Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMPLEMENTASI AL-QURAN DALAM KEHIDUPAN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Studi Qur’an

Dosen Pengampu : Afif Husein, M. A

Disusun Oleh :

Alya Nurazizah (2008106007)

Ramanda Destina (2008106005)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Implementasi Al- Qur’an dalam kehidupan” ini tepat pada waktunya, dalam bentuk maupun
isi yang sangat sederhana. Sholawat serta dalam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Pada bidang studi Qur’an. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Afif Husein, M. A., selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Qur’an yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Implementasi............................................................................................................6
B. Macam – Macam Nilai dalam Al- Qur’an.................................................................................6
a. Menghargai Waktu................................................................................................................6
b. Menghargai Ilmu Pegetahuan................................................................................................6
c. Memiliki budaya kerja keras..................................................................................................6
d. Memiliki orientasi ke depan (visioner)..................................................................................7
e. Memiliki harga diri tinggi......................................................................................................7
f. Memiliki networking dan akses yang luas (silaturahim)........................................................7
g. Pandai belajar dari sejarah.....................................................................................................7
h. Tidak tertutup, terbuka pada kemajuan..................................................................................8
i. Selalu dinamis, tidak  merasa cukup dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki.......................8
j. Konsisten, Istiqomah.............................................................................................................8
C. Cara Mengimplementasikan Nilai – Nilai Al-Qur’an Dalam Kehidupan Sehari – Hari.............9
1. Menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup.................................................9
2. Menjadikan Al-Quran sebagai landasan hukum dan etika.....................................................9
3. Menjadikan Al-Quran sebagai tempat kembalinya segala persoalan.....................................9
D. Problematika Yang Muncul Di Masyarakat Umum...................................................................9
1. Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Nilai-Nilai Al-Qur’an............................9
2. Kurangnya Kemauan Masyarakat terhadap penerapan Nilai – Nilai Al – Qur’an dalam
Kehidupan.....................................................................................................................................9
3. Salah dalam Mengimplementasikannya...............................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11

3
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam, sudah barang tentu Al-Qur’an
menjadi sumber rujukan utama nilai – nilai kehidupan bagi setiap muslim. Dewasa ini
penerapan nilai – nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari – hari sudah mulai luntur
dan menyebabkan orang islam tidak begitu mencerminkan keislamamya sehingga tak
sedikit orang yang mengaku islam atau muslim, tetapi tidak begitu mengenal Al-
Qur’an bahkan tidak mengenal apa nilai – nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an
sehingga tidak mengamalkan nilai – nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an tersebut
dalam kehidupan sehari – hari.
Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti
kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang
tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan
yang membacanya dipandang beribadah. Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia
yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad, Al-Qur’an menjadi penuntun bagi
kehidupan manusia, sehingga Al-Qur’an haruslah mencakup segala aspek kehidupan
manusia. Al-Qur’an tidak hanya membahas hubungan manusia dengan penciptanya,
melainkan membahas juga hubungan manusia dengan manusia (Habluminnallah dan
Habluminannas).
Manusia tidak dapat hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan yang satu dengan yang lainnya. Sehingga manusia akan
senantiasa hidup berkelompok untuk saling memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu
kebutuhan ekonomi, tempat, sosial, dan yang lainnya. Dalam hidup berkelompok atau
bermasyarakat, manusia memerlukan aturan normanorma dalam Islam kehidupan
berkelompok atau bermasyarakat disebut dengan jamaah, Dan senantiasa manusia
harus bisa menyandarkan dirinya kepada Al-Qur’an. Sehingga penting mengkaji
konsep jamaah berdasarkan Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. Ia
telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin manusia mengarungi perjalanan
hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak akan dapat merasakan kebaikan dan keutamaan
petunjuk Allah dalam Al-Qur’an. Dengan membaca Al-Qur’an atau mendengarkan
bacaan Al-Qur’an dengan hikmah serta meresapinya isinya niscaya akan mendapat
petunjuk dari Allah SWT, serta dapat menenangkan hati. Itulah yang dinamakan
Rahmat dari Allah SWT.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan implementasi
2. Apa saja macam-macam nilai dalam Al-Quran

5
3. Bagaimana cara mengimplementasikan nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-
hari
4. Apa saja problematika dalam masyarakat umum dari penerapan nilai alquran dalm
kehidupan

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian implementasi
2. Untuk mengetahui macam-macam nilai Al-Quran
3. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan nilai alquran dalam kehidupan
4. Untuk mengetahui problematika di masyarakat dalam penerapan nilai Al - Quran

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Implementasi

Implementasi berasal dari kata “to implement” yang berarti mengimplementasikan.


