LATAR BELAKANG
Ausindo Pharmaceutical PLC merupakan sebuah perusahaan farmasi yang sahamnya
dipegang oleh dua orang Australia dan Indonesia yang dipimpin oleh Mr. George Shoemaker.
Perusahaan ini memiliki pemegang saham yang terdiri atas 50% saham dipegang pengendali dan
35% dipegang oleh publik. Pemegang saham terbesar kemudian memberikan tempat pada
seseorang untuk menjadi Komisaris Utama (Chairman), sementara pemegang saham kedua
memiliki 10% saham yang diwakili oleh komisaris. Perusahaan kemudian menunjuk dua orang
komisaris Independen. Pada suatu saat, dalam obrolannya, Direktur Utama memiliki keinginan
untuk meningkatkan dividen supaya menaikkan harga saham. Alasannya adalah Dividen dari
perusahaan terlalu rendah, sehingga kurang menarik bagi investor. Usulan ini kemudian diberikan
kepada pemegang saham pengendali yang memiliki saham 50%. Dalam kasus disebutkan bahwa
Direktur Utama berencana menambah Dividen supaya harga saham bisa meningkat, beberapa data
dalam ringkasan kasus menyebutkan bahwa
B. ANALISIS KASUS
Profit margin merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur besarnya EAT yang
diperoleh atas penjualan. Dengan demikian dapat dirumuskan dengan :
Laba operasi
Profit margin = , atau
Penjualan
a. Berapa jumlah lembar saham yang dapat dibeli apabila pembelian dilakukan sesuai
dengan harga di bursa?
Stock repurchase juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk mendistribusikan cashflow yang dimiliki perusahaan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Dimana di Indonesia sendiri untuk jumlah maksimal stock repurchase
adalah sebesar 10% dari jumlah saham yang diterbitkan dan beredar.
Stock Repurchase
B/S Ausindo Pharmaceutical PLC. (dalam milliar rupiah)
Cash & short-term investments 2011 1.412,20
Cash & short-term investments 2010 1.110,20
Net increase in cash 302
Number of Shares
Net in Cash 302 (dalam miliar rupiah)
Market value 7.950
Cara menghitung nilai buku akun stockholders equity perusahaan adalah total asset
perusahaan dikurangi seluruh hutangnya. Selisih antara asset (aktiva) dengan liabilitas
disebut ekuitas pemegang saham.
= 3.033,6 Miliar
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diseimpulkan bahwa nilai buku akun stockholder
equity Ausiondo Pharmaeceutical PLC sebesar Rp 3.033,6 Miliar
c. Rasio-rasio keuangan apa yang terpengaruh oleh stock repurchase dan yang tidak?
Rasio keuangan yang terpengaruh oleh stock repurchase dalam beberapa kategori.
1. Rasio liquidity
Current Ratio dan Quick Ratio ,keduanya terpengaruh dengan asumsi bahwa dengan
adanya kenaikan stock repurchase maka keduanya akan mengalami penurunan, hal ini
dikarenakan keduanya dalam penghitungan hasil memerlukan current asset, sehingga
keduanya akan berpengaruh jika adanya perubahan dari stock repurchase itu sendiri.
Total Asset Turn Over total asset TO berpengaruh dengan asumsi bahwa dengan
adanya kenaikan stock repurchase, maka total asset TO akan mengalami kenaikan pula
dengan hubungan yang linier, hal tersebut didukung karena untuk mendapatkan total
asset TO, dua hal yang dibutuhkan yaitu sales dan total asset.
3. Rasio debt management
D/A (debt asset) dan D/E (debt equity) Hal tersebut diasumsikan bahwa dengan
adanya kenaikan stock repurchase maka keduanya akan mengalami kenaikan pula.
4. Rasio profitability
BEP, ROI, ROA, dan ROI. keempatnya memiliki hubungan yang linier dengan stock
repurchase dengan asumsi bahwa kenaikan stock repurchase akan mempengaruhi
kenaikan pada BEP, ROI, ROA dan ROI. pula.
5. Market value
M/B dengan hubungan yang linier, kenaikan stock repurchase akan berpengaruh
kepada rasio M/B dengan mengalami kenaikan pula.
d. Apabila dianggap bahwa nilai hutang dan cash & short term investments sama seperti
nilai bukunya, berapa harga saham setelah dilakukan pembelian kembali saham?
Apa asumsi yang saudara gunakan?
1. Sebelum Repurchase
958.400.000.000
=
1.200.000.000
7.950
=
798,67
= 9,95
2. Setelah Repurchase
958.400.000.000
=
1.200.000.000 − 37.987.421
Menghitung harga saham setelah repurchase, dengan asumsi nilai PER konstan :
5. Bagaimana pendapat sdr tentang contoh yang diberikan oleh DU bahwa stock
repurchase yang seandainya dilakukan pada saat mereka rapat, akan menyebabkan
kenaikan harga saham hampir Rp400?
Berdasarkan kasus tersebut, DU menginginkan adanya kenaikan dividen pada
tahun 2012 dari sebelumnya tahun 2011 sebesar 40%. DU percaya kenaikan dividen ini
akan menyebabkan naiknya harga saham perusahaan. Apalagi kas perusahaan dapat
dikatakan sangat tinggi. Namun menurut DK ketika perusahaan menaikkan dividen, maka
perusahaan harus terus survive untuk kedepannya, karena ketika harga dividen diturunkan
kembali akan menyebabkan reaksi negatif dari para pemegang saham. Oleh karena itu, DK
mengusulkan untuk melakukan stock repurchase, dengan tujuan mengurangi kas
perusahaan. Stock repurchase bisa dilakukan dengan maksimal pembelian kembali 10%
dari saham yang beredar. Dalam kasus ini perusahaan memiliki 1.200 juta saham yang
beredar. Sehingga perusahaan maksimal dapat membeli kembali sahamnya sebesar 120
juta lembar saham. Namun, hal ini sangat beresiko, karena dengan pembelian 120 juta
lembar saham, perusahaan harus mengurangi kas sebesar Rp 1.080 miliar. Sehingga DU
memutuskan untuk membeli saham sebesar 50 juta lembar saham saja dengan pengurangan
kas sebesar Rp 450 miliar. Dengan net income perusahaan sebesar Rp 1.320 miliar, maka
perusahaan dapat menaikkan harga saham tanpa meningkatkan jumlah dividen yang
dibagikan sebesar 4% atau hampir Rp 400. Hal ini akan terjadi jika perusahaan melakukan
stock repurchase. Perhitungan kenaikan harga saham adalah sebagai berikut.
1. Sebelum Repurchase
9.000
= 1.100
= 8,18
2. Setelah Repurchase
1.320.000.000.000
=
1.200.000.000 – 50.000.000
Menghitung harga saham setelah repurchase, dengan asumsi nilai PER konstan :
Stock Repurchase merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk
mendistribusikan cashflow yang dimiliki perusahaan kepada para pemegang sahamnya
selain dalam bentuk dividen. Kegiatan stock repurchase dapat meningkatkan financial
leverage. Pada saat perusahaan membagi kelebihan jumlah kapitalnya, dalam hal ini
melakukan stock repurchase, maka nilai ekuitas perusahaan akan menurun, sehingga debt
ratio perusahaan akan meningkat.
Peningkatan ini berarti pula meningkatkan leverage perusahaan. Perusahaan akan
lebih suka untuk melakukan stock repurchase jika rasio leverage-nya di bawah angka yang
ditargetkan untuk mencapai struktur modal yang optimal, apabila dibandingkan dengan
peningkatan pembayaran dividen yang nantinya ketika perusahaan menurun akan
menyebabkan terlihatnya penurunan perusahaan. Smith (1990) menyebutkan bahwa stock
repurchase adalah suatu cara bagi perusahaan untuk memberikan sinyal kepada para pemegang
saham bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar
pada masa yang akan datang.
7. Kalau pemodal tidak dikenakan capital gains tax dan hanya dikenakan pajak
transaksi plus fee, benarkah situasi tersebut akan membuat stock repurchase lebih
menarik daripada pembayaran dividen?
Benar. Hal tersebut akan menarik karena apabila investor melakukan stock repurchase
karena dibandingkan dengan cash dividend, stock repurchase memiliki net amount
received by stockholder yang lebih besar.
Annie Koh, Ser-Keng Ang, Eugene F. Brigham and Michael C. Ehrhardt, 2014, Financial
Management: Theory and Practice, CENGAGE Learning, An Asia edition.
Smith, Clifford W. Jr (1990). The Modern Theory of Corporate Finance (2 ed.). New York:
nd
McGraw Hill.
Lampiran
Tabel 1
Catatan: