFH seorang
pekerja tidak perlu menghabiskan waktu untuk bepergian ke kantor, sehingga waktu
kerja lebih optimal dan tidak membutuhkan biaya transportasi untuk pergi ke
kantor. Selain itu, bekerja dari rumah tidak mengharuskan seseorang untuk
berpenampilan secara formal, sehingga lebih nyaman. Dengan bekerja dari rumah
juga lebih mendukung work/life balance.
Untuk dapat mengimplementasikan work from home secara efektif, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin dalam mengkondisikan para
karyawannya. Diantaranya yaitu menyiapkan fasilitas penunjang untuk bekerja dari
rumah. Salah satu penyebab adanya karyawan yang lebih memilih bekerja di kantor
dalam kondisi yang darurat ini yaitu kenyamanan karena tersedia berbagai fasilitas
seperti AC, akses internet yang lancar, computer, dan fasilitas pendukung lainnya
dalam bekerja. Sebagai seorang pemimpin, harus mengusahakan dengan maksimal
agar para karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan tetap produktif demi
kelancaran pola work from home. Misalnya dengan mengeluarkan kebijakan
penanggungan biaya jaringan internet yang sangat krusial dengan kelancaran WFH
karena hampir seluruh aktivitas dilakukan secara online. Alat bekerja seperti laptop
atau computer juga perlu dipertimbangan demi produktiftas karyawan dan fasilitas
pendukung lainnya sesuai dengan tugas karyawan tersebut agar karyawan tidak
merasa terbebani selama menjalankan pola work from home.

8. Strategi program retensi yang dapat dilakukan perusahaan.


Jawab :
Strategi program retensi yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada masa
pandemi covid-19 :
1. Caring
Berikan waktu lebih untuk memberikan perhatian kepada mereka. Dengarkan
kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan pekerjaan di tengah kondisi yang
terbatas. Jika mereka kerja dari rumah, sediakan alat dan kelengkapan kantor untuk
membantunya bekerja lebih mudah seperti pulsa untuk komunikasi, laptop yang
baterainya sudah diperbarui, dsb.
2. Reassurance

15
Pada masa pandemi seperti saat ini, mulai dari manajemen hingga lapisan karyawan
paling bawah akan merasakan kekhawatiran akan kondisi yang tidak menentu.
Berita bahwa pemberhentian karyawan serentak yang banyak terjadi akan semakin
membuat karyawan nervous. Tantangan pertama kepada perusahaan dalam situasi
seperti ini adalah dapat memberikan informasi yang meyakinkan kepada karyawan
mengenai perkembangan situasi di perusahaan dan menjaga agar komunikasi tetap
terjaga secara kekeluargaan.
3. Responsibility
Tunjukkan kepada karyawan terbaik perusahaan bahwa perusahaan memercayai
kemampuan mereka dalam beramanah. Memberikan tanggung jawab lebih kepada
karyawan akan membuat karyawan tersebut merasa kemampuannya dipercaya oleh
perusahaan sehingga secara psikis akan membuat karyawan tetap termotivasi untuk
selalu memberikan performa lebih baik. Ini juga merupakan bentuk dalam
memberikan support yang dibutuhkan karyawan dalam mengembangkan
diri. Karyawan yang merasa dipercaya oleh perusahaan dan memiliki banyak
kesempatan untuk berkembang pastinya akan semakin loyal terhadap perusahaan.
4. Benefit
Menambahkan atau memberikan bentuk benefit yang lebih baik untuk karyawan
merupakan cara yang paling umum untuk meningkatkan motivasi karyawan.
Berkompetisilah untuk memberikan model benefit yang lebih baik dan kreatif untuk
karyawan terbaik, karena kompetitor perusahaan bisa jadi sedang menawarkan
benefit yang lebih baik untuknya daripada yang sudah diberikan sekarang. Misalnya
bekerja sama dengan penyedia guest house dimana perusahaan dapat
menyelenggarakan berbagai event kantor di sana dengan potongan harga yang baik,
dan memberikan staycation voucher untuk akhir pekan.
5. Tonjolkan Apresiasi dan Penghargaan
Biasakan menunjukkan bentuk apresiasi kepada seluruh bentuk jasa anggota dan
memberikan rewards kepada karyawan yang berhak adalah cara paling costless
yang bisa dicoba. Tentu saja untuk merasakan hasilnya akan membutuhkan waktu
yang cukup lama karena ini adalah bentuk penciptaan budaya kerja yang baik.
Pemberian apresiasi yang paling sederhana bisa dilakukan dengan memberikan
perhatian menyeluruh kepada anggota atau rekan kerja ketika sedang berdiskusi.
Terlepas dari seberapa penting inti diskusi tersebut, dengan memberikan perhatian

