Anda di halaman 1dari 19

BUNYI

5 KOPMOLEK
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

5 KOPMOLEK
1. I MADE WIRA SANTIKA (202062121003)
2. I MADE RAI SURYA PRADITYA (202062121012)
3. I PUTU WIKAN PITHAMAHA (202062121024)
4. NI WAYAN DEWI WIDYAWATI (202062121025)
5. PUTU PADMA STHRI MEILA UTAMI (202062121033)
6. I PUTU GITA MAHENDRA (202062121034)
7. I WAYAN AGUS BAYU KRISNA PUTRA (202062121038)
8. I MADE PANDE GOSHA PRIMAYOGA (202062121042)
9. I GEDE KRISNA PUTRA (202062121043)
10. I GEDE NYOMAN DIPAYANA (202062121046)
BUNYI
Bunyi / suara adalah kompresi mekanikal atau
gelombang longitudinal yang merupakan hasil dari
getaran yang merambat melalui medium dan dapat
merangsang indra pendengaran manusia. Suara dapat
mencapai penerimanya melalui media perantara.
Media / medium dari bunyi / suara ini dapat berupa
udara / gas, benda padat, dan zat cair / fluida.
Umumnya dari bunyi / suara ini berupa udara. Jika
medium ini tidak ada, misalnya di ruang yang tidak ada
udara atau hampa udara, suara tersebut tidak mungkin
akan dapat didengar.
Bunyi terjadi jika terpenuhi empat syarat, yaitu :
1. Sumber Bunyi
Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Contoh sumber bunyi adalah berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano,
drum, terompet dan seruling.
2. Zat Perantara (Medium)
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak. Bunyi hanya dapat merambat melalui medium perantara. Contohnya
udara, air dan kayu. Tanpa medium perantara bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan terdengar.
3. Pendengar
Manusia dilengkapi indra pendengar, yaitu telinga sebagai alat pendengar. Getaran yang berasal dari benda-benda yang bergetar sampai ke
telinga kita pada umumnya melalui udara dalam bentuk gelombang.

4. Frekuensi Bunyi
Berdasarkan frekuensinya bunyi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Infrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz.
b) Audiosonik, adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 – 20.000 Hz.
c) Ultrasonik, adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz.
Telinga manusia mempunyai batas pendengaran. Bunyi yang dapat didengar manusia adalah bunyi dengan frekuensi 20HZ sampai 20.000HZ, yaitu
audiosonik. Infrasonik dapat di dengar anjing, jangkrik, angsa, dan kuda. Ultrasonik ddapat didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba.

SYARAT BUNYI TERDENGAR


TINGKAT BUNYI

Satuan tingkat kekerasan suara adalah dB (desibel). Bunyi / suara dapat mengukur tingkat
kekerasannya dengan alat ukur yang disebut pengukur tingkat suara atau pengukur desibel.
Analog sound level meter adalah alat ukur yang terdahulu, yang kurang akurat, dan
berteknologi lebih sederhana. Alat ukur yang terkini adalah sound level meter digital.Sound
level meter yang murah hanya dapat mengukur tingkat kekerasan suara saja, tapi yang
harganya lebih mahal mampu melakukan jenis pengukuran yang lebih kompleks (bahkan dapat
diprogram dan disimpan dalam bentuk data komputer). Alat ukur yang lebih canggih bahkan
dapat menunjukkan, merekam, mengolah, serta mempresentasikan frekuensi dari bunyi yang
diukur.
Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari sumber bunyi
yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya berbentuk bola (sferis).
Intensitas bunyi adalah energi gelombang bunyi yang menembus permukaan bidang tiap satu
satuan luas tiap detiknya. Apabila suatu sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt, maka
besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi dapat dinyatakan

dengan :
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya sumber bunyi (watt, joule/s)
A = luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m2)
r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)
Jika titik A berjarak r1 dan titik B berjarak r dari sumber bunyi, maka perbandingan intensitas bunyi antara titik A dan B
dapat dinyatakan dalam persamaan :

Dikarenakan keterbatasan pendengaran telinga manusia, maka para ahli menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan
menggunakan ambang pendengaran dan ambang perasaan.
·Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih mampu didengar oleh telinga, Besarnya
ambang pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2
·Intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan
rasa sakit. Besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2
Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang
pendengaran (Io) yang dituliskan dalam persamaan :

dengan :
TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)
I = intesitas bunyi (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt/m2)
FREKUENSI
Ketika sumber bunyi bergetar, maka getaran yang terjadi
setiap detik disebut frekuensi dan diukur dalam satuan
Hertz (Hz). Telinga manusia umumnya mampu
mendengarkan bunyi pada jangkauan 20 Hz sebagai
frekuensi terendah dan 2000 Hz sebagai frekuensi 20000
Hz. Telinga manusia sangat peka (sensitive) pada bunyi
dengan frekuensi 1000 Hz s/d 5000 Hz, sementara itu
telinga kurang peka pada bunyi berfrekuensi rendah (
Mediastika, 2005 ).
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP BUNYI

KEBISINGAN (NOISE) AKUSTIK

Problem ini dihadapi oleh hampir seluruh ruangan Akustik adalah sebuah ilmu tentang tata suara, dan
yang ada di dunia ini, karena pada umumnya ruangan keseluruhan efek-efek yang ditimbulkan oleh suara tersebut
dibangun di sekitar sistem-sistem yang lain. Bising terhadap para penikmatnya. Materi yang termasuk di
dalamnya adalah segala hal yang menyangkut bentuk-bentuk
dapat menjalar menembus sistem dinding, langit-
fisik dari sebuah lingkungan, tapak, bangunan atau ruangan,
langit dan lantai, disamping menjalarlangsung yang mencakup pengelolaan lingkungan, pengolahan ruang
melewati hubungan udara dari luar ruangan ke dalam luar, termasuk di dalamnya upaya pengaturan zoning tapak,
ruangan (lewat jendela, pintu,saluran AC, ventilasi, perancangan bangunan
dsb). Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan
Konsep pengendaliannya berkaitan dengan desain menyentuh ke hampir semua segi kehidupan manusia. Akustik
lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana
insulasi (sistemkedap suara). Pada ruangan-ruangan
kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di
yang critical fungsi akustiknya, biasanya secara udara terbuka.
struktur ruangan dipisahkan dari ruangan
disekelilingnya, atau biasa disebut box within a box
concept.
KLASIFIKASI AUDITORIUM

Berdasarkan jenis aktivitas yang dapat berlangsung di


dalamnya, maka
suatuauditorium di bedakan jenisnya menjadi :
DEFINISI AUDITORIUM 1. Auditorium Pertemuan, yaitu digunakan untuk aktivitas
utama percakapan (speech): seperti seminar, konfrensi,
Salah satu ruang dalam gedung pertunjukan Rapat besar dan lain-lain.
sebagai tempat penonton untuk menyaksikan 2. Auditorium untuk pertunjukan seni, yaitu auditorium
pertunjukan. Auditorium ini berisikan kursi- dengan aktivitas utama sajian kesenian, seperti seni
musik, tari dan lain-lain. Secara akustik bangunan ini
kursi yag bersab ke belakang, antara deret dapat dibedakan menjadi auditorium yang menampung
kursi yag pertama dan kursi berikutnya aktivitas musik sekaligus gerak.
dipasang (ditata) semakin tinggi ke belakang.
3. Auditorium Multifungsi, yaitu auditorium yang tidak di
rancang secara khusus untuk fungsi percakapan maupun
musik, melainkan auditorium yang dapat digunakan
untuk semua kegiatan
JENIS AUDITORIUM
BERDASARKAN
KAPASITASNYA :
A) Auditorium Kecil
Kapasitas <500 orang, digunakan untuk resital(latihan) atau pertunjukan konser internal sekolah
musik.
B) Auditorium Sedang
Kapasitas 500-900 orang, biasa digunakan untuk pertunjukan berskala kecil atau konser klasik
(musik, paduan suara, drama) dengan format penampilanyang sedang/kecil.

C) Auditorium Besar
Kapasitas 900-1500 orang, biasa digunakan untukpertunjukan berskala besar baik sasaran
pengunjung atau penampil, sepertiopera/drama musikal, atau pertunjukan band.
D) Auditorium Sangat Besar
(Biasanya terbuka), kapasitas > 1500 orang, biasanya digunakan untuk pertunjukan dengan format
festival, atau formatyang paling besar, seperti konser grup musik (band), atau opera dengan skala
besar. Ada juga yang dirancang terbuka agar bisa menampung hingga puluhanribu orang seperti
stadion.
ASPEK DESAIN

Menurut Leslie L. Doelle (1993) Bentuk ruang auditorium


dapat dibagi berdasarkan system akustiknya. Pembagian
tersebut adalah sebagai berikut:

A. Bentuk Segi Empat


Bentuk ini merupakan bentuk yang sederhana dari
ruang auditorium. Perletakan panggung pertunjukkan
berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada di
sisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang
berada di area samping akan merasa kesulitan
menikmati pertunjukkan sehingga mengurangi rasa
nyaman.
Dapat pula panggung pertunjukan berada di
tengah-tengah ruang penonton. Kondisi ini dapat
menampung lebih banyak penonton, yang berada
di area samping akan merasa kesulitan menikmati
pertunjukan kesenian. Bentuk ini sering digunakan
sebagai ruang seminar, workshop, rapat dan
sebagainya.
B. Bentuk Kipas (Melingkar)
Bentuk kipas menjadikan ruang penonton melingkari panggung
pertunjukkan. Dengan kondisi ini, kemampuan visual penonton terhadap
panggung tidak terganggu dengan posisinya (pandangan penonton lurus
ke depan, tidak perlu menoleh terlalu banyak). Fokus pandangan di
semua area ruang penonton tertuju ke sebuah pusat, yakni panggung
pertunjukan
Menurut Doelle, auditorium dengan bentuk dasar berupa kipas lebih
cocok untuk digunakan sebagai ruang pertunjukan dengan kapsitas
jumlah penonton yang banyak (Doelle, Leslie L dalam Akustik
Lingkungan, 1990). Kondisi auditorium berbentuk kipas berupa berupa
pandangan dari ruang penonton tertuju pada satu pusat (panggung
pertunjukan). Hal tersebut tersebut dapat mengurangi gangguan visual
dari ruang penonton, ruang disekitar panggung pertunjukan dapat
digunakan sebagai ruang penonton yang terletak melingkari panggung
pertunjukan (bisa berupa seperempat lingkaran, setengah lingkaran, atau
tiga perempat lingkaran). Dengan demikian, ruang penonton dapat
menampung jumlah lebih banyak dibanding auditorium berbentuk
segiempat. Bentuk ini sering digunakan sebagai pementasan teater,
orkestra, sendratari dan sebagainya.
C. Bentuk Tapal Kuda
Bentuk ruang ini memantulkan gelombang
bunyi secara memusat ke sisi tengah
ruangan (terletak di titik fokus cekung)
karena permukaan dinding yang berbentuk
cekung. Keadaan ini dapat membuat suara
menjadi lebih jelas di bagian tengah
ruangan, tetapi dibagian lain akan kurang.
Jika berlebihan, suara yang terdengar di
titik focus pantulan akan terlalu keras.
D. Bentuk Tidak Beraturan
Bentuk ini tercipta karena untuk memenuhi aspek kenyamanan visual, pencahayan, dan akustik.
Dinding ruangan dibuat tak beraturan (cekung dan cembung dengan perhitungan sistematis) agar
dapat menyerap bunyi (bunyi cacat akustik) ataupun memantulkan gelombang bunyi yang
dibutuhkan dengan baik.

FLEKSIBILITAS DESAIN
Dalam buku Public places-Urban spaces oleh Carmona dkk, fleksibilitas memiliki beberapa aspek yaitu:
1. Ruang, di mana memiliki kemampuan berubah-ubah setiap waktu menyesuaikan aktivitas yang diinginkan, sehingga
terdapat aspek fleksibilitas melalui layout ruang yang berubah-ubah sesuai kebutuhan dalam aktivitas danh jangka waktu
yang berbeda.
2. Continuity and Stability, di mana sebuah desain bangunan seharusnya dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
dalam ujangka waktu ke depan, yang di mana lingkungan akan terus berubah dan bangunan tersebut tetap memiliki
fungsi yang optimal dan stabil.
3. Implemented Overtime, bangunan dapat dibilang memiliki desain yang fleksibel dengan cara bangunan dapat
beradaptasi pada perubahan yang terjadi dalam berjalannya waktu dari segi bangunan dan penggunaannya.
TERDAPAT 3 KONSEP FLEKSIBILITAS MENURUT
AHSANA DKK (2014) ANTARA LAIN:

A. EKSPANSIBILITAS B. KONVERTIBILITAS C. VERSATILITAS


Merespon perubahan waktu dan Merubah orientasi dan suasana Memungkinankan pengunaan
kebutuhan ruang dengan cara bangunan dalam jengka waktu ruang yang dapat digunakan
memperluas atau memodifikasi kedepan tanpa merombak secara lebih dari satu fungsi yang dapat
ruang dan menyesuaikannya. keseluruhan sesuai kebutuhan mewadahi beragam kegiatan
pengguna. dalam satu ruangan yang sama
dengan jangka waktu yang
berbeda.
Bangunan ini Juga menggunakan teknologi
terbaru dalam menciptakan ruang convention
SUSAK IDUTS

yang fleksibel tidak berbeda jauh dengan


teknologi sebelumnya , teknologi tersebut
adalah retractable seating automaticly yang
dimana ruangconvention dapat berubah layout
untuk kebutuhan kegiatan yang memerlukan
layout amphiteater atau lantai datar. Berbeda
denga gala system, sistem ini tidak langsung
dari lantai yang berubah namun hanya pada
sistem seating nya saja.
5 KOPMOLEK

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai