Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah,


Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang.
Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 75 tahun yang lalu disambut dengan
lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai negara, tentu Pancasila ada yang
merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah
SWT dan ternyata merupakan pencerah bagi segenap bangsa Indonesia di
masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa,
serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari,
dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta negara Republik
Indonesia. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat
Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais.

Dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang


Pancasila berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila merupakan wadah
yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut
oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai
keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena
sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif
sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang
bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala
bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang
bertuhan dan ber-agama. Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia
berperikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur. Kolonialisme juga
ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan. Sebab yang
keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta kepada
Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan
keyakinan serta agamanya. Dengan demikian bahwa Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia
agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
1
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah
berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan
muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah Dasar Negara Republik Indonesia?
2. Apa saja makna sila-sila dalam butir Pancasila?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila.
3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai dasar negara.
4. Untuk mengetahui fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan negara
Indonesia.
5. Untuk mengetahui bukti bahwa Pancasila dijadikan sebagai dasar negara
Indonesia.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila dari aspek
dasar negara.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan
negara Indonesia.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bukti bahwa Pancasila dijadikan sebagai
dasar negara Indonesia.

1.5 Metode Penelitian


Metode Penilitian makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis,
yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,
menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya,
serta mencari alternatif pemecahan masalah.

2
1.6 sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah mengenai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Dalam makalah ini dibahas mengenai landasan filosofis
Pancasila, fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia, dan
bagaimana Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia. Dasar
Pemilihan Objek Makalah ini membahas mengenai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Maka
dari itu masyarakat perlu mengetahui bahwa Pancasila dijadikan sebagai negara
Indonesia yang terdapat dalam beberapa dokumen historis dan di dalam
perundang-undangan negara Indonesia. Sistem Pengumpulan Data Dalam
pembuatan makalah ini menggunakan kaji pustaka terhadap bahan-bahan
kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah
ini yaitu dengan tema wawasan kebangsaan. Sebagai referensi juga diperoleh
dari situs web internet yang membahas mengenai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang
BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 isinya sebagai berikut:
1. Prikebangsaan;
2. Prikemanusiaan;
3. Priketuhanan;
4. Prikerakyatan;
5. Kesejahteraan Rakyat

Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di depan
sidang BPUPKI, sebagai berikut:
1. Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme/Prikemanusiaan;
3. Mufakat/Demokrasi;
4. Kesejahteraan Sosial;
5. Ketuhanan yang berkebudayaan;

Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945
rumusannya sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia;

Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang sah dan


benar secara Konstitusional adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 45, hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966
dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan,
penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan benar adalah
sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
4
BAB III
PEMBAHASAN

Pendekatan secara historis Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada


tinjauan terhadap perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun Pembatasan ini
didasarkan pada dua pengandaian, yakni:
i. Tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada tanggal 29 Mei
1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);
ii. Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan pendapat
tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi. Permasalahan
Pancasila yang masih terasa mengganjal adalah tentang penghayatan dan
pengamalannya saja.hal ini tampaknya belum terselesaikan oleh berbagai
peraturan operasional tentangnya.dalam hal ini, pencabutan Ketetapan MPR
No.II/MPR/1978 (Ekaprasetia Panca karsa) tampaknya juga belum diikuti
upaya penghayatan dan pengamalan Pancasila secara lebih alamiah.tentu kita
menyadari juga bahwa upaya pelestarian dan pewarisan Pancasila tidak serta
merta mengikuti Hukum Mendel. Tinjauan historis Pancasila dalam kurun
waktu tersebut kiranya cukup untuk memperoleh gambaran yang memadai
tentang proses dan dinamika Pancasila hingga menjadi Pancasila otentik. Hal
itu perlu dilakukan mengingat bahwa dalam membahas Pancasila, kita terikat
pada rumusan Pancasila yang otentik dan pola hubungan sila-silanya yang
selalu merupakan satu kebulatan yang utuh. Sidang BPUPKI 29 Mei 1945
dan 1 Juni 1945 Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr.
Muhammad Yamin menyampaikan telaah pertama tentang dasar negara
Indonesia merdeka sebagai berikut:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan

5
e. Kesejahteraan Rakyat. Ketika itu ia tidak memberikan nama terhadap
lima (5) azas yang diusulkannya sebagai dasar negara. Pada tanggal 1
Juni 1945, dalam sidang yang sama, Ir. Soekarno juga mengusulkan lima
(5) dasar negara sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan.

Dan dalam pidato yang disambut gegap gempita itu, ia mengatakan: saja
namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanja ialah Pantja
Sila (Anjar Any, 1982:26). Piagam Jakarta 22 Juni 1945 Rumusan lima dasar
negara (Pancasila) tersebut kemudian dikembangkan oleh Panitia 9 yang lazim
disebut demikian karena beranggotakan sembilan orang tokoh nasional, yakni para
wakil dari golongan Islam dan Nasionalisme. Mereka adalah: Ir. Soekarno, Drs.
Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar
Muzakir, H.A. Salim, Mr. Achmad Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, Mr.
Muhammad Yamin. Rumusan sistematis dasar negara oleh Panitia 9 itu tercantum
dalam suatu naskah Mukadimah yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta,
yaitu:
1. Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya;
2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan;
Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam
sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, Piagam Jakarta diterima sebagai rancangan
Mukadimah hukum dasar (konstitusi) Negara Republik Indonesia. Rancangan
tersebut khususnya sistematika dasar negara (Pancasila) pada tanggal 18 Agustus
disempurnakan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) menjadi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
6
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

Sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD Konstitusi


RIS (1949) dan UUD Sementara (1950) Dalam kedua konstitusi yang pernah
menggantikan UUD 1945 tersebut, Pancasila dirumuskan secara lebih singkat
menjadi:
1. Pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Perikemanusiaan;
3. Kebangsaan;
4. Kerakyatan;
5. Keadilan sosial.

Sementara itu di kalangan masyarakat pun terjadi kecenderungan menyingkat


rumusan Pancasila dengan alasan praktis/ pragmatis atau untuk lebih mengingatnya
dengan variasi sebagai berikut:
1. Ketuhanan;
2. Kemanusiaan;
3. Kebangsaan;
4. Kerakyatan atau Kedaulatan Rakyat;
5. Keadilan sosial.

Keanekaragaman rumusan dan atau sistematika Pancasila itu bahkan tetap


berlangsung sesudah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang secara implisit tentu
mengandung pula pengertian bahwa rumusan Pancasila harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Pembukaan UUD Pembahasan 1.Pancasila Sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia Pancasila yang dikemukakan dalan sidang I BPPK pada tanggal
1 Juni 1945 adalah dikandung maksud untuk dijadikan dasar dari Negara Indonesia
Merdeka.Adapun dasar itu haruslah merupakan suatu falsafah yang menyimpulkan
kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka. Di atas dasar
itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan
politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Landasan atau atau dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar gedung yang berdiri di
7
atasnya akan tetap tegak sentosa untuk selama-lamanya. Landasan itu harus pula
tahan uji terhadap serangan-serangan baik dari dalam maupun dari luar. Sidang
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) telah menerima secara bulat
Pancasila itu sebagai dasar Negara Indonesia merdeka. dalam keputusan sidang
PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus Pancasila tercantum secara resmi dalam
pembukaan UUD RI.UUD yang menjadi sumber ketatanegaraan harus
mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi
seluruh bangsa dan Negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.
Peraturan-peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan
persoalan-persoalan yang timbul berhubung dengan penyelenggaraan dan
perkembangan Negara harus didasarkan atas dan berpedoman pada
UUD.Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu disebut peraturan-
peraturan organik, yang menjadi pelaksana dari UUD. Oleh karena Pancasila
tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar
tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara sebagaimana tercantum jelas dalam
alinea ke IV pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah RI
haruslah pula sejiwa dengan Pancasila. Isi dan tujuan dari peraturan perundang-
undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Keputusan dalam sidang
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan Undang-Undang Dasar bagi
Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
Undang-Undang Dasar tersebut ialah UUD 1945.Dalam pembukaan UDD tersebut
kita temukan dasar Negara Pancasila.Oleh karena itu, secara yuridis Pancasila sah
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Akibat hukum dari disahkanya
Pancasila sebagai dasar Negara, maka seluruh kehidupan bernegara dan
bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila.Landasan hukum Pancasila sebagai
dasar Negara dapat memberi akibat hukum dan filosofis; yakni kehidupan
bernegara bangsa ini haruslah berpedoman pada Pancasila.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka


dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari


bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu
(kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

2. Fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:


a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia

3. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan


dengan ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam
perundang-undangan negara Indonesia.

4.2 Saran Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan
tinggal di negara Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya warga negara
Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai
menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh
para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa Pancasila adalah sebagai
dasar negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat
diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai