Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Perekonomian di masa mendatang akan semakin terbuka dan semakin kompleks pula
tantangan yang akan dihadapi. Pemerintah memiliki kewajiban dalam melaksanakan
pembangunan sebagai salah satu fungsi utama yang harus dijalankan di samping fungsi
pelayanan masyarakat dan fungsi perlindungan. Pembangunan menjadi proses yang bersifat
integratif, baik dalam pemahaman perencanaan, pelaksanaan ataupun pengendalian yang
akan dilakukan secara berkesinambungan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya otonomi daerah memberikan ruang bagi masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dan menyampaikan aspirasinya dalam pengambilan keputusan pembangunan.
Program pembangunan yang berkelanjutan akan berhasil dengan mempertimbangkan
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sehingga, hubungan baik antara pemerintah dan
masyarakat menjadi sangat penting.
Upaya telah dilakukan pemerintah daerah. Dalam kasus ini ialah Pemerintah Daerah
Kota Bandung. Dengan menggulirkan berbagai program yang memiliki tujuan untuk
memberdayakan masyarakat serta memperluas pemerataan pembangunan. Melalui Peraturan
Walikota (Perwal) Nomor 436 Tahun 2015 Tentang perubahan atas Perwal Nomor 281
Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan
Kewilayahan (PPIPK). Program PPIPK merupakan salah satu bentuk program pembangunan
yang menjadi program unggulan selama masa pemerintahan Walikota Ridwan Kamil.
Melalui program PPIPK akan mempermudah perwujudan Kota Bandung sebagai
Empowerment City.
Selain menyerahkan kewenangan secara desentralisasi kepada wilayah, juga
menumbuhkan sikap gotong-royong dengan substansi inovasi pemberdayaan, pengembangan
sikap, pengambilan keputusan politik dan pengembangan potensi ekonomi masyarakat di
tingkat wilayah. Kegiatan PPIPK berpedoman kepada kegiatan yang dasarnya meliputi
berbagai bidang kegiatan yang mendukung upaya Pemerintah Kota Bandung dalam
melakukan pembangunan daerah yang mencakup Infrastruktur, Sosial Kemasyarakatan,
Penguatan Kelembagaan, Fasilitas Pelaksanaan Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, dan
Pemberdayaan dan Inovasi Ekonomi Lokal.
BAB II
Tinjauan Pustaka
II.1 Program Pembangunan
Pembangunan merupakan rangkaian usaha dalam mewujudkan pertumbuhan dan
perubahan yang terencana dan secara sadar oleh suatu bangsa bernegara. Pembangunan
sebagai bentuk perubahan mencapai suatu sistem sosial serta ekonomi yang disesuaikan
berdasarkan kehendak suatu bangsa menurut Rogers (Rochajat, 2011). Sedangkan menurut
W.W Rostow pembangunan menjadi proses yang bergerak lurus, yaitu melalui masyarakat
terbelakang menuju masyarakat yang lebih maju (Abdul, 2004). Dalam pembangunan desa
dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk
kesejahteraan masyarakat desa (Herri, 2021).
Program pembangunan dengan memberdayakan masyarakat akan disusun sendiri oleh
masyarakat, mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan
kelompok miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, dibangun melalui sumber daya
lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menimbulkan ketergantungan dan
berkelanjutan (Erni, 2014). Pada hakikatnya program pembangunan akan disusun
menyesuaikan dengan kebutuhan suatu daerah yang membutuhkan adanya perubahan yang
lebih baik. Baik itu dalam pembangunan desa, pembangunan ekonomi, pembangunan
infrastruktur, pembangunan berkelanjutan, dan bentuk-bentuk pembangunan lainnya.
BAB III
Penutup
III.1 Kesimpulan
III.2 Rekomendasi
Hakim, Abdul. 2004. “Ekonomi Pembangunan”. Yogyakarta: EKONISIA.
Harun, Rochajat dan Ardianto, Elvinaro. 2011. “Komunikasi Pembangunan dan Perubahan
Sosial: Perspektif Dominan Kaji Ulang, dan Teori Kritis).” Jakarta: Rajawali Pers.
Santoso, Herri. 2021. “Konsep Pembangunan Desa-Kota: Jejaring Desa-Kota”. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Susilawati, Erni. 2014. “Analisis Program Pemberdayaan Lingkungan Sosial Komunitas Adat
Terpencil (KAT) Suku Bonai Kabupaten Rokan Hulu”. Pekanbaru: UIN SUSKA

Anda mungkin juga menyukai