I. Organ-Organ Perseroan
Ketentuan-ketentuan yang memuat persyaratan konstitutif badan hukum dapat
ditemukan dalam anggaran dasar dan/ atau peraturan perundang-undangan yang
menunjuk orang-orang yang mana yang dapat bertindak untuk dan atas nama tanggung
jawab badan hukum. Orang-orang tersebut disebut sebagai organ badan yang merupakan
suatu esensial organisasi itu. Organ Perseroan terdiri atas :
1. RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )
RUPS merupakan Organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi
dalam Perseroan dan memiliki segala kewenangan yang tidak didelegasikan kepada
Dewan Komisaris dan Direksi. Menurut Munir Fuady, bahwa secara prinsip yang
merupakan organ perusahaan bukan pemegang sahamnya, tetapi Rapat Umum
Pemegang Saham tersebut. Sebab dalam banyak hal (walaupun tidak selamanya),
pemegang saham hanya dapat bertindak lewat mekanisme RUPS. RUPS sendiri
merupakan wadah bagi Pemegang Saham dalam menentukan kebijakan arah
Perseroan. Berbagai agenda yang dibahas dalam RUPS antara lain adalah strategi,
kebijakan, kinerja operasional dan keuangan, anggaran, penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta berbagai agenda lain yang diusulkan oleh Pemegang
Saham, Dewan Komisaris atau Direksi. Terdapat dua jenis RUPS yaitu :
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi. Komisaris sebagai organ disebut sebgai Dewan Komisaris, dan komisaris
sebagai orang perorangan disebut sebagai anggota komisaris. Anggota Dewan
Komisaris diangkat oleh RUPS. Dalam Anggaran Dasar perseroan mengatur tata cara
pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris serta dapat
juga mengatur tentang pencalonan anggota Dewan Komisaris. Keputusan RUPS
mengenai pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris
juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian tersebut.
3. Direksi
Direksi merupakan salah satu organ penting dalam kepengurusan dan kepentingan
perseroan. Persyaratan sebagai Direksi merupakan suatu hal atau ketentuan yang harus
dipenuhi dan bersifat penting dalam suatu perseroan, sehingga Direksi yang dipilih dan
diangkat dapat diharapkan menjalankan dan memenuhi tujuan dan maksud perseroan
nantinya. Apabila Direksinya terdiri dari beberapa orang maka salah satunya menjadi
direktur utama atau presiden direktur sedangkan yang lain menjadi direktur atau wakil
direktur. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dana atau
mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang
kepada masyarakat, atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit dua orang
anggota Direksi. Dalam hal Direksi terdiri atas dua anggota Direksi atau lebih,
pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan Rapat Umum Pemegang saham (RUPS).
1) Komisaris Independen
Berdasarkan Pasal 119 UU RI No, 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas bahwa
anggaran dasar perseroan dapat mengatus adanya satu atau lebih komisaris
independen yang dibentuk saat RUPS. Berdasarkan Peraturan POJK No.
33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Publik, Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari
luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan sebagai Komisaris
Independen. Keberadaan komisaris independen ini wajib 30% dari keanggotan
komisaris. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai komisaris independen yaitu
(Pasal
21 Peraturan POJK No. 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik) :
Komisaris independen yang telah menjabat selama dua periode masa jabatan dapat
diangkat kembali asalkan dirinya tetap independen kepada RUPS. Menurut,
Indonesian Society of Independent Commissioner, tugas komisaris independen yaitu :
Kurniawan. (2014). Tanggung Jawab Pemegang Saham Perseroan Terbatas Menurut Hukum
Positif. Jurnal Hukum dan Bisnis, 70-83.
Rusdiyanto, S. M. (2019). Good Corporate Governance : Teori dan Implementasinya di
Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Pramana, Heru. Bab II Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate
Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas. Diakses pada 18 Oktober 2020, melalui :
Https://Www.Academia.Edu/10886411/Bab_Ii_Wewenang_Dan_Tanggung_Jawab_Direksi_
Dalam_Prinsip_Corporate_Opportunity_Yang_Ditinjau_Dari_Undang_Undang_N
omor_40_Tahun_2007_Tentang_Perseroan_Terbatas
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik
Putri, I Gusti Ayu Made Asri Dwija dan I Gusti Ketut Agung Ulupui. 2017. Pengantar
Corporate Governance. Denpasar: CV. Sastra Utama.