Anda di halaman 1dari 9

Kolam Pereda Energi

Kolam peredam energi biasanya dibangun dihilir saluran luncur untuk meredam enegi dari aliran
air dari saluran. Bentuk dan karakteristik loncatan aliran air adalan sesuat dengan factor aliran
kinetik, debit aliran, kedalam kritis aliran dan angka Froude, F=( v )/( gd)1 /2. Dibawah adalah
sketsa berbagai karakteristik aliram loncatan hidraulis sebubungan dengan angka Froude
Untuk meredam enersi yang terjadi pada aliran dipergunakan kolam peredam enersi (stilling
basin) model USBR di hilir saluran peluncur. Tipe dan dimensi kolam peredam enesi tergantung
dari besarnya bilangan Froude dan kedalaman loncatan hidrolis udik (Y1) dan hilir (Y2).
Tinggi tekanan air buri (tail water) minimum dan panjang loncatan hidraulis yang diperlukan
dapat diperoleh dapat diperoleh dari gambar-gambar dibawah.
Pelimpahan Samping
a. Analisis Hidraulik
Pada setiap ruas pendek di pelimpah samping, momentum pada wal ruas di tambah setiap
penigkatan meoemntum akibat gaya-gaya eksternal, harus sama dengan momentum pada
akhir dari ruas. Apabila ruas pendek, ∆ x, dipertimbangkan, serta kecepatan V dan debit
Q pada bagian hulu, maka pada bagian hilir, kecepatan dan debit menjadi V + ∆V dan
Q+q (∆ x ), dimana q aldalah aliran masuk per ft Panjang mercu.

b. Kondisi aliran
Seperti pada penentuan profil muka air lainnya, maka kedalaman aliran dan karakteristik
hidraulik dari liran akan di pengaruhi oleh aliran balik (backwater) dari beberapa titik
kendali, atau oleh kondisi kritis sepanjang ruas saluran yang di pertimbangkan. Pemilihan
titik kendali untuk peritungan profil muka air dilakukan sebagai berikut.

Apabila dasar dari saluran samping ditentukan sehingga kedalaman air yang berada di
bawah gradient hidraulik lebih besar dari kedalaman energi minimum tertentu, maka
aliran dapat berada pada kondisi subkritis maupun superkritis tergantung pada hubungan
profil dasar sualuran tergadap kemiringan kritis atau pengaruh dari bagian kendali di
hilir.

Apabila kemiringan dasar saluran lebih besar dari kritis dan bagian kendali belum
ditetapkan lokasinya di hilir saluran samping, maka aliran superkritis akan terjadi
sepanjang saluran samping. Pada tahap ini kecepatan menjadi tinggi dan kedalaman air
menjadi dangkal, yang menghasilkan jatuhnya air yang relatif tinggi dari elevasi muka air
waduk ke muka air saluran samping.

Kondisi aliran tersebut diilustrasikan pada muka air B pada Gambar 3.23. Sebaliknya
apabila bagian kendali telah ditetapkan dihilir dari saluran samping untuk menaikkan
kedalaman air di hulu, maka saluran dapat dibuat untuk mengalirkan aliran pada kondisi
subkritis. Kecepatan pada kondisi ini menjadi lebih kecil dari kritis dan kedalaman aliran
menjadi lebih besar, yang menyebabkan tinggi jatuh air yang kecil dari muka air waduk
ke muka air saluran samping. Kondisi aliran untuk kedalaman subkritis diilustrasikan
pada Gambar 3.23. dengan profil muka air A. Pengaruh dari jarak jatuhnya air dari
waduk ke muka air saluran untuk setiap tipe aliran disajikan pada Gambar 3.23. B. Dapat
dilihat bahwa pada tahap subkritis, aliran datang tidak akan menyebabkan kecepatan
kearah melintang yang tinggi karena tinggi terjun yang rendah sebelum bertemu dengan
aliran saluran, sehingga dapat memberikan proses diffusi yang baik dengan massa air di
saluran samping.
Karena kecepatan datang dan kecepatan saluran relatif lambat, maka akan terjadi
campuran aliran, yang menghasilkan aliran yang cukup halus di saluran samping. Apabila
kondisi aliran saluran samping berada dalam kondisi superkritis, maka kecepatan saluran
samping akan tinggi, kemudian percampuran aliran kearah melintang berenergi tinggi
dengan aliran saluran akan menjadi turbulen dan kasar. Aliran kearah melintang
cenderung untuk menyapu aliran ke sisi saluran yang lebih jauh, dan menghasilkan
gelombang ekstrim dengan getaran. Dengan demikian aliran yang terjadi harus di jaga
tetap pada kondisi subkritis untuk memperoleh kinerja hidraulik yang baik. Hal ini dapat
di capai dengan menetapkan bagian kendali di hilir saluran samping.

Bentuk potongan melintang saluran samping akan dipengaruhi oleh mercu limpasan pada
satu sisi dan oleh kondisi tebing pada sisi lain. Disebabkan karena terbentuknya
turbulensi dan vibrasi yang menjadi satu di dalam aliran saluran samping, pada umumnya
desain saluran samping tidak disetujui untuk dilaksanakan kecuali bila terdapat fondasi
batuan. Dinding sisi saluran samping biasanya berupa lining beton yang ditempatkan
pada lereng tumpuan dan di angker ke batuan.

Potongan melintang berbentuk trapesium merupakan salah satu bentuk yang banyak
digunakan untuk saluran samping. Lebar saluran dalam kaitannya dengan kedalaman
harus dipertimbangkan. Apabila ratio lebar terhadap dalam cukup besar, maka kedalaman
aliran di saluran menjadi dangkal, sama juga dengan yang disampaikan pada potongan
abfg pada Gambar 3.24. Cukup jelas bahwa untuk kondisi ini akan terjadi diffusi
(penyebaran) yang buruk dari aliran datang dengan aliran saluran samping.

Potongan melintang dengan rasio minimum dari lebar terhadap dalam, dapat
menyediakan kinerja hidraulik yang paling baik, dengan indikasi bahwa potongan
melintang yang mendekati seperti yang di gambarkan sebagai adj pada Gambar 3.24.
menjadi pilihan yang ideal baik dari segi hidraulik dan ekonomi. Lebar minimum dasar
saluran diperlukan untuk menghindari kesulitan dalam konstruksi karena keterbatasan
ruang. Selanjutnya stabilitas bangunan dan dinding bukit curam yang dapat
membahayakan dengan adanya galian dalam yang ekstrim pada tumpuan harus di
pertimbangkan. Dengan demikian lebar dasar minimum harus dipilih sesuai dengan aspek
praktikal dan struktural.

Bagian kendali di hilir saluran samping dapat diperoleh dengan membatasi dinding
saluran atau meninggikan dasar saluran untuk mendapatkan titik aliran kritis. Aliran di
hulu kendali berada pada tahap subkritis dan menyediakan kedalaman yang maksimum
pada saluran samping.

Dasar saluran samping dan dimensi kendali kemudian dipilih sehingga aliran dalam
saluran samping di tempat yang berlawanan dengan mercu akan menjadi aliran yang
paling dalam yang dimungkinkan tanpa penenggelaman aliran yang melalui mercu.
Aliran di saluran di hilir kendali kemudian menjadi sama seperti saluran biasa atau pada
saluran luncur.

Anda mungkin juga menyukai