Anda di halaman 1dari 33

A.

Judul : Elektrogravimetri
B. Hari/tanggal : Senin, 17 Maret 2014
C. Tujuan :
Elektrogravimetri :
 Memisahkan dan menentukan kadar ion Cu2+ dan Zn2+ dalam suatu cuplikan
secara elektrogravimetri
D. Dasar Teori :

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektrode dan
larutan elektrolit. Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
 Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt),
dan emas (Au).
 Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).

Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula
leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara larutan elektrolit dan
elektrode menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:
1. Elektrolisis larutan dengan elektrode inert
2. Elektrolisis larutan dengan elektrode aktif
3. Elektrolisis leburan dengan elektrode inert

Pada elektrolisis, katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub
positif. Pada katode akan terjadi reaksi reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 1


Elektrogravimetri adalah metode penentuan kadar ion/unsur berdasarkan hasil
penimbangan berat zat yang mengendap pada salah satu elektroda pada reaksi
elektrolisis terhadap larutan cuplikan/ metode yang menggunakan pemisahan dan
pengukuran ion dari sampel, biasanya dari logam.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk analisa secara elektrogravimetri adalah:
1. ion logam dengan elektrolisa akan mengendap pada katoda.
2. efisiensi elektrolisa tidak perlu 100 %, tetapi efisiensi pengendapan harus
100%.
3. Bila sampel terdiri dari campuran logam-logam, maka untuk mengambil
salah satu logamnya cukup dengan mengatur potensial elektrolisa yang
sesuai untuk logam yang diinginkan.

Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen
(O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air
tersebut. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron,
tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anode, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta
mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga
terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari
elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk
gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian
dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.
Hukum elektrolisis Faraday
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia
merangkumkan hasil pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833.
Hukum elektrolisis Faraday
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik
yang melalui sel.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 2


2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah
di elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas
listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah
96 485 C(Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya.
C (Coulomb) adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan
bila arus 1 A (Ampere) mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental listrik adalah
konstanta Faraday F, 9,65 x104 C, yang didefinisikan sebgai kuantitas listrik yang
dibawa oleh 1 mol elektron. Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol
perubahan kimia yang disebabkan oleh aliran arus listrik yang tetap mengalir untuk
rentang waktu tertentu.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 3


E. Alat dan Bahan :
 Alat
 Gelas kimia 100 mL
 Elektroda
 Penjepit kayu
 Oven
 Neraca analitik
 Stopwatch
 Pengaduk

 Bahan
 Aseton
 Aquades
 ZnSO4

F. Alur Percobaan :
Elektrogravimetri

2 elektroda Cu

-dibersihkan dengan aquades, lalu aseton dan


dikeringkan di oven

-ditimbang beratnya

Wo

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 4


Wo

-dilakukan elektrolisis pada larutan ZnSO4


0,1M (50 mL) selama (2,4,6,8,10 menit)

-dicuci dengan aquades

-dicuci dengan aseton, dioven ±1 menit

-ditimbang

Wn

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 5


G. Hasil Pengamatan :

No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Percb

1. Elektrogravimetri 2 elektroda Cu ZnSO4  Zn2+ + SO42- Berat kumparan semakin

2 elektroda Cu Zn2+ + 2e  Zn bertambah setelah


Wo spiral = 2,9904 gr
Cu  Cu2+ + 2e dielektrolisis.
-dibersihkan dengan aquades, lalu Wn lurus = 3,0324 gr
4H+ + O2 + 4e  2H2O Massa Zn dalam
aseton dan dikeringkan di oven
*aquades = larutan tidak berwarna percobaan berbeda
-ditimbang beratnya
Berat Zn teoritis : dengan massa Zn secara
*aseton = larutan tidak berwarna
Wo W1 = 0,0203 gram teoritis. Massa Zn yang
Berat (spiral) Cu W2 = 0,0406 gram dihasilkan adalah

W3 = 0,0609 gram W Zn(2) = 0,0051 g,


No Waktu Wo Wn
W4 = 0,0813 gram W Zn(4) =0,0064 g,
(menit) (gr) (gr) W Zn(6) =0,0082 g,
W5 = 0,1016 gram
W Zn(8) = 0,0092 g,
1. 2 2,9904 0,0203
W Zn(10) = 0,0115 g.
2. 4 2,9821 0,0406

3. 6 2,9785 0,0609

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 6


4. 8 2,9739 0,815
Wo
5. 10 2,9705 0,1016

-dilakukan elektrolisis pada larutan


ZnSO4 0,1M (50 mL) selama
(2,4,6,8,10 menit) Sebelum:
-dicuci dengan aquades ZnSO4=larutan tidak berwarna
Cu=larutan berwarna biru
-dicuci dengan aseton, dioven ±1
menit dan ditimbang Aseton= larutan tidak berwarna

Wn
Sesudah:
Ketika Cu dimasukkan kedalam
larutan ZnSO4, Cu sebagai katoda
(spiral) terdapat endapan abu-abu
yang menempel pada Cu

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 7


H. Analisis/Pembahasan :

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan massa endapan Zn yang diperoleh


melalui proses elektrolisis dan menentukan jumlah elektron yang terlibat dalam proses
tersebut. Langkah pertama yaitu mengamplas logam tembaga yang akan digunakan,
tujuan dari pengamplasan ini untuk membersihkan logam tembaga dari pengotornya
(pelapis). Dua batang tembaga yang satu dibuat kumparan dan yang satu dibiarkan lurus.
Kemudian tembaga yang dibuat kumparan dicelupkan pada aseton untuk membersihkan
kotoran setelah diamplas, kemudian tembaga tersebut di oven supaya massa yang didapat
nantinya adalah massa tembaga sebenarnya tidak ada campuran dengan aseton. Kemudian
tembaga di timbang sehingga menghasilkan massa tembaga awal Wo = 2,9904 g.
Tembaga yang lurus digunakan sebagai elektroda.
Kemudian proses elektrolisis di lakukan, kawat tembaga lurus disambungkan
dengan kutub positif sedangkan Kumparan dihubungkan dengan kutub negatif pada
rangkaian alat elektrolisis. Kedua kawat tembaga dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4
dan dilakukan elektroanalisa dengan waktu elektrolisis pertama selama 2 menit,
elektrolisis kedua selama 4 menit, dan elektrolisis ketiga selama 6 menit, waktu
elektolisis ke empat 8 menit dan waktu ke enam adalah 10 menit. Arus yang digunakan
sebesar 0,5 A. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda adalah :
Katoda: Zn2+ + 2e  Zn (s) (terjadi reduksi Zn)
Anoda: 2H2O (l)  4H+ (aq) + O2 (g) + 4 e (oksidasi)
Karena pada katoda Zn2+ mengalami reduksi menzadi endapan Zn, endapan Zn tersebut
akan mengendap pada kumparan tembaga yang terhubung pada kutub negative.
Timbulnya gelembung-gelembung gas yang terdapat pada kawat tembaga lurus
menunjukkan terjadinya proses oksidasi (pada anoda) gelembung gas tersebut adalah
oksigen. Ini sesuai dengan prinsip elektrolisis yaitu pada katoda terjadi reduksi dan
terhubung dengan kutub negative dan pada anoda terjadi oksidasi dan terhubung dengan
kutub positive.
Setelah dilakukan elektrolisis hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Waktu
No Wo (gr) Wn (gr) W perc. W teori
(menit)

1. 2 2,9904 2,9955 0,0051 0,0203

2. 4 2,9821 2,9885 0,0064 0,0406

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 8


3. 6 2,9785 2,9867 0,0082 0,0609

4. 8 2,9739 2,9831 0,0092 0,0813

5. 10 2,9705 2,9820 0,0115 0,1016

Untuk Δ W teori diperoleh dengan menggunakan rumus perhitungan


w =

Dari data tersebut, seharusnya massa endapan Zn melalui praktikum sama dengan massa
endapan Zn melalui perhitungan. Namun hasil yang didapatkan, massa endapan Zn pada
praktikum jauh lebih kecil daripada massa endapan Zn teoritis. Hal ini disebabkan karena
proses reduksi dan oksidasi yang tidak berjalan sempurna. Pada kawat Cu lurus terjadi
proses oksidasi tetapi juga proses reduksi. Karena terjadi proses reduksi pada kawat lurus
Cu ini, massa yang seharusnya terendapkan pada kumparan Cu tidak terendapkan. Hal ini
menyebabkan massa yang terendapkan hanya sedikit. Hal ini dapat terjadi karena arah
aliran arus yang tidak stabil pada kutub negative atau positif sehingga proses oksidasi
maupun reduksi tidak berjalan dengan sempurna.
Dari data diatas diperoleh grafik perhitungan massa Zn secara teori dan berdasarkan
percobaan:

Grafik Massa Zn teori


0.12
y = 0.000x - 2E-05
0.1 R² = 1

0.08

0.06 Series1
Linear (Series1)
0.04

0.02

0
0 100 200 300 400 500 600 700

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 9


Grafik Massa Zn Percobaan
0.014
0.012 y = 1E-05x + 0.0034
0.01 R² = 0.9865
Massa Zn (gr)

0.008
Series1
0.006
Linear (Series1)
0.004
Linear (Series1)
0.002
0
0 100 200 300 400 500 600 700
t (s)

Berdasarkan grafik dan data percobaan dengan teori terdapat perbedaan


atau selisih tan α yaitu:

Terdapat perbedaan tan α teori dengan tan α percobaan yaitu sebesar 1x10-5
selisