Anda di halaman 1dari 2

dimulai dari 3 hingga 12 hari setelah terpapar atau terkadang

bisa lebih lama hingga 30 hari. 1. Primary stage

Munculnya perkembangan limfadenopati inguinalis dan/atau


4. Tahapan gejala lymphogranuloma venereum
femoralis unilateral atau bilateral. Terjadi dua sampai enam
minggu setelah stadium primer. Disebut sindrom inguinalis. 2. Secondary stage

biasanya terjadi bila penyakit tidak diobati. 3. Late sequelae

1. Bertumbuhnya ulkus atau papula di kelamin yang tidak nyeri


berukuran sekitar 1 sampai 6 mm
1. Primary stage saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan
Kanalis inguinalis
terletak 2-4 cm diatas ligamentum inguinal.
2. Muncul luka di mulut atau tenggorokan

Dibatasi oleh aponeurosis muskulus oblikus eksternus dan 1/3


1. Anterior
1. Nyeri saat buang air kecil lateralnya muskulus oblikus internus.

2. Perdarahan rektal Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis


2. Posterior yang bersatu dengan fasia transversalis dan membentuk dinding
posterior di bagian lateral
3. Nyeri saat BAB
2. Secondary stage
Tanda dan gejala Pemeriksaan fisik Dinding yang membatasi
Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus oblikus internus dan
4. Nyeri perut, anus, tenesmus 3. Superior muskulus transversus abdominis dan aponeurosis

5. Gejala umum seperti nyeri tubuh, sakit kepala, demam


Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare bagian ujung
4. Inferior atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring.
1. Anatomi regio inguinal
1. Nekrosis dan pecahnya KGB

1. Arteri spermatika interna


2. Fibrosis anogenital dan striktur 3. Late sequelae
5. CMD lymphogranuloma venereum
2. Arteri diferential
3. Fistula anal
Arteri
3. Arteri spermatika eksterna
1. Menanyakan keluhan dan gejala
4. Plexus vena pampiniformis
2. Riwayat kesehatan pasien Anamnesis

1. Kelenjar getah bening inguinal superfisial


3. Riwayat berhubungan seksual pasien
Lymph nodes
2. Kelenjar getah bening inguinal dalam
1. Tes darah serologi

2. Pemeriksaan direct immunofluoresence assay infeksi menular seksua ulseratif pada area genital yang
disebabkan oleh chlamydia trachomatis yang dapat ditularkan
1. Defenisi melalui hubungan seks vaginal, oral atau anal.
3. Kultur chlamidya trachomatis Pemeriksaan penunjang

4. Nucleid acid amplification test (NAAT) 2. Etiologi chlamydia trachomatis

5. CT-scan
1. Berjenis kelamin pria, terutama yang melakukan hubungan
seksual sesama jenis
Lympogranuloma venereum
1. Penyakit ulserogenital (herpes simpleks, chancre, chancroid, 2. Berusia 15-40 tahun dan aktif secara seksual
granuloma inguinal)
2. Defenisi, etiologi, faktor resiko
lymphogranuloma venereum
3. Sering berganti-ganti pasangan seksual
2. Neisseria gonorrhae dan atau infeksi urogenital chlamydia
1. Stadium primer
3. Faktor resiko 4. Berhubungan seksual tanpa alat pengaman, seperti kondom

3. Penyebab noninfeksius : trauma, zoon balanitis, fixed drug


eruption
5. Berhubungan seksual lewat anal (anus) atau secara oral
(mulut)

1. Sindrom genital akut


6. Menggunakan alat yang dipakai di area kelamin atau dubur
secara bergantian, seperti enema (alat untuk memasukkan obat
2. Penyakit ulserogenital dengan limfadenopati (sifilis, chancroid, lewat dubur)
herpes simpleks virus)

3. Hernia inguinalis inkarserata Limfogranuloma venereum mempengaruhi sistem limfatik.


Serovar chlamydia trachomatis meluas dari tempat infeksi
primer ke kelenjar getah bening regional dan menyebabkan
4. Limfadenitis inguinal reaktif pada fokus infeksi ekstremitas 3. Patofisiologi lymphogranuloma venereum reaksi limfoproliferatif, yang difasilitasi oleh pengikatan
bawah chlamydia trachomatis ke sel epitel. Pengikatan terjadi melalui
2. Stadium sekunder
reseptor heparin sulfat.
6. DD benjolan di area inguinal
5. Bubonic plague

1. Doksisiklin 100 mg secara oral dua kali sehari selama 21 hari.


6. Inflammatory bowel disease

7. Oropharyngeal limfogranuloma venereum 2. (Alternatif) eritromisin 500 mg diminum empat kali sehari
7. Tatalaksana limfogranuloma venereum selama 21 hari.

8. Limfoma
3. Azithromycin 1 gram per oral sekali seminggu selama 3
minggu (alternatif)
1. Keganasan

1. Pasien harus mengetahui tentang tanda dan gejala


2. Filariasis dan infeksi parasit lain
pengenalan dini LGV

3. Pseudoelefantiasis (tanpa limfadenitis) dari tb dan granuloma


3. Sindrom tersier 2. Pasien harus belajar tentang perlunya menggunakan kondom
inguinal
atau tindakan perlindungan lainnya saat melakukan aktivitas
9. Edukasi seksual.
4. Deep fungal infection
3. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki harus
5. Trauma menyadari bahwa LGV lazim di populasi ini dan harus
mengetahui tanda dan gejala LGV

1. Nekrosis dan ruptur KGB

2. Fibrosis anogenital
1. Komplikasi
3. Striktur
8. Komplikas dan prognosis

4. Fistula anal

Prognosis cukup baik jika dikenali dan ditangani sejak dini.


2. Prognosis

Anda mungkin juga menyukai