16
sepenuhnya menunjukkan bahwa perusahaan menghargai waktu, usaha,
dan willingness dari rekan kerja atau pun karyawan perusahaan.
6. Perhatian Besar pada Perkembangan Karyawan
Investasikan perhatian yang luar biasa kepada perkembangan potensi karyawan-
karyawan perusahaan. Khususnya karyawan yang memperlihatkan potensi besar
untuk berkembang dan berkontribusi kepada goal perusahaan. Pastikan perusahaan
memiliki program training maupun Q&A rutin untuk memberikan pengarahan
terhadap pengembangan kemampuan karyawan.
7. Lingkungan yang Nyaman
Working space yang bersih dan ‘tidak menyesakkan’ akan lebih mudah
menyeimbangkan tingkat stress yang dirasa karyawan saat bekerja. Ciptakanlah
lingkungan kerja yang nyaman dengan menyesuaikan kapasitas perusahaan,
karakter karyawan, dan value perusahaan. Gunakan furnitur yang
ergonomis, pantry yang cukup ruang untuk menyimpan dan membuat minuman
favorit karyawan, atau lounge untuk coffee break.
8. Motivasi dan Kompetisi Sehat
Manusia selalu ingin tumbuh dan berkembang, mencapai target setinggi mungkin.
Berikan mereka alasan dan motivasi untuk melakukannya. Buatlah
serangkaian event untuk menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif dan
mampu mengeluarkan potensi yang ada di dalam diri karyawan

9. Bagaimana dampak pemutusan hubungan kerja: bagi organisasi dan individu


merespon Covid-19 bagi perusahaan.
Jawab :
• Dampak Pemutusan Hubungan Kerja Bagi Perusahaan
Dampak PHK bagi perusahaan saat pandemi COVID-19 memberikan efek besar
bagi perekonomian Indonesia. Beberapa dampak yang dirasakan perusahaan seperti
gerak bisnis menjadi lebih lambat hingga penurunan pendapatan. Dampak yang
sangat besar tersebut kemudian membuat arah kebijakan perusahaan berubah.
Belum lagi melakukan rekrutmen karyawan baru juga butuh biaya yang tidak
sedikit dan perusahaan tidak perlu kesulitan untuk memulai lagi ke tingkat produksi
normal. Perusahaan juga harus siap dengan konsekuensi pembayaran kompensasi
maksimal sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja, alih-alih
mengurangi beban, justru harus membayar.

17
• Dampak Pemutusan Hubungan Kerja Bagi Individu atau Karyawan
Kerugian yang dialami oleh karyawan diantaranya yaitu tidak memiliki penghasilan
untuk menghidupi keluarga, menganggur dalam jangka waktu lama, hubungan
dengan teman kerja terputus, rasa percaya diri berkurang karena menganggur terlalu
lama, serta harus berusaha mencari pekerjaan baru. Dari sisi psikologi, setidaknya
terdapat empat akibat yang bisa dirasakan karyawan karena PHK :
1) Fungsi Diri yang Terganggu
2) Identitas dan Tingkat Kepercayaan Diri Terganggu
3) Hilangnya Rasa Nyaman
4) Kehilangan Koneksi Sosial

10. Jika perusahaan terpaksa harus melakukan pemutusan hubungan kerja, strategi
apa yang tepat untuk pemutusan hubungan kerja diperusahaan.
Jawab :
Sehubungan dengan pemecatan bersama, Konvensi No. 158 menetapkan bahwa pemberi
kerja yang mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja karena alasan ekonomi harus
memberikan informasi yang relevan kepada perwakilan pekerja (termasuk alasan
pemutusan yang dipikirkan, jumlah dan kategori pekerja yang kemungkinan akan terkena
PHK dan periode selama pemutusan hubungan kerja yang akan dilakukan) dan
memberikan, sesuai dengan hukum dan praktik nasional, kepada perwakilan pekerja yang
bersangkutan, sedini mungkin, kesempatan untuk melakukan konsultasi mengenai
langkah-langkah yang harus diambil demi mencegah atau meminimalkan pemutusan
hubungan kerja dan langkah-langkah yang dapat mengurangi dampak buruk dari
pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja terkait, seperti misalnya menemukan
pekerjaan alternatif.

Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam pemutusan hubungan kerja
di perusahaan :

1. Mengikuti Prosedur PHK


Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK sejatinya memiliki prosedur
yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Proses PHK juga harus berdasarkan etika
atau golden rules dan juga dilakukan dengan komunikasi dua arah.
2. Kompensasi untuk Karyawan yang Terkena PHK

18
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjelaskan alasan PHK karyawan serta
kompensasi yang akan diterima oleh karyawan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Prosedur PHK harus berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dan
karyawan. Kasus PHK terjadi biasanya dimulai dari pihak perusahaan. Sebenarnya,
karyawan pun juga boleh mengajukan PHK jika perusahaan yang bersangkutan
melakukan sejumlah pelanggaran. Misalnya saka tindakan penghinaan secara kasar,
penganiayaan, ancaman hingga pembayaran upah yang tidak tepat selama tiga
bulan berturut-turut.
3. Pentingnya Dokumen Pendukung dalam prosedur PHK
Dalam menyiapkan proses atau tahapan PHK karyawan, sebaiknya perusahaan
memiliki dokumen atau data pendukung. Dokumen tersebut berisi tentang faktor
alasan atau penyebab perlunya melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan

19

Anda mungkin juga menyukai