yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ pernapasan. Pada
keadaan tertentu tubuh kelebihan karbondioksida (CO2), maka tubuh berusaha
untuk mengeluarkan kelebihan tersebut dengan menghembuskan napas
(ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antara O2 dan CO2 di dalam
tubuh.
Pengertian pernapasan
Ada dua bagaian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernapasan yaitu :
jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari
udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara
osmosis. Selajutnya O2 masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung – ke aorta – seluruh tubuh,
disini terjadi oksidasi atau pembakaran.
HIDUNG
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan
(respirasi) dan indra penciuman (pembau). Bentuk dan struktur hidung
menyerupai piramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus palatinus osis
maksilaris dan pars horizontal osis palatanum. Dalam keadaan normal, udara
masuk dalam sistem pernapasan, melalui rongga hidung. Vestibulum rongga
hidung berisi serabut-serabut halus. Epitel vestibulum berisi rambut-rambut halus
yang mencegah masuknya benda-benda asing yang menggangu proses
pernapasan.
Struktur Hidung
Tulang rawan epitelium dan lamina proia keduanya saling berkaitan, dianggap
sebagai bagian fungsional mukosa yang terbanyak yang berasal dari rongga
hidung. Lamina propia mengandung banyak arteri, vena, dan kapiler yang
membawa nutrisi dan air yang dikeluarkan oleh sel. Rangka dibentuk oleh:
1. Bagian atas oleh laminan kribosa ossis etmoidalis dan pars nasalis ossis
frontalis.
2. Dinding lateral oleh tulang keras dan tulang rawan.
3. Sekat hidung (septum nasi) oleh tulang karang dan tulang rawan
Di samping itu terdapat celah (kavum nasi).
1. Prosessus spenoetmoedalis terletak antara konkasuprima dan konka
superior.
2. Meatus nasi superior antara konka superior dan konka media.
3. Meatus nasi media antara konka media dan konka inferior.
Pintu depan kavum nasi dibentuk oleh tepi bawah os maksilaris dan insisura
nasalis ossis maksilaris. Sekeliling dinding sebelah dalam terdapat ruang-ruang
udara di dalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus paranasalis, terdiri dari:
1. Sinus sfenoidalis, terletak di bagian belakang kranial hidung di dalam
korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang.
2. Sinus etmoidalis, terdapat dalam pars labirinitus ossis etmoidalis.
3. Sinus frontalis, terletak pada infundibulum meatus nasi media.
4. Sinus maksilaris (antrum hiqmori), terdapat pada dinding lateral hidung
korpus maksilaris bermuara di hiatus maksilaris ke rongga hidung hiatus
seminularis media.
Bagian-bagian dari hidung:
1. Batang hidung: dinding depan hidung yang dibentuk oleh ossa nasalis.
2. Cuping hidung: bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oleh
tulang rawan.
3. Septum nasi: dinding yang membatasi dua rongga hidung.
4. Dinding lateral rongga hidung (kavum nasi).
Pada dinding hidung terdapat alat-alat kecil yang berfungsi untuk menggerakkan
hidung dan menghirup udara, meliputi:
1. M. Piramidalis nasi: otot berbentuk piramid pada hidung.
2. M. Levator labii superior alaguenasi: otot bibir yang dapat menggerakkan
hidung.
3. M. Dilatator nares posterior: otot memanjang bagian belakang hidung.
4. M. Dilatator nares anterior: otot memanjang bagian depan hidung.
5. M. Kompresor nasi.
6. M. Kompresor narium minor.
7. M. Depresor alaris nasi.
Fungsi Hidung
Fungsi hidung dalam proses pernapasan meliputi:
1. Udara dihangatkan, oleh permukaan konka dan septum nasalis setelah
melewati faring, suhu lebih kurang 36C.
2. Udara dilembabkan, sejumlah besar udara yang melewati hidung bila
mencapai faring kelembapannya lebih kurang 75%.
3. Kotoran disaring oleh bulu-bulu hidung. Partikel di rongga disaring oleh
rambut vestibular, lapisan mukosiliar, dan lisozim (protein dalam air mata).
Fungsi ini dinamakan fungsi air conditioning jalan pernapasan atas.
Kenaikan suhu tidak melebihi 2-3% dari suhu tubuh. Uap air mencapai
trakea bagian bawah bila seseoarng bernapas melalui tabung langsung
masuk trakea, pendingin dan pengeringan berpengaruh pada bagian bawah
paru sehingga mudah terjadi infeksi paru.
4. Penciuman, pada pernapasan, biasa 5-10% udara pernapaan melalui
celah olfaktori. Dalam menghirup udara dengan keras, 20% udara
pernapasdan melalui celah olfaktori.
Faring
Faring (tekak) adalah suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus
antara basis kranii dan vertebrae servikalis VI.
Struktur Faring
Di antara basis kranii dan esofagus berisi jaringan ikat digunakan untuk tempat
lewat alat-alat di daerah faring :
1. Nasofaring
Bagaian nasal faring terletak dibelakang hidung dan di atas platinum
molle. Pada dinding lateral, terdapat dua saluran audiotori, tiap saluran
mengarah ke masing-masing bagaian tengah telinga. Pada dinding
posterior, terdapat tonsil faringeal (adenoid), yang terdiri atas jaringa
limfoid. Tonsil paling menonjol pada masa kanak-kanak hingga usia 7
tahun. Selanjutnya tonsil mengalami atrofi
2. Orofaring
Bagian oral faring terletak dibelakang mulut, memanjang dari bagian
bawah palatum molle hingga bagian vertebra servikalis ke-3 hingga
dinding lateral bersatu dengan palatum molle untuk membentuk lipatan
ditiap sisi. Antara tiap pasang lipatan terdapat kumpulan jaringan limfoid
yang disebut tonsil palatin. Saat menelan bagian nasal dan oral
dipisahkan oleh palaturn molle dan uvula. Uvula (anggur kecil) adalah
prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah dari bagian
tengah tepi bawah palaturn lunak. Amandel platinum terletak pada kedua
sisi orofaring posterior.
3. Laringofaring
Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke
bawah esofagus yakni dari verrtebra servikalis ke-3 hingga 6. Mengelilingi
mulut esofagus dan laring yang merupakan gerbang untuk sistem
respiratorik selanjutnya.
Fungsi faring
a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlihat dalam
sistem pencernaan dan pernapasan: udara masuk melalui bagian nasal
dan oral, sedangkan makanan melalui bagian oral dan laring.
b. Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama seperti hidung,
udara dihangatkan dan dilembabkan saat masuk kefaring
c. Fungsi bahasa , fungsi faring dalam bahasa adalah dengana bekerja
sebagai bilik resonansi untuk suara yang naik dari laring, faring (bersama
sinus) membantu memberikan suara yang khas pada tiap individu
d. Fungsi pengecap, terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di
epitelium oral dan bagian faringeal
e. Fungsi pendengaran, saluran audiotori (pendengaran), memanjang dari
nasofaring pada tiap telinga tengah, memungkinkan udara masuk ke
telinga. Pendengaran yang jelas bergantung pada adanya udara di
tekanan atmosfer pada tiap sisi membran timpani
f. Fungsi perlindungan, jaringan limfatik faring dan tonsil laring
menghasilkan antibody dalam berespon terhadap antigen misal mikroba.
Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan cenderung mengalami atrofi
pada orang dewasa
Laring
Fungsi laring
Struktur Trakea
pada ujung bawah trakea, setinggi angulus sterni tepi bawah trakea vertebrae
torakolis IV, trakea bercabang dua menjadi bronkus kiri dan bromkus kanan.
Trakea dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin yang terdiri dari
15-20 cincin. Diameter trakea tidak sama pada seluruh bagian. Pada daerah
servikal agak sempit, bagian pertengahan sedikit melebar, dan mengecil lagi
dekat percabangab bronkus. Bagian dalam trakea terdapat septum yang disebut
karina, terlatak agak ke kiri dari bidang median. Bagian dalam dari trakea
terdapat sel-sel bersilia, berguna untuk mengeluarkan benda asing yang masuk
bersama udara ke jalan pernapasan.
Hubungan trakea dengan alat sekitarnya:
1. Sebelah kanan terdapat N.vagus dekstra, A.anonima, dan V.azigos.
2. Sebelah kiri terdapat aorta dan nervus rekuren sinistra.
3. Bagian depan menyilang V.anomina sinistra, fleksus kardiakus profundus.
4. Bagian belakang terdapat esofagus, pada sisi trakea berjalan cabang-
cabang N. vagus dan trunkus simpatikus ke arah pleksus kardiakus.
Fungsi Trakea
Mukosa trakea terdiri dari epitel keras seperti lamina yang berisi jaringan serabut-
serabut elastis. Jaringan mukosa ingin berisi glandula mukosa yang sampai ke
permukaan epitel menyambung ke pembuluh drah bagian luar. Submukosa
trakea menjadikan dinding trakea kaku dan melindungi serta mencegah trakea
mengempis. Kartilago antara trakea dan esofagus lapisannya berubah menjadi
elastis pada saat proses meelan sehingga membuka jalan makanan dan
makanan masuk ke lambung. Rangsangan saraf simpatis memperlebar diameter
trakea dan mengubah besar voluma saat terjadinya proses pernapasan.
Bronkus
a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikel
daripada bronkus kiri sehingga cenderung sering mengalami obstruksi
oleh benda asing. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Setelah memasuki hilum,
bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang, satu untuk tiap lobus, tiap
cabang kemudian terbagi menjadi banyak cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus
kanan. Setelah sampai di hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua
cabang, satu untuk setiap lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi
saluran-saluran kecil dalam substansi paru.
Paru-paru
Paru adalah salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam kantong
yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru sangat
lunak, elastis, dan berada dalam rongga torak. Sifatnya ringan dan terapung di
dalam air. Paru berwarna biru keabu-abuan dan berbintik-bintik karena partikel-
partikel debu yang masuk termakan oleh fagosit.
Paru dapat terbagi atas beberapa lobus. Letak insisura dan lobus diperlukan
dalam penentuan diagnosis. Pada paru kiri terdapat suatu insisura yaitu insisura
obligus. Insisura ini menjadi paru kiri atau dua lobus yaitu lobus superior (bagian
yang terletak di atas dan dan di depan insisura) dan lobus inferior (bagian paru
yang terletak di belakang dan bawah insisura).
Mekanisme pernapasan
Paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis, dalam keadaan normal
terdapat lapisan cairan tipis antara paru an dinding dada. Paru dengan mudah
bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru dan dinding
dada di bawah tekanan atmosfer. Paru teregang dan berkembang pada waktu
bayi baru lahir
Pada waktu inspirasi udara melewati hidung dan faring. Udara dihangatkan dan
diambil uap airnya. Udara berjalan melalui trakea, bronkus, bronkiolus, dan
duktus alveolaris ke alveoli. Alveoli dikelilingi oleh kapiler-kapiler. Terdapat kira-
kira 300 juta alveoli. Luas total dinding paru yang bersentuhan dengan kapiler-
kapiler pada kedua paru kira-kira 70m2.
Aktivitas bernapas merupakan dasar yang meliputi gera tulang rusuk sewaktu
bernapas dalam. Pada waktu istirahat pernapasan menjadi dangkal akibat
tekanan abdomen yang membatasi gerakan diafragma.
Inspirasi
Insiparai adalah proses aktif kontraksi otot-otot inspirasi yang menaikan volume
intratoraks. Selama bernapas tenang tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg
(relatif terhadap atmosfer). Pada permulaan inspirasi menurun sampai -6 mmHg
dan paruh ditarik ke arah posisi yang lebih mengembang, dijalan udara menjadi
sedikit negatif dan udara mengalir ke dalam paru. Akhir inspirasi rekoil menarik
dada kembali ke posisi ekspirasi karena tekanan rekoil paru dan dinding dada
seimbang. Tekanan dalam jalan pernapasan seimbang menjadi sedikit positif,
udara mengalir keluar dari paru.
Pada saat inspirasi, pengaliran udara ke rongga pleura dan paru berhenti
sebentar ketika tekanan dalam paru bersamaan bergerak mengelilingi atmosfer.
Pada waktu penguapan pernapasan, volume sebuah paru berkurang karena
naiknya tekanan udara untuk memperoleh dorongan keluar pada sistem
pernapasan.
Ekspirasi
Pernapasan tenang bersifat pasif- tidak ada otot-otot yang menurunkan volume
untuk toraks berkontraksi- permulaan ekspirasi kontraksi ini menimbulkan kerja
yang menahan kekuatan rekoil dan melambatkan ekspirasi. Inspirasi yang kuat
berusaha mengurangi tekanan intrapleura sampai serendah 30 mmHg, ini
menimbulkan pengembangan paru dengan derajat yang lebih besar. Bila
ventilasi meningkat, luasnya deflasi paru meningkat dengan kontrakso otot-otot
pernapasan, yang menurukan volume intratoraks.
Jika kita bernapas dengan kuat maka paru akan mengembang dengan kapasitas
maksimum, permukaan dada mengeluarkan tekanan yang berbeda. Oleh karena
kekuatan yang lebih dari kekuatan elastis akan membesar menyebabkan volume
akan meninggi. Alat untuk mengukur muatan pernapsan, persediaan
pengeluaran dan persediaan pemasukan sangat penting.
a. Pernapasan luar : kecenderungan kekuatan tekanan molekul gas
meningkat sampai pada ketidakseimbangan menjadi tidak stabil, ketika
ketidakseimbangan molekul gas dalam ruang difusi luar tdak sampai ke
seluruh molekul gas. Kembalinya tekanan sementara akan menganggu
keseimbangan kekuatan tekanan meningkatnya akan bertambah besar
pada penghancuran molekul tekanan akan berkurang akibat pergerakan
molekul gas.
b. Pernapasan dalam : nornal cairan intertisial dari PO2 adalah 40 mmHg
dan PCO2 45 mmHg. Sebagai hasil, oksigen O2 disebarkan ke luar
pembuluh kapiler dan karbondioksida CO2 diterima oleh pembuluh kapiler
sampai tekanan bagian kapiler sama dengan bagian membran. Darah
vena keluar dari kapiler akan ditranspor ke sirkulasi paru ketika
pernapasan luar memindahkan kelebihan CO2 dari kapiler bersama
oksigen. O2 da CO2 dapat larut dalam plasma darah, ini merupakan
fungsi utama untuk membran sel. Kelebihan O2 dan CO2 diedarkan ke
dalam sel-sel darah merah ketika molekul-molekul gas tersusun untuk
dapat diedarkan ke seluruh tubuh. Hal yang terpenting untuk reaksi
adalah keteraturan oksigen dan karbondioksida plasma berkonsentrasi
tinggi. Molekul-molekul berpindah ke sel darah merah ketika konsentrasi
sel darah merah plasma rendah dan melepaskan persediaan
cadangannya.