Bab 7 CBR Sip

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

BAB VII

CBR LABORATORIUM
(CALIFORNIA BEARING RATIO)

7.1 Dasar Teori


CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung tanah yang
dikembangkan oleh California State Highway Departement. Prinsip pengujian ini
adalah pengujian penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji.
Dengan cara ini dapat dinilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang
dipergunakan untuk membuat perkerasan.
Kekuatan tanah diuji dengan uji CBR sesuai dengan SNI-1744-1989. Nilai
kekuatan tanah tersebut digunakan sebagai acuan perlu tidaknya distabilisasi
setelah dibandingkan dengan yang disyaratkan dalam spesifikasinya.
Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan
terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
Nilai CBR dihitung pada penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi sebesar 0.2 inci
dan selanjutnya hasil kedua perhitungan tersebut dibandingkan sesuai dengan SNI
03-1744-1989 diambil hasil terbesar.
Nilai CBR adalah perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang
diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3
inch2 dengan kecepatan 0,05 inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk
menembus bahan standard tertentu. Tujuan dilakukan pengujian CBR ini adalah
untuk mengetahui nilai CBR  pada variasi kadar air pemadatan. Untuk
menentukan kekuatan lapisan tanah dasar dengan cara percobaan CBR diperoleh
nilai yang kemudian dipakai untuk menentukan tebal perkerasan yang diperlukan
di atas lapisan yang nilai CBRnya tertentu (Wesley,1977) Dalam menguji nilai
CBR tanah dapat dilakukan di laboratorium. Tanah dasar (Subgrade) pada
kontruksi jalan baru merupakan tanah asli, tanah timbunan, atau tanah galian yang
sudah dipadatkan sampai mencapai kepadatan 95% dari kepadatan maksimum.
Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan nilai

68
69

kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tersebut tanah dipadatkan. CBR
ini disebut CBR rencana titik dan karena disiapkan di laboratorium, disebut CBR
laborataorium. Makin tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka lapisan perkerasan
diatasnya akan semakin tipis dan semakin kecil nilai CBR (daya dukung tanah
rendah), maka akan semakin tebal lapisan perkerasan di atasnya sesuai beban
yang akan dipikulnya. Ada dua macam pengukuran CBR yaitu :
1. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm (0,1”) terhadap penetrasi
standard besarnya 70,37 kg/cm2 (1000 psi).
Nilai CBR = (PI/70,37) x 100 % ( PI dalam kg / cm2 )
2. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada penetrasi 0,508 cm (0,2”) terhadap
penetrasi standard yang besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi).
Nilai CBR =PI/105,56)  x 100 % ( PI dalam kg / cm2 )

Dari kedua hitungan tersebut digunakan nilai terbesar CBR laboratorium dapat
dibedakan atas 2 macam, yaitu :

a. CBR laboratorium rendaman (soaked design CBR)


b. CBR laboratorium tanpa rendaman (Unsoaked Design CBR)

Pada pengujian CBR laboratorium rendaman pelaksanaannya lebih sulit


karena membutuhkan waktu dan biaya relatif lebih besar dibandingkan CBR
laboratorium tanpa rendaman.. Sedang dari hasil pengujian CBR laboratorium
tanpa rendaman sejauh ini selalu menghasilkan daya dukung tanah lebih besar
dibandingkan dengan CBR laboratorium rendaman..

7.2 Maksud Percobaan


Maksud percobaan ini adalah unutuk menentukan nilai CBR (California
Bearing Ratio). Dari suatu contoh tanah yang dipadatkan secara modified dan
tanpa perendaman, yang dilakukan di laboratorium.
70

7.3 Alat-alat Percobaan


Alat-alat yang digunakan saat pratikum yaitu :
1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton yang
mempunyai kepala atau dasar dapat bergerak teratur.
2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya.
3. Silinder pemadat CBR yang dilengkapi dengan silinder sambungan dan plat
alas.
4. Specer dick (plat ganjal).
5. Penumbuk Berat (modified).
6. Plat-plat dasar.
7. Piston Penetrasi.

7.4 Persiapan Percobaan


1. Contoh tanah yang dikeringkan dan lolos saringan no.4 dicampur dengan air
secara merata pada kadar optimum sehingga air optimum. Maka didapat
kepadatan maksimum.
2. Plat alas pada silinder dipasang dan diklem di atas dasar, kemudian kertas
filter diletakkan di atas plat ganjal.
3. Contoh tanah yang sudah diperiksa tadi dipadatkan dalam silinder pemadatan
CBR dengan cara pemadatan.
4. Silinder sambungan dilepaskan, tanah padat dipotong dan diratakan sehingga
rata dengan permukaan pemadatan.
5. Plat dasar dilepaskan dan plat ganjal diambil. Berat silinder dan tanah di
dalamnya ditimbang dan dicatat untuk menghitung berat volume tanah.

7.5 Pelaksanaan Percobaan


1. Selembar kertas filter diletakkan di atas plat alas dan dibalikkan silinder berisi
tanah, dan diletakkan diatas plat alas dan di klem.
2. Beban-beban ditaruh di atas tanah dalam silinder dengan jumlah beban yang
sesuai dengan tekanan yang bekerja pada tanah nantinya.
3. Pada silinder pada mesin penetrasi (piston penetrasi) diatur menempel dengan
muka tanah.
71

4. Arloji beban dan arloji penetrasi diatur dengan pembacaan nol.


5. Pembebanan mesin dikerjakan sehingga piston mempunyai kecepatan
penetrasi kurang lebih 1,27 mm/menit. Besarnya penetrasi sebesar harga-
harga yang tertera dalam daftar percobaan.
6. Benda uji dikeluarkan dari silinder, kemudian periksa kadar airnya.

7.6 Perhitungan dan Hasil Percobaan

Pemeriksaan CBR Laboratorium


(California Bearing Ratio)

Proyek : Praktikum Mekanika Tanah 2 Tanggal : 29 Maret 2019


Lokasi : Laboraturium Mekanika Tanah 2 Pelaksana : Kelompok 14

Tabel 7.1 Hasil Percobaan Pemeriksaan CBR Laboratorium

Ukuran Silinder Penumbuk


Diameter 15,160 cm Berat Penumbuk : 2,5 kg
Tinggi 13,725 cm Jumlah lapisan : 3 lapis
Volume 2477,43 cm3 Tumbukan/lapis : 56 tumbukan

Kadar Air Tanah (w) 13,211 %


B.Selinder + Tanah Basah 7,715 gr
B.Selinder   3,625 gr
B. Tanah Basah (a)   4,090 gr
γ Basah = a / Volume 0,002 gr/cm³
γ Kering = γ / (1+w) 0,001 gr/cm³
B. Tanah Kering   3,613 gr

Kalibrasi = 5,772 lbs


Penetrasi Beban Tekanan
Pembacaan   Pembacaan P2 P2/π
72

inchi
Arloji mm Arloji lbs Psi
 
0 0 0 0,00 0,00 0,00
64 0,64 0,025 48,00 27,71 8,82
127 1,27 0,050 72,00 41,56 13,24
191 1,91 0,075 90,00 51,95 16,54
254 2,54 0,100 105,00 60,61 19,30
318 3,18 0,125 118,00 68,11 21,69
381 3,81 0,150 128,00 73,88 23,53
445 4,45 0,175 135,00 77,92 24,82
508 5,08 0,200 144,00 83,12 26,47
572 5,72 0,225 150,00 86,58 27,57
636 6,36 0,251 156,00 90,04 28,68
700 7,00 0,276 162,00 93,51 29,78
Nilai CBR (%)
19, 30
3781.23 = x 100 % = 1 , 930 %
x 100 % 1000
1000
Penetrasi 0,1”

26, 47
26,47 = x 100 % = 1,765 %
Penetrasi 0,2” 1500

19,30

73
74

Grafik 7.1 Hasil Perhitungan CBR


74

7.7 Kesimpulan
1. Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan tekanan (psi) terhadap
kecepatan penetrasi (inchi), semakin besarnya harga tekanan semakin besar
pula harga penetrasi. Dimana pada grafik diatas, saat penetrasi 0,100 inchi
harga tekanannya 19,30 psi dan saat penetrasi 0,200 inci harga tekananya
26,47 psi.
2. Harga CBR dapat dihitung dengan cara membagi tekanan pada penetrasi
dengan tekanan standart 1000 dan 1500 psi.
Berdasarkan perhitungan didapat :
Penetrasi 0,1” = 1,930 % dan Penetrasi 0,2” = 1,765 % .
Karena nilai CBR pada penetrasi 0,1” lebih besar dari harga CBR pada
penetrasi 0,2” maka, harga CBR yang diambil adalah harga CBR paling
besar yaitu CBR 0,1” = 1,930 %.

7.8 Saran
1. Sebelum memulai percobaan CBR (California Bearing Ratio), sebaiknya
dimulai dengan berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa, agar pratikum dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
2. Dalam melakukan percobaan CBR (California Bearing Ratio) dalam
praktikum ini, hendaknya dilakukan kalibrasi alat dengan sungguh-sungguh
dan teliti, dengan maksud agar data-data yang diperoleh dari hasil percobaan
adalah benar-benar data yang akurat.
3. Dalam pembacaan dial disarankan lebih teliti untuk pembacaan arloji
beban dan arloji penetrasi karena berhubungan dengan waktu.

Anda mungkin juga menyukai