Disusun Oleh:
LATIFA FADILLAH
N 111 16 054
Pembimbing Klinik:
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. Nurafifah
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 60 kg
Agama : Islam
Alamat : Pasangkayu
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Nyeri perut tembus belakang.
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri
pada perut tembus belakang yang dirasakan sejak 01.00 malam SMRS.
Perdarahan pervaginam (+), Pelepasan lender (+). Keluhan dirasakan
semakin memberat dengan adanya keluhan nyeri kepala (+), mual (+),
nyeri uluh hati (+). Pasien mengeluh awalnya nyeri pada perut bagian
bawah kemudian berpindah sampai kebagian belakang. Buang air kecil
sering dengan volume sedikit.demam (-), batuk (-) sesak (-).Buang air
besar (BAB) lancar seperti biasa.
3. Riwayat AMPLE
o A (Alergy) : Tidak didapatkan Alergi terhadap obat, asma (-)
o M (Medication) : tidak sedang menggunakan pengobatan tertentu
o P (Past History of Medication) : Riwayat DM (-), HT (-), Icterus (-),
riwayat penggunaan obat-obat (-).
o L (Last Meal) : Pasien terakhir makan pukul 00.00 pagi sebelum
operasi, mual (+), muntah (-)
o E (Elicit History) : Nyeri perut bawah diserti nyeri kepala yang semakin
memberat SMRS
o Riwayat penyakit keluarga:
o Riwayat penyakit paru (-)
o Riwayat penyakit jantung (-)
o Riwayat penyakit diabetes melitus (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Waktu
4.00 4-12 menit m.det
pembekuan/CT
Waktu
8.00 1-4 menit m.det
perdarahan/BT
Tabel Imunoserologi
Parameter Hasil
HbsAg Positif
E. DIAGNOSIS
- PS. ASA II E : Pasien disertai dengan penyakit sistemik ringan sampai
sedang dengan status emergensi.
- G1P0A0 Gravid 39-40 Minggu + Inpartu Kala 1 fase laten + CPD + Anemia
sedang
G. CAIRAN
Pemberian Cairan:
o Cairan masuk :
Durante operatif : Kristaloid RL 800 cc + NaCl 0,9% 500 cc + PRC
500 cc
Total input cairan : 1.800 cc
o Cairan keluar :
Perdarahan :
kasa 4x4 (14 buah) 15 x 14 = 210 cc
Kasa lipat (1 buah ) 150 x 1 = 150 cc
Tabung suction + 500 cc
Urin : ± 150 cc
Total output cairan : Perdarahan 860 cc, Urin ± 150 cc
H. POST OPERATIF
1. Nadi, pernapasan, aktivitas motorik.
2. Memasang O2 2 L/menit nasal kanul.
3. Analgetik.
o Nadi : 120 x/menit
o RR: 34 x/menit
o TD: 80/40
o VAS Score: 6
4. Skor pemulihan pasca anestesi:
Alderete Score
o Aktivitas = Dua ekstremitas tidak dapat digerakkan (0)
o Respirasi = Dangkal namun pertukaran udara adekuat (1)
o Sirkulasi = TD ± 20% dari nilai pre anestesi (2)
o Kesadaran = sadar, siaga, orientasi (2)
o Warna kulit = pucat (1)
o Skor Pasien (6): pasien ACC dipindahkan ke ICU.
BAB III
PEMBAHASAN
Banyaknya cairan yang harus diberikan per infus disesuaikan dengan banyaknya
cairan yang hilang. Terapi cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid, koloid, atau
suatu kombinasi kedua-duanya. Larutan kristaloid adalah larutan mengandung ion
dengan berat molekul rendah (garam) dengan atau tanpa glukosa, sedangkan cairan
koloid berisi ion dengan berat molekul tinggi seperti protein atau glukosa. Cairan
koloid menjaga tekanan oncotic plasma dan sebagian besar ada di intravascular,
sedangkan cairan kristaloid dengan cepat didistribusikan keseluruh ruang cairan
extracellular. Terapi cairan dimaksudkan untuk maintenence, mengganti cairan
yang hilang pada waktu puasa, pada waktu pembedahan (translokasi), adanya
perdarahan dan oleh sebab-sebab lain misalnya adanya cairan lambung, cairan
fistula dan lain-lainnya.
Berat badan Kebutuhan
10 kg pertama 4 ml/kg/jam
(M) : = 35 cc/KgBB/24jam
Sehingga, pada pasien ini didapatkan 4-8 ml/kg = (4-8 ml) x 60 kg = 240 sampai 480
ml. Sedangkan cairan pengganti operasi selama 1 jam 40 menit adalah 1,4 x (240 –
480 ) = 335 sampai 672 ml
Cairan yang dapat digunakan sebagai cairan maintenance adalah cairan
kristaloid (asering, RL) dengan perhitungan perbandingan 3:1, sedangkan cairan
maintenance yang kedua adalah koloid dengan perbandingan 1:1.
3. Pengganti Perdarahan
Tabel 3.4 Volume darah
EBV = 65 ml/kg x BB kg
= 65ml/kg x 60 kg
= 3.900 ml
DAFTAR PUSTAKA
(1) Sjamsuhidajat R, Jong W de. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. EGC: Jakarta;
2005.
(2) Siregar H, Yusuf I, Gani, Sinrang AW. Fisiologi sel dan cairan tubuh. Edisi 2.
Bagian Ilmu faal FK UNHAS; Makassar.
(2) Guyton AC, Hall J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC;
2007.
(3) Latief S A, Suryadi K A, Dachlan M R. Anestetik Inhalasi Petunjuk Praktis
Anestesiologi. 2nded. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI;
2002.Availablefrom:URL:http://cilinicalupdates2011.files.wordpress.com
/2010/11/syokclinical-update_dr-sri-rahardjo.pdf diakses tanggal 20 desember
2017 Millers Anesthesia. 7th ed.
(4) Medscape Reference [Internet] Subarachnoid Spinal Block [Updated on Aug, 5,
2013] Available at http://emedicine.medscape.com/article/2000841-overview.
Accessed on 2013 Oct 15
(5) S, Kristanto, Anestesia Regional; Anestesiologi.- Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Jakarta : CV.
Infomedika, 2004; 123
(6) S, Kristanto, Anestesia Regional; Anestesiologi.- Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Jakarta : CV.
Infomedika, 2004; 125-8