Anda di halaman 1dari 10

Nama : Sabrina Aulia Lestari

Nim : 11200110000115

Kelas/Prodi : PAI 1D

Mata Kuliah : Sosiologi & Antropologi

A. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu,
tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada
kehidupan kolektif. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang karena tuntutan
kebutuhan dan pengaruh keyakinan, pikiran serta ambisi tertentu dipersatukan dalam
kehidupan kolektif. Masyarakat merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan
antara satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan.
kriteria-kriteria interaksi antar manusia sebagai berikut:

1. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu.

2. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.

3. Ada dimensi waktu (lampau, kini, dan mendatang) yang menentukan


sifataksi yang sedang berlangsung.

4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak nya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan pengamat.

Masyarakat terjelma bukan karena keberadaannya di satu saat dalam


perjalanan waktu. Masyarakat ada setiap saat dari masa lalu ke masa
mendatang. Masyarakat warga yang pertama adalah keluarga, lalu menjadi
komunitas warga, meningkat menjadi masyarakat politik dan berujung pada
terbentuknya institusi formal negara. Masyarakat warga seperti roda putar
hamster di mana individu terlibat dalam sirkuit tak berujung mengejar
kekayaan dan penghargaan yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
B. PengertianKelompokSosial dan Tipenya

Kelompok Sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama


akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Berbagai tipe kelompok social dalam
masyarakat dapat diklasifikasikan kedalam tipe-tipe tertentu, sebagai berikut:

1. Kelompok Sosial Menurut Terbentuknya


Menurut proses terbentuknya kelompok social dibedakan menjadi sebagaiberikut:
 Kelompok Semu
Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang bersifat sementara.
Kelompok social ini tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis dan aturan.
Ciri-ciri kelompok semu sebagai berikut:
 Tidak direncanakan karena terjadi secaras pontan.
 Tidak terorganisasi sehingga tidak terstruktur.
 Tidak ada interaksi, interelasi dan komunikasi yang berlangsung lama.
 Tidak ada kesadaran kelompok.
 Kehadirannya bersifat sementara.

Kelompok semu dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Kerumunan (crowd)
2) Publik
3) Massa
2. Kelompok Nyata
Bentuk-bentuk kelompok social nyata sebagai berikut:
1) Kelompok Statistik, merupakan kelompok dalam arti analitis saja.
2) Kelompok Kemasyarakatan, merupakan kelompok yang di dalamnya
terdapat persamaan kepentingan pribadi di antara para anggotanya tetapi
kepentingan tersebut bukanlah kepentingan bersama.
3) Kelompok Sosial, yaitu kelompok social sering kali terjadi karena ikatan
pekerjaan, usia, jenis kelamin, tempat tinggal dan sebagainya.
4) Kelompok Asosiasi, mempunyai bentuk yang tetap.
2. Kelompok Sosial Menurut Ikatannya
Kelompok ini didasarkan atas keeratan ikatan antar anggotanya. Ferdinand
Tonnies (dalam Soerjono Soekanto, 402:2005) membagi kelompok ini menjadi
dua yaitu gemeinschaft dan gesselschaft. Kedua kelompo kini oleh Djojoguno
kemudian dikenalkan dengan istilah paguyuban dan patembayan sebagai berikut.
1. Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban pada dasarnya merupakan kelompok sosial yang terjadi karena
ikatan darah (garis keturunan) misalnya perkawinan, kerabat, suku bangsa, dan
sebagainya.
2. Patembayan (gesselschaft )
Patembayan merupakan kelompok sosial yang termasuk atas dasar
kepentingan tertentu.

3. Kelompok Sosial Menurut Kualitas Hubungan Antar Anggota (Cooley)

1. Kelompok Primer, yaitu merupakan suatu kelompok yang hubungan antar


anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal.
Contoh: keluarga, kelompok sahabat, dan temen sepermainan.
2. Kelompok Sekunder, yaitu merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal,
impersonal, dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh: sekolah, PGRI

4. Kelompok Sosial MenurutPencapaianTujuan

1. Kelompok Formal, yaitu merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan


dan tugas dengan sengaja yang dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh: Partai Politik, Lembaga Pendidikan.
2. Kelompok Informal, yaitu merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena
pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan yang sama.
Contoh: anggota OSIS.

5. Kelompok Sosial Menurut K. Merthon

1. Membership Group, yaitu merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara
fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh: anggota OSIS.

2. Reference Group, yaitu merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi
seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya
sesuai dengan kelompok acuan tersebut. Contoh: anggota ABRI.
6. Kelompok Sosial Menurut Sudut Pandang Individu (WG Summer)

1. In Group, yaitu merupakan kelompok social tempat individu mengidentifikasikan


diri.
2. Out Group, yaitu merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan in group.

7. Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang
berasal dari Bahasa Inggris yaitu culture dan Bahasa Latin cultura. Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi.

8. Unsur-Unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

a. Alat-alat teknologi.

b. Sistem ekonomi.

c. Keluarga.

d. Kekuasaan politik.

2. Bronislaw Malinowski mengatakan 4 unsur pokok kebudayaan meliputi:

a.Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.

b. Organisasi ekonomi.

c. Alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga


adalah lembaga pendidikan utama).

d. Organisasi kekuatan (politik).


3. C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal
categories of culture) yaitu:

a. Bahasa.

b. Sistem pengetahuan.

c. Sistem teknologi, dan peralatan.

d. kesenian.

e. Sistem mata pencarian hidup.

f. Sistem religi.

g. Sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan.

4. Ahli antropologi Clyde Kay Maben Kluckhohn menyimpulkan adanya unsur-unsur


besar dalam kebudayaan yang disebut unsur kultural universal (Universal Categories of
Cultures). Ketujuh unsur budaya universal tersebut meliputi:

a. Sistem Bahasa.

b. Sistem pengetahuan.

c. Sistem organisasi kemasyarakatan.

d. Sistem teknologi.

e. Sistem ekonomi.

f. Sistem religi.

g. Sistem kesenian.

9. Karakter Kebudayaan

Karakteristik kebudayaan sendiri merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, dapat


ditukar dan dapat berubah, itu terjadi ‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antar manusia atau
antar masyarakat dalam bentuk komunikasi antarpribadi maupun antarkelompok budaya yang
terus menerus.
Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh kebudayaan, antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama,
diperoleh melalui belajar, bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan
universal. Dan dibawah ini merupakan penjelasan dari beberapa karakteristik kebudayaan:

1. Culture is an adaptive mechanism (Adaptif)


Artinya, suatu kebudayaan adalah mekanisme dalam mempertahankan pola kehidupan
manusia. Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri.
2. Culture is learned (Dipelajari)
Artinya, bahwa kebudayaan didapat dari proses pembelajaran untuk berbudaya, karena
secara naluriah saja manusia akan hidup tanpa sebuah kebudayaan.
3. Cultures change (Berubah)

Artinya, bahwa kebudayaan berkembang sesuai dengan berjalanya waktu dan dinamis
setiap saat, tergantung waktu dan tempat berlangsungnya kebudayaan.

4. People usually are not aware of their culture (Tidak disadari oleh masyarakatnya)

Artinya, bahwa kebudayaan berkembang dan dinamis setiap saat, tergantung waktu dan
tempat berlangsungnya kebudayaan.

5. We do not know all of our own country (Tidak diketahui secara keseluruhan)

Artinya, bahwa semua masyarakat tidak ada yang mengetahui secara keseluruhan suatu
kebudayaan yang ada dalam lingkup daerahnya, hanya saja yang diketahui berupa
fakta-fakta sosial.

6. Culture gives us a range of permissible behavior patterns (Memberikan dan membatasi


pola tingkah laku)

Artinya, bahwa kebudayaan memberikan jarak dalam interaksi dan membatasi pola
tingkah laku masyarakatnya.

7. Cultures no longer exist in isolation (Tidak bertahan lama disuatu daerah terpencil)

Artinya kebudayaan tidak akan bertahan lama dalam suatu wilayah atau daerah
terpencil.

8. Culture is shared (Dibagikan)


Artinya, bahwa suatu kebudayaan merupakan kumpulan prinsip dan keyakinan baik,
sehingga manusia tersebut akan berusaha melestarikan dengan cara menyebarkan ke
manusia lain.

10. Hubungan Kebudayaan dan Masyarakat

Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak


masyarakat. Jadi antara manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki
hubungan yang sangat erat. Tidak mungkin keduanya dipisahkan.

Ada manusia , maka ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan kalau tidak ada
pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, karena
semua pasti akan menemui ajal. Maka untuk melangsungkan atau melestarikan kebudayaan,
pendukungnya harus merupakan kesinambungan dari satu keturunan ke keturunan lainnya.

Pengelompokan orang-oranga yang sengaja dibentuk itu disertai aturan-aturan tertentu


mengenai hubungan anggota satu dengan yang lain, misalnya pembagian kerja, aturan, tata
tertib, dan sebagainya. Persekutuan terkecil antara laki-laki dan perempuan merupakan arti
secara singkat dari sebuah keluarga yang kemudian membentuk persekutuan dalam skala
yang lebih besar atau luas yang disebut masyarakat.

Cukuplah ia belajar mendengarkan kata-kata yang terbungkus dalam sebuah bahasa orang
lain. Ditambah lagi dengan pengalaman-pengalaman sendiri, maka semakin luaslah
pengetahuan yang menjadi milik manusia itu. Tetapi, perlu diingat, bahwa kemampuan
manusia itu terbatas yang menyebabkan tidak dapat mendukung seluruh kepandaian yang
menjadi milik bersama itu.

11. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat

1. Kebudayaan berfungsi untuk menjadi pedoman hidup berperilaku. Hal ini diwujudkan
dalam bentuk nilai, norma, ataupun hukum.

2. Kebudayaan juga berfungsi sebagai alat atau media yang membantu hidup manusia,
yang diwujudkan dalam penciptaan teknologi.

3. Kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi
masyarakat.
4. Budaya dalam masyarakat berfungsi sebagai identitas. Maksudnya, adanya budaya
adalah identitas yang menunjukkan peradaban suatu masyarakat atau sebuah Negara.

5. Sebagai media komunikasi. Dalam budaya terdapat unsur bahasa, baik berupa bahasa
lisan maupun tulisan, yang merupakan sarana komunikasi bagi manusia.

6. Fungsi budaya selanjutnya adalah sebagai batas. Maksudnya, budaya menjadi penentu
batas-batas yang menciptakan adanya perbedaan antara kelompok masyarakat atau
bangsa satu dengan kelompok atau bangsa lain.

12. Definisi Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang


tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang
ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan
politik yang dianut mereka.

13. Peran Multikulturalisme dan Permasalahan dalam Pendidikan

Pendidikan Multikultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian


didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial, ras,
suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah
keberagaman budaya.

Peran Pendidikan Multikultural :

1. Pendidikan Multikultural sebagai Pengembang Kurikulum

2. Pendidikan Multikultural sebagai Solusi Ancaman Keberagaman

3. Pendidikan Multikultural sebagai Penanaman Moral

Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia masih mengalami berbagai


hambatan atau problem. Problem pendidikan multikultural di Indonesia memiliki keunikan
yang tidak sama dengan problem yang dihadapi oleh negara lain. Keunikan faktor-faktor
geografis, demografi, sejarah dan kemajuan sosial ekonomi dapat menjadi pemicu munculnya
problem pendidikan multikultural di Indonesia.

Problem Pendidikan Multikultural di Indonesia :


• Keragaman Identitas Budaya Daerah.

• Pergeseran Kekuasaan dari Pusat ke Daerah.

• Kurang Kokohnya Nasionalisme.

• Fanatisme Sempit.

• Konflik Kesatuan Nasional dan Multikultural.

• Kesejahteraan Ekonomi yang Tidak Merata.

• Keberpihakan yang salah dari media massa, khususnya televisi swasta dalam
memberitakan peristiwa.

Anda mungkin juga menyukai