Arti implementasi ialah kegiatan yang dilakukan melalui perencanaan dan mengacu
pada aturan tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, implementasi juga berarti penerapan atau pelaksanaan. Jadi,
implementasi adalah tindakan untuk menjalankan rencana yang telah dibuat. Dengan
demikian, implementasi hanya dapat dilakukan jika terdapat sebuah rencana. Hasil
implementasi akan maksimal jika penerapan dilakukan sesuai rencana sebelumnya.
Akhirnya implementasi bermuara pada sistem atau mekanisme.

B. Macam – Macam Nilai dalam Al- Qur’an

a. Menghargai Waktu
Seorang yang menerapkan nilai al Quran dalam kehidupannya, maka mereka
akan memanfaatkan tiap detik yang dikaruniakan Alloh dengan hal-hal yang positif
dan produktif. Pada intinya mereka tidak akan mensia-siakan waktu, karena waktu
sangatlah berharga. Cukuplah tiga ayat di QS al Ashr menerangkan pada kita tentang
pentingnya waktu. “demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian,
kecuali mereka yang beriman dan saling menasihati dalam kebenaran dan
kesabaran”(QS. 103:1-2)

b. Menghargai Ilmu Pegetahuan


Generasi qurani adalah generasi yang luar biasa. Setiap perkataannya adalah
kebenaran dan mempunyai dasar, dia tidak akan mengeluarkan statemen-statemen
yang dia tidak punya pengetahuan tentangnya. Pengetahuan disini tidak dibatasi
sempit  pada pengetahuan tentang agama saja, tetapi pengetahuan secara umum.
Pengetahuan mengenai teknologi, kebudayaan, kesehatan, politik dan sebagainya
sehingga generasi qurani tidak akan berbuat ataupun berbicara dengan tanpa
pengetahuan. Mereka takut dengan ayat yang cukup indah di surat Al Isra berikut
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya” (QS 17:36)

7
c. Memiliki budaya kerja keras
Generasi qurani adalah generasi pekerja keras. Mereka tidak akan melakukan
suatu pekerjaan setengah-setengah untuk mendapatkan rezeki atau menghasilkan
karya dan ilmu, karena mereka yakin Alloh melihat mereka dan nanti di akhirat
pekerjaan mereka akan ditampakkan Allah. “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”

d. Memiliki orientasi ke depan (visioner)


Visi merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang dalm hidupnya.
Seorang pemimpin harus mempunyai visi membawa orang-orang yang di pimpinnya
ke arah yang lebih baik. Seorang suami harus punya visi dalam memimpin anak
istrinya menggapai berkah sakinah mawaddah warohmah, seorang individu pun
harus punya visi yang lebih jauh lagi yaitu the end of life nya mau syurga atau
neraka.“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS 59:18)

e. Memiliki harga diri tinggi


Harga diri berkaitan dengan kemuliaan. Generasi qurani akan mnjaga
ketaqwaan nya di segala macam kondisi, baik senang maupun sedih. Lapang atau
sempit. Hal ini dikarenakan mereka mengingat ayat “Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.49: 13)

f. Memiliki networking dan akses yang luas (silaturahim)


Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk meraih kesukesan, seseorang harus
mempunyai networking yang luas. Mereka tidak boleh mengekslusifkan diri kita
atau kuper. Banyak buku yang mengupas tentang pentingnya memiliki networking
sehingga buku-buku yang berkaitan dengan networking ini banyak beredar. Saat ini
berapa banyak buku tentang komunikasi, mempengaruhi orang, membangun
networking dan sebagainya yang beredar. Generasi qurani pun demikian, mereka
harus memperluas silaturrahim karena hal tersebut jauh-jauh hari sudah dicantumkan
dalam Al Qur’an “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS 4:1)

g. Pandai belajar dari sejarah


Sepertiga dari isi ayat Al Quran berisi sejarah ataupun kisah tentang tokoh-
tokoh penting dalam agama. Dicantumkannya sejarah dalam Al Quran adalah untuk

8
diambil pelajaran agar menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau kita berpikir lebih
luas lagi, sejarah yang didalamnya mengandung unsure kemajuan meskipun bukan
dari islam, boleh kita ambil selama tidak merusak akidah. Kita bisa belajar dari
Negara Jepang bagaimana mereka bangkit setelah bom nuklir meluluhlantakkan
Hiroshima dan Nagasaki. Atau juga kita belajar sejarah Thomas Alva Edison yang
tidak pantang menyerah setelah berkali-kali gagal bereksperimen menemukan lampu
dan listrik. Tetapi dari sekian banyak sejarah tersebut, sejarah dalam Al Quran lah
yang luar biasa, bagaimana sejarah Nabi Adam yang turun dari Syurga, Keluarga
Nabi Nuh yang hanyut karena banjir akibat adzab ALloh, Kisah ketaatan Nabi
Ibrahim dan Ismail, kisah Musa dengan Fir’aun, dan kisah Nabi Muhammad beserta
sahabat dalam menegakkan islam, bermasyarakat, berbisnis dan bernegara. “Sudah
sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa? Tatkala Tuhannya
memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa; “Pergilah kamu kepada
Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir’aun):
“Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)”. Dan kamu
akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?” Lalu Musa
memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir’aun mendustakan dan
mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia
mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya.
(Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya
dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” QS (79 ; 15-26)

h.  Tidak tertutup, terbuka pada kemajuan


Generasi qurani bukanlah generasi yang tidak menutup mata pada kemajuan,
generasi qurani bisa menerima dan mengadaptasi perkembangan teknologi dan
zaman, tanpa mengesampingkan aqidah dan syariah tentunya.  Perkembangan
teknologi dijadikan sarana dakwah yang efektif dan tepat sasaran, sedangkan
perkembangan zaman membuat mereka semakin dewasa menyikapi perbedaan.
“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah
orang-orang yang mempunyai akal.” (QS 39:18)

i. Selalu dinamis, tidak  merasa cukup dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki
Generasi qurani sadar bahwa salah satu elemen penting dalam kehidupan
adalah ilmu pengetahuan, karena itu mereka yang memahami kandungan  QS 58:11
akan selalu mendatangi ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum. “Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” QS 58:11

j. Konsisten, Istiqomah
Dari Sembilan nilai-nilai diatas, kunci utama dalam meraih kesuksesan adalah
istiqomah, konsisten. Orang yang konsisten akan mempunyai daya tahan yang baik
dari gempuran dari berbagai arah. Mereka mempunyai komitmen untuk meyakini

9
apa yang mereka anggap benar dan berpegang teguh dengan pendirian nya tersebut.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita.” (QS 46:13)

C. Cara Mengimplementasikan Nilai – Nilai Al-Qur’an Dalam Kehidupan Sehari –


Hari

1. Menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup.


Marilah kita senantiasa menjadikan Al-qur’an sebagai petunjuk dan pedoman
hidup kita sehari- hari. Firman Allah SWT. “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi
manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakininya.” (QS.45:20)

2. Menjadikan Al-Quran sebagai landasan hukum dan etika.


Al-Quran banyak mengandung tentang hukum dan etika. Seharusnya kita
sebagai umat muslim sudah barang tentu  mengunakan landasan hukum dan etika
yang merujuk kepada Al-Qur’an, karena landasan hukum dan etika yang terdapat di
dalam Al – Qur’an bukan hanya menuntun kita selamat di dunia akan tetapi selamat
pula di akhirat.

3. Menjadikan Al-Quran sebagai tempat kembalinya segala persoalan.


Sebagai umat muslim, sudah sepantasnya jika kita mendapat masalah kita
senantiasa kembali kepada Al-Quran. Karena al-Qur’an adalah obat dari segala obat,
solusi dari segala solusi. Sehingga kita tidak perlu meminta bantuan seorang dukun
dalam menyeleasikan setiap persoalan karena akan membuat kita masuk ke dalam
syirik besar dan mendapat laknat dari Allah SWT. Al – Qur’an itu lebih dahsyat dari
pada dukun, karena Al- Qur’an adalah salah satu sarana  kita untuk berdialog dengan
sang pencipta Allah SWT.

D. Problematika Yang Muncul Di Masyarakat Umum.


Masyarakat umumnya kurang menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupannya,
dikarenakan mereka:

1. Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Nilai-Nilai Al-Qur’an.


Masyarakat pada umumnya kurang mampu menyerap makna yang terkandung
dalam artian setiap ayat Al-Quran yang menyebabkan tidak digunakannya nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sebab kebiasaan manusia ketika membaca Al-
Quran hanya sekedar membaca saja jarang sekali mau belajar untuk meresapi
maknanya.

2. Kurangnya Kemauan Masyarakat terhadap penerapan Nilai – Nilai Al – Qur’an dalam


Kehidupan.
Masyarakat pada umumnya engan menerapkan nilai – nilai Al-Qur’an dalam
kehidupannya, hal ini disebabkan masyarakat cenderung menilai bahwa kebiasaan,

10
adat istiadat, dan budaya yang mereka terapkan selama ini adalah benar sehingga
mereka mempertahankan tradisi yang meraka dapat dari nenek moyang mereka. Akan
tetapi tanpa mereka sadari tidak semua kebiasaan, adat istiadat, dan budaya mereka
sesuai dengan nilai – nilai yang terkandung di dalam Al – Qur’an, sehingga perlu
adanya filtrasi dan islamisasi budaya tersebut.

3. Salah dalam Mengimplementasikannya


Masyarakat pada umumnya sering mengalami salah persepsi dalam penerapan
nilai – nilai Al-Qur’an ini, karena masyarakat kurang peduli bagaimana cara
penerapan, situasi dan kondisinya, sehingga tak jarang pula mereka mengalami
kekeliruan. Yang seharusnya baik menjadi tidak baik karena salah dalam
penempatan cara penerapan, situasi, dan kondisinya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi adalah suatu penerapan yang akan dilakukan dalam rencana yang
telah dibuat.
2. Nilai – Nilai yang terkandung di dalam Al –Qur’an meliputi : Menghargai waktu,
menghargai ilmu pegetahuan, memiliki budaya kerja keras, memiliki orientasi ke
depan (visioner), memiliki harga diri tinggi, memiliki networking dan akses yang
luas (silaturahim), pandai belajar dari sejarah, tidak tertutup, terbuka pada
kemajuan, selalu dinamis, tidak  merasa cukup dengan ilmu pengetahuan yang
dimiliki, konsisten, istiqomah.
3. Ketika kita sudah bisa menjadikan Al – Qur’an sebagai Sumber petunjuk,
pedoman hidup, landasan Hukum, dan Landasan etika Serta menjadikanya tempat
kembali dari segala persoalan kita, maka kita tidak akan merasa berat dalam
menjalani hidup ini karena sesungguhnya Al – qur’an itu adalah buku petunjuk
penggunaan nyawa dengan sebaik – baiknya agar kita selamat dunia maupun
akhirat.
4. Masyarakat umumnya kurang menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupannya, dikarenakan mereka:
a. Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Nilai-Nilai Al-Qur’an,
b. Kurangnya Kemauan Masyarakat terhadap penerapan Nilai – Nilai Al –
Qur’an dalam Kehidupan.
c. Salah dalam Mengimplementasikannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Moh. Sholeh. Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas. Jogjakarta: Diva Press.


2011
Hamid, Syamsul Rijal. Buku Pintar Agama Islam Edisi Senior. Jakatra: Penebar
Salam. 2005
Masfuk, Z.1997. Masail Fiqhiyah. Jakarta : Toko Gunung Agung
Thalib, M. 2005. Fungsi dan Fadhillah membaca Al-Quran. Surakarta : Kaffa media

13

Anda mungkin juga menyukai