Anda di halaman 1dari 23

i

MAKALAH
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG
BAIK DAN BENAR
DI LINGKUNGAN SEKOLAH

NAMA :JANUAR ALFA ARIO


KELSA : XI MIPA 5
GURU : IIN FRIYANA,S.PD

SMA N 1 ABUNG SEMULI


LAMPUNG UTARA
TP.2021-2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas kehendak dan

penyertaan-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebagai mana adanya.Adapun

judul makalah yang saya buat adalah mengenai” PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

YANG BAIK DAN BENAR DI LINGKUNGAN SEKOLAH”.Di dalam makalah ini kita dapat

mengetahui tentang penggunaan bahasa Indonesia yang saat ini digunakan oleh para pelajar

ataupun para remaja masa kini.Dalam makalah ini kita juga dapat melihat beberapa ejaan yang

salah yang dipergunakan dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Disini penulis membahas mengenai Bahasa Indonesia dikalangan remaja.Bahasa

Indonesia dikalangan remaja ini memberikan penjelasan tentang bagaimana remaja saat ini

menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dikehidupan sehari-hari.Bahasa Indonesia

yang baik dan benar telah lama di abaikan oleh sebagia besar remaja, karena yang sering

terdengar adalah bahasa prokem. Diharapkan dengan mempelajari makalah ini nantinya generasi

muda akan menegakan apa yang menjadi isi dari sumpah pemuda. Bahwa berbahasa satu yaitu

bahasa Indonesia.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca,guna untuk penyempurnaan

makalah ini.

Semuli Jaya, Mei 2021

Januar Alfa Ario


iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I.PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................. 2
BAB II.PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1Pengertian Bahasa Indonesia yang baik dan benar.................................................. 3
2.2Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Berbahasa Indonesia.................................. 3
2.3Penggunaan Bahasa Indonesia dikalangan remaja saat ini...................................... 6
BAB III.METODELOGI PENELITIAN............................................................................ 13
3.1 Metode Penelitian......................................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................... 14
4.1.Hasil Penelitaian dan Pembahasan................................................................................ 14
4.2. Penggunaan bahasa saat proses pembelajaran............................................................. 14
4.3. Penyebab Remaja Cenderung Meninggalkan Penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.................................................................................................. 15
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 17
5.1. Kesimpulan................................................................................................................. 17
5.2 Saran............................................................................................................................ 17
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 19k
1

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR


DI LINGKUNGAN SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang   

Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena
dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber
daya bagi kehidupan bermasyarakat.Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling
memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya
bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain
berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan. Untuk
itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945,
dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan.Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa
Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa
globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan
menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa
ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka dari itu
disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Berbahasa Yang Baik Dan Benar”.
Manusia khususnya remaja tidak mungkin bekerja sama tanpa bahasa. Bahasa itu
dipergunakan untuk berbagai keperluan dalam berbagai lapangan kehidupan. Setiap
bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi dan bekerjasama. Karena kelompok
manusia itu banyak ragamnya, maka mempunyai variasi-variasi. Pada kesempatan ini
akan dibicarakan salah satu variasi bahasa yaitu bahasa yang digunakan kaum remaja dan
bahasa Indonesia dikalangan remaja. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin
maju, perkembangan tehnologi yang semakin pesat dan berkembangnya pola pikir remaja
saat ini. Mengakibatkan penggunaan bahasa Indonesia dalam berkomukasi dikalangan
2

remaja tidak sesuain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Remaja justru berdiri
sendiri dengan kebanggaanya yang sering disebut dengan bahasa prokemnya.
Bahasa prokem merupakan bahasa yang hanya dipakai para pemuda, remaja yang
digunakan seenaknya dan tidak dapat dipahami masyarakat umum, atau dapat disebut
juga bahasa gaul. Hal inilah yang sangat merisaukan masyarakat yang sama sekali tidak
paham akan bahasa remaja ini sehingga menganggap bahwa mereka merusak bahasa
Indonesia baku. Bahasa remaja memang tidak pernah tetap, atau dengan katalain selalu
berganti-ganti, sesuai dengan sifat remaja itu sendiri yang memang belum mapan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis pada bagian
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1.      Bagaimana menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia pada siswa
2.      Apa sajakah hambatan-hambatan yang dapat ditemui dalam penerapan bahasa
Indonesia pada KBM
3.      Apa sajakah upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan penggunaan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
1.3. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui cara dalam menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia pada
siswa
2.      Untuk mengetahui hambatan-hanbatan dalam penerapan bahasa Indonesia pada KBM
3.      Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Tugas
Sekolah.
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata
bahasa).
Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi :
         Fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan
         Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan
dengan bangsa lain
         Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar
         Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian
bahasa.
Contoh menggunakan bahasa yang baik dan benar :
         Apakah kamu sudah belajar ?
         Di sini tempat pembuangan sampah
         Bagaimana cara membuat nasi goreng ayam ?
         Kami mahasiswa gunadarma menjunjung tinggi persaudaraan.
         Saya sedang mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
         Saya selalu berdoa sebelum memulai belajar.
         Saya dapat mengerjakan soal ujian dengan baik setelah saya belajar terlebih dahulu.

2.2 Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia.


1.      Tata bunyi (fonologi)
Fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi :
4

o   Fonetik :Pengertian Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa
bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana
menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia
o   Fonemik :Adapun Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-
ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.Kalau dalam fonetik kita
mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta
bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita
mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang
dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.
2.      Tata bahasa (kalimat)
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena
sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa.
Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita
hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain
itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan
orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa
Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang
gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali
kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak.
Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat
predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut
adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat
ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada
unsure lain dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-
hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur
subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.
3.      Kosa kata
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut
untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa
membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis
5

maupun lisan.Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan


bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu
antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai.
Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah
tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur
bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun,
keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan
warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan
maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan
bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya.
Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau
penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau
apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara,
akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
4.      Ejaan
Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang
digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.
Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara ,
perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut
dinamakan tanda baca.Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan
tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana
memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan
imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata.
Pemotongan itu harus berguna terutama bagaimana kita harus
memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak
memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan
huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam
penulisan dengan ejaan yang tepat.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
6

keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambing-lambang bunyi-


ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya,
penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.
5.      Makna
Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan
kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat
digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan
dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian
bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam
bahsa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan
topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara
(kalau lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat
pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa
yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.
2.3 Penggunaan Bahasa Indonesia dikalangan siswa pada saat ini
Didalam siswa saat ini telah berkembang dan banyak yang menyatakan pendapat
bahwa para siswa kita dengan bahasa prokemnya telah merusak bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Perkembangan bahasa prokem atau bahasa yang hanya dipakai para
pemuda. siswa yang menggunakan seenaknya dan tidak dapat dipahami masyarakat
umum, atau dapat disebut juga bahasa gaul.Mulai dari siswa ditinggakat sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas sampai para mahasiswa atau mahasiswi.
Sebagian besar dari mereka saat berkomunikasi telah jauh dari susunan keindonesiaan
yang baik dan benar, walaupun seperti yang kita ketahui mereka semua berada dalam
kalangan akademik yang masih mendapatkan pendidikan. Tetapi pada kenyataannya
bahasa Indonesia yang telah disusun rapi dengan EYD telah jauh dilupakan.
Menurut Jay Bimo remaja yang kuper atau kurang pergaulan misalnya, “si kutu
buku” dan “si anaak ibu”, tidak mengenal bahasa prokem kebanyakan dari mereka masih
alami dalam penggunaan bahsa Indonesia artinya bahasa yang digunakan masih
mengandung unsur-unsur kebahsaan yang baik dan benar. Sebaliknya dengan siswa yang
dikatakan “gaul”, mereka cenderung kental dengan bahasa prokemnya. Pada dasarnya
7

penggunaan bahasa Indonesia di kalangan siswa saat ini hampir sudah tidak ada yang
menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa
Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan
benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal.
Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri, yang membaur
bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Ini merupakan tingkatan yang memprihatinkan.
Karena seperti yang kita ketahui mereka lebih bangga dengan bahasa asing, gaul dan
prokemnya yang secara langsung atau tidak langsung merusak bahasa Indonesia yang
baik dan benar, atau untuk kalangan akademik yang seharusnya bisa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar tetapi pada kenyataanya mereka justru kental
dengan bahsa asingnya, bahsa daerahnya ban bahasa gaulnya dalam suasanya formal
sekalipun.
Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi, media masa dan pengaruh semakin
banyaknya orang asing yang berada di Indonesia secara langsung atau tidak langsung
telah mempengaruhi bagaimana siswa berkomunikasi. Pengaruh globalisasi membawa
dampak negatif bagi remaja dalam hal kebahasaan yaitu tercermin pada perilaku siswa
yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul atau
bahasa prokem. Sedangkan dari media masa dan dari pengaruh semakin banyaknya orang
asing yang berada di Indonesia membawa dampak berkembangnya bahasa asing
dikalangan siswa yang tidak jelas penggunaanya dan sulit dipahami masyarakat.
Dari pengaruh tersebut didapatkan tiga bahasa yang digunakan siswa saat ini,
yaitu yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan
dikalangan pemuda ataupun siswa yang dalam penggunaan bahasa seenaknya sendiri
sehingga orang lain tidak dapat memehaminya dalam proses komunikasi. Bahasa gaul
merupakan bahasa yang digunakan dikalangan siswa karena pengaruh arus globalisasi.
Bahasa gaul juga merupakan ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan
di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut
sebagai bahasa gaul, bahasa karena pengaruh waktu. Dan yang kedua yaitu bahasa asing,
bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah
tempat yang tertentu misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang
8

asing di Australia. bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di
tanah air atau negara asal seseorang.
Sangat disayangkan bahwa bahasa asing terutama bahasa Inggris telah
memperkaya kosakata bahasa Indonesia dan yang tidak dapat dipungkiri lagi banyak
diantara mereka yang menuliskan kosakata asing padahal kosakata itu telah di
Idonesiakan.Dan yang ketiga yaitu bahasa daerah yang merupakan warisan budaya dari
daerahnya masing-masing diwilayah Indonesia. Bahasa daerah merupakan identitas dari
daerahnya masing-masing. Indonesia kaya akan bahasa daerah, tetapi seperti yang kita
ketahui penggunaannya terkadang tidak sesuai pada waktunya. siswa yang derada dalam
suasana formal dan lingkungan akedemik seharusnya menggunakan bahasa Indonesia
dngan baik dan benar tetapi pada kenyataannya mereka masih membawa bahasanya
asalnya atau bahasa daerah.
2.4. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal ini
mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara akan lebih
efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain. Maka bagi siswa
bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai
tujuannya.(2) Sehingga dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan berbicara
merupakan kompetensi yang harus diujikan sesuai jenjang kelasnya. Keterampilan
berbicara bahasa Indonesia di sekolah dasar ini hanya terwujud pada proses kegiatan
belajar mengajar di kelas saja.
Dalam kompetensi umum mata pelajaran bahasa Indonesia SD aspek berbicara
mengungkapkan indikator-indikator yang berhubungan dengan mengungkapkan gagasan
dan perasaan, menyampaikan sambutan, berpidato, berdialog, menyampaikan pesan,
bertukar pengalaman, menjelaskan, mendiskripsikan, bermain peran, dan percakapan
yang hanya dilakukan dalam pembelajaran saja.Keterampilan berbicara bahasa Indonesia
yang berhubungan dengan keseharian tidak pernah diukur dan dinilai. Para siswa
dibiarkan berbicara menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, padahal bahasa
resmi yang digunakan pada pendidikan adalah bahasa Indonesia.
Sungguh ironis bila hal ini dibiarkan berlarut-larut pada setiap lembaga
pendidikan. Kadang lembaga pendidikan lebih merasa bangga bila dapat
9

mengembangkan bahasa asing lebih maju daripada mengembangkan bahasa Indonesia,


seperti kata pepatah “kacang lupa kulitnya.“ Ini adalah bukti konkret pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah belum bisa mempraktikkan dalam kesehariannya. Ketika
digunakan dalam percakapan sering sekali dijumpai berbicara dengan bahasa dialeknya.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya bagi para guru untuk menentukan kebijakan supaya
pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya di kelas tetapi juga di luar kelas.
Bila keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat diterapkan dalam sehari-hari
oleh seluruh anggota sekolah maka akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
menumbuhkan semangat nasionalisme. Sehingga dapat mempersatukan berbagai macam
asal siswa, hal ini sesuai dengan fungsi khusus bahasa Indonesia yaitu sebagai alat
pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-
beda.

2.5. Hambatan Berbicara Bahasa Indonesia dalam Keseharian di Sekolah


Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah
akan ditemui hambatan yang datang dari lingkungan sekolah itu sendiri, antara lain :
1. Adanya pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia dalam keseharian di
sekolah itu tidak lazim.
Hal ini tercermin ketika dalam pergaulan sehari-hari mereka enggan
berbicara bahasa Indonesia bahkan dengan lugasnya berbicara seenaknya. Mereka
lupa bahwa penggunaan bahasa Indonesia dipakai pada bahasa resmi lembaga
pemerintah dan pendidikan. Hal ini juga terjadi di sekolah-sekolah dari jenjang
SD-SMA, mereka para guru tetap menggunakan bahasa daerahnya. Jarang sekali
mereka berbicara menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan teman
guru atau bahkan dengan para siswanya.
2. Belum adanya penilaian bagi siswa yang berbicara bahasa Indonesia.
Keadaan yang demikian menimbulkan sikap apatis pada diri siswa karena
merasa tidak ada gunanya baik yang berbicara bahasa Indonesia maupun yang
tidak. Belum adanya pengawasan dan penilaian dari guru dalam pelaksanaan
berbicara bahasa Indonesia di luar kelas mengakibatkan siswa acuh dalam
10

mempraktikkannya.(3) Sehingga perlu adanya model penilaian yang nyata dalam


percakapan sehari-hari.
3. Tidak adanya program berbahasa Indonesia dari lembaga pendidikan.
Untuk sementara ini pada setiap lembaga pendidikan belum ada yang
mempunyai inisiatif memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
Entah karena gengsi atau merasa bahasa Indonesia tidak terkenal.Padahal
dikatakan oleh Profesor Yang Seung- Yoon, Ph.D dari Hankuk University of
Foreign Stidiudies, Seoul, Korea, berpandangan bahwa bahasa Indonesia
berpotensi menjadi bahasa internasional, setidaknya di Asia (M. Doyin, 2006).
Pandangan tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa kedudukan bahasa
Indonesia di mata negara lain memiliki potensi untuk berkembang. Oleh karena
itu, kebanggaan terhadap bahasa Indonesia harus kita pupuk sedini mungkin
sebagai wujud penghargaan kita terhadapnya, sehingga ke depan kita dapat
berharap bahasa Indonesia menjadi besar.
2.6. Peranan Bahasa Indonesia dalam setiap Kegiatan Pembelajaran
Bahasa pengantar wajib sekolah-sekolah di Indonesia yaitu bahasa Indonesia,
sehingga bahasa Indonesia akan selamanya berperan dalam setiap kegiatan pembelajaran,
apapun materi yang dipelajarinya baik tentang ilmu alam ataupun ilmu sosial. Buku-
bukunya pun dominan ditulis dalam bahasa Indonesia dan sangat jarang ditemukan buku
sekolah yang ditulis dalam bahasa asing kecuali buku-buku yang diajarkan dalam
kegiatan pembelajaran. Mayoritas buku-buku pelajaran yang beredar di Indonesia
menggunakan bahasa Indonesia sehingga wajar jika dikatakan bahwa bahasa Indonsialah
yang berperan utama.
Dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia bahasa Indonesia merupakan pedang
yang sangat diperlukan. Bahasa Indonesia dalam penerapannya memiliki keutamaan-
keutamaan sebagai berikut:
a.       Bahasa Nasional, sehingga pelajar yang berasal dari luar daerah pun tetap akan
bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di daerah lain yang berbeda bahasa, karena
bahasa Indonesia yang memadukan semuanya.
b.      Bahasa Indonesia lebih relatfif mudah dimengerti oleh siapa pun. Beda dengan
bahasa daerah biasanya dalam mempelajarainya cukup susah.
11

c.       Bahasa Indonesia telah tersebar diberbagai media baik itu dimedia cetak atupun
elektronik sehingga semua masyarakat Indonesia akan dengan mudah memahami
bahasa Indonesia.

2.7. Kerangka Teori

Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teori
inferensi yaitu inferensi adalah tindakan atau proses untuk mendapatkan kesimpulan
berdasarkan apa yang sudah diketahui atau diasumsikan. Pernyataan yang diberikan pada
kesimpulan dikenal dengan premis.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan, (Yakni sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan khaidah yang berlaku dalam
bahasa Indonesia( Seperti; sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi istilah, dan total
bahasa)

Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi :

Fungsi pemersatu kebhinekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas


kedaerahan.

Fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan
bangsa lain.

Fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar.

Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian
bahasa.

Contoh menggunakan bahasa yang baik dan benar!

Apakah kamu sudah belajar?

Disini tempat pembuangan sampah

Bagaimana cara membuat nasi goring ayam?

Saya sedang mengerjakan tugas yang diberikan dosen

Saya selalu berdoa sebelum memulai belajar

Saya dapat mengerjakan soal ujian dengan baik setelah saya belajar terlebih dahulu
12

2.8 Hipotesis

Dugaan sementara yang ditemukan dalam penelitian :

- Siswa menggunakan bahasa Indonesia yang kurang tepat yang dipengaruhi oleh

lingkungan

- Siswa menggunakan bahasa yang tidak baku karena lingkungan dan kebiasaan

- Siswa kurang memahami penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
13

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

1.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk


menjelaskan cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik selama dikelas cara-caranya
adalah :

- Bahasa dengan menggunakan bahasa baku


- Penggunaan bahasa Indonesia harus sesuai dengan situasi, tempat, dan keadaan ketika
kita sedang berkomunikasi.
- Pemilihan kata yang tepat ketika berkomunikasi dengan orang lain
1.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kali ini menggunakan teknik dengan
wawancara, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada subyek penelitian itu sendiri. Seiring berkembangnya jaman teknik ini
bisa dilakukan dengan jarak jauh seperti email telon dan lain-lain.

1.3. Teknik Analisa Data

Jadi analisis data dalam penelitian kali ini menggunakan data kuantitatif atau data
statistik yaitu jenis data yang dapat diukur (Measurable) atau dihitung secara langsung
sebagai variable angka atau bilangan, variable dalam ilmu statistic adalah atribut,
karakteristik, atau pengukuran yang mendiskripsikan suatu kasus atau narasumber yang
di wawancarai berjumlah empat puluh orang dan hasilnya ditulis dalam table berikut.

No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%)


1. Apakah anda menggunakan Bahasa Indonesia dalam 24 (60) 16 (40)
percakapan sehari-hari anda ?
2. Apakah ayah dan ibu anda menggunakan bahasa indonesia 16 (40) 24 (60)
dalam percakapannya?
3. Apakah lingkungan sekitar anda menggunakan bahasa 14 (35) 26 (65)
Indonesia?
4. Dalam lingkungan sekolah, apakah anda menggunakan 21 (52) 19 (48)
bahasa Indonesia?
5. Dalam berkomunikasi di jejaring social apakah anda 34 (85) 6 (15)
cenderung menggunakan bahasa campuran?
14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut beberapa orang berbahasa yang
baik dan benar ialah berbahasa sesuai dengan”lingkungan” bahasa itu digunakan,
dalam hal beberapa factor menjadi penentu.

Pertama, orang yang berbicara

Kedua, orang yang dijak berbicara

Ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi formal ataupun non formal

Keempat, masalah atau topic yang dibicarakan

Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai, khaidahnya, aturannya,
bentuk, dan strukturnya, jika berbahasa Indonesia yang khaidahnya tertulis dalam tata
bahasa, sebaliknya jika menggunakan salah satu dialek, misalnya dialek Jakarta harus
betul-betul bahasa Jakarta itulah yang dimaksud dengan kata benar.

4.2. Penggunaan Bahasa Indonesia saat pembelajaran

Bahasa yang digunakan dalam pembelajaran biasanya menggunakan bahasa


Indonesia namun dalam beberapa pelajaran tak jarang juga guru menggunakan bahasa
selain bahasa Indonesia, seperti bahasa jawa dan bahasa daerah lainnya.

Beberapa siswa juga mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah dan
bahasa asing lalu menyebutnya dengan “ Bahasa Gaul” kosa kata ini muncul untuk
mengganti kata-kata dalam bahasa Indonesia, misalnya “gue” yang berasal dari bahasa
betawi yang digunakan untuk mengganti kata “saya” Nyokap Bokap untuk mengganti
kata “ayah,Ibu” banyak siswa yang lebih bangga menggunakan bahasa gaul atau asing
yang secara tidak langsung merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau untuk
kalangan akademik yang seharusnya bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar tetapi pada kenyataannya banyak yang justru kental dengan bahasa asing atau
bahasa gaulnya.
15

Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi, media masa dan engaruh semakin
banyak orang asing yang berada di Indonesia secara langsung atau tidak langsung telah
mempengaruhi bagaimana remaja berkomunikasi. Pengaruh globalisasi membawa
dampak negative bagi remaja dalam hal kebahasaan yaitu tercermin pada perilaku
masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan
bahasa gaul atau bahasa prokem. Sedangkan dari media masa dan dari pengaruh semakin
berkembangnya bahasa asing di kalangan remaja yang tidak jelas penggunaannya dan
sulit dipahami.

4.3 Penyebab Remaja Cenderung Meninggalkan Penggunaan Bahasa Indonesia yang


baik dan benar

Dari penelitian yang didapat banyak siswa yang kurang paham berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, factor yang mempengaruhi paling besar ialah lingkungan
karena pada dasarnya seseorang akan mengikuti cara berbahasa di suatu lingkungan,
tingkah laku dan perbuatan pun bisa berpengaruh dari lingkungan, padahal ada dampak
ditingalkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pasti berpengaruh pada
pembelajaran.

Dampak buruknya yang dapat dirasakan langsung adalah menurunnya nilai


kesopanan remaja ketika berbicara dengan orang yang lebih tua sedangkan dampak tidak
angsungnya adalah merusak bahasa nasional itu sendiri.mungkin beberapa tahun kedepan
masih bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun bagaimana
dengan lima puluh tahun yang aan dating? Apakah bahasa Indonesia bisa bertahan? Atau
akan hilang ditelan “Bahasa Gaul”?

Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masi peduli
dengan Bahasa Indonesia kita tidak dapat memungkiri bahwa “ Bahasa Gaul” telah
mengikis dan merusak Bahasa Indonesia, oleh karena itu sebagai generasi muda marilah
kita menjaga dan melestraikan bahasa Indonesia.

Bagaimana caranya ? caranya adalah dengan membiasakan diri menggunakan


bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa yang dari diri kita sendiri, karena hal
besar berawal dari hal kecil setelah itu marilah kita mengajak teman-teman dan orang-
16

orang disekitar kita untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Hal yang tak
kalah penting adalah dengan tetap memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan
metodepembelajaran yang menarik kepada siswa disekolah agar siswa sadar akan
pentingnya bahasa Indonesia dan mampu untuk turut melestarikan bahasa nasional ini.
Dengan demikian, niscaya bahasa Indonesia akan teta terjaga keberadaannya sampai
kapanpun.
17

BAB V
PENUTUP
.
5.1 Kesimpulan

Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian
diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA.Penggunaan bahasa Indonesia
dalam proses kegiatan belajar dan mengajar masih jauh dari apa yang dicita-citakan yaitu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan.
Hal itu disebabkan karena di dalam proses KBM masih banyak kekurangannya,
diantaranya : kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya bahasa Indonesia,
Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan dan juga
merupakan identitas bangsa yang tidak boleh hilang dan harus kita pelihara, dan dalam
prosesnya itu sendiri masih banyak kesalahan dalam pengucapan dan penulisan ejaan,
dikarenakan masih dipengaruhi oleh bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa popular.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dalam proses
KBM harus ada dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pendidik, dan juga
peserta didik itu sendiri. Salah satunya melalui dukungan materil dari pemerintah,
perubahan metode pembelajaran oleh pendidik, dan juga harus ada kontribusi dari peserta
didik itu sendiri akan pentingnya belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga
semuanya akan terwujud dengan baik jika semua pihak ikut serta dalam peningkatan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

5.2.     Saran
Karena remaja merupakan agen perubahan suadah seharusnya kita sebagai remaja
saat ini menggunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan
sesuai dengan kaedah yang elah disempurnakan. Dimana kita sedang berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan. Karena apa, karena bahasa Indonesia merupakan identitas
kebanggaan bangsa Indonesia dan merupaka alat pemersatu.Intensitas penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi
18

berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran
bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak
diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat
teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi
sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Selain itu, penerapan berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar di sekolah-
sekolah terlebih dahulu harus dimulai dari guru-guru sekolah. Lalu setelah itu, para murid
akan meneladani cara bertutur kata guru mereka sehingga bahasa Indonesia dapat
menjadi bahasa sehari-hari di sekolah. Walaupun sebenarnya bahasa Indonesia sangat
bertolak belakang dari bahasa dari daerah mereka.Sebaiknya para guru menerapkannya
tidak hanya dalam KBM di kelas saja. Namun, sebaiknya di luar kelas, penggunaan
bahasa Indonesia tetap dilestarikan agar para siswa juga akan terbiasa dan tidak merasa
aneh dengan bahas indonesia yang baik dan benar itu.
19

DAFTAR PUSTAKA

http://superiandriyan.blogspot.com/2013/05/makalah-penerapan-bahasa-indonesia-yang.html.

Salliyanti.2003. Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam Salliyanti.blogspot.com.

Rahmatarifin,2011.Dampak positif dan negatif penggunaan bahasa gaul dan asing. dalam

Rahmatarifin.wordpress.com.

www.bahasaindonesiayangbaik.com
i

Anda mungkin juga menyukai