PUSTAKA
A. Stres Kerja
fisik, mental (rohani), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
seseorang terkena stres. Stres merupakan salah satu gangguan psikologis, oleh
karena itu antara stres dan kesehatan fisik dapat saling mempengaruhi. Stres
fisik pun bisa menyebabkan stres. Setiap manusia tentu ingin hidupnya sehat
secara fisik dan psikologis, sehingga dua aspek kesehatan ini perlu diperhatikan
secara bersamaan agar setiap individu tidak menjadi individu yang sakit
(Handoko, 2014).
16
17
a. Eustress: Terjadi ketika ada kesenjangan antara apa yang dimiliki dan apa
yang diinginkan, tujuannya tidak terlalu jauh dari jangkauan, tapi individu
seperti interaksi sosial yang tidak pantas (misalnya, agresif, pasif, atau
penarikan diri). Dalam penelitian ini yang diteliti adalah distress stres
kerja.
berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 2014 ). Stress yang terlalu besar dapat
hasilnya pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stress yang
dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stress dapat juga membantu atau
fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara
sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi untuk mendorong atau
mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari dalam atau
luar diri seseorang. Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja tampak
dari gejala antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri,
sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup,
proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses pikir, dan
.
Menurut Robbins (2008) stress kerja diartikan sebagai suatu kondisi yang
kerja tersebut terdapat batasan atau penghalang. Suatu kondisi dinamis seorang
individu dalam pekerjaannya dihadapkan pada peluang, tuntutan atau sumber daya
yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya di
pandang tidak pasti dan penting. Stres kerja adalah interaksi antara kondisi kerja
dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fisik maupun psikis yang baik menjadi
menurun atau buruk. Ini menunjukkan bahwa stres kerja merupakan tuntutan
kerja merupakan peluang bila stres menawarkan perubahan kearah lebih baik.
Stres kerja bisa bernilai positif bila mendapatkan manfaat stres untuk perubahan,
sebagai ancaman baik nyata maupun imajinasi, perasaan takut atau marah.
Perasaan ini dapat muncul berupa sikap yang pesimis, tidak puas, produktivitas
rendah dan sering tidak masuk bekerja. Emosi, sikap dan perilaku yang
dapat dengan mudah muncul akibat kejenuhan yang timbul dari beban kerja yang
rasa pengendalian diri dalam lingkungan kerja, sehingga beberapa urusan akan
satu profesi yang sangat beresiko mengalami stres kerja. Pelayanan keperawatan
beberapa subsistem seperti pelayanan medis, dan pelayanan kesehatan lain, dalam
pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun
sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai
Stres kerja yang dialami perawat akan berdampak kepada kinerjanya dan
perawat dapat terjadi apabila perawat dalam bertugas mendapatkan beban kerja
besar dari standar kemampuan perawat. Hal tersebut dibenarkan dengan hasil
penelitian juga Ree dan Cooper (dalam Suryanita, 2001) yang menyatakan
bahwa perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibanding dengan anggota
medis lainnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis cenderung mengikuti pendapat Robbin
yang menjelaskan bahwa stres kerja pada perawat adalah suatu kondisi tekanan
yang mempengaruhi keadaan fisik, psikis dan perilaku perawat yang berasal dari
dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja
merasa kesepian.
yang jelas, konsentrasi yang buruk, rentang perhatian yang pendek, sangat
Menurut Luthans (2006) dampak stres kerja pada karyawan adalah sebagai
berikut:
sembelit.
b. Masalah Psikologis antara lain yaitu tingkat stres tinggi mungkin disertai
bosan. Sebuah studi menemukan bahwa dampak stres yang paling kuat
adalah pada tindakan agresif, seperti sabotase, agresi antar pribadi,
dengan kinerja yang buruk, penghargaan diri yang rendah, benci pada
pendapat Robbin bahwa gejala stres kerja meliputi gejala fisiological, gejala
jantung meningkat dan sesak nafas, tekanan darah meningkat, sakit kepala,
mengurangi makan yang tidak wajar sebagi perilaku menarik diri, tingkat absensi
Stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan
manusia. Selye membedakan stres menjadi yaitu distress yang destruktif dan
eustress yang merupakan kekuatan positif. Stres kerja diperlukan untuk
makin tinggi juga produktivitas dan efisiensinya. Demikian pula sebaliknya stres
kerja dapat menimbulkan efek yang negative yaitu stres kerja dapat berkembang
menjadikan tenaga kerja sakit, baik fisik maupun mental sehingga tidak dapat
1. Faktor Lingkungan.
faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi
karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat
mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan
terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya
2. Faktor Organisasi.
Setiap organisasi dapat memiliki beberapa faktor yang dapat menimbulkan
organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi.
lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan
tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat
mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri
3. Faktor Individu.
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh
seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap
Pendapat lain dari Gibson (2006) menyatakan bahwa penyebab stres kerja
a. Lingkungan fisik
Penyebab stres kerja dari lingkungan fisik berupa cahaya, suara, suhu,
b. Individual
Tekanan individual sebagai penyebab stres kerja terdiri dari:
c. Kelompok
yang rendah. Atau dengan kata lain adanya hubungan yang buruk
d. Organisasional
Adanya desain struktur organisasi yang jelek, politik yang jelek dan
yang mengatakan bahwa terdapat tiga sumber utama yang dapat menyebabkan
timbulnya stres kerja yaitu factor lingkungan, organisasi, individu. Perbedaan
dalam menghadapi stres kerja memiliki lima (5) variabel yaitu persepsi,
pengalaman kerja, dukungan sosial, locus of control dan keefektifan diri. Variabel
bebas penelitian ini menggunakan variabel dukungan sosial rekan kerja yang
meliputi gejala fisiologis, psikologis, perilaku dan locus of control internal yang
meliputi faktor kemampuan dan usaha. Variabel dukungan sosial rekan kerja
dipilih karena dukungan sosial rekan kerja penulis anggap mewakili faktor
ekternal dalam diri individu yang mempengaruhi stres kerja, sedangkan variabel
locus of control internal dipilih karena sebagia faktor internal yang mempengaruhi
stres kerja. Pemilihan variabel dukungan sosial rekan kerja ini diperkuat dengan
dan signifikan dengan stres kerja. Pemilihan variabel locus of control internal
diperkuat dengan hasil penelitian Karimi (2011) yang menjelaskan bahwa locus of
control adalah sebagai factor yang efektif dan berpengaruh menurunkan stres
kerja.
1. Pengertian
sosial (social support) didefinisikan dan diukur dari dua perspektif, yaitu
mengacu pada kumpulan individu yang terikat terhadap satu sama lain, terhadap
pendapat lain untuk memahami dukungan sosial, yaitu dukungan fungsional. Hal
individual bahwa individu dicintai, dihargai, diakui sebagai aset dalam jaringan.
mengukur dua sisi, yaitu: perceived social support, yaitu ketersediaan dukungan
yang dirasakan individu saat membutuhkan dan received social support, yaitu
dukungan aktual atau yang diterima individu pada saat itu (Lane, 2004).
orang- orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis
menyatakan dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun
non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang didapatkan karena kehadiran orang
lain dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.
dimana bantuan itu umunya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang
laku, ataupun materi yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat
efek negative terhadap orang yang diberikan dukungan sosial. Dalam Sarafino
(1998) disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial,
antara lain :
a. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu.
Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup,
individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secra emosional
individu.
dari rekan kerja dan atasan (dukungan sosial rekan kerja) supaya hasrat yang
tinggi terhadap profesi mampu dikeluarkan dalam bentuk perilaku nyata yang
selaras dengan nilai dan tuntutan profesi (komitmen karier). Greenglass dkk.
(dalam Lane, 2004) memberi penguatan bahwa dukungan dari rekan kerja
merupakan dukungan yang lebih efektif karena pekerja memiliki komunikasi yang
lebih intens dengan rekan kerja di tempat kerja. Dukungan sosial rekan kerja
dukungan sosial rekan kerja dapat diintegrasikan dan ditarik sebuah makna
mengenai dukungan sosial rekan kerja yaitu perasaan positif yang dirasakan oleh
individu karena hadirnya satu atau lebih rekan kerja yang bersikap peduli/ care,
serta perasaan positif yang dirasakan oleh individu karena memperoleh bantuan
(secara fisik) atau mendapat sesuatu (benda fisik) dari rekan kerja sehingga dapat
(dukungan instrumental).
Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan emosi yang berbentuk dorongan
memberikan informasi yang dapat memberikan sebuah solusi atas masalah yang
dihadapi. Dukungan sosial dari rekan kerja, (atasan, teman kerja, tim kerja) dapat
Sarafino bahwa dukungan sosial rekan kerja adalah dukungan atau bantuan yang
diterima dan berasal dari rekan kerja. Bentuk dukungan ini dapat berupa infomasi,
tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang
diperoleh dari hasil interaksi individu dengan orang lain dalam lingkungan
sosialnya, dan bisa berasal dari siapa saja, keluarga, pasangan (suami/istri),
diterima individu dari dukungan sosial akan dapat melindungi individu dari
dukungan yang diperoleh individu yang berasal dari dalam (internal) dunia
kerja, yaitu: dukungan dari atasan (Supervisor Support) dan dukungan dari
yang diperoleh individu yang berasal dari luar (eksternal) dunia kerja, seperti:
orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti
dirinya, percaya diri, dan merasa bernilai. Dukungan sosial akan sangat
yang dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang
sosial, yaitu:
a. Dukungan emosional.
keterbukaan.
b. Dukungan informative.
pemecahan masalah.
c. Dukungan instrumental.
Seperti penyediaan sarana yang dapat mempermudah tujuan yang ingin
dukungan jaringan sosial (companionship support) yang berasal dari rekan kerja/
yaitu:
berdasarkan kualitas).
Dukungan sosial jika dikaitkan dengan dukungan dari rekan kerja yang
yang bergaul membutuhkan suatu dorongan moral dari teman yang ada
Dukungan sosial yang diterima individu akan mempengaruhi cara individu dalam
dapat mengurangi stres dalam bekerja dan sebagai sumber pendukung untuk
sebagai berikut:
a. Pemberi dukungan.
sama akan lebih memiliki arti yang lebih kuat dan mendalam dibandingkan
yang berasal dari sumber yang beda. Tingkat dukungan yang dirasakan oleh
orang lain. Semakin dekat hubungan seseorang pemberi dukungan sosial maka
lingkungan sekitar
b. Jenis dukungan.
Jenis dukungan yang diterima akan memiliki arti bila dukungan itu bermanfaat
dan sesuai dengan situasi yang ada. Situasi yang sama belum tentu
Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal maupun non verbal,
bantuan nyata, atau tindakan yang didapatkan karena kehadiran orang lain dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima jika
c. Penerimaan dukungan.
kepribadian yang unik dari setiap individu penerima dukungan sosial perlu
Dukungan sosial yang tepat dipengaruhi oleh kesesuaian antara jenis dukungan
yang diberikan dan masalah yang ada. Konteks dukungan sosial yang sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi dan jenis dukungan yang sesuai dapat
dalam situasi lain. Waktu ketika menerima dukungan sosial, dan situasi akan
1. Pengertian
kecenderungan locus of control eksternal. Hal ini ditentukan oleh kondisi yang
mereka merupakan pemegang kendali atas apa yang terjadi pada diri mereka.
Orang yang cenderung memiliki internal locus of control lebih berorientasi pada
efek positif dan juga mereka lebih cenderung tergolong ke dalam high-achiever.
Seseorang yang memiliki tipe internal (internal locus of control) adalah orang
dirinya sendiri.
yang berfokus usaha pada dirinya sendiri. Kemampuan, seseorang yakin bahwa
kesuksesan dan kegagalan yang telah terjadi sangat dipengaruhi oleh
mempengaruhi hasil. Individu dengan kontrol diri yang tinggi akan melihat bahwa
locus of control internal yakin bahwa kesuksesan dan kegagalan yang terjadi
kegagalan, tergantung dari aspek usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah
pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/ mengharapkan bantuan orang lain.
Karyawan dengan internal locus of control memiliki sifat lebih mandiri dan lebih
ulet serta memiliki daya tahan yang lebih kuat terutama dalam menghadapi
locus of control lebih mampu menghadapi stres kerja yang dialaminya. Karyawan
yang memiliki internal locus of control yang tinggi akan memiliki tingkat stres
yang lebih rendah karena karyawan tersebut memiliki daya tahan dan keefektifan
kemampuan diri (ability) dan usaha (effort), memiliki dorongan untuk berhasil
dan prestasi sangat kuat, berusaha keras meraih apa yang diinginkan secara
yang memiliki internal locus of control (Kreitner dan Kinichi, 2015). Robbins
dan lebih siap untuk menghadapi kegagalan. Setiap dimensi locus of control
yaitu: suka bekerja keras. memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha untuk
mungkin, selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin
berhasil.
kejadian dalam hidup yang berfokus kemampuan dan usaha pada dirinya
sendiri.
a. Faktor kemampuan adalah seseorang yakin bahwa kesuksesan dan
sendiri, jika individu tersebut bekerja keras maka akan berhasil, dan
tanggung jawab
juga mencari informasi baru tentang diri mereka sendiri dan dunia,
pendapat orang lain, tetapi kontrol diri berasal dari mereka sendiri.
saat ini.
Rotter yang menjelaskan bahwa aspek-aspek locus of control internal terdiri dari
aspek kemampuan dan usaha. Kemampuan, seseorang yakin bahwa kesuksesan
dan kegagalan yang telah terjadi sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang
dimiliki. Usaha, seseorang yang memiliki locus of control internal akan berusaha
menyerah.
kejadian –kejadian yang relatif mempunyai makna penting yang muncul pada
waktu tertentu, seperti kematian orang yang dicintai, kecelakaan atau bencana
control. Ada tiga faktor penting yang merupakan accumulative antecedent, yaitu
Diskriminasi sosial yang dimaksud adalah adanya perbedaan ras, status sosial
dan status ekonomi. Individu yang berasal dari status ekonomi rendah
memandang segala sesuatu yang terjadi pada dirinya tergantung pada nasib dan
sosial. Selain faktor lingkungan fisik dan sosial, perkembagan locus control
ke arah internal terjadi dengan bertambahnya usia seseorang. Indiviu yang
control berkembang kearah internal dan stabil pada usia paruh baya. Hal
modelmodel penalaran logis yang menyangkut sebab akibat yang terjadi antara
kemampuannya.
dalam mengatasi hal-hal yang memberikan efek buruk. Pelatihan adalah sebuah
pendekatan terapi untuk mengembalikan kendali atas hasil yang ingin diperoleh.
Pelatihan diketahui dapat mendorong locus of control internal yang lebih tinggi,
hubungan sebab akibat sehingga individu dengan orientasi internal yakin bahwa
sebagai sebuah hal yang datang tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan sehingga
Menurut Forte (Karimi & Alipour, 2011), kepuasan kerja, harga diri,
peningkatan kualitas hidup (motivasi internal) dan pekerjaan yang lebih baik,
usia seseorang, program pelatihan, pola pengasuhan orang tua dan harga diri,
dunia kerja. Dukungan sosial rekan kerja dapat meredam bentuk-bentuk stres
kerja yang ada pada lingkungan kerja . Juan dan Fisher (2002) menunjukkan
adanya tiga konstruk umum stresor, tekanan, dan dukungan sosial. Dalam studi,
berbagai model untuk peran dukungan sosial dalam proses stres di tempat kerja
ada disekitar individu yaitu dukungan sosial. Dukungan sosial rekan kerja sebagai
orang yang dekat dan berhubungan langsung dengan lingkungan kerja perawat
dapat mengurangi ketegangan yang dialami dan mengurangi stres yang dirasakan.
yang dihadapi perawat dalam lingkungan kerja dengan interaksi antar pribadi
rekan kerja, yang antara lain melibatkan aspek dukungan emosional (emotional
dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres. Kurangnnya dukungan emosional
dari rekan kerja dalam organisasi dapat menyebabkan gejala stres kerja seperti:
dukungan sosial/ bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal, cinta dari
rekan kerja dapat menyebabkan stres kerja dapat dihindari/ berkurang (Cohen dan
Syme, 1985).
Dukungan penghargaan (esteem support) adalah penghargaan terjadi lewat
untuk mencapai kemajuan dalam pekerjaan atau persetujuan dengan gagasan atau
perasaan individu, dan perbandingan positif individu dengan individu lain, seperti
misalnya perbandingan dengan orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk
support) dari rekan kerja dapat menimbulkan gejala stres kerja seperti: tidak
percaya diri dalam melakukan pekerjaan, merasa kurang percaya diri dan kurang
penghargaan diri dan melalui interaksi dengan orang lain, akan dapat
sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain sehingga dukungan ini dapat
dirinya, percaya diri, dan merasa lebih bernilai. Dukungan sosial ini akan sangat
stres bekerja karena tuntutan tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang
ketidakstabilan ekonomi yang dapat menyebabkan stres kerja yang tampak dari
Dukungan instrumental diperlukan ketika hal ini terjadi dan paling sederhana
mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya
pinjaman uang bagi individu atau pemberian pekerjaan saat individu mengalami
kerja yang tampak dari gejala antara lain; tidak bisa menyelesaikan tugas tepat
praktis. Dalam lingkungan kerja dukungan seperti ini membantu individu bisa
masalah yang dihadapi individu tersebut sehingga dapat mengatasi stres kerja
individu merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dimana
rekan kerja dapat menimbulkan stres kerja yang tampak dari gejala antara lain;
terasing dari organisai dan lain-lain. Dukungan jaringan sosial yang merupakan
aktivitas sosial, berupa bantuan atau dukungan yang diberikan oleh orang-orang di
sekitar lingkungan kerja individu yang mampu membuat individu merasa nyaman
RSUD Sleman
kemampuan diri (ability) dan usaha (effort), memiliki dorongan untuk berhasil
dan prestasi sangat kuat, berusaha keras meraih apa yang diinginkan secara
dengan locus of control external sehingga lebih mampu menghadapi stres kerja.
internal adalah pusat kendali dalam diri individu yang meyakini bahwa suatu
sehingga individu dengan locus of control internal yang memiliki sikap kerja
pemecahan masalah, selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin, dan selalu
kemampuan dan usaha yang kuat individu dengan locus of control inernal akan
hidup yang berfokus usaha pada dirinya sendiri. Memiliki sifat lebih mandiri dan
lebih ulet serta memiliki daya tahan yang lebih kuat terutama dalam menghadapi
dengan yang memiliki locus of control external. Perawat yang memiliki internal
locus of control yang tinggi akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah karena
karyawan tersebut memiliki daya tahan dan keefektifan dalam menghadapi dan
menyikapi datangnya stressor-stressor kerja dengan sikap kerja keras, inovasi, dan
segala peristiwa yang ada di luar dirinya adalah ancaman dan beranggapan bahwa
diri. Ketika individu yang dengan locus of control internal mengahadapi stres ada
distress dalam lingkungan kerja karena factor kemampuan dan usahanya yang
bahwa kesuksesan dan kegagalan yang telah terjadi sangat dipengaruhi oleh
tersebut bekerja keras maka akan berhasil, dan percaya bahwa orang yang gagal
mengubah lingkungan daripada diri mereka sendiri. Ketika mengalami stres kerja
individu dengan locus of control internal akan menggunakan usaha, kerja keras
dengan sekuat kemampuan dirinya menghadapi stres kerja tersebut. Faktor usaha
dan juga mencari informasi baru tentang diri mereka sendiri dan dunia, untuk
Dukungan sosial rekan kerja sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak
instansi karena dengan adanya dukungan sosial rekan kerja dapat membuat
tempat mereka bekerja sehingga dapat menekan timbulnya stres kerja. Perawat
yang menerima dukungan sosial dari rekan kerja yang tinggi maka stres kerja
yang terjadi akan rendah, begitu juga sebaliknya jika dukungan sosial dari rekan
kerja rendah maka stres kerjanya akan tinggi. Stres yang berkaitan dengan
menajemen dan rekan kerja. Dukungan sosial rekan kerja berhubungan secara
tekanan yang ada di tempat kerja karena pemahaman mereka terhadap stresor
yang ada di tempat kerja lebih kuat dari pada orang-orang di luar organisasi.
Gejala-gejala psikologi, fisiologi, perilaku dari stres kerja akan lebih rendah
terjadi ketika ada dukungan social dari keluarga, teman,atasan dan rekan kerja.
Hal senada juga diungkapkan oleh Qamari (2007), dukungan moril dan
emosional dari rekan-rekan dan atasan, dapat membuat lebih bersemangat kerja.
nyaman saat harus meninggalkan kantor atau menunda pekerjaan karena masalah-
Juan dan Fisher (2002) menjelaskan adanya tiga konstruk umum stresor,
tekanan, dan dukungan sosial. Dalam studi berbagai model untuk peran dukungan
sosial dalam proses stres di tempat kerja menunjukkan bahwa dukungan sosial
memiliki efek tiga kali lipat pada hubungan stressor dan stres kerja. Dukungan
kerja dalam level sedang, hal ini berguna meningkatkan kinerja karyawan.
Semakin tinggi konflik dan semakin rendah dukungan sosial maka semakin
tinggi stres kerja yang dialami perawat. Sebaliknya semakin tinggi dukungan
sosial maka semakin rendah stres kerja yang dialami perawat. Hal Ini sesuai
antara konflik peran ganda dan dukungan sosial dengan stres kerja. Dukungan
sosial yang diberikan oleh organisasi mampu menekan terjadinya stres pada
locus of control yang tinggi akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah
karena karyawan tersebut memiliki daya tahan dan keefektifan dalam menghadapi
bahwa motivasi intrinsik mempunyai pengaruh yang lebih besar pada perilaku
control internal tinggi akan lebih mampu mengatasi masalah yang dihadapi dalam
control internal lebih rendah mengalami stres kerja dan lebih puas dengan
mengalami stres kerja dan rendah kepuasan kerja mereka. Studi ini menunjukkan
kerja cenderung rendah. Stres kerja meningkat dalam organisasi dan mengarah
rendah dan penyakit psikologis dan fisik, dengan demikian mengurangi dan
mengendalikan stres kerja sangat penting untuk organisasi. Locus of control dapat
menjadi faktor efektif untuk mengurangi stres di tempat kerja dengan pekerjaan
kepuasan, promosi, rasa harga diri, meningkatkan gaji dan kualitas hidup yang
primer, sekunder dan tersier, tujuan yang jelas, rasa kontrol, komunikasi yang
tepat dan olahraga yang cukup dan tidur adalah cara untuk mengurangi stres kerja(
lima (5) variabel: persepsi, pengalaman kerja, dukungan social, ruang (lokus)
kendali, keefektifan diri. Dukungan social rekan kerja/ hubungan kolegial rekan
kerja sebagai factor eksternal dapat sebagai pereda, mengurangi dampak negative
mengendalikan tujuan akhir mereka sendiri, dan berpengaruh besar pada hasil
pendapat dari Robbin bahwa stres kerja adalah suatu kondisi yang mempengaruhi
keadaan fisik atau psikis seorang perawat karena adanya tekanan dari dalam
ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja
mereka. Stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak diimbangi oleh
yang jika tidak segera ditanggulangi dapat mengubah fisik maupun psikis yang
fisiologi, psikis dan perlaku dalam dirinya. Perawat yang mengalami stres kerja
akan dapat meningkat denyut jantungnya, tekanan darah naik, dada berdebar
debar, mengeluh sesak nafas, sakit kepala/ pusing bahkan bisa mengalami
serangan jantung. Gejala psikological yang muncul antara lain kecemasan dan
mengurangi makan yang tidak wajar sebagi perilaku menarik diri, tingkat absensi
sosial rekan kerja adalah bantuan yang berasal dari rekan tempat individu bekerja.
Bentuk dukungan berupa infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang
individu dari dukungan sosial akan dapat melindungi individu dari konsekuensi
stres yang menimpanya. Dukungan sosial rekan kerja terdiri dari dukungan
pendapat dari Rotter yang menjelaskan bahwa locus of control internal adalah
adalah pada aspek kemampuan, usaha sendiri yang kuat mengatasi permasalahan
dan tantangan yang dialaminya, memiliki sifat lebih mandiri, lebih ulet mengatasi
permasalahan yang muncul dalam pekerjaannya serta memiliki daya tahan yang
of control yang tinggi akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah karena
karyawan tersebut memiliki daya tahan dan keefektifan dalam menghadapi dan
dalam kehidupannya, begitu juga dalam lingkungan kerja yang interaksi sosial itu
berupa dukungan sosial rekan kerja , hal ini diperoleh dari hasil interaksi individu
dengan orang lain dalam lingkungan kerjanya, teman, maupun rekan kerja yang
lain. Situasi ini akan menyebabkan kenyamanan psikis maupun emosional yang
diterima individu yang dapat melindungi individu dari konsekuensi stres yang
karyawan yang memiliki dukungan sosial dari rekan kerja dan dengan locus of
control internal yang kuat maka secara simultan dua factor tersebut akan dapat
kerja.
Dari berbagai argumentasi yang dibangun di atas, maka penelitian ini
Dukungan Sosial
Rekan Kerja (X1): A
Dukungan emosional
Dukungan penghargaan
Dukungan instrumental 1
Dukungan informasi
Dukungan jaringan sosial Stres Kerja:
3 Gejala psikologis
Gejala fisiologis
Gejala perilaku
Locus Of Control Internal
(X2): 2
Aspek kemampuan
Aspek usaha
Keterangan:
1. Hubungan dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja
2. Hubungan locus of control internal dengan stres kerja
3. Pengaruh secara simultan dukungan sosial rekan kerja dan locus
of control internal terhadap stres kerja
Gambar 1
Kerangka Teori
H. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis mayor
Dukungan sosial rekan kerja dan locus of control internal secara simultan
2. Hipotesis minor