Anda di halaman 1dari 33

MENGGAMBAR REKAYASA DAN

STRUKTUR BANGUNAN 2
 Pendahuluan
 Proyek Bangunan
 Elemen Bangunan
 Konstruksi Bangunan
 Fasilitas Bangunan
 Program dan Aplikasinya
BANGUNAN
 Yang dimaksud dengan ilmu bangunan gedung dan juga ilmu bangunan
teknik-sipil ialah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk perencanaan
dan pelaksanaan pembuatan bangunan dan juga perbaikan bangunan.
 Ilmu bangunan-gedung termasuk ilmu bangunan teknik-sipil, yang khusus
mempelajari masalah gedung-gedung.
 Bangunan sebagai yang dimaksud di atas meliputi:
1. Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang dengan tujuan
untuk kepentingan tertentu dari seseorang atau sekumpulan orang.
Karena bentuknya besar, benda tersebut tidak dapat dipindahkan atau
digerakkan, kecuali dengan cara dibongkar.
2. Bangunan yang bersifat penambahan atau perubahan dari sesuatu
yang telah ada, dengan sesuatu tujuan tertentu atau untuk kepentingan
seseorang atau sekumpulan orang.
JENIS BANGUNAN
1. Bangunan teknik-sipil-kering, yang meliputi antara lain: rumah-
rumah, gedung-gedung, pabrik, tugu-peringatan, gereja, masjid,
jalan raya,'' landasan kapal terbang dan sebagainya.
2. Bangunan-teknik-sipil-basah, yang meliputi antara lain: bendungan-
bendungan, bangunan-irigasi, saluran-air, dermaga pelabuhan,
menara air, turap-turap, jembatan dan sebagainya.
BAGIAN BANGUNAN
GEDUNG
1. Bangunan bawah, yaitu -
bagian-bagian yang
terletak di bawah muka
lantai, yang ada di dalam
tanah.
2. Bangunan atas, yaitu
bagian-bagian yang ada
di atasnya seperti
tembok diatasnya,
pintu/jendela, kolom-
kolom, balok cincin (ring
balk) serta rangka atap
dan bagian-bagiannya.
BANGUNAN JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap jalan, dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
BANGUNAN JALAN
Tahapan kegiatan perencanaan jalan, meliputi kegiatan;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Kriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalu lintas, kondisi lapangan,
pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan peta planimetri, merupakan peta hasil survei topografi yang diperlukan
sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan geometrik, meliputi jarak pandang dan perencanaan alinemen horizontal
dan vertical;
5) Geoteknik dan material jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik dan material
untuk keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan
6) Perencanaan perkerasan jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku
7) Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta bangunan drainase,
kebutuhan material dan sistem drainase bawah permukaan (subdrain)
8) Bangunan pelengkap jalan, meliputi tembok penahan, rambu-rambu lalulintas, dan
sebagainya.
9) Perkiraan biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan dan dokumen
pelelangan
10) Lampiran, tabel-tabel dan ketentuan lain yang dapat digunakan untuk perhitungan.
BANGUNAN JEMBATAN
 Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang menghubungkan suatu lintasan
yang terputus akibat suatu rintangan atau sebab lainnya, dengan cara melompati
rintangan tersebut tanpa menimbulkan atau menutup rintangan itu.
BANGUNAN JEMBATAN
 Lintasan tersebut bisa merupakan jalan kendaraan, jalan kereta api atau jalan
pejalan kaki, sedangkan rintangan tersebut dapat berupa sungai, jalan, jalan
kereta api, atau jurang
 Jembatan mempunyai ciri-ciri khusus yaitu;
1) Bangunan atas,
2) Bangunan bawah (abutment),
3) Pondasi,
4) Tumpuan,
5) Oprit, dan
6) Sandaran (railing)
BANGUNAN JEMBATAN
Beberapa tahapan dalam perencanaan jembatan, yang semuanya merupakan
bagian pekerjaan bangunan sipil basah, antara lain yaitu;
1) Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
2) Perencanaan teknis; meliputi klasifikasi jembatan, karakteristik lalu-lintas,
kondisi lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
3) Penyiapan Peta Planimetris, yang merupakan peta hasil survei topografi yang
diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik.
4) Perencanaan Geometrik, meliputi perencanaan glagar, pondasi dan pilar
5) Geoteknik dan Material jembatan, menguraikan pengolahan data geoteknik
dan material untuk keperluan konstruksi perkerasan jalan/glagar, podasi dan
tiang/pilar.
6) Hidrologi sungai, menguraikan analisis material yang terbawa
7) Perkiraan Biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan.
BANGUNAN HIDROLIK
 Bangunan hidrolik adalah bangunan yang dapat digunakan untuk mengalihkan,
membatasi, menghentikan, atau mengelola aliran air.
 Bangunan tersebut dibuat untuk mengatur satu atau lebih parameter yang akan
diatur, seperti debit air, tinggi muka air, volume air, kecepatan air, dan arah air.
 Dalam pekerjaan bangunan jenis bangunan hidrolik, diantaranya adalah tanggul,
pintu air, bendung, dan bendungan.
BANGUNAN HIDROLIK
 Tanggul adalah istilah umum untuk menjelaskan sebuah
bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan aliran air, baik
air sungai, empang, kolam, situ, danau ataupun air laut.
BANGUNAN HIDROLIK

 Bendung adalah bangunan untuk mengempang air agar tinggi muka air
dan aliran air dapat dikendalikan, sebagai penaik tinggi muka air dan
pembagi aliran air.
BANGUNAN HIDROLIK
 Sedangkan bendungan lebih mirip dengan bendung namun dengan fungsi
yang lebih luas mulai dari untuk memenuhi tujuan irigasi, sumber air baku,
pengendali banjir, sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik sampai
pada pemenuhan fungsi turisme.
KONSTRUKSI BANGUNAN
BERTINGKAT RENDAH
PENGERTIAN BANGUNAN BERTINGKAT

Konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan lantai


lebih dari satu, yang bersusunan dari bawah ke atas.
Bangunan yang tinggi tetapi hanya mempunyai satu
lapis lantai tidak dapat disebut bangunan bertingkat,
sebaliknya bangunan rendah yang mempunyai lapis
lantai bersusun disebut bertingkat.

Bila luas lantai atas mempunyai ukuran yang sama


dengan luas lantai bawah, bangunan ini disebut
bangunan bertingkat penuh. Dan bila luas lantai atas
lebih kecil dari luas lantai bawah, maka disebut
bangunan bertingkat sebagian.
BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH
Jumlah lapisan lantai atau nomor urut dari tingkat lantai

Lantai 1 (Ground floor) : terletak diatas tanah, langsung berhubungan dengan


halaman, sebagai patokan, diberi peil ± 0,00 m
Lantai 2 (First floor) : tingkat diatas lantai 1
Lantai 3 (Second floor) : tingkat diatas lantai 2
Atap (Roof) : Plat atap merupakan lapisan yang paling tinggi
Basement : Ruang dibawah lantai 1, biasanya terletak dibawah permukaan tanah,
digunakan untuk gudang atau ruang mesin.
BENTUK STRUKTUR SEDERHANA DAN
SIMETRIS

BENTUK STRUKTUR PORTAL YANG


DIPISAHKAN(DELATASI)
KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH
Ditinjau dari ketinggian gedung dan spesifikasi perancangan dan syarat-
syarat, bangunan bertingkat dibagi menjadi
 Bangunan bertingkat rendah (Low Rise Buildings) mempunyai 3-4 lapis
lantai atau ketinggian ± 10 meter
 Bangunan bertingkat tinggi (High rise buildings) mempunyai lapisan
lantai lebih dari 4 dan ketinggian lebih dari 10 meter
KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH
Beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam perancangan dan analisis
bangunan bertingkat

Tahap arsitektural : Penggambaran denah semua lantai tingkat, potongan


tampak, perspektif, detail dan fasilitas gedung.
Tahap struktural : merencanakan denah portal untuk menentukan letak kolom
dan balok utamanya, analisis untuk pendimensian elemen struktur, perencanaan
pondasi.
Tahap finishing : untuk melengkapi gedung dengan segala fasilitas dan alat-alat
mekanikal-elektrikal
ELEMEN BANGUNAN
GEDUNG
Elemen-elemen bangunan gedung mulai dari bawah sampai atas
terdiri dari :
1) Pondasi
2) Sloof
3) Kolom
4) Dinding
5) Balok
6) Plat Lantai
7) Plafond
8) Rangka Atap
9) Penutup Atap
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI
PONDASI

Anda mungkin juga menyukai