Anda di halaman 1dari 4

Nama : Inrawati Onding

NIM : H061181322
Perencanaan Kegiatan Proyek
Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana
cara terbaik untuk melakukan hal tersebut dan Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai
(tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.

Perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi untuk
mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu, di dalam perencanaan akan
terdapat aktivitas pengujian beberapa arah pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur
kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta menentukan langkah untuk mencapainya.

Sederhananya, perencanaan adalah proses berpikir secara logis dan pengambilan keputusan
rasional sebelum melakukan suatu tindakan. Ini dapat membantu kita memproyeksikan masa
depan dan memutuskan cara untuk menghadapi situasi yang akan dihadapi di masa depan.

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang paling penting di mana di
dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi, serta
mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan suatu
organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Fungsi Perencanaan Proyek


Dalam perencanaan terdapat beberapa karakteristik yang membedakannya dengan fungsi
manajemen lainnya. Berikut ini merupakan beberapa karakteristik perencanaan:

1. Fungsi Manajerial

Perencanaan adalah fungsi manajerial pertama dan terpenting menyediakan dasar untuk fungsi lain
dari manajemen, yaitu pengorganisasian, kepegawaian, pengarahan, dan pengendalian, karena
dilakukan di dalam lingkup rencana yang dibuat.

2. Berorientasi Pada Tujuan


Perencanaan berfokus pada mendefinisikan tujuan organisasi, mengidentifikasi tindakan alternatif,
dan memutuskan rencana tindakan yang tepat, yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.

3. Pervasif

Pengertian pervasif dalam hal ini, perencanaan harus dapat hadir di semua segmen dan diperlukan
di semua level organisasi. Meskipun ruang lingkup perencanaan bervariasi di berbagai tingkatan
dan departemen.

4. Proses Berkelanjutan

Rencana dibuat untuk jangka waktu tertentu, katakanlah untuk satu bulan, kuartal, tahun, dan
seterusnya. Setelah periode tersebut berakhir, rencana baru dibuat, dengan mempertimbangkan
persyaratan dan kondisi organisasi saat ini dan di masa depan.

Oleh karena itu, perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, karena rencana dibingkai,
dijalankan, dan diikuti oleh rencana lain.

5. Proses Intelektual

Perencanaan merupakan proses latihan mental yang melibatkan penerapan logika, berpikir,
memperkirakan, membayangkan secara cerdas dan berinovasi, dll.

6. Futuristik

Dalam proses perencanaan, kita dapat ‘mengintip’ masa depan. Ini mencakup memproyeksikan
masa depan, melakukan analisis dan memprediksinya sehingga organisasi dapat menghadapi
tantangan masa depan secara efektif.

7. Pengambilan Keputusan

Keputusan dibuat mengenai pilihan tindakan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan. Alternatif yang dipilih harus yang terbaik di antara semua pilihan, yang memiliki paling
banyak kelebihan dan sedikit kekurangan.

Pekerjaan eksplorasi dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai endapan (bentuk,
penyebaran, letak, posisi, kadar/kualitas, jumlah endapan, serta kondisikondisi geologi) harus
dilakukan sebelum rencana penambangan dibuat, karena industri pertambangan mempunyai ciri
umum :
 mempunyai resiko tinggi,

 memerlukan modal yang besar,

 teknologi yang tidak sederhana,

 serta memerlukan pengelolaan yang baik.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain :

 adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya, baik mengenai


jumlah kadar atau kualitas, bentuk, serta letak dan posisi endapan,

 kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan daerah sekitarnya.

1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan Dalam tahap ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil
sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1:50.000
sampai 1:25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1.1.1 Studi
literatur Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap
data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-
laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan
langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta
geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan
endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah
terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan. 1.1.2 Survei dan pemetaan Jika peta dasar
(peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan
(outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1:50.000 atau
1:25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu.
Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena
survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan),
melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.

Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung),
yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen
(jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus
diplot pada peta dasar dengan bantuan alatalat seperti kompas geologi, inklinometer, rolmeter
serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan
demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan). Tanda-tanda yang
sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau
model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian
dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan
paritan (trench) dan bila perlu pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan
tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll). Dari kegiatan ini akan dihasilkan
model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologis, kadar
awal, dll dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan
harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka
dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. Tahap Eksplorasi Detail Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan
yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail.
Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu
dengan memperbanyak test pit atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti
mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas
secara mendatar maupun tegak.

3. Studi Kelayakan Pada tahap ini dibuat rencana peroduksi, rencana kemajuan tambang, metoda
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan
analisis ekonomi berdasarkan modal, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah
diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang dengan
menguntungkan atau tidak.

4. Tahap Persiapan Penambangan Setelah diketahui bahwa cadangan yang bersangkutan dapat
ditambang dengan menguntungkan, maka mulai dilakukan persiapan-persiapan untuk
melaksanakan operasi penambangan. Untuk itu perlu disiapkan konstruksi sarana/prasarana
seperti jalan angkut, bengkel, sumber tenaga listrik, perkantoran, pembersihan lahan atau
pembuatan shaft, pabrik pengolahan dan fasilitas-fasilitas lainnya (perumahan, air bersih,
rumah sakit, dll).

5. Operasi Penambangan, Pengolahan dan Pemasaran Untuk selanjutnya operasi penambangan


dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat, dan tentunya dengan melakukan
perubahan-perubahan yang diperlukan kalau ada data baru di lapangan atau adanya kendala-
kendala lainnya (teknologi dan ekonomi, dll). Aktivitas pengolahan (kalau ada) berlangsung
bersamaan dengan operasi penambangan. Sementara itu aktivitas pengolahan lingkungan juga
berjalan bersamasama. Dalam hal in kegiatan eksplorasi masih diperlukan untuk melengkapi
data yang sudah ada di wilayah tambang atau untuk memperluas cadangan wilayah
penambangan. Demikian juga aktivitas pemasaran berlangsung terus selama produksi masih
berjalan.

Anda mungkin juga menyukai