Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada
mata kuliah “Ilmu Sosiologi dan Antropologi”
Dosen Pengampu:
Cut Dhien Nourwahida M.A.
Disusun oleh:
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah,
Penulis mengakui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untukmemberikan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Perkembangan Sejarah Ilmu Antropologi
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sosioliogi antropologi pendidikan di Indonesia awalnya hanya
sebagai ilmu pembantu, tetapi sekarang menjadi ilmu yang penting, di Indonesia sosiologi
dan antropologi merupakan ilmu yang masih baru, mempelajari sosiologi dan antropologi
memiliki banyak manfaat serta meningkatkan peradaban baik dalam masyarakat maupun
bangsa. Manusia adalah mahkluk sosial yang memerlukan kerja sama antara satu dengan
yang lain. Pengetahuan adalah upaya seseorang yang bersifat benar, sedangkan ilmu
adalah usaha mencari kebenaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya ilmu antropologi?
C. Tujuan
1. Memahami sejarah perkembangan ilmu antropologi.
D. Manfaat Penulisan
Maanfaat dari penulisan makalah ini, yakni menambah ilmu pengetahuan terkait
dengan sejarah ilmu antropologi. Semoga makalah ini dapat membuka mata dan pikiran
pembaca akan pentingnya pembelajaran tentang sejarah ilmu antropologi terhadap
kehidupan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sejarah Ilmu Antropologi
Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa
yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda
Antropologi muncul dan mulai berkembang sejak abad ke-15. Secara umum,
perkembangan antropologi dibagi menjadi empat fase. Keempat fase tersebut dijabarkan
dibawah ini:
Fase pertama dimulai sejak kemunculan studi antropologi yaitu abad ke-15 hingga
abad ke-18. Pada akhir abad ke-15, orang Eropa mulai menjelajah dan mendatangi suku-
suku banga di benua lain. Benua yang dikunjungi adalah Afrika, Amerika dan Asia.
Selain itu, bahan pengetahuan tersebut adalah bahan etnografi yang secara umum
tidak teliti dan hanya mendeskripsikan hal yang aneh saja. Pada akhir abad ke-18, bahan
etnografi tersebut menarik perhatian para ilmuwan Eropa. Pada waktu inilah usaha
integrasi bahan etnografi muncul. Para ilmuwan Eropa memulai suatu usaha untuk
mengintegrasikan bahan etnografi dari seluruh dunia menjadi satu
Fase keempat ditandai dengan terjadinya dua perubahan penting yaitu makin
hilangnya bangsa-bangsa primitif dan timbulnya sikap antipati terhadap kolonialisme.
Pada masa ini antropologi seolah telah kehilangan lapangan dan obyek penelitian sehingga
mengembangkan lapangan penelitian baru. Fase ini antropologi menetapkan tujuan
barunya. Antropologi memiliki tujuan akademik untuk mencapai pengertian makhluk
manusia secara umum dengan jalan mempelajarinya. Tujuan praktis antropologi adalah
mempelajari beragam warna masyarakat suku bangsa di dunia untuk membangun bangsa
tersebut.
Antropologi sendiri Berasal dari bahasa Yunani, antropos yang memiliki arti
manusia dan Logos yang artinya studi atau ilmu. Jadi , dapat diartikan bahwa Antropologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu mengacu
pada segala jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari
sejuta tahun yang lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan perbandingan dan
historis dari kebudayaan di seluruh dunia, yang pernah didiami manusia. Segi yang
menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan secara menyeluruh (holistik) bukan
terkhusus (atomistik).
Ada salah satu tokoh yang terkenal dalam ilmu Antropologi yaitu Koentjaraningrat
dimana ia mengemukakan bahwa antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia
secara universal dan mempelajari segala warna,bentuk fisik dari masyarakat serta
kebudayaan yang ada di masyarakat itu sendiri.
Beberapa tokoh-tokoh pelopor antropologi pada umumnya yang dikenal antara lain :
D. Claude Levi Strauss (lahir 1908) pendiri teori strukturalisme dan penemu metode
analisis unsur-unsur kebudayaan dengan metode kuliner. Suatu metode yang terdiri dari
tiga jenis : Mentah-dimasak-fermentasi (peragian). Untuk memahami system pemikiran
pada masyarakat pada cerita rakyat, dianalisis dengan sudut pandang oposisi biner (laki-
laki–perempuan, matang-mentah, bumi-langit, atas-bawah dan sebagainya) (lih, ivan
Baal,1970)
2. Konsep Antropologi
A. Kebudayaan
Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar
colere yang berarti tumbuh atau berkembang. Namun, secara umum pengertian
kebudayaan memfokuskan kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna tersebut kontras dengan pengertian
kebudayaan yang sehari-hari,dimana hanya menunjuk kepada bagian-bagian tertentu
warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.
Adat Kelompok Etnik merupakan kondisi mengeneai adat atau tradisi yang dimiliki
serta dikembangkan bahkan dilestarika oleh berbagai etnik tertentu yag tinggal di dunia.
Misalnya, masyarakat jawa ketika akan melaksanakan pernikahan harus memenuhi syarat
yang diinginkan para sesepuh atau masyarakat jawa dahulu.
C. Etnosentrisme
Merupakan tindakan yang dilakukan dari berbagai kelompok tertentu yang lebih
cenderung mengangungkan kebudayaannya sendiri daripada kebudayaan suku bangsa
lainnya. Misalnya, orang yang berasal dari Jawa menganggap kebudayaannya lebih baik
dibandingkan dengan kebudayaan masyarakat lainnya.
Adalah sebuah pemikiran yang menolak kritik tertentu terhadap kebudayaan yang
berguna dalam menentukan suatu rasa, pola perilaku, nilai dan norma yang telah disepakai
bersama dalam masyarakat. Misalnya, seseorang yang menyukai musik pop tidak boleh
memandang rendah musik dangdut karena lagu-lagunya yang jaman dahulu dan dikenal
genre yang hanya untuk proletar saja.
Emik merupakan sudut pandang dalam etnografi yang mencoba menjelaskan suatu
fenomena tertentu dalam masyarakat dengan perspektif dari masyarakat itu sendiri.
Begitupula dengan etik, dimana etik disini berusaha untuk menjelaskan suatu fenomena
yang terjadi dalam masyarakat dengan sudut pandang dari peneliti.
F. Struktur Sosial
Merupakan suatu tatanan maupun rangkaian yang berbentuk vertikal atau tingkatan
dalam masyarakat, yang menentukan kuat atau tidaknya hubungan antar anggota
masyarakat dalam kehidupan sosial.
Merupakan semboyan dari suku bangsa Indonesia, yang bertujuan agar masyarkat
ingat bahwa mereka harus saling bersatu walaupun adanya perbedaan suku, ras, agama
yng tersebar di negara Indonesia ini. Sehingga diharapkan masyarakat Indonesia tidak
menimbulkan suatau pertengkaran dan konflik antar daerah.
H. Kerukunan nasional
Suatu kondisi sosial ketika semua manusia dalam suatu negara terntentu, misalnya
Indonesia dapat hidup rukun secara bersama tanpa mengurangi hak dan kewajibna dasar
kepada negara.
I. Sikap Mental
Merupakan salah satu unsur mendasar dalam menjamin suatu keadaan yang baik
atau normal. Unsur ini menjadi penentu bagi individu dalam perilakunya, apakah
perilakunya sesuai atau tidak di dalam masyarakat. Sehingga, melalui perilaku tersebut
mereka dapat menanamkan nilai-nilai yang baik seperti kejujuran, kedisplinan, kepedulian
dimana itu semua sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
J. Revolusi Mental
Kajian Antropologi
A. Antropologi Ragawi
D. Antropologi Prahistori
Dalam silabus Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2004,
terdapat suatu mata kuliah eleksi, Antropologi Pendidikan Islam. Mata kuliah tersebut
diberikan untuk jurusan Pendidikan Agama Islam semester VI. Satu pertanyaan yang
tampaknya serius adalah : adakah antropologi islam ?. Sebagai suatu ilmu yang berdiri
sendiri agaknya memang belum ada. Tetapi sebagai suatu pengetahuan, sah-sah saja, tidak
ada salahnya. Meskipun demikian, dalam rangka kegiatan akademik di suatu perguruan
tinggi, apakah tidak ‘janggal’ apabila ada suatu mata kuliah formal tetapi materi kajiannya
belum dapat dikategorikan dalam kategori disiplin ilmu pengetahuan. Sesungguhnya tidak
ada istimewa dari pertanyaan tersebut karena banyak contoh lain dari suatu mata kuliah
yang tidak berdiri sendiri sebagai suatu disiplin yang otonom melainkan merupakan
derivat atau keluasan dari disiplin ilmu yang otonom. Jadi Antropologi Pendidikan Islam
juga merupakan keluasan dari Antropologi.
Misalnya pada zaman Nabi, di negeri Cina, ilmu yang telah maju adalah obat-
obatan (farmakologi). Setelah beberapa orang sahabat Nabi berangkat untuk menuntut
ilmu obat-obatan Cina beberapa tahun, setelah berhasil lalu pulang kembali ke kampong
halaman, mereka lalu menjadi ahli obat-obatan (farmakologi) muslim. Apabila
dibandingkan dengan farmakologi Cina asli dan non muslim, perbedaannya adalah pada
cara kerja dan motivasi kerjanya. Yang muslim, bekerja itu dikaitkan dengan ibadah
mencari keridhaan Allah. Sedang yang non muslim tidak demikian. Bisa jadi mereka
bekerja hanya semata memperoleh keuntungan material saja, bahkan mungkin digunakan
untuk kejahatan, misalnya meracun. Nisbah yang demikian, berlaku juga bagi penuntut
ilmu yang lain yang berasal dari kawasan non muslim. Jadi, masalahnya menjadi
bagaimana seharusnya memanfaatkan ilmu itu menurut Islam.
Mengingat Ibnu Batutah hidup beratus-ratus tahun sebelum Malinowski yang hanya
mengamati kehidupan orang-orang Trobriand di Fasifik Selatan, maka pengamatan Ibnu
Batutah diberbagai Negara, tentunya lebih kaya memberi informasi perihal perilaku
manusia ynag diamati dengan perbedaan kebudayaan mereka yang meliputi tiga benua
(Nurkholis Majid, 2001).
Selain Ibnu Batutah sebagai perintis antropologi, dikenal juga tokoh yang bernama
Ibn Khaldun, lahir di Tunusia (1332) dan wafat di Kairo (1460 M). Nama lengkapnya
Waliuddin Abd.Rahman bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasan. Beliau
gemar mencantumkan nama suku dibelakang namanya : Khaldun. Tokoh ini adalah
perintis sosiologi Islam. Karya besarnya berjudul Al Iber (tujuh jilid). Kitab ini didahului
dengan kitab yang sangat terkenal yakni Muqaddimah Ibnu Khaldun. Isi kitab ini
mengemukakan teori sosial politik yang member pengaruh pada kondisi sosiokultural,
perkembangan dalam islam kemudian mendorong munculnya kristalisasi pengertian yang
membedakan antara ilmu Agama dengan ilmu Umum. Kecemerlangan ilmu Islam
menerangi dunia pada abad II dan III Hijriyah,setelah itu mulai redup. Meski abad 15 H
oleh umat Islam ditekadkan sebagai Abad kebangkitan Islam, tetapi ilmu-ilmu dari Cina
(juga barat) tetap harus dikuasai dalam rangka memancarkan lagi khazanah kebudayaan
Islam klasik menjadi modern.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran