PENDAHULUAN
Berbagai sumber air yang dipergunakan untuk keperluan hidup dan kehidupan
dapat tercemar oleh berbagai sumber pencemaran. Limbah dari makhluk hidup, seperti
air yang akan dipergunakan, baik untuk keperluan makhluk hidup maupun untuk
Keberadaan Zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih akan
menimbulkan gangguan terhadap kualitas air. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen
terlarut dalam air berada pada kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air.
Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air.
indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan
reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan kegiatan
biologis yang dilakukan oleh organisme aerobic atau anaerobik. Sebagai pengoksidasi
dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak
beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan
tidak beracun.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kadar oksigen terlarut yang terdapat dalam air
keran yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman maka perlu
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar oksigen
KAJIAN TEORI
Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Oksigen
terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
dirumuskan :
teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu
diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi
yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan
oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan
suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini
sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter.
Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat
lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat
dilakukan pada saat mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus
iod karena akan menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa
semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena
I2 mudah menguap. Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang
biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi
dengan cara :
2 Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin
berkurang dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan
dengan cara:
2. Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin
kadar oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat.
3. Mengurangi bahan – bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat
adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam
perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan
membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan
terjadi adalah
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal
dan tidak tercemar oleh senyawa beracun. Idealnya, kandungan oksigen terlarut dan tidak
boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (Anonim, 2004).
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million
atau satu per sejita; 1ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar
oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik) dapat
mengurangi persediaan oksigen terlarut. hal ini akan mengancam kehidupan organisme
yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil.
Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler
(http://www.scribd.com/doc/7777351/Pencemaran-lingkungan).
kualitasyang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut
olehbanyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat
dianjurkandisamping paramter lain seperti BOD dan COD.Di dalam air, oksigen
(http://www.scribd.com/doc/44828448/Laporan-Kmia-Analisa-Air-DO)
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan
mengamati beberapa parameter kimia seperti aksigen terlarut (DO). Semakin banyak
jumlah DO (dissolved oxygen ) maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
anaerobik yang mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi.
Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
bahan – bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil
METODOLOGI PENELITIAN
pada hari sabtu, tanggal 12 Maret 2011 pukul 11.00 WITA di Laboratorium Fakultas
4.1 Hasil
1000
DO= × pml × N × f × BEO
Vbotol −4
1000
¿ × 10× 0,025 ×0,96 × 8
121ml−4
1000
¿ ×0,25 × 0,96
117
mg
¿ 16,41 sebagaiO 2
L
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian oksigen terlarut /DO (Dissolved
Oxygen) dengan metode winkler. Sampel yang digunakan adalah air ledeng. Air ledeng
pemeriksaan kualitas air. Kadar DO dalam air dapat ditentukan menggunakan dua cara
yaitu model titrasi dengan cara winkler dan metode elektrokimia. Namun dalam
praktikum ini, digunakan metode winkler. Prinsip kerja metode winkler adalah dengan
titrasi iodometri dimana sampel yang akan dianalisis, terlebih dahulu ditambahkan 2ml
balikkan botol sehingga akan terjadi endapan. Dengan menambahkan larutan tersebut,
maka bila endapan yang terjadi akan berwarna coklat hal ini berarti ada indikasi oksigen
terlarut didalamnya. Kemudian ditambahkan lagi sebanyak 2ml larutan H2SO4 pekat,
sehingga endapan yang tadinya berwarna coklat akan berubah warna menjadi warna
kuning jerami.
Setelah itu ditambahkan 2ml indikator amilum yang akan merubah warna dari
kuning jerami menjadi warna biru tua dan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar
natrium tiosulfat (Na2S203) konsentrasi 0,025 sampai jernih dan tidak berwarna. Apabila
masih terdapat gumpalan dalam larutan tersebut, maka kemungkinan yang terjadi adalah
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil 16,41
mg/L sebagai O2. Berdasarkan standar kandungan oksigen terlarut dalam air, kandungan
oksigen air keran di fakultas kesehatan masyarakat ini telah memenuhi standar sehingga
tidak akan menimbulkan gangguan baik bagi makhluk hidup di air maupun bagi
kesehatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua jasad hidupuntuk pernapasan dan proses
metabolisme. Dalam perairan oksigen berperan dalam proses oksidasi den reduksi bahan
kimia menjadi senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrien yang sangat dibutuhkan
organisme perairan. Sumber utama oksigen diperairan berasal dari proses difusi udara
bebas dan hasil proses fotosintesis.
Untuk mengetahui kualitas suatu perairan, parameter oksigen terlarut (DO) dan
kebutuhan oksigen biokimia (BOD) memegang peranan penting. Prinsip penentuannya
bisa dilakukan dengan cara titrasi iodometri atau langsung dengan alat DO meter.
Suatu perairan yang tingkat pencemarannya rendah dan bisa dikatagorikan sebagai
perairan yang baik, maka kadar oksigen terlarutnya (DO) > 5 ppm
5.2 Saran
praktikum dengan lebih berhati-hati pada saat penggunaan bahan kimia khususnya bahan
(http://www.scribd.com/doc/7777351/Pencemaran-lingkungan
Ficca, 2009. oksigen terlarut (do) dan kebutuhan oksigen biologi (bod).
http://biarkanakumenulis.blogspot.com/2009/10/oksigen-terlarut-do-dan-kebutuhan.html