MK: PROFESI
KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
SENI RUPA
SKOR NILAI:
MINI RISET
PROFESI KEPENDIDIKAN
NAMA MAHASISWA:
BAYU WIRANATA NIM: 2202151001
ALDI PONITO TRIMANTO TAHIHORAN NIM: 2203151026
EDGAR REZEKY PAKPAHAN NIM: 2202451008
DOSEN PENGAMPU : Dra. Dilinar Adlin M.Pd
MATA KULIAH: PROFESI KEPENDIDIKAN
PROFESI KEPENDIDIKAN 1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuknya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan MINI RISET ini. Shalawat dan berangkaikan
salam tiada henti-hentinya kami sampaikan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.
MINI RISET ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
profesi kependidikan semester II di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada Dra. Dilinar Adlin M.Pd selaku dosen mata kuliah profesi
kependidikan dan rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang membantu
tersusunnya tugas ini.
Harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa didalam
menyusun tugas ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu saran dari pembaca sangat kami nantikan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
PROFESI KEPENDIDIKAN 2 | P a g e
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................2
BAB II Pembahasan....................................................................................
PROFESI KEPENDIDIKAN 3 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar
pendidikan, juga untuk menambah wawasan kita mengenai profesionalisme guru, dan
diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.
PROFESI KEPENDIDIKAN 4 | P a g e
BAB II
Pembahasan
Profesionalisme guru:
Profesi berasal dari kata profesional (bahasa Inggris) yang berakar dari bahasa
latin yaitu profesi artinya mampu dan ahli dalam bentuk suatu pekerjaan. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia (1990:702) profesi diartikan sebagai "Bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu (keterampilan, kejujuran dan sebagainya".
Sedangkan menurut Sikun Pribadi (1976; dalam Oemar Hamalik 2003:1-2) mengatakan
profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa
seorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa,
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
PROFESI KEPENDIDIKAN 5 | P a g e
Merekalah menjadi orang pertama yang membuat siswa mengerti dan paham
mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, para guru juga menjadi aktor
penting untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan pada murid berkaitan
dengan etika, kemampuan untuk bertahan dalam hidup, moral, empati, kreasi, dan
sebagainya. Sementara itu, terdapat permasalahan terkait dengan kualitas guru di
Indonesia.
Rendahnya kualitas guru di Indonesia, misalnya, dapat dilihat dari nilai rata-rata
nasional tes calon guru PNS di SD, SLTP, SLTA, dan SMK. Pada 1998/1999, di bidang
studi matematika, angka yang dicapai hanya 27,67% dari interval 0-100. Artinya, para
guru hanya menguasai 27,67% dari materi yang seharusnya. Hal serupa juga terjadi
pada bidang studi lain, seperti fisika (27,35%), biologi (44,96%), kimia (43,55%), dan
bahasa Inggris (37,57%).Nilai-nilai tersebut sangat jauh dari batas ideal, yaitu minimum
75% sehingga seorang guru dapat menguasai mata pelajaran dengan baik.
Hasil lain yang lebih memprihatinkan ialah penelitian dari Konsorsium Ilmu
Pendidikan (2000) memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA
mengajar bidang studi di luar bidang keahliannya. Angka ini tentu saja memancing
pertanyaan berkaitan dengan profesionalitas guru. Bagaimana guru dapat dikatakan
profesional jika tingkat penguasaan materi mata pelajaran yang diampu masih rendah,
dan masih banyak guru yang mengajar di luar bidang keilmuannya? Persoalan
profesionalitas guru berimbas pada rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, terutama jika dibandingkan dengan mutu pendidikan di negara maju.
Ciri guru profesional Terdapat berbagai komponen yang harus dimiliki seorang
guru agar dapat dikatakan sebagai guru profesional, yakni afeksi, penguasaan ilmu
pengetahuan, penyajian bahan pelajaran, hubungan guru dengan murid, dan hubungan
PROFESI KEPENDIDIKAN 6 | P a g e
guru dengan orang dewasa (Fathurrohman dan Suryana: 2012). Guru profesional
hendaknya memiliki komponen afeksi yang mencakup karakter yang baik sebagai sikap
utama yang harus dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Guru yang memiliki afeksi yang baik akan dipandang sebagai sosok yang
sempurna dalam bersikap dan menjadi Uswatun hasanah bagi murid-muridnya. Hal ini
ditunjukkan dalam beberapa ciri, yakni sabar, bijaksana, ulet, rendah hati, beriman, dan
berakhlak mulia. Komponen afeksi guru dapat dibentuk melalui berbagai peraturan atau
budaya baik yang dijalankan di sekolah. Komponen penguasaan ilmu pengetahuan
mencakup pengalaman pendidikan formal yang sesuai dengan bidang yang diampu
sehingga guru menguasai dan mampu mengembangkan berbagai pengetahuan di bidang
tersebut.
PROFESI KEPENDIDIKAN 7 | P a g e
Kemampuan dan sensitivitas untuk mengenal kondisi, sifat, tingkah laku, dan
berbagai hal lain terkait dengan murid menjadi sebuah keharusan bagi guru profesional.
Komponen terakhir yang harus dimiliki guru profesional ialah hubungan guru dengan
orang-orang dewasa. Guru profesional harus membangun hubungan baik dengan sesama
guru baik dalam satu instansi kerja maupun berbeda. Selain itu, guru juga harus terus
memupuk silaturahmi dengan orang tua atau wali siswa dan seluruh anggota masyarakat
lainnya.
Hal ini selain untuk pribadi sang guru dapat menjadi contoh di masyarakat juga
dimaksudkan sebagai sarana bagi guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai
pendidik. Ketika guru membangun hubungan baik dengan sesama guru, akan menjadi
jalan termudah baginya untuk mendiskusikan berbagai hal terkait dengan profesinya
sesama guru. Begitu juga hubungan yang dibina dengan orang tua atau wali siswa akan
memudahkan guru dalam menyukseskan pendidikan peserta didiknya.
Sudah saatnya seluruh guru di Indonesia untuk terus memupuk sikap (afeksi)
yang baik, menguasai ilmu pengetahuan, dan menyajikan materi pelajaran dengan
beragam metode dan teknik yang baru. Selain itu, terus membangun dan membina
hubungan baik antara guru dan siswa, guru dengan orang dewasa lain yang meliputi
sesama guru, orang tua atau wali siswa, dan anggota masyarakat lainnya, karena
menjadi guru yang profesional ialah sebuah keharusan dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa.
PROFESI KEPENDIDIKAN 8 | P a g e
maka keberadaan guru profesional sangat diperlukan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran.
PROFESI KEPENDIDIKAN 9 | P a g e
1. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai kualifikasi
akademik.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru.
3. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru.
4. Gerakan Guru Membaca ( G2M ).
5. Melalui organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)
6. Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang pendidikan.
PROFESI KEPENDIDIKAN 10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kepada siswa yang menjadi objek pengarang guru, juga bisa memberi masukan
jika dalam pelaksanaannya ada guru yang bertindak menyimpang dari kode etik guru
yang sedang berlaku.
Untuk siswa selalu belajar dengan tekun dan rajin sehingga nantinya bisa
menjadi manusia yang mampu memahami organisasi profesi, dalam hal ini organisasi
profesi guru, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk orang tua, serta pihak yang terkait dengan organisasi profesi guru,
maupun pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik
guru, bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya
PROFESI KEPENDIDIKAN 11 | P a g e