Anda di halaman 1dari 64

PENGELOLAAN

LIMBAH B3
APAKAH itu LIMBAH ?
◼ Bahan yang tidak dapat dipakai lagi karena :
➢ membusuk
➢ karatan
➢ bocor
➢ kontaminasi
➢ kadaluarsa
➢ rusak
➢ terkena tumpahan
◼ Bahan-bahan yang merupakan residu dari
kegiatan dan/atau proses produksi
Apakah
PENGELOLAAN LIMBAH itu ?

Sistem komprehensif akan memungkinkan


perusahaan untuk :
⚫ Mengurangi limbah yang dihasilkan
⚫ Memastikan bahwa seluruh limbah yang dihasilkan
dibuang dengan aman, tepat pada waktunya, efisien,
hemat biaya dan memenuhi kebijakan dan peraturan
Kebijakan dan Peraturan
➢ U.U. Pemerintah Indonesia no. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan
➢ UU. Pemerintah Indonesia no. 27/1999 tentang Penilaian
Dampak Lingkungan
➢ U.U. Pemerintah Indonesia no. 18/1999 dan no. 85/1999
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
➢ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
U.U. Pemerintah Indonesia no. 23/1997
tentang Pengelolaan Lingkungan
◼ Barangsiapa merusak atau mengotori
lingkungan harus membayar kompensasi
kepada mereka yang haknya dilanggar
◼ Pelanggaran yang disengaja dapat dihukum
penjara selama 10-15 tahun dan / atau Rp500
juta – Rp750 juta
U.U. Pemerintah Indonesia no.27/1999
mengenai Penilaian Dampak Lingkungan

◼ Bisnis yang bermaksud melakukan kegiatan bisnis


harus mempelajari dampak lingkungan yang
signifikan dari kegiatan yang diusulkan sebagai bagian
dari proses pengambilan keputusan
◼ Analisa dampak lingkungan merupakan bagian dari
studi kelayakan rencana bisnis dan/atau rencana
kegiatan
U.U. Pemerintah Indonesia no.18/1999 &
no.85/1999 tentang Pengelolaan Limbah
Berbahaya dan Beracun
◼ Definisi limbah berbahaya & beracun (B3) :
⚫ Semua limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun
yang dapat merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan
kesehatan manusia

◼ Perlakuan terhadap Limbah B3 bertujuan:


⚫ Menghilangkan atau mengurangi sifat berbahaya dan beracun dari
limbah B3 sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan
◼ Setiap orang dan perusahaan dilarang membuang limbah B3
langsung ke dalam air, tanah dan udara
◼ Perusahaan yang melakukan pengumpulan, pengangkutan atau
pengolahan harus mendapatkan ijin berikut ini :
⚫ Dari BAPEDAL untuk kegiatan pengumpulan dan
pengolahan, termasuk dumping
⚫ Dari Menteri Perhubungan untuk pengangkutan (setelah
berkonsultasi dengan BAPEDAL)
◼ Produsen, pengumpul, pengangkut dan pengolah limbah B3
bertanggung jawab untuk respon darurat dan polusi
lingkungan sebagai akibat dari emisi atau tumpahan limbah B3
◼ Lumpur dan serbuk bor dan endapan dasar minyak
dikategorikan sebagai limbah B 3
◼ Uji coba karakteristik limbah B3 terdiri dari: yang dapat
meledak, mudah terbakar, reaktif, beracun, menular dan
merusak
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 101 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah


zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.

2. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut


Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.
Peran dan Tanggung Jawab

➔Tim Manajemen Unit Bisnis (MTBU)


➔Departemen HSE
➔Para Manajer dan Supervisor
➔Para Karyawan
➔Kontraktor
Tim Manajemen
Unit Bisnis (MTBU) :

❖ President & General Manager :


➢ Bertanggung jawab atas seluruh perlindungan
lingkungan
❖ Vice President & General Manager :
➢ Bertanggung jawab atas setiap masalah
lingkungan yang terjadi di daerahnya
Departemen HSE :

◼ Memberikan nasehat dan bimbingan pada hal-hal yang


berhubungan dengan perlindungan lingkungan
◼ Memelihara dokumen-dokumen Pengelolaan Limbah
◼ Berhubungan dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh
ijin dan/atau sertifikat yang dapat dipakai
◼ Memberikan laporan periodik kepada DISNAKER dan
BAPEDAL
Komunikasi

Komunikasi yang konsisten ditetapkan untuk


memperoleh tujuan pengelolaan limbah, termasuk:
⚫ Pembaruan perundang-undangan, peraturan, teknologi,
inovasi, sistem dari HSE
⚫ Berbagi praktek-praktek terbaik
Pelatihan
◼ Orientasi HSE
◼ Revisi Prosedur
◼ Pelatihan komprehensif dibutuhkan oleh para
karyawan dengan peran khusus, seperti :
⚫ Personil Warehouse dan logistik
⚫ Personil yang berkaitan dengan penyimpanan catatan dan
pelaporan
Para Manager dan Supervisor :
◼ Bertanggung gugat untuk pengimplementasian, dan ketaatan
pada prosedur ini di tempat kerjanya
◼ Berkomitmen pada, dan mencari partisipasi aktif dari seluruh
karyawan di bawah tanggung jawabnya dalam pencapaian tujuan
Pengelolaan Limbah dan melaksanakan seluruh kegiatan sesuai
dengan prosedur Pengelolaan Limbah
◼ Bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk menyediakan
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pengelolaan limbah
◼ Berkomunikasi secara konsisten dengan seluruh karyawan,
kontraktor dan pihak-pihak lainnya di bawah tanggung jawabnya
masing-masing
◼ Memberikan pelatihan pengelolaan limbah yang memadai untuk
para karyawan dan kontraktor di bawah tanggung jawabnya
Para Karyawan :

◼ Berpartisipasi secara aktif dalam


pengimplementasian sistem pengelolaan limbah
◼ Bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk
memastikan kegiatannya memenuhi prosedur
pengelolaan limbah
◼ Memasukkan pengelolaan limbah ke dalam program
masing-masing
Para Kontraktor :

◼ Memberikan jasanya sesuai dengan persyaratan


yang ditetapkan dalam prosedur ini
◼ Kinerja dalam isu-isu pengelolaan limbah akan
merupakan faktor penting dalam pemilihan,
penahanan, pengevaluasian dan penggunaan
kontraktor yang berkelanjutan
Pengurangan Limbah
BAHAN RAMAH LINGKUNGAN
Upaya untuk mengurangi limbah yang dihasilkan
dilakukan dari tahap-tahap berikut :
⚫ Perencanaan
⚫ Pengadaan
⚫ Penanganan dan Pengangkutan
⚫ Penyimpanan
⚫ Penggunaan
PERENCANAAN :
◼ Mengevaluasi opsi-opsi pengurangan limbah, dengan
meninjau ulang kesempatan untuk :
⚫ Mengurangi atau mengeliminasi limbah, volume atau
kandungan racun
⚫ Mendaur ulang
⚫ Mereklamasi
⚫ Cara lainnya
◼ Mengambil uji coba utama untuk evaluasi
◼ Merencanakan dan menganjurkan penilaian siklus
kehidupan dalam pengembangan setiap proses untuk
membatasi limbah yang dihasilkan, dibuang dan
emisi
Proses PENGADAAN :
◼ Mengestimasi dengan teliti jumlah material yang diperlukan
untuk menghindari kelebihan material
◼ Mengurangi macam/jenis material yang dipesan
◼ Mengurangi inventaris surplus dan limbah potensial
◼ Bernegosiasi dengan suppliers untuk mengembalikan
kelebihan material dan/atau container
◼ Memilih produk dengan volume rendah, kandungan racun
rendah jika mungkin (ramah lingkungan)
PENANGANAN dan PENGANGKUTAN :

◼ Penanganan dan pengangkutan yang tepat diperlukan


untuk mengurangi limbah yang dihasilkan, termasuk
pemeriksaan fisik pada :
⚫ Kondisi pengiriman
⚫ Pengemasan yang tepat
⚫ Penandaan dan pelabelan
⚫ MSDS
⚫ Pemuatan / pembongkaran yang tepat
⚫ Metode pengangkutan
PENYIMPANAN :

◼ Metode penyimpanan yang tepat


◼ Memeriksa lebih dahulu kondisi pengiriman (mutu, jumlah,
pengemasan, MSDS, dokumentasi)
◼ Persiapan rancangan susunan tataruang
◼ Fondasi dan containment
◼ Penempatan material yang tepat
◼ Pemeriksaan fisik dan stok inventaris yang teratur
PENGGUNAAN :

◼ Gunakan habis seluruh material di lokasi untuk


mengurangi limbah yang dihasilkan, termasuk :
⚫ Pengoptimalan pemakaian
⚫ Pengawasan penggunaan material yang cukup
⚫ Alat-alat yang tepat dan penanganan yang tepat
⚫ Pemakaian ulang di lokasi lain
Identifikasi dan
Penanganan
Limbah
◼ Kategorisasi
◼ Estimasi volume
◼ Pemisahan
◼ Penyimpanan dan penanganan sementara
◼ Administrasi
⚫ Dokumentasi
⚫ Undang-undang Limbah
⚫ Metrics Kinerja
Kategorisasi Limbah :

❖Limbah berbahaya
❖Limbah tidak berbahaya :
• Limbah industri tidak berbahaya di lapangan minyak & gas

• Limbah domestik

• Limbah tak dikenal?


APA YANG MEMBUAT LIMBAH
BERBAHAYA ?
◼ Dinyatakan oleh penghasilnya
◼ Termasuk dalam daftar limbah berbahaya menurut
Peraturan Pemerintah no.18/1999 dan no.85/1999
◼ Berisikan satu atau lebih ciri-ciri berikut ini :
- mudah meledak - mudah terbakar
- reaktif - beracun
- menular - merusak
◼ Segala campuran limbah berbahaya dengan material
lainnya
◼ Limbah tak dikenal
◼ Limbah berbahaya khas dalam Operasi Oil & Gas :
⚫ Accu bekas
⚫ Pelumas bekas
⚫ Bahan kimia bekas (yang merusak/beracun)
⚫ Endapan
⚫ Lumpur bor
⚫ Serbuk bor
BAGAIMANA MENANGANI MATERIAL
LIMBAH TAK DIKENAL ?
 Ditangani sebagai limbah berbahaya
 Para karyawan di tempat dimana container berasal
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi material
 Limbah yang tidak dapat diidentifikasi harus dikirim ke
laboratorium untuk dianalisa
 Campuran limbah berbahaya dengan yang tidak
berbahaya di dalam sebuah container mengakibatkan
seluruh isi container diklasifikasikan sebagai limbah
berbahaya
LIMBAH INDUSTRI dan LIMBAH
LAPANGAN MINYAK & GAS YANG TIDAK
BERBAHAYA :

◼ Khususnya HANYA limbah yang berkaitan dengan


proses-proses industri
◼ Tidak dapat dikirim ke tempat penumpukan limbah
kotapraja
◼ Tidak boleh dicampur dengan limbah domestik
seperti sampah atau limbah konstruksi
Contoh limbah Industri yang tidak berbahaya:
⚫ Rupa-rupa. Filter bekas (tidak termasuk filter minyak/bahan
bakar)
⚫ Material ampelas bekas, karat, dsb.
⚫ Endapan kumpulan minyak
⚫ Bahan kimia dan perbekalan tidak berbahaya yang tidak
terpakai
Contoh limbah lapangan minyak yang tidak berbahaya
⚫ Pasir dan zat padat sumur lainnya yang dihasilkan
⚫ Bubur semen dan serbuk semen yang berlebihan
LIMBAH DOMESTIK :

◼ Sampah/limbah biasa yang dihasilkan tiap hari di


cafetaria (dapur), fasilitas perkantoran, dan tempat
tinggal
◼ Limbah pengemasan
Estimasi Volume di Lokasi :
untuk membuat kalkulasi yang tepat dan akurat lebih
lanjut atas pengangkutan, penganggaran,
penyimpanan dan kebutuhan lainnya

Jenis limbah berdasarkan pada ukuran volume :


 Cairan → diukur oleh volume
 Semi cairan → diukur oleh volume atau beratnya
 Zat padat → diukur oleh beratnya
Pemisahan Limbah

◼ Pemisahan limbah yang tepat di tempat asalnya


sangat penting bagi rantai pengelolaan seluruh
limbah
◼ Tiap lokasi bertanggung jawab untuk mengatur ruang
dan container, dan membuat sistem untuk menjamin
pemisahan limbah yang tepat
◼ Seluruh limbah harus dipisahkan sesuai dengan
karakteristik fisik dan kimianya yang umum
Sebelum dibuang, limbah harus dipisahkan
menjadi :
a. Limbah berbahaya
• Zat padat
• Zat cair
• Gas
b. Limbah tidak berbahaya
• Zat padat :
- bio-degradasi - kayu/kertas - kaca/gelas
- bahan logam - karet/plastik
• Zat cair
Penyimpanan sementara &
penanganannya
Limbah berbahaya:
▪ Simpan maksimum 90 hari dari penurunan pertama
▪ Diletakkan di areal yang semestinya :
❖ Bebas dari banjir
❖ Secara geologis stabil
❖ Memahami karakteristik limbah dan prosedurnya untuk
meghindari pencemaran
▪ Diletakkan terpisah dari sampah yang lainnya
▪ Disimpan dalam container polypropylene (plastik)
ukuran 15-55 gallon (60-220 liter) atau drum khusus
untuk limbah berbahaya yang spesifik
Penyimpanan sementara &
penanganannya

Limbah Industri dan limbah lapangan minyak dan gas


yang tidak berbahaya:
▪ Harus dikumpulkan , ditimbun dan disimpan di container
terpisah
Penyimpanan sementara &
penanganannya

Limbah domestik :
➢ Ditimbun dalam keranjang sampah atau tempat
sampah yang dikhususkan untuk golongan ini.
➢ Di container limbah biasa yang dilengkapi dengan
penutup atau jala untuk menghindari tercecernya
limbah selama perjalanan atau penyimpanannya
Administrasi Limbah

❖ Semua bahan-bahan limbah harus diidentifikasi


dengan baik, dengan penandaan dan label
❖ Semua kemasan limbah berbahaya harus memiliki
MSDS yang berlaku dalam setiap pengirimannya
❖ Semua limbah yang tak teridentifikasi akan
dikembalikan ke tempat asal mulanya untuk di
identifikasi ulang
Dokumentasi
Dokumen pengiriman limbah diwajibkan untuk
pengirimannya meliputi :
⚫ Tipe, karakteristik, jumlah dan tanggal dari peletakan
pertama limbah di containernya
⚫ Tipe, karakteristik, jumlah dan waktu dari pengiriman
⚫ Nama dari pengangkutnya

Kode Hukum Limbah :


⚫ Harus mengacu kepada Peraturan Pemerintah Indonesia no.
18/1999 dan no.85/1999
Dokumen Pengiriman Limbah
No:…XXXXXXX
TANGGAL: March 31, 2021
ASAL: PTXX
TUJUAN: Shore Base
PENGANGKUT: Vessel XXP

No. Nama limbah Kategori Karakteristik Juml Penurun Metode Keteranganks


Limbah ah an Pembuangan
Pertama

1 Kertas, Pembungkus, Kaleng Domestik Tidak berbahaya 1 17/03/2021 Insinerasi

Disiapkan oleh: Disetujui oleh: Diterima oleh:

( ) ( ) ( )
Tolak ukur Kinerja
Tolak ukur yang akan dipakai harus
mempertimbangkan ukuran-ukuran kinerja, seperti :
⚫ Persentase pengiriman limbah dari lepas pantai ke shore
base yang sesuai dengan petunjuk pemisahan limbah
⚫ Pengurangan volume limbah yang dihasilkan
⚫ Persentase dari limbah yang didaur ulang
⚫ Jumlah inspeksi pengelolaan limbah
⚫ Jumlah pekerja yang mengikuti pelatihan pengelolaan
limbah
Pembuangan
Limbah
Limbah secara hukum tidak dapat dibuang begitu saja
tanpa ditangani sesuai dengan prosedur-prosedur di
bawah ini :
⚫ Persetujuan
⚫ Pengemasan
⚫ Metode penanganan dan pengangkutan
⚫ Alternatif pembuangan yang lain
Persetujuan

BAPEDAL menyetujui fasilitas


pengangkutan dan pembuangan Limbah
Berbahaya.
Pengemasan
◼ Mengacu kepada dekrit BAPEDAL no.01/Bapedal/09/ 1995
tertanggal 5 Sept 1995 mengenai: metode dan prosedur-prosedur
teknis dari penyimpanan dan pengumpulan limbah berbahaya
◼ Harus dikemas dengan baik untuk mencegah
kebocoran/kerusakan selama pengangkutan dan penanganannya

Tipe-tipe pengemasan biasanya menggunakan:


• Bahan besi : marine portable tanks, cutting boxes
• Plastik : drum plastik, kantong sampah, kantong beras
• Kayu : Kotak kayu, kotak tripleks
Pembuangan limbah

Pengemasan Limbah Berbahaya

◼ Container yang berkualitas baik, dibuat untuk


mencegah kebocoran selama pengiriman atau tahan
terhadap perubahan suhu, kelembaban, tekanan atau
getaran
◼ Pengemasan (termasuk closures) harus tahan
terhadap bahan kimia atau sifat-sifat limbah
◼ Bahan dari containernya harus tidak mengandung
zat-zat yang bisa bereaksi dengan limbahnya
Pembuangan limbah

Metode Penanganan dan Pengangkutan


Limbah

◼ Penanganan limbah adalah urut-urutan dari kegiatan


yang mencakup pengumpulan, pemisahan, pendataan,
pengemasan, pelabelan dan pengangkutan dari limbah
Pelabelan limbah berbahaya :

◼ Segera setelah PELETAKAN PERTAMA dari limbah


berbahaya dimasukkan ke dalam tempat nya, sehelai
label harus ditempelkan pada containernya
◼ Label Limbah berbahaya harus mencakup:
⚫ Nama limbah dan tipe dari bahayanya
⚫ Tanggal penumpukan (tanggal peletakan pertama dari
limbah)
Penandaan Drum-drum Limbah
berbahaya:

◼ Setiap drum dari limbah berbahaya harus ditandai


dengan:
⚫ Identitas perusahaan/ penghasil limbah
⚫ Nama dari lokasi lapangan di mana limbah berasal
Contoh dari label limbah berbahaya
Pengangkutan Limbah

◼ Proses dari pemindahan limbah dari penghasilnya


kepada pengumpulnya dan/atau kepada
pengelolanya, termasuk ke tempat pembuangan
terakhir menggunakan fasilitas pengangkutan
◼ Limbah harus diangkut dengan menggunakan jalan
darat dan/atau laut
Pengangkutan limbah berbahaya:

◼ Dilakukan oleh Perusahaan Pengangkutan


Limbah yang disetujui oleh Bapedal
◼ Dilengkapi dengan dokumen pengiriman lengkap
◼ Harus dibawa oleh fasilitas pengangkutan khusus,
yang memenuhi persyaratan dan prosedur
Pengangkutan yamg termaktub dalam peraturan
pemerintah
Penyerahan Dokumen Pengiriman
Limbah berbahaya :

◼ Semua dokumen pengiriman limbah berbahaya harus


diserahkan kepada departemen HSE oleh lokasi
PENGHASIL LIMBAH
◼ Departemen HSE akan mengirimkan dokumen
pegiriman limbah kepada BAPEDAL setiap 6 bulan
Alternatif lain pembuangan :

◼ Dipakai kembali
◼ Didaur ulang / dibersihkan
◼ Dikembalikan kepada vendor / pabrikan
◼ Disumbangkan ke otorita lokal
◼ Dibuang di perusahaan pengelola limbah
◼ Dikirimkan ke pengusaha limbah/ penimbun
◼ Pembuangan di darat (dibakar, dipendam)
Dikembalikan ke vendor atau pabrikan:
 Bahan kimia yang tak terpakai
 container curah
 Accu-accu bekas
 Drum-drum
 Cat yang tak terpakai

Menggunakan klausul di kontrak apabila mungkin untuk


pengambilan kembali
Disumbangkan kepada otorita lokal
 Sumbangan dikoordinasikan oleh HSE dan
Community Affairs
 Termasuk persiapan dari Prosedur penghapusan
(WOP) persetujuan dari SKK MIGAS
CONTOH dari limbah yang bisa disumbangkan:
• Pipa-pipa bekas, beams, potongan-potongan besi
• Ban-ban bekas
• Wellheads bekas → digunakan sebagai terumbu
karang buatan
Dibuang ke Perusahaan Pengelola Limbah :
 Pembuangan limbah berbahaya
 Pembuangan harus di fasilitas yang diijinkan
dalam Peraturan Pemerintah Indonesia
no.18/1999 dan no.85/1999
 Semua persyaratan pada pengemasan,
pelabelan, pengangkutan, dsb. harus
dipenuhi
Dikirim kepada pengusaha barang bekas (Penimbun) :
⚫ Potongan besi
⚫ Drum bekas
⚫ Potongan plastik
⚫ Kaleng minuman ringan
⚫ Gelas/kaca
PEMBUANGAN DI DARAT:
➢ Insinerasi
➢ Pemendaman dalam tanah
➢ Pembuangan di permukaan tanah
➢ Penyebaran di atas tanah/ lahan kebun
➢ Injeksi bawah tanah
Terima Kasih !!

Anda mungkin juga menyukai