Anda di halaman 1dari 6

MGT 105 – MANAGEMENT

CATATAN SEMESTER 1 – PERTEMUAN 2


“The Environment and Corporate Culture”

Pengajar :
 Dra. Lily Suhaily, MBA
Penulis/ Kontributor :
 Claudia Woenarso (C)

Do not share this without author’s permission.


Do not share this to a large group of people.
1. External Organizational Environment
 Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi suatu organisasi.
 Faktor eksternal ini dibagi atas 2 pembagian:
 Task environment: faktor yang mempengaruhi organisasi secara langsung.
Contoh:
 Pelanggan (costumers): orang dan organisasi yang terdapat dalam suatu
lingkungan guna memperoleh barang dan jasa dari organisasi.
 Pesaing (competitors): organisasi yang terdapat dalam industri yang sama/
tipe bisnis yang dapat menyediakan barang dan atau jasa kepada konsumen/
pelanggan yang sama.
 Pemasok (suppliers): orang dan organisasi yang menyediakan bahan mentah
yang akan digunakan organisasi untuk memproduksi output.
 Supply chain: jaringan yang terdiri atas individu maupun beberapa kelompok
bisnis yang terhubung melalui aliran produk dan layanan.
 Labor market: orang yang ada di lingkungan masyarakat yang dapat
dipekerjakan untuk bekerja dalam suatu organisasi.

 General environment: faktor yang mempengaruhi organisasi secara tidak


langsung. Contoh:
 Dimensi Internasional
Manajer harus mempertimbangkan dimensi Internasional. Contohnya dengan
adanya acara yang berasal dari negara asing, muncul peluang usaha baru bagi
perusahaan US di negara lain, muncul pesaing, pemasok dan pelanggan baru,
serta muncul tren teknologi, sosial dan ekonomi baru.
 Dimensi Teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri tertentu serta di
masyarakat luas. Contohnya dengan adanya kemajuan teknologi, dapat
mendorong persaingan dan membantu perusahaan inofatif mendapatkan
pangsa pasar (market share).
 Dimensi Sosiokultural
Karakteristik demografis, norma, bea cukai, dan nilai yang berlaku.
Karakteristik sosialkultural yang perlu diatasi yakni persebaran geografis,
kepadatan penduduk, umur dan tingkat pendidikan.
 Dimensi Ekonomi
Kesehatan ekonomi dalam suatu wilayah/ negara dimana organisasi itu
beroperasi. Kesehatan ekonomi dilihat juga dari tingkat suku bunga, tingkat
pengangguran dan daya beli konsumen.
 Dimensi Politik
Peraturan pemerintah di tingkat lokal, daerah, provinsi dan juga aktivitas
politik. Manajer harus bekerja sama dengan anggota parlemen. Manajer harus
mengedukasi tentang produk yang diproduksi perusahaannya kepada anggota
parlemen serta bagaimana peraturan perundang-undangan berdampak pada
strategi bisnis perusahaan.
 Alam
Kelompok aktivis lingkungan yang menganjurkan dibentuknya tindakan dan
kebijakan. Hal ini berupa pengurangan polusi, mengembangkan sumber
energy terbarukan, pengurangan gas rumah kaca, perlakuan etis terhadap
hewan dan pengaturan penggunaan sumber daya yang langka.

 Organizational Ecosystem: sistem yang terbentuk dengan adanya interaksi dalam


suatu komunitas pada lingkungan organisasi.
 Internal Environment: elemen yang ada pada batasan organisasi

2. Environment Uncertainty
 Ketidakpastiaan: manajer tidak memiliki informasi yang cukup tentang faktor
lingkungan guna memahami dan memprediksi kebutuhan dan perubahan yang terjadi
di lingkungan masyarakat.
 Karakteristik lingkungan yang dapat mempengaruhi ketidakpastian berupa faktor
yang mempengaruhi perusahaan dan sejauh mana faktor tersebut berubah.
 Ketidakpastian yang tinggi dapat berupa banyak faktor eksternal yang bersifat
berubah –ubah secara cepat.
 Ketidakpastian yang rendah dapat berupa beberapa faktor eksternal yang bersifat
stabil.

3. Adapting to the Environment


 Masalah strategi (Strategic issues): kekuatan dari dalam maupun luar organisasi
cenderung dapat mempertimbangkan dan mengubah kemampuan dalam mencapai
tujuan organisasi.
 Rentang batas (Boundary spanning): tindakan yang terkait dan mengoordinasikan
organisasi dengan elemen yang adal di lingkungan eksternal.
 Kecerdasan bisnis.
 Analisis data besar.
 Kecerdasan kompetitif.
 Merger: dua atau lebih organisasi bergabung menjadi satu organisasi.
 Joint Venture: aliansi strategis/ kerja sama yang dilakukan oleh dua atau lebih
organisasi. Hal ini terbentuk ketika adanya proyek yang mahal, kompleks, atau
bahkan tidak pasti ditangani oleh satu perusahaan saja.

4. The Internal Environment: Corporate Culture


 Corporate Culture: Kumpulan nilai, keyakinan, pemahaman dan norma yang
dimiliki oleh setiap anggota yang ada dalam suatu organisasi. Hal ini dapat berupa:
 Symbol: obyek, aksi atau acara yang memiliki makna untuk para karyawannya.
 Story: narasi berdasarkan peristiwa nyata yang diulang dan dibagikan di antara
karyawan organisasi.
 Hero: sosok yang mencontohkan perbuatan dan atribut perusahaan yang kuat.
 Slogan: frasa atau kalimat yang secara ringkas mengungkapkan nilai dalam
suatu organisasi.
 Ceremony: aktivitas yang direncanakan saat acara khusus yang dilakukan untuk
kepentingan para penonton.
 Types of Cultures
 Adaptability Culure: dikarakterisasi berdasarkan nilai yang mendukung
kemampuan perusahaan/ organisasi dalam mendeteksi, menafsirkan dan
menerjemahkan sinyal dari lingkungan menjadi respons perilaku baru. Budaya
yang bersifat fleksibel dan memiliki fokus kekuatan strategis eksternal.
 Achievement Culture: budaya yang berorientasi pada hasil yang menghargai daya
saing, agresivitas, inisiatif pribadi, pemotongan biaya dan kemauan untuk lembur
dan bekerja keras guna mencapai hasil. Budaya yang bersifat stabil dan memiliki
fokus kekuatan strategis eksternal.
 Involvement Culture: menempatkan nilai yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan
karyawan dan menghargai kerja sama serta kesetaraan yang ada dalam suatu
organisasi. Budaya yang bersifat fleksibel dan memiliki fokus kekuatan strategis
internal.
 Consistency Culture: nilai-nilai yang mengikuti aturan, penghematan dan
penghargaan. Hal ini dilakukan dengan cara yang teratur dan rasional secara
metodis dalam melakukan sesuatu. Budaya yang bersifat stabil dan memiliki
fokus kekuatan strategis internal.

 Shaping Corporate Culture for Innovative Response


Corporate culture memiliki peran dalam pembelajaran dan tanggapan inovatif
terhadap situasi:
 Ancaman dari lingkungan eksternal.
 Menantang peluang baru.
 Krisis organisasi.

 Managing the High Performance Culture


 High-performance Culture
- Berdasarkan misi dan tujuan organisasi yang solid.
- Mewujudkan nilai adaptif bersama yang memandu keputusan dan praktik
bisnis.
- Mendorong kepemilikan individu karyawan atas hasil garis bawah dan tulang
punggung budaya organisasi.

5. Cultural Leadership
 Orang yang mendefinisikan dan menggunakan sinyal dan symbol untuk
mempengaruhi budaya perusahaan.
 Mempengaruhi budaya di 2 bidang utama:
- Mengartikulasikan visi untuk budaya organisasi yang dapat dipercayai oleh
karyawan.
- Mengindahkan aktivitas sehari-hari yang memperkuat visi budaya perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai