Anda di halaman 1dari 61

50

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG TANDA BAHAYA


KEHAMILAN TERHADAP KECEMASAN PADA IBU
HAMIL SELAMA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS
BARA-BARAYA MAKASSAR

Diajukan Oleh

April Artinanda

P1021910

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
51

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkanatas kehadirat Allah SWT,karenaatas berkah,

rahmat, hidayat, karunia, dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Kecemasan pada

Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga Selama Pandemic Covid-19 di

Puskesmas Bara-Barayya Makassar”ini sebagai salah satu syarat penyelesaian

pendidikan Magister (S2) Kebidanan Program Studi Pascasarjana Universitas

Hasanuddin.Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

dalamperkuliahan, serta arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing, maka

skripsi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini terdapat banyak kekurangan,

namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik

dalam menyelesaikan skripsi ini dan berharap semoga apa yang telah ditulis dalam

skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.Selesainya penyusunan skripsi ini

tidak lepas dari bimbingan, kerja sama, dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak. Dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan segenap rasa

terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang penulis hormati dan sayangi:

1. Dr.Wertna Nontji.,S.Kep,M.Kep.selaku pembimbing penyusunan skripsi, atas

kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal ini

2. Koordinator dan seluruh staf dosen / pengajar mata kuliah dari Bagian

Pascasarjana Kebidanan Universitas Hasanuddin yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penyusunan Proposal ini.


52

3. Pimpinan, seluruh dosen / pengajar, dan seluruh karyawan Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, motivasi, bimbingan, dan bantuan selama masa pendidikan

preklinik hingga penyusunan Proposal ini.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dan Kepala Puskesmas Bara-Barayya,

serta Bidan KIA Puskesmas Bara-Barayya, yang telah memberi ijin dan banyak

membantu selama dilaksanakan Pnyusunan Proposal ini.

5. Orang tua penulis tercinta, dan kakak saya yang telah banyak memberi

dukungan, doa, moril, dan materil selama penyusunan Proposal ini.

6. Semoga segala bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis bernilai pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Proposal

ini masih sangat jauh dari kata sempurna, mulai dari tahap persiapan hingga

tahap penyelesaian. Semoga dapat menjadi bahan introspeksi dan motivasi bagi

penulis ke depannya.Akhir kata, semoga apa yang telah penulis lakukan ini

dapat bermanfaat bagi banyak orang dan mendapat pahala di sisi Allah SWT.

Makassar,1 Januari 2021

Wassalam

Peneliti
53

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii

DAFTAR ISI....................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6

A. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan........................................... 6

B. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan ........................................... 16

C. Penyuluhan.................................................................................... 18

D. Kaitan Penyuluhan dengan tingkat stress

E. Kerangka Teori ............................................................................. 29

F. Kerangka Konsep ......................................................................... 30

G. Hipotesis ....................................................................................... 32

H. Deifinisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 35

A. Rancangan Penelitian ................................................................... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 35

C. Populasi dan Sampel..................................................................... 35


54

D. Instrumen Penelitian...................................................................... 35

E. Alur Penelitian .............................................................................. 37

F. Uji Validitas ................................................................................. 37

G. Teknik Analisis Data .................................................................... 38

H. Etika Penelitian ............................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Kecemasan merupakan keadaan yang normal terjadi dalam

berbagai keadaan, seperti pertumbuhan, adanya perubahan dan pengalaman baru.

(Mandagi, 2013) Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut yang tidak jelas

penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada. (Usman, 2016)

Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari. (Saseno,2013)

Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan

perasaan mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat berkembang

dalam jangka waktu lama. (Shodiqoh, 2014)

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang paling

sering dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Study, satu dari

empat orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan

kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%)

daripada pria (19,2%). (Sadock, 2015)

Gejala cemas yang timbul berbeda-beda pada setiap individu. Gelaja cemas

dapat berupa gelisah,pusing,jantung berdebar, gemetaran, dan lain sebagainya.

Cemas dapat menganggu kehidupan sehari-hari. (Mandagi, 2013) Salah satu

sumber stressor kecemasan adalah kehamilan, terutama pada ibu hamil yang labil

jiwanya. (Usman, 2016) Pada umumnya, seorang ibu yangmengalami kehamilan

untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa ingin tau
2

terhadap perubahan diri dan perkembangan janin. Tetapi, di saat yang sama timbul

pula rasa cemas dalam diri ibu hamil. (Shodiqoh, 2014)

Di Indonesia, terdapat 107.000 (28,7%) ibu hamil yang mengalami

kecemasan dalam menghadapi persalinan.(Mandagi, 2013) Pada penelitian yang

dilakukan oleh Astria (2009) menunjukkan kecemasan lebih banyak dialami pada

ibu hamil primigravida(kehamilan pertama) yaitu sebanyak66,2%, dibandingkan

dengan kecemasan pada ibu hamil multigravidasebanyak 42,2%. (Novitasari,

2013)

Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga

kehamilan hingga saat persalinan, dimasa pada periode ini ibu hamil merasa

cemas terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri

yang akan dirasakan, dan sebagainya.(Usman, 2016) Dengan semakin dekatnya

jadwal persalinan, terutama pada kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan

cemas atau takut karena kehamilan merupaka pengalaman yang baru. (Maimunah,

2009)

Akan tetapi, kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa

kehamilan hingga persalinan, seperti janin yang gelisah sehingga menghambat

pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain. Dampak

tersebut dapat membahayakan ibu dan janin.(Novitasari, 2013) Sebuah penelitian

di Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat kecemasan yang

tinggi memiliki resiko melahirkan bayi prematur bahkan keguguran. (Astria,

2009)
3

Selain berdampak pada proses persalinan, kecemasan pada ibu hamiljuga

dapat berpengaruh padatumbuh kembang anak. Kecemasan yang terjadi terutama

pada trimester ketiga dapat mengakibatkan penurunan berat lahir dan peningkatan

aktifitas Hipotalamus-Hipofisis-Adrenal (HHA) yang menyebabkan perubahan

produksi hormon steroid, rusaknya perilaku sosialdan angka fertilitas saat dewasa.

(Shahhosseini, dkk, 2015).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga Semamsa Pandemic Covid-19 di Puskesmas Bara-

Barayya Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimana

pengaruh penyuluhan pada tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida

trimester ketiga Selama Pandemic Covid-19 di Puskesmas Bara-Barayya

Makassar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan Terhadap tingkat kecemasan

pada ibu hamil primigravida trimester ketiga Selama Pandemic Covid-19 di

Puskesmas Bara-Barayya Makassar.


4

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menilai pengaruh penyuluhan terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu

Hamil Primigravida Trimester Ketiga Selama Pandemic Covid-19 sebelum

diberikan penyuluhan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar

b. Untuk menilai perbedaan Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida

Trimester Ketiga Selama Pandemic Covid-19 sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan di Puskesmas Bara-Baraya Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Manfaat praktisi penelitian ini sebagai bahan informasi tentang tingkat

kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga Selama Pandemic

Covid-19di Puskesmas Bara-Barayya Makassar.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti

dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan terkait tingkat

kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga Selama Pandemic

Covid-19 secara khususnya.

b. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

mengenai tingkat kecemasan pada ibu hamil. Selama Pandemic Covid-19

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenaitingkat kecemasan

pada ibu hamil primigravida trimester ketiga Selama Pandemic Covid-19


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

a. Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut,

namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak

memiliki stimulus yang jelas yang dapat diidentifikasi.(Videbeck, 2012)

b. Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang

dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan

tidak berdaya. (Kusumawati dan Hartono, 2012)

c. Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan

kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami dan

dalam tingkat yang berbeda-beda. (Maimunah, 2009)

2. Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis munculnya

kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori psikologis terdiri

atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku dan teori

eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri atas sistem saraf otonom,

neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan teori genetik. (Sadock, 2015)


6

a. Teori Psikoanalitik

Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada

ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik psikik

antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau agresif dan

ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau realitas eksternal. Sebagai

respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi mekanisme pertahanan untuk

mencegah pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul

ke kesadaran. (Sadock, 2015)Individu yang mengalami gangguan

kecemasan menggunakan secara berlebihan salah satu atau pola tertentu dari

mekanisme pertahanan. (Videbeck, 2012)

b. Teori Perilaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap

stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan

oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas ketika melihat ayahnya. Hal

tersebut dapat berkembang, anak tersebut kemungkinan tidak mempercayai

semua laki-laki. Sebagai kemungkinan penyebab lain, mereka belajar

memiliki respon internal kecemasan dengan meniru respon kecemasan

orangtua mereka.(Sadock, 2015) Kecemasan dapat dipelajari oleh individu

melalui pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman baru. (Videbeck,

2012)

c. Teori Eksistensial

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa adanya

stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab perasaan


7

cemas kronisnya. Konsep utama teori eksistensial adalah individu merasa

hidup tanpa tujuan. Kecemasan adalah respon terhadap perasaan tersebut

dan maknanya. (Sadock, 2015).

d. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala tertentu

seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular (contoh: sakit kepala),

gastrointestinal (contoh: diare), dan pernapasan (contoh: takipneu). Sistem

saraf otonom pada sejumlah pasien gangguan cemas, terutama dengan

gangguan cemas sangat beratmenunjukkan peningkatan tonus simpatik,

adaptasi lambat terhadap stimulusberulang, dan berespons berlebihan

terhadap stimulus sedang. (Sadock, 2015)

e. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi obat,

terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan,

yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan norepinefrin.

(Sadock, 2015)

Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan neurotransmiter yang

berfungsi sebagai anticemas alami dalam tubuh dengan mengurangi

eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron.

(Videbeck, 2012) Peran GABA pada gangguan cemas didukung oleh

efektifitas benzodiazepin yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor

GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan cemas.

Beberapa peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan


8

cemas memiliki fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan ini

belum terlihat langsung. (Sadock, 2015) Benzodiazepin terikat pada reseptor

yang sama seperti GABA dan membantu reseptor pascasinaps untuk lebih

reseptif terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi bangkitan

sel dan mengurangi kecemasan.(Videbeck, 2012)

Serotonin (5-HT) memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe 5-

HT1Aberperan pada terjadinya gangguan cemas, juga mempengaruhi agresi

dan mood. (Videbeck, 2012) Peningkatan pergantian atau siklus serotonin di

korteks prefrontal, nukleus akumben, amigdala, dan hipothalamus lateral

menyebabkan tipe stres akut yang berbeda. (Sadock, 2015)

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan

kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan

panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres pascatrauma.

(Videbeck, 2012). Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan

kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan dapat memiliki sistem

regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan aktifitas yang sesekali

terjadi. Sel dari sistem noradrenergik utamanya dibawa ke locus

cereleus(nukleus) di pons dan memproyeksikan akson ke korteks cerebral,

batang otak, dan tulang belakang (medulla spinnalis). (Sadock, 2015)

f. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu dilakukan

pada gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan

petunjuk dalam memahami gangguan cemas. Studi struktural, seperti CT


9

dan MRI, yang dilakukan menunjukkan peningkatan ukuran ventrikel otak.

Hal tersebut pada suatu studi dihubungkan dengan lama penggunaan

benzodiazepin pada pasien. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien

dengan gangguan cemas memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan

hal ini dapat menjadi penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami

pasien. (Sadock, 2015)

g. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa

komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan cemas.

Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis timbulnya gangguan

cemas. Hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan panik

setidaknya memiliki satu kerabat yang juga mengalami gangguan tersebut.

Gambaran untuk gangguan cemas lainnya, walaupun tidak setinggi itu, juga

menunjukkan adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat

derajat pertama pasien yang mengalaminya daripada kerabat orang yang

tidak mengalami gangguan cemas. (Sadock, 2015

3.Tingkat Kecemasan

a. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangandalam kehidupan sehari-

hari. Ansietas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda

dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensoris meningkat dan

dapat membantu memusatkan perhatian untuk belajar menyelesaikan

masalah, berpikir, bertindak,merasakan dan melindungi diri sendiri.


10

h. Ansietas sedang, merupakan perasaan yang menganggu bahwa ada sesuatu

yang benar-benar berbeda yang menyebabkan agitasi atau gugup. Hal ini

memungkinkan individu untuk memusatkan perhatian pada hal yang penting

dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan tingkat ini mempersempit lahan

persepsi.

i. Ansietas berat, dapat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang

berbeda dan terdapat ancaman, sehingga individu lebih fokus pada sesuatu

yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang lainnya.

j. Ansietas sangat berat, merupakan tingkat tertinggi ansietas dimana semua

pemikiran rasional berhenti yang mengakibatkan respon fight, flight, atau

freeze, yaitu kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap di tempat dan berjuang

atau tidak dapat melakukan apapun. Ansietas sangat berat berhubungan

dengan terperangah, ketakutan dan teror. (Videbeck, 2012; Stuart, 2007)

3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan pada

ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi

menjadi dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan

menjelang persalinan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga dibagi

menjadi dua jenis, yaitu informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan suami.

(Shodiqoh, 2014)
11

Kepercayaan pada faktor internal merupakan tanggapan percaya atau

tidak percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau mitos yang didengar dari

orang lain atau yang berkembang di daerah asal atau tempat tinggalnya.

Sedangkan, perasaan menjelang persalinan berkaitan dengan perasaan takut

atau tidak takut yang dialami oleh ibu menjelang persalinan. (Shodiqoh,

2014).Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang

penting bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi

tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Menurut

Natoatmodjo (2005), kelengkapan informasi yang diperoleh mengenai keadaan

lebih laanjut mengenai kehamilannya, termasuk adanya penyakit penyerta

dalam kehamilan, membuat ibu hamil lebih siap dengan semua kemungkinan

yang akan terjadi saat persalinan dan ibu tidak terbebani dengan perasaan takut

dan cemas. Selain informasi dari tenaga kesehatan, dukungan suami juga

merupakan faktor eksternal yang penting bagi ibu hamil. Dukungan suami

dapat mengurangi kecemasan sehingga ibu hamil trimester ketiga dapat merasa

tenang dan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi persalinan.

(Shodiqoh, 2014).Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula

faktor biologis dan faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

hamil. Faktor biologis meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta

kelancaran dalam melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti

kesiapan mental ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran dimana terdapat

perasaan cemas, tegang, bahagia, dan berbagai macam perasaan lain, serta

masalah-masalah seperti keguguran, penampilan dan kemampuan melahirkan.


12

(Maimunah, 2009) Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada

ibu hamil seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan

kesiapan keluarga, kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran

sebelumnya. (Maimumah, 2009)

4. Gejala Kecemasan

a. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang menunjukkan

perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah

tersinggung.

b. Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan

tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.

c. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal

sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan

takutpada kerumunan orang banyak.

d. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk,

dan mimpi yang menakutkan.

e. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat buruk.

f. Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada

hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang

hari.

g. Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot,

gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.8.Gejala somatik (sensorik),


13

yaitu tinitus (telinga berdengung), penglihatan kabur, muka merah atau

pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

h. Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung

seperti menghilang/berhenti sekejap.

i. Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik,

sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.

j. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut,

rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek,

kehilangan berat badan, dan sulit buang air besar (konstipasi).

k. Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,

amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid), ejakulasi

praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.

l. Gejala otonnom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,

pusing dan sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.

m. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari gemetar,

keningberkerut, muka tegang, tonus ototmeningkat, napas pendek dan cepat,

dan muka merah. (Sadock, 2015)

Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi,

dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan

distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi

ini dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi,


14

mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal

dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi. (Kaplan & Sadock, 2014)

5. Pengukuran Tingkat Kecemasan

Pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan berbagai skala

penelitian, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS).

HARS digunakan untuk melihat tingkat keparahan terhadap gangguan

kecemasan, terdiri dari 14 item penelitian sesuai dengan gejala kecemasan

yang ada.(Sadock, 2015)Masing-masing kelompok gejala diatas diberi

penilaian angka antara 0-4, yang dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala

sama sekali, 1= gejala ringan (apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada),

2= gejala sedang (jika terdapat separuh dari gejala yang ada), 3= gejala berat

(jika terdapat lebih dari separuh dari gejala yang ada), dan 4= gejala berat

sekali (jika terdapat semua gejala yang ada). (Shodiqoh, 2014)Masing-masing

nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai derajat kecemasannya,

yaitu: <14: tidak ada kecemasan; 14-20: kecemasan ringan; 21-27: kecemasan

sedang; 28-41: kecemasan berat; dan 42-56: kecemasan berat sekali.

(Shodiqoh, 2014)

B. Kehamilan
15

1. Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional, kehamilan

adalah fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa (dari pria) dan ovum (sel

telur dari wanita) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dari fase

fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama

40 minggu yang dibagi menjadi tiga semester yatu trimester pertama yang

berlangsung dalam 13 minggu pertama, trimester kedua berlangsung antara

minggu ke-14 sampai minggu ke-27, dan trimester ketiga berlangsung dari

minggu ke-28 hingga kelahiran. (Evayanti, 2015)

2. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

a. Perubahan Psikologi Trimester Pertama

Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul

rasa cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap

penolakan, ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen

(bertentangan), perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan

goncangan psikologis sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan

pertengkaran. (Janiwarty dan Pieter, 2013)

b. Perubahan Psikologi Trimester Kedua

Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti

rasa khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido.

Trimester kedua kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-

quickening(sebelum gerakan janin dirasakan oleh ibu) dan post-

quickening(setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu). Fase pre-


16

quickeningmerupakan fase untuk mengetahui hubungan interpersonal dan

dasar pengembangan interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan menolak

dari ibu yang tampak dari sikap negatif seperti tidak mempedulikan dan

mengabaikan, serta ibu yang sedang mengembangkan identitas keibuannya.

sedangkan, fase post-quikeningmerupakan fase dimana identitas keibuan

semakin jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan

diri untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Kehidupan

psikologis ibu hamil tampak lebih tenang, tetapi perhatian mulai beralih

pada perubahan bentuk tubuh, keluarga, dan hubungan psikologis dengan

janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil terhadap pasangannya

semakin meningkat seirig dengan pertumbuhan janin.(Janiwarty dan Pieter,

2013)

c. Perubahan Psikologi Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil

semakin kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya

akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi

psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak nyaman,

sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami, keluarga dan

tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang

menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut akibat dari adanya

perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu dengan kondisi

kehamilannya. (Janiwarty dan Pieter, 2013).


17

d.Kehamilan berdasarkan umur kehamilan

a) Usia kehamilan trimester I (0-3 bulan/ 1-13 minggu). Dalam masa

kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan

perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam

3fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum

sejak proses pembuahan sampai proses implamasi pada dinding

uterus, fase ini di tandai dengan proses pembelahan sel yang

kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10

– 14 hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan

pembentukan organ organ utama,Fase ini berlangsung 2 sampai 8

minggu. Fase janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya

waktu kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi pembentukan

melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan. Pemeriksaan

dokter atau bidan secara rutin pada periode kehamilan trimester II

bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu yang sedang

hamil, sehingga memungkinkan kehamilannya dapat diteruskan

atau tidak.

b) Usia kehamilan trimester II (4-6 bulan / 14 – 26 minggu) Masa

kehamilan trimester II merupakan suatu periode pertumbuhan

yang cepat. Pada periode ini bunyi jantung janin sudah dapat

didengar, gerakan janin jelas, panjang janin kurang lebih 30 cm

dan beratnya kurang lebih 600 gr. Pada periode ini , dokter dan
18

bidan biasanya mengadakan pemeriksaan terhadap berat dan

tekanan darah, pemeriksaan urin, detak jantung baik ibu maupun

janin serta kaki dan tangan untuk melihat adanya pembekakan

(odema) dan gejaja gejala yang umum terjadi. Pemeriksaan

tersebut bertujuan untuk mengetahui kemungkinan timbulnya

suatu penyakit yang membahayakan proses pertumbuhan dan

perkembangan janin pada akhir masa kehamilan.

c) Usia kehamilan trimester III (7-9 bulan/ 27 -40 minggu).

Trimester III kehamilan adalah periode penyempurnaan bentuk

dan organ organ tumbuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin

pada usia kehamilan trimester ini mencapai 2,5 Kg. Semua fungsi

organ organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah berjalan

dengan sempurna. Oleh karena adanya perubahan tersebut,

pemeriksaan rutin lebih sering dilakukan biasanya 2 kali

seminggu. Hal ini dimaksudkan untuk memantau lebih teliti setiap

perkembangan dan pertumbuhan janin, kondisi fisik maupun

psikis calon ibu, kemungkinan yang akan terjadi pada calon ibu

maupun janin selama sisa proses kehamilan serta dalam

menghadapi proses persalinan.( Helen Varney, 2000)

C. Macam –Macam Tanda Bahaya Kehamilan

a. Tanda Bahaya Kehamilan Muda

1) Hyperemesis Gravidarum
19

Maulana (2008), mendefinisikan hyperemesis

gravidarum sebagai suatu keadaan yang

dikarakteristikan dengan rasa mual dan muntah yang

berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguang

keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor

kulit berkurang dan mata terlihat cekung. Jika tidak

ditangani segera masalah yang timbul seperti

peningkatan asam lambung yang selanjutnya dapat

menjadi gastristis. Peningkatan asam lambung akan

semakin memperparah hyperemesis gravidarum

(Rahma, 2016: 52). Menurut Ningsih (2012), mual

muntah yang timbul terjadi karena adanya perubahan

berbagai hormon dalam tubuh pada awal kehamilan.

Presentase hormon hCG akan meningkat sesuai dengan

pertumbuhan plasenta. Diperkirakan hormon inilah

yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan

terhadap otot polos lambung. Sehingga semakin tinggi

hormon hCG , semakin cepat pula merangsang muntah

(Rahma, 2016:52). Menurut Manuaba (2010),

mengemukakan dampak yang terjadi pada hyperemesis

gravidarum yaitu menimbulkan konsumsi O2 menurun,

gangguan fungsi sel liver hingga terjadi ikterus. Mual

muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan


20

gangguan fungsi alat-alat vital dan menimbulkan

kematian (Rahma, 2016: 52). Hyperemesis gravidarum

juga dikaitkan dengan peningkatan resiko untuk Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR), kelahiran Prematur, kecil

usia kehamilan, serta kematian pada perinatal.

2) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan

kurang dari 22 minggu. Pada awal kehamilan, ibu

mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit

(spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haidnya.

Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi

(penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) yang

dikenal dengan tanda Hartman dan ini normal terjadi.

Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan

ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh

(erosi). Perdarahan dalam proses ini dapat dikatakan

normal namun dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda

infeksi. Perdarahan pervaginam patologis dengan

tanda-tanda seperti darah yang keluar berwarna merah

dengan jumlah yang banyak, serta perdarahan dengan

nyeri yang hebat. Perdarahan ini dapat disebabkan

karena abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.


21

Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil

konsepsi pada kehamilan < 20 minggudengan berat

janin < 500 gram atau sebelum plasenta selesai

(Kusmiyati, 2009).

3) Mola hidatidosa

Menurut Kemenkes RI (2013), mola hidatidosa adalah

bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang

disebabkan oleh kelainan pada villi khoironokyang

disebabkan oleh poliferasi trofoblastik dan edem.

Diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan melalui

pemeriksaan USG. Beberapa tanda gejala mola

hidatidosa menurut Varney (2007), yaitu:(1)Terdapat

mual dan muntah yang menetap, terkadang sering kali

menjadi parah,(2)Terdapat perdarahan uterus pada

minggu ke-12 disertai bercak darah dan perdarahan

hebat, namun biasanya berupa rabas yang bercampur

darah, dan cenderung berwarna merah,(3)Tampak

ukuran uterus yang membesar namun tidak ada

perkembangan/ aktivitas janin,(4)Terdapat nyeri tekan

pada ovarium,(5)Tidak ada denyut jantung janin,(6)Saat

palpasi, bagian-bagian janin tidak diteraba/ tidak

ditemukan,(7)Komplikasi hipertensi akibat kehamilan,


22

preeklampsi/ eklampsi sebelum usia kehamilan 24

minggu.

4) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi

dan pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung diluar

endometrium kavum uteri. Hampir 95% kehamilan

ektopik terjadi diberbagai segmen tuba fallopi, dan 5%

sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum dan

didalam serviks. Jika terjadi ruptur disekitar lokasi

implantasi kehamilan, maka akan terjadi keadaan

perdarahan pasif dan nyeri abdomen akut yang disebut

kehamilan ektopik terganggu (RI, Kemenkes, 2013:

114). Faktor-faktor predisposisi kehamilan ektopik

meliputi riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,

riwayat operasi tubektomi, penggunaan IUD,

infertilitas, riwayat abortus dan riwayat inseminasi

buatan/ teknologi bantuan reproduktif (assisted

reproductive technology/ ART). Gejala awal yang

ditimbulkan yaitu perdarahan pervaginam dan bercak

darah, kadang disertai nyeri panggul (Varney, 2007).

Diagnosa kehamilan ektopik dapat ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan USG.

5) Anemia
23

WHO menetapkan standar hemoglobin (Hb 11%) pada

ibu hamil, jika kurang dari standar maka dikatakan

mengalami anemia. Depkes RI (2009)

mengklasifikasikan anemia pada ibu hamil berdasarkan

berat badannya dikategorikan sebagai anemia ringan

dan berat. Anemia ringan apabila kadar Hb dalam darah

yaitu 8 gr% hingga kurang dari 11 gr%. Anemia berat

apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr%

(Nurhidayati, 2013: 4). Komplikasi anemia pada ibu

hamil dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,

kelainan kongenital,abortus/ keguguran serta dampak

pada janin menyebabkan berat lahir rendah. Macam-

macam anemia dalam kehamilan meliputi:(1)Anemia

defisiensi zat besi. Anemia yang ditandai dengan

keluhan lemas, pucat dan mudah pingsan, karena

kekurangan zat besi dalam darah dan kadar Hb < 11 gr

%. Dapat ditanggulangi dengan mengkonsumsi

makanan yang kaya zat besi seperti sayur-sayuran dan

daging. (2)Anemia megaloblastik. Anemia yang terjadi

karena kelainan proses pembentukan DNA sel darah

merah yang disebabkan kekurangan (defisiensi) vitamin

B12 dan asam folat. (3)Anemia hipoplastik. Anemia

yang terjadi karena kelainan sumsung tulang yang


24

kurang mampu membuat sel-sel darah baru.Anemia

hemolitik. Anemia yang terjadi karena kerusakan sel

darah merah yang berlangsung lebih cepat dari

pembuatannya.

6) Hipertensi Gravidarum

Menurut Bobak (2004), hipertensi didefinisikan sebagai

peningkatan tekanan sistolik dan distolik sampai atau

melebihi 140/ 90 mmHg. Ibu hamil yang mengalami

kenaikan takanan sistolik sebanyak 30 mmHg atu

diastolik sebanyak 15 mmHg perlu dipantau lebih lanjut

(Lindarwati, 2012: 4). Hipertensi disebabkan oleh

peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh faktor

perubahan curah jantung, sistem saraf simpatis,

autoregulasi, dan pengaturan hormon. Hipertensi dalam

kehamilan dibagi menjadi 5 yaitu: hipertensi kronis,

preeklamsi, superimposed, hipertensi gestasional dan

eklamsia. Hipertensi gestasional ditegakkan pada

wanita yang tekanan darahnya mencapai 140/ 90 mmHg

atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan, tetapi

belum mengalami proteinuria. Hipertensi gestasional

disebut hipertensi transien apabila tidak terjadi

preeklampsia dan tekanan darah kembali normal dalam

12 minggu postpartum. Hipertensi gestasional dapat


25

memperlihatkan tanda-tanda lain yang berkaitan

denganpreeklampsia,

b. Penyuluhan

1. Definisi Penyuluhan

Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat

agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya

peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan

kesejahteraannya (Subejo, 2010). Penyuluhan tentang covid adalah pemberian

informasi terkait permasalahan pabndemic coivd yang berisi tentang penyebab

infeki virus covid,penanganan dan factor risiko covid.

2.Tujuan Penyuluhan

Pada umumnya kegiatan penyuluhan bertujuan untuk mengubah

kehidupanmasyarakat menjadi lebih baik dari keadaan yang ada menuju tingkat

yang lebih baik lagi. Perubahan kehidupan masyarakat tersebut dimaksudkan

mencakup setiap bidang, di segala segi, dan dalam semua lapangan. Agar

mencapai sasaran, maka tujuan komunikasi penyuluhan itu hendaknya:

a. Bermakna Apakah tujuan tersebut menunjang tujuan program yang lebih

luas?Adakah arti dari tujuan komunikasi tersebut bagi seluruh kegiatan

program?

b. RealistikApakah tujuan dimaksud merupakan sesuatu yang memang benar-

benar mungkin dicapai?

c. JelasSehingga orang lain di luar instansi yang bersangkutan dapat mengerti

dengan mudah mengenai apa tujuan ynag hendak dicapai.


26

d. Dapat diukur (measurable)Dapat diukur apakah tujuan tersebut tercapai atau

tidak?

Sementara itu, Kartasapoetra (1987:7) mengatakan bahwa dalam

perencanaan dan peaksanaan penyuluhan harus mencakup tujuan jangka

pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan Jangka Pendeka Perubahan tingkat

pengetahuan,Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan,Perubahan sikap

dan Perubahan motif tindakan sedangkan Tujuan Jangka Panjanga Better

farming, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha dengan cara-cara yang

lebih baik, Better living, menghemat dan tidak berfoya-foya setelah tujuan

utama telah tercapai. (Komunikasi, 2015)

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

Berdasarkan teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga, yaitu pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice) (Notoatmodjo, 2010).

2. Metode Penyuluhan

a. Metode ceramah

1.) Metode Ceramah Adalah suatu cara dalam menerangkan dan

menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada

sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang

kesehatann

2.) Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
27

a) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui

produkceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga

pesertadidik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.

b) Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahanyang

terdapat dalam isi pelajaran

c) Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan

rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar

d) Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara

gamblang.

e) Sebagi langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya

menjelaskan prosedur -prosedur yang harus ditempuh peserta didik.

Alasan pendidik menggunakan metode ceramah harus benar -benar

dapat dipertanggung jawabkan.

3. )Kekurangan dan Kelebihan Metode Ceramah

Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.

a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan.

Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan

yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau

peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara

pendidik, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi

pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya

oleh pendidik dalam waktu yang singkat.


28

c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

Artinya, pendidik dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang

perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

d. Melalui ceramah, pendidik dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena

sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab pendidik yang memberikan

ceramah.

e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih

sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau

tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal peserta dapat

menempati tempat duduk untuk mendengarkan pendidik, maka ceramah

sudah dapat dilakukan.

Kelemhan metode ceramah

a. Materi yang dapat dikuasai peserta sebagai hasil dari ceramah akan

terbatas pada apa yang dikuasai pendidik. Kelemahan ini memang

kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan pendidik

adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai peserta pun akan

tergantung pada apa yang dikuasai pendidik.

b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan

terjadinya verbalisme.

c. Pendidik yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah

sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi,

walau pun secara fisik peserta ada di dalam kelas, namun secara mental

peserta sa-ma sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran;


29

pikirannya melayang ke mana-mana, atau peserta mengantuk, oleh

karena gaya bertutur pendidik tidak menarik.

d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh peserta

sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika peserta

diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang

bertanya, semua itu tidak menjamin peserta seluruhnya sudah paham.

4.)Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan,

pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah :

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.

c. Mempersiapkan alat bantu.

5.) Metode tanya jawab di tambahkan penjelasannya

a) Metode tanya jawab adalah Menurut Drs. Soetomo metode

Tanya jawab adalah suatu metode dimana pendidik

menggunakan/memberikan pertanyaan kepada peserta dan

peserta menjawab, atau sebaliknya peserta bertanya pada

pendidik an dan pendidik menjawab peranyaan peserta

b) Tujuan dari metode tanya jawab Adapun tujuan penggunaan

metode tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar adalah

untuk :1).Menyimpulkan materi yang telah lalu. Setelah pendidik

meguraikan suatu persoalan, kemudian pendidik mengajukan

beberapa pertanyaan. 2).Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh


30

peserta, sedangkan hasil jawaban yang benar/betul disusun

dengan baik sehingga merupakan ikhtisar pelajaran yang akan

menjai milik peserta .3).Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu.

Dengan mengulang pelajaran yang sudah diberikan dalam bentuk

pertanyaan, pendidik akan dapat menarik perhatian kepada

pelajaran yang lalu. 4).Menarik perhatian peserta untuk

menggunakan pengetahuan dan pegalaman. 5).Memimpin

pengalaman atau pemikiran peserta. Ketika peserta menghadapi

suatu persoalan maka pemikiran peserta dapat dibimbing dengan

mengajukan pertanyaan-pertayaan atau seorang peserta yang

tidak memperhatikan pembicaraan pendidik yang dapat

mengusahakan supaya perhatiannya kepada keterangan-

keterangan pendidik dengan mengejutkan dengan memberikan

beberapa pertanyaan.6).Menyelangi pembicaraan untuk

merangsang perhatian peserta dalam belajar sehingga dengan

demikian ada kerjasama antara peserta dengan pendidik dan

dapat menimbulkan semangat peserta.6)Meneliti kemampuan

peserta dalam memahami suatu bacaan yang dibacanya atau

ceramah yang sudah didengarnya.

1.) Langkah-langkah dari metode tanya jawab 1). Pendidik

menjelaskankepadapesertatujuanpembelajaran khusus (TPK) 2).

Pendidik mengkomunikasikan penggunaaan metode Tanya jawab

(peserta tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan pendidik


31

maupun peserta yang lain.3). Pendidik mengajukan pertanyaan

keseluruh kelas. Dalam Penyampaian pertanyaan pendidik bersikap

dengan tenang tetapi bersemangat dan dengan suara yang jelas.4).

Usahakan supaya tidak sering mengulang pertanyaan, agar semua

peserta selalu penuh perhatian.5). Apabila terpaksa menggunakan istilah

asing yang belum diketahui peserta dalam rangkaian suatu kalimat,

jelaskanlah arti istilah itu, tetapi bukan penjelasan yang merupakan

jawaban.6).Dalam kenyataan, pada akhir penjelasan bagian topik atau

topik tertentu, pendidik sering memberi kesempatan kepada peserta

untuk bertanya

2.) Kekurangan dan kelebihan metode tanya jawab Dalam pelaksanaanya

sperti halnya metode yang lain, metode Tanya jawab memiliki kelebihan

misalnya kelas akan lebih hidup karena partisipasi peserta lebih aktif

dan berusaha mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh pendidik

dengan baik dan mencoba untik memmberikan jawaban yang tepat

sehingga peserta akan menerima pelajaran dengan aktif berpikir, tidak

pasif hanya mendengarkan saja Metode Tanya jawab ini selain memiliki

keunggulan juga memiliki kelamahan.Secara umum kelemahan metode

tanya jawab adalah kelancaran jalannya pelajaran agak terhambat karena

diselingi dengan tanya jawab, jawaban peserta belum tentu tepat.


32

3.Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penyuluhan

Menurut Effendy, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran

dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :

a. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang

seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial EkonomiSemakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang,

semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.

c. Adat IstiadatPengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih

sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. KepercayaanMasyarakatMasyarakat lebih memperhatikan informasi yang

disampaikan oleh orang –orang yang sudah mereka kenal, karena sudah

timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan Waktu di MasyarakatWaktu penyampaian informasi harus

memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat

kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

4. Langkah-langkah Penyuluhan

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik

harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah –langkah dalam

penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut (Effendy, 1998) :

a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.


33

b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.

c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat.

d. Menyusun perencanaan penyuluhana)Menetapkan tujuanb)Penentuan

sasaranc)Menyusun materi / isi penyuluhan

e. Memilih metoda yang tepat

f. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

g. Penentuan kriteria evaluasi.

h. Pelaksanaan penyuluhan

i. Penilaian hasil penyuluhan

j. Tindak lanjutdari penyuluhan


34

5. Penyuluhan Dengan Menggunakan Audiovisual Pada Ibu Hamil Yaitu Power

Point

Audiovisual dapat didefinisikan sebagai media instruksional modern yang

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi meliputi media

yang dapat dilihat dan didengar misalnya rekaman video, film, slide suara, dan

lain sebagainya. Pada dasarnya media ini terdiri atas audiovisual diam, yaitu

media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara

(sound slide) dan film rangkai suara sehingga kemampuan media ini dianggap

lebih baik dan menarik. (Rohani, dkk. 1997; Sanjaya,2010)

Peter Salim memaknai audiovisual sebagai sesuatu yang berkenaan

dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan

definisi tersebut, Smaldino (2008) mengartikannya dengan “The storage of

visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman

gambar dan penanyangannya pada layar televisi). Arsyad (2007) menyatakan

bahwa dalam pengaplikasiannya, audiovisual bertujuan untuk hiburan,

dokumentasi, dan pendidikan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

audiovisual merupakan sebuah media instruksional modern yang berkenaan

dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup/bergerak dan

dapat didengar. Audiovisual dapat menyajikan informasi, sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan dalam penggunaannya

bertujuan untuk hiburan, dokumentasi, serta pendidikan.

6. Tujuan dari audiovisual


35

Penggambaran suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan

suara alamiah atau suara yang sesuai merupakan salah satu kegunaan

media audiovisual. Kemampuan film dan audiovisual melukiskan gambar

hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Kedua jenis media ini

pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan

pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,

menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap (Arsyad,

2007).

Manfaat dan karakteristik lain dari media audiovisual atau film

dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses penyampaian

informasi kesehatan, di antaranya adalah (Munadi, 2008; Smaldino,2008):

1) Penyampaian informasi kesehatan tidak terbataskan jarak danwaktu

2) Pemberian tayangan audiovisual mampu menggambarkan peristiwa

yang sudah maupun yang akan dialami secara realistis dalam waktu

yangsingkat

3) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan akan

informasi yangdibutuhkan.

4) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudahdiingat.

5) Memperjelas hal-hal yang tidak dapat dipahami hanya melalui

penjelasan secara lisan dan memberikan penjelasan yang lebihrealistis

6) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan

realitas kondisi kesehatan yang dialami


36

7) mampu berperan sebagai storyteller yang dapat menumbuhkan imajinasi

dalam penerimaan informasi dan memotivasi dalam penerapan

informasi yang diperoleh

7. Langkah langkah penggunaan dari audivisual 1.Mengecek alat-alat yang

akan digunakan dalam pembelajaran fiqih menggunakan media audio

visual.2.Dalam kelas guru mempersiapkan alat-alat berupa laptop, lcd,

proyektor, dan audio dan dibantu oleh beberapa siswa.3.Guru telah

menyampaikan materi yang telah disajikan dengan media audio visual

degan metode ceramah, dan hanya membahas inti dari materu yang akan

dia bawakan secara.4.Guru membagi materi untuk didiskusikan oleh siswa

untuk membahas materi lebih mendalam.5.Siswa disuruh untuk

mempresentasikan materi yang telah dibagi

8. Kekurangan dan kelebihan pengunaaan audivisual Kelebihan audio

visuala) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

pengajaran lebih baik.b)Mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Sehingga siswa

tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar

untuk setiap jam pelajaran.c)Siswa lebih banyak melakukan kegiatan

belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tapi juga aktifitas

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.Pengajaran

akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.82)Kelemahan audio visual a)Media audio yang lebih


37

banyak menggunakan suara dan bahasa verbal, hanya mungkin dapat

dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata dan

bahasa yang baik.b)Penyajian materi melalui media audio dapat

menimbulkan verbalisme bagi pendengar.Kurang mampu menampilkan

detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

9. Sistem evaluasi penyuluhan

Evaluasi penyuluhan Evaluasi merupakan metode untuk mengkaji

keberhasilan suatu aktivitas tertentu, dengan tujuan memperbaiki atau

meningkatkan lagi hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya (Nasution,

1990).Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), evaluasi dalam kegiatan

penyuluhan adalah suatu alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan

proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi

dan efek serta konsekuensinya ditentukan secara sistematis dan seobyektif

mungkin. Evaluasi penyuluhan digunakan untuk memperbaiki kegiatan

sekarang dan yang akan datang seperti dalam perencanaan program,

pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program untuk mencapai

kebijaksanaan penyuluhan yang lebih efektif.Subejo (2002), menyatakan

bahwa penyuluh pertanian harus mampu menempatkan peserta sebagai kawan

sekerja dalam meningkatkan kesejahteraan peserta (ibu hamil), hal ini dapat

dicapai melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, namun yang

paling penting dari tugas seorang penyuluh adalah merubah sikap mental

yang mendasari tingkah laku para peserta menjadi lebih baik lagi agar dapat

mewujudkan petani yang tangguh di era globalisai.


38

10. Kaitan penyuluhan dengan tingkat stress ibu hamil

Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan selalu

mengharapkan rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan termasuk

tenaga medis yang menanganinya mampu memberikan penanganan yang cepat,

tepat dan aman, serta dapat di akses secara mudah untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan. Salah satunya adalah penanganan kegawatdarutratan

untuk mencegah kecacatan dan kematian. Tanda Bahaya kehamilan merupakan

salah satu kasus yang penting dan relatif sering ditemukan di dunia kebidanan,

dan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil. Diharapkan

dengan penangan yang cepat dan akurat dapat menekan mortalitas dan

morbiditasnya. Penyuluhan mendorong keluarga untuk meneliti ketersediaan

alternatif dan untuk memutuskan pilihan mana yang bermanfaat dan sesuai.

Ketika keluarga mampu untuk meneliti alternatif, mereka dapat mengembangkan

rasa kontrol dan mampu untuk menangani stres lebih baik (Perry & Potter,

2015).

Pendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan, karena

keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku. Penyuluhan merupakan

komunikasi dua arah yang ditujukan kepada keluarga penderita khususnya untuk

membantu pelayanan penderita sebagai ”consumer” yang sedang dirawat

dirumah sakit (Narendra, 2015


29

c. Kerangka Teori

Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga Selama Tingkat Kecemasan


Pandemic Covid-19 (kuisioner HARS)

Tidak Cemas

Perubahan psikologis ibu hamil Ringan


sesuai usia kehamilan
Sedang

Berat

Penyuluhan ibu hamil tentang


tanda bahaya kehamilan Perilaku ibu hamil

sumber : (WHO 2015,Narendra 2015,Peery & Potter 2015,Rohani dkk 2010,Notoadmojo 2010,)
30

E.Kerangka Konsep

kecemasan ibu hamil trimester III


Penyuluhan tentang tanda di masa pandemic covid
bahaya kehamilan

Ketereangan

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

:
F. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian hipotesis penelitian adalah ada pengaruh penyuluhan terhadap kecemasan

ibu hamil selama pandemic covid-19

G. Defenisi Operasional

Defenisi
Variabel Cara
Operasiona Kriteria okjektif Skala Ukur
Pengukuran
l

Ibu hamil Ttrimester Dengan Ya jika usia kehamilan > 28 oridinal

trimester III III melihat catatan minggu

pada buku
Tidak jik usia kehamilan < 28
hamil atau
minggu
menanyakan

tanggal HPHT
penyuluhan penyuluhan Pemberian Ikut jika kehadiran di atas 50 Oridinal

informasi % dari jadwal yang telah di

melalui dua buatkan yaitu 4 kali sebulan

arah yang

dilakukan oleh
Tidak jika kehadiran ibu
peneliti
kurang dari 50 % dair jadwal

yaitu 4 kali selama sebulan

Tanda Tanda Tanda bahaya Ya jika ibu mengalami lebih

bahaya bahaya kehamilan dari satu tanda baha

kehamlan kehamilan adalah kehamilan

kejadian ayng
Tidak jika ibu tidak megalami
dapat tanda bahaya kehamilan

membahayaka

n ibu dan jani

selama

kehamilan

terhitung dari

trimester I

sampai

trimester akhir

kehamilan
Tingkat Perasaan Menggunakan 1.< 14 : Tidak ada ordinal

gangguan takut dan kuesioner kecemasan2.14 –20 :

kecemasan tidak HRS-A yang Kecemasan ringan3.21 –27 :

nyaman terdiri dari 14 Kecemasan sedang4.28 –41 :

yang tidak item, dengan kecemasan berat5.42 –56 :

jelas skala masing- Kecemasan sangat berat

penyebabny masing item 0-

a yang 4, dengan total

dialami oleh skor

ibu hamil keseluruhan 0-

primigravid 56

a trimester

ketiga.batas

-batas

normal,

yang diukur

berdasarkan
skala

HARS.

BAB III

METODIOLOGI PENELITIAN
a.desaian penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study Pada penelitian ini, peneliti

akan dinilai derajat atau tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga.

B Waktu Penelitian dan lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan januari 2021 di Puskesmas Bara-Barayya

Makassar

b. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Bara-

Barayya Makassar. Sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak

memenuhi kriteria eksklusi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil

primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Bara-Barayya, Makassar, yang

memenuhi kriteria inklusidan eksklusi penelitian.

c. Instrumen Penelitian dan pengumpulan data

1.instrumen penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri atas

dua bagian.adalah kuisioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) terdiri dari

14 pertanyaan yang merupakan kelompok gejala kecemasan. Masing-masing

kelompok gejala diatas diberi penilaian angka antara 0-4, yang dirincikan sebagai

berikut: 0= tidak ada gejala sama sekali; 1= gejala ringan, apabila terdapat 1 dari

semua gejala yang ada; 2= gejala sedang jika terdapat separuh dari gejala yang ada;

3= gejala berat jika terdapat lebih dari separuh dari gejala yang ada; dan 4= gejala

berat sekali jika terdapat semua gejala yang ada. Masing-masing nilai dari 14

kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai derajat kecemasannya, yaitu: < 14: tidak ada

kecemasan; 14-20: kecemasan ringan; 21-27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan

berat; dan 42-56: kecemasan berat sekali. Pertanyaan dari kuisioner HRS-A memiliki

tingkat validitas 0,93 dan tingkat reabilitas 0,97.

2. Cara Pengisian Kuisioner Stress


Setelah peneliti memberikan penyuluhan kepada peserta ibu hamil maka akan di
lakukan pengisian kuisioner oleh peserta dengan menceklis pada lembar kuisioner
untuk melihat dimanakah letak tingkat stress ibu hamil di mana sebelumnya telah
dilakukan pengisian kuisioner yang sama sebelum penyuluhan sehingga akan
memperlihatkan perbedaan hasil sebelum dan setelah penyuluhan.
d. Alur Penelitian
Survey awal penemuan masalah

Membuat modul

Inform Consent

Data Karakter Responden Kuisioner HARS

Pengumpulan dan Analisis Data

Pelaporan hasil penelitian

F.Uji Varibilitas dan realibitas

Uji Relabilitas dilakukan pada instrument penelitian yan terdiri dari 14 pernyataan

dimana terkandung didalamnya item-item pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan

yang kemudian oleh para responden memberikan nilai berupa skor 1-4 terhadap pernyataan di

instrument tersebut. Peneliti menggunakan program SPSS untuk mempermudah hitungan uji

reliabilitas ini.Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu instrument penelitian

(kuesioner) yang merupakan indikator dari variable. Hasil uji dikatakan reliable jika jawaban

responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2006: 45). Suatu variable dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha >0,60 (Nunnally, 1960

dalam Ghozal, 2006: 46). Berikut hasil uji reliabilitas pada variabel yaitu kecemasan.

G.Tekhnik Analisis Data


Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer

memakai program software Microsoft Excel 2010 atauIBM SPSS Statistik 20. Data yang

telah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi disertai penjelasan yang disusun dalam

bentuk narasi.

H.Etika Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada beberapa institusi

terkait.

2. Sebelum meminta responden untuk mengisi instrumen penelitian, peneliti menjelaskan

terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, serta meminta persetujuan responden untuk

ikut serta dalam penelitian dengan meminta tanda tangan dalam lembar inform consent.

3. Setiap respondenakan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari

hasilkuisionerdengan tidak menuliskan nama pasien, tetapi hanya berupa inisialpada

laporan hasil penelitian.

Lampiran 2. Penjelasan untuk Mendapatkan Persetujuan dari Subjek Penelitian

(Infromasi untuk Subjek)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,Selamat Siang.Saya April Ananta,

mahapeserta semester 3 di Program Studi Pascasarjana Kebidanan Universitas

Hasanuddin.Saya sedang melakukan penelitian mengenai “Tingkat Kecemasan pada Ibu

Hamil Primigavida Trimester III Selama Pandemic Cvovid-19 di Puskesmas Bara-Barayya

Makassar”sebagai salah satu tugas dalam menyelesaikan studi. Dimana penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu

hamil primigravida pada trimester III Selama Pandemic Covid-19.Dalam penelitian ini, saya

membutuhkan kesediaan dan waktuibukurang lebih 10 menit untuk menjawab pertanyaan

yang akan saya ajukanberdasarkan kusioner yang telah saya sediakan.Pertanyaan tersebut

mengenai data pribadi ibu yang berupa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan

dan kuisioner Hamilton Rating Scale for Anxiety/HARS (untuk menilai tingkat kecemasan
yang dialami oleh ibu). Identitas ibuakan dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Sehingga hanya peneliti yang akan mengetahui informasi yang diberikan berasal dari siapa.

Saya berharap ibu dapat menjawab dengan jujur sesuai dengan apa yang ibu rasakan saat

ini.Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya mohon kesediaan

Ibu untuk menandatangani persetujuan yang telah saya siapkan.

Lampiran 3. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama:

Umur:

Alamat:

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari peniliti serta menyadari manfaat dari

penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul:

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT STRES IBU

HAMIL PANDEMI DI MASA COVID-19 DI PUSKESMAS

BARA-BARAYA MAKASSAR

Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini dengan

catatan bila suatu saat merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan

persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Makassar, 2020

Mengetahui Saksi Menyetujui

(Peneliti) (........................) (Peserta)


Penanggung Jawab, Peneliti Utama

Nama: April Artinanda

Alamat: Jl. Bangkala raya perumnasantang blok IV

Telpon: 085194195812

Lampiran 4. Kuisioner Penelitian

KUISIONER TINGKAT KECEMASAN HARS (HAMILTON ANXIETY RATING

SCALE)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT STRES IBU

HAMIL PANDEMI DI MASA COVID-19 DI PUSKESMAS

BARA-BARAYA MAKASSAR

I.Data Responden

Nama/Inisial:

Usia:

Status Pendidikan: tidak sekolah/SD/SMP/SMA/S1*

Status Pekerjaan: IRT/wirausaha/wiraswasta/PNS/Lain-lain*

Status Finansial:

Status Lingkungan Rumah Tinggal : Sendiri/Suami/Keluarga*

Riwayat Penyakit:

Keterangan

*:Coret yang tidak perlu

II.Kuisioner HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

Beri nilaisesuai gelaja yang dialamai responden.


No Pertanyaan Nilai
1 Perasaan ansietas
Cemas
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mdah tersinggung
2 Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Tak bias istirahat tenang
Mudah menangis
Mudah terkejut
Gemetar
Gelisah
3 Ketakutan
Pada gelap
Orang asing
Ditinggal sendiri
Pada binatang besar
Pada keramian lalu lintas
Pada keramaian orang banyak
4 Gangguan tidur
Sukar masuk tidur
Terbangun malam hari
Tidur nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak mimpi-mimpi
Mimpi buruk
Mimpi mennakutkan
5 Gangguan kecerdasan
Sukar konsentrasi
Daya ingat buruk
6 Perasaan depresi
Hilangnya minat
Berkurangnya kesenangan pada hobi
Sedih
Bangun dini hari
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7 Gejala somatik
Sakit dan nyeri di otot-otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemerutuk
Suara tidak stabil
8 Gejala somatic (sensorik)
Tinnitus
Penglihata kabur
Muka merah atau pucat
Merasa lemah
Peraaan di tusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler
Takhikardia
Berdebar
Nyeri di dada
Denyut nadi mengeras
Perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan
Detak jantung menghiulang (berhenti sekejap)
10 Gejala respiratori
Rasa tertekan atau sempit di dada
Perasaan tercekik
Sering menarik nafas
Napas pendek/sesak
11 Gejala gastrointestinal
Sulit menelan
Perut melilut
Gangguan pencernaan
Nyeri sebelum dan sesudah makan
Perasaan terbakar di perut
Rasa penuh atau kembung
Mual
Muntah
Buang air besar lembek
Kehilangan berat badan
Sukar buang air besar (konstipais)
12 Gejala urogenital
Sering buang air kecil
Tidak dapat menahan air seni
Amenorrhoe
Menorrhagiamenjadi dingin (frigid)
Ejakulasi praecoks
Ereksi hilang
Impotensi
13 Gejala otonom
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Pusing,sakit kepala
Bulu-bulu berdiri
14 Tingkat Laku Pada Wawancara
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Kerut kuning
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Napas pendek dan cepat
Muka merah
Lampiran 5 Kuisioner Tanda Bahaya Pada Kehamilan

Berilah tanda check ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia dengan


memperhatikan kriteria dibawah ini:
“ 1 “ = Bila gejala yang di rasakan kurang, “ 2 “ = Jika keluhan yang di rasakan
sedang “3”= Bila gejala dirasakan sering

No. Pernyataan 1 2 3
1. Pada masa awal kehamilannya, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit (perdarahan
implantasi) dan ini normal terjadi.
2. Keluar ketuban sebelum waktunya

3. kejang

4. Bengkak pada wajah,kaki dan tangan

5. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 10 kali


dalam 12 jam)

6. Demam tinggi

7. Nyeri perut hebat

8. Sakit kepala yang hebat

9. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan


muda
10. Selaput kelopak mata pucat
11. Berat badan ibu hamil tidak naik

12. Kelainan letak janin


DAFTAR PUSTAKA

Astria Y, Nurbaeti I, Rosidati C. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III

Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan Rumah Sakit X Jakarta. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan

Kecemsan Dalam Menghadapi Persalinan. 10 (19): 38-48

Alibasjah RW, Izza K, Susiloningsih N. 2014. Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3

Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Primigravida di Wilayah Kerja

Puskesmas Palimanan Cirebon. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang.

Badudu Z. 2012. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan. Erlangga:Bandung.

Evayanti Y. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada Ibu Hamil

Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Wates Lampung

Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. 1 (2): 81-90.

Handayani R. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Menjelang

Persalinan pada Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Padang Tahun 2012. Ners Jurnal Keperawatan. 11(1): 62-70.

Heriani. 2016. Kecemasan Dalam Menjelang Persalinan Ditinjau Dari Paritas, Usia dan

Tingkat Pendidikan. Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah. 1(2): 1-7.

Hernanto FF. 2016. Pengetahuan Tentang Kehamilan, Dukungan Keluarga dan Kecemasan

Ibu Primigravida Trimester III. Jurnal Psikologi Indonesia. 5(3):235.

Janiwarty B, Pieter HZ. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan: Suatu Teori dan

Terapannya. Rapha Publishing. Yogyakarta

Kusumawati F, Hartono Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika.Jakarta.


Litsmanasari A, Warsiti. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan pada

Ibu Primigravida dan Multigravida Trimester III di Puskesmas Sanden Bantul. Stikes

Aisyiyaj Yogyakarta.

Maimunah S. 2009. Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan Pertama. Jurnal Humanity.

5 (1): 61-67.

Mandagi DVV, Pali C, Sinolungan JSV. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada

Primigravida dan Multigravida di RSIA Kasih Ibu Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM).

1 (1): 197-201.

Novitasari T, Budiningsih TE, Mabruri MI. 2013. Keefektivan Konseling Kelompok Pra-

Persalinan Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasa Primigravida Menghadapi Persalinan.

Developmental and Clinical Psychology. 2 (2): 62-70. Rosyidah NN. 2017. Gambaran

Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di

BPS Ny. Roidah, SST, M.Kes Desa Dlanggu

Mojokerto. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. pp: 81-86

Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. 2015. Kaplan Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral

Sciences/Clinical Psychiatry. Edisi 11. Wolters Kluwer Health. New York-USA.

Said N, Kanine E, Bidjuni H. 2015. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Kecemasan

Ibu Primigravida di Puskesmas Tuminting. Ejournal Keperawatan (e-Kep). 3(2): 1-8.

Saseno, Kriswoyo PG, Handoyo. 2013. Efektifitas Relaksasi Terhadap Tingkat Kecemasan

pada Lansia di Posyandu Lansia Adhi Yuswa RW. X Kelurahan Kramat Selatan. Jurnal

Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 9(3).

Setyaningrum RF, Maryanto S, Sukarno. 2013. Hubungan Usia Ibu Primigravida Dengan

Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja


Puskesmas Pembantu Kandangan Bawen. StikesNgudi Waluyo. Shahhosseini Z,

Pourasghar M, Khalilian A, Salehi F. 2015. A Review of the Effect of Anxiety During

Pregnancy on Children’s Health. Mater Sociomed. 27 (3):200-202.

Shodiqoh ER, Syahrul F. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi

Persalinan Antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2 (1):

141-150.

Stuart GW. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC. Jakarta.

Usman FR, Kundre RM, Onibala F. 2016. Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Menghadapi Persalinan Dengan Kepatuhan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Bahu

Kota Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp). 4 (1): 1-7.Videbeck, SL. 2012. Buku Ajar

Keprawatan Jiwa. EGC. Jakarta.

Bruner & Suddath. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal - Bedah.Jakarta : EGC Chitty,

Kay K. (2008). Professional Nursing, Concepts and Challenge, 2nd edition, W.B

Saunders Co, Philadelphia Friedman, Marilyn M.2008. Keperawatan Keluarga: Teori dan

Praktek Edisi 3.Jakarta Narendra,Moersintowarti. 2015. Buku Ajar II Tumbuh Kembang

Anak dan Remaja Edisi pertama. Jakarta : CV.SAGUNG SETO.

Anda mungkin juga menyukai