Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MAKALAH

MK: PROFESI
KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
SENI RUPA

SKOR NILAI:

MINI RISET
PROFESI KEPENDIDIKAN

Bayu wiranata Aldi ponito Edgar rezeky

NAMA MAHASISWA:
BAYU WIRANATA NIM: 2202151001
ALDI PONITO TRIMANTO TAHIHORAN NIM: 2203151026
EDGAR REZEKY PAKPAHAN NIM: 2202451008
DOSEN PENGAMPU : Dra. Dilinar Adlin M.Pd
MATA KULIAH: PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
BULAN MARET 2020/2021

PROFESI KEPENDIDIKAN 1 | P a g e
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuknya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan MINI RISET ini. Shalawat dan berangkaikan
salam tiada henti-hentinya kami sampaikan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.

MINI RISET ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
profesi kependidikan semester II di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada Dra. Dilinar Adlin M.Pd selaku dosen mata kuliah profesi
kependidikan dan rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang membantu
tersusunnya tugas ini.

Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa didalam
menyusun tugas ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu saran dari pembaca sangat kami nantikan untuk menyempurnakan makalah ini.

Medan, … APRIL 2021

Penyusun

PROFESI KEPENDIDIKAN 2 | P a g e
DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................2

Daftar Isi ......................................................................................................3

BAB I Pendahuluan ....................................................................................

1.1 Latar belakang..........................................................................................4


1.2 Rumusan masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan .....................................................................................................4

BAB II Pembahasan....................................................................................

2.1 profesionalisme guru ...............................................................................5

2.2 ciri-ciri professional guru.........................................................................6

2.3 komponen penyajian bahan pelajaran......................................................7

2.4 peran guru professional dalam proses pembelajaran...............................8

2.5 syarat-syarat menjadi guru profesionalisme............................................9

2.6 upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru........................9

BAB III Penutup..........................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................11


3.2 Saran .......................................................................................................11

PROFESI KEPENDIDIKAN 3 | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Guru profesional merupakan pondasi awal suatu keberhasilan dalam


suatu institusi pendidikan, peserta didik yang berhasil dan sukses merupakan
sumbangsih dari jasa seorang guru. Menurut Rice dan Bishoprick (dalam Bafadhal
2008:5) Guru Profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi guru oleh kedua pasangan
penulis tersebut dipandang sebagai suatu proses yang bergerak dari ketidaktahuan
(ignorance) menjadi tahu, dari ketidak matangan (immanurity) menjadi matang, dari
diarahkan orang lain (other-directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru


2. Apa ciri-ciri professional guru
3. Apa komponen penyajian bahan pelajaran
4. Bagaimana peran guru profesional dalam proses pembelajaran
5. Apa saja syarat-syarat menjadi guru profesionalisme
6. Bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar
pendidikan, juga untuk menambah wawasan kita mengenai profesionalisme guru, dan
diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.

PROFESI KEPENDIDIKAN 4 | P a g e
BAB II

Pembahasan

Profesionalisme guru:

Profesi berasal dari kata profesional (bahasa Inggris) yang berakar dari bahasa
latin yaitu profesi artinya mampu dan ahli dalam bentuk suatu pekerjaan. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia (1990:702) profesi diartikan sebagai "Bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu (keterampilan, kejujuran dan sebagainya".
Sedangkan menurut Sikun Pribadi (1976; dalam Oemar Hamalik 2003:1-2) mengatakan
profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa
seorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa,
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan


bahwa profesionalisme guru merujuk pada pekerjaan yang akan melahirkan suatu
pelayanan keahlian khusus, dengan etika yang tumbuh, norma luhur yang ada pada
masyarakat dan berorientasi pada masyarakat secara keseluruhan. Profesi merujuk pada
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian, dan tidak bisa dilakukan oleh
sembarangan orang yang tidak terlatih dan dipersiapkan secara khusus untuk pekerjaan
itu, melalui pendidikan atau latihan pra-jabatan (sebelum ia bekerja) dan in Service
training (disaat ia sedang bekerja).

Komitmen membangun pendidikan sebagai fondasi bangsa untuk maju dan


berkembang dinyatakan dengan tegas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.Demi tujuan 'mencerdaskan kehidupan bangsa',
pembangunan pendidikan harus dilakukan pada berbagai komponen utama pendidikan,
yakni sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum yang mampu merespon
perkembangan zaman, keterlibatan masyarakat, dan tentu saja sumber daya
kependidikan yang berkualitas. Pembangunan sumber daya kependidikan yang
berkualitas, penting untuk digarisbawahi, menimbang para guru ialah garda terdepan
yang berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas.

PROFESI KEPENDIDIKAN 5 | P a g e
Merekalah menjadi orang pertama yang membuat siswa mengerti dan paham
mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, para guru juga menjadi aktor
penting untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan pada murid berkaitan
dengan etika, kemampuan untuk bertahan dalam hidup, moral, empati, kreasi, dan
sebagainya. Sementara itu, terdapat permasalahan terkait dengan kualitas guru di
Indonesia.

Rendahnya kualitas guru di Indonesia, misalnya, dapat dilihat dari nilai rata-rata
nasional tes calon guru PNS di SD, SLTP, SLTA, dan SMK. Pada 1998/1999, di bidang
studi matematika, angka yang dicapai hanya 27,67% dari interval 0-100. Artinya, para
guru hanya menguasai 27,67% dari materi yang seharusnya. Hal serupa juga terjadi
pada bidang studi lain, seperti fisika (27,35%), biologi (44,96%), kimia (43,55%), dan
bahasa Inggris (37,57%).Nilai-nilai tersebut sangat jauh dari batas ideal, yaitu minimum
75% sehingga seorang guru dapat menguasai mata pelajaran dengan baik.

Hasil lain yang lebih memprihatinkan ialah penelitian dari Konsorsium Ilmu
Pendidikan (2000) memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA
mengajar bidang studi di luar bidang keahliannya. Angka ini tentu saja memancing
pertanyaan berkaitan dengan profesionalitas guru. Bagaimana guru dapat dikatakan
profesional jika tingkat penguasaan materi mata pelajaran yang diampu masih rendah,
dan masih banyak guru yang mengajar di luar bidang keilmuannya? Persoalan
profesionalitas guru berimbas pada rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, terutama jika dibandingkan dengan mutu pendidikan di negara maju.

Hasil survei yang dilakukan United Nations Development Program (UNDP)


tentang peringkat indeks pembangunan manusia menunjukkan bahwa jika dibandingkan
dengan negara-negara tetangga, posisi Indonesia jauh tertinggal. Di antara 174 negara
yang di survei, peringkat Indonesia dari tahun ke tahun selalu berada di zona bawah
(Fathurrohman dan Suryana: 2012).

Ciri guru professional:

Ciri guru profesional Terdapat berbagai komponen yang harus dimiliki seorang
guru agar dapat dikatakan sebagai guru profesional, yakni afeksi, penguasaan ilmu
pengetahuan, penyajian bahan pelajaran, hubungan guru dengan murid, dan hubungan

PROFESI KEPENDIDIKAN 6 | P a g e
guru dengan orang dewasa (Fathurrohman dan Suryana: 2012). Guru profesional
hendaknya memiliki komponen afeksi yang mencakup karakter yang baik sebagai sikap
utama yang harus dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Guru yang memiliki afeksi yang baik akan dipandang sebagai sosok yang
sempurna dalam bersikap dan menjadi Uswatun hasanah bagi murid-muridnya. Hal ini
ditunjukkan dalam beberapa ciri, yakni sabar, bijaksana, ulet, rendah hati, beriman, dan
berakhlak mulia. Komponen afeksi guru dapat dibentuk melalui berbagai peraturan atau
budaya baik yang dijalankan di sekolah. Komponen penguasaan ilmu pengetahuan
mencakup pengalaman pendidikan formal yang sesuai dengan bidang yang diampu
sehingga guru menguasai dan mampu mengembangkan berbagai pengetahuan di bidang
tersebut.

Guru profesional hendaknya mengajar sesuai dengan bidang keahliannya. Guru


yang mengajar sesuai dengan pendidikannya akan lebih mudah mendidik dan
mentransfer pengetahuan kepada muridnya. Selain itu, guru profesional juga terus
mengembangkan kapasitas yang dimilikinya baik dalam segi pengetahuan, metode,
maupun teknik mengajar.

Komponen penyajian bahan pelajaran:

Komponen penyajian bahan pelajaran mencakup berbagai hal dalam menyajikan


materi pelajaran kepada siswa seperti bagaimana metode yang digunakan guru saat
mengajar di dalam kelas. Guru profesional hendaknya menggunakan metode mengajar
yang beragam dalam penyajian bahan pelajaran. Penggunaan metode mengajar yang
beragam akan memberi berpengaruh positif pada hasil pembelajaran dibandingkan
metode yang monoton.

Ikatan hubungan Selain penggunaan metode, dalam komponen penyajian


pengetahuan guru juga harus mampu menanamkan cara berpikir ilmiah serta
kemampuan untuk bertindak sebagai promotor, fasilitator, korektor, konsultan, dan
manajer dalam mengelola proses belajar siswa. Guru profesional juga harus cerdas
dalam membangun dan membina hubungan dengan muridnya. Pembelajaran di sekolah
akan berlangsung dengan harmonis jika guru dan peserta didik memiliki ikatan
hubungan yang erat layaknya seperti keluarga.

PROFESI KEPENDIDIKAN 7 | P a g e
Kemampuan dan sensitivitas untuk mengenal kondisi, sifat, tingkah laku, dan
berbagai hal lain terkait dengan murid menjadi sebuah keharusan bagi guru profesional.
Komponen terakhir yang harus dimiliki guru profesional ialah hubungan guru dengan
orang-orang dewasa. Guru profesional harus membangun hubungan baik dengan sesama
guru baik dalam satu instansi kerja maupun berbeda. Selain itu, guru juga harus terus
memupuk silaturahmi dengan orang tua atau wali siswa dan seluruh anggota masyarakat
lainnya.

Hal ini selain untuk pribadi sang guru dapat menjadi contoh di masyarakat juga
dimaksudkan sebagai sarana bagi guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai
pendidik. Ketika guru membangun hubungan baik dengan sesama guru, akan menjadi
jalan termudah baginya untuk mendiskusikan berbagai hal terkait dengan profesinya
sesama guru. Begitu juga hubungan yang dibina dengan orang tua atau wali siswa akan
memudahkan guru dalam menyukseskan pendidikan peserta didiknya.

Sudah saatnya seluruh guru di Indonesia untuk terus memupuk sikap (afeksi)
yang baik, menguasai ilmu pengetahuan, dan menyajikan materi pelajaran dengan
beragam metode dan teknik yang baru. Selain itu, terus membangun dan membina
hubungan baik antara guru dan siswa, guru dengan orang dewasa lain yang meliputi
sesama guru, orang tua atau wali siswa, dan anggota masyarakat lainnya, karena
menjadi guru yang profesional ialah sebuah keharusan dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Peran guru professional dalam proses pmbelajaran:


Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pimpinan yang dapat
menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif
didalam kelas. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidup yang optimal.

Keberadaan guru profesional ditengah-tengah peserta didik, guru dapat


mencairkan suasana kebekuan, kejenuhan dan kekakuan belajar yang terasa berat
diterima oleh peserta didik. Kondisi seperti ini tentunya memerlukan keterampilan
seorang guru dan tidak semua guru dapat melakukannya dengan baik . Karena itulah ,

PROFESI KEPENDIDIKAN 8 | P a g e
maka keberadaan guru profesional sangat diperlukan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pembelajaran yang


bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri
dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan
pendidikan selama puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Syarat-syarat menjadi guru profesioanlisme:

1. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman


empirik kepada para muridnya1.
2. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar Negara.
3. Berjiwa Pancasila.
4. Mengantarkan anak didik menjadi warga Negara yang baik.
5. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam
berbicara, bertindak dan bersikap.
6. Memfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
lingkungan, baik sekolah Negeri atau swasta.
7. Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun
murid dan orang lain.
8. Memfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi.
9. Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi.
10. Guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya.
11. Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi muridnya.
12. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi
dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok belajar, mengembangkan
kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka menggali pengalaman

Upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru:

PROFESI KEPENDIDIKAN 9 | P a g e
1. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai kualifikasi
akademik.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru.
3. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru.
4. Gerakan Guru Membaca ( G2M ).
5. Melalui organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)
6. Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang pendidikan.

PROFESI KEPENDIDIKAN 10 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya organisasi profesi


kependidikan atau guru adalah suatu wadah untuk menyatukan aspirasi dan gerak
langkah para guru. Adalah suatu sistem dimana unsur pembentuknya adalah guru-guru.
Oleh karena itu guru harus bertindak sesuai dengan tujuan dan sistem. Guru harus
secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian. Seperti yang telah diputuskan dalam UU RI nomor
14 th 2005 bagian kesembilan tentang guru dan dosen guru sebagai profesi harus
mempunyai organisasi profesi.

3.2 Saran

Kepada siswa yang menjadi objek pengarang guru, juga bisa memberi masukan
jika dalam pelaksanaannya ada guru yang bertindak menyimpang dari kode etik guru
yang sedang berlaku.

 Untuk siswa selalu belajar dengan tekun dan rajin sehingga nantinya bisa
menjadi manusia yang mampu memahami organisasi profesi, dalam hal ini organisasi
profesi guru, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk orang tua, serta pihak yang terkait dengan organisasi profesi guru,
maupun pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik
guru, bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya

PROFESI KEPENDIDIKAN 11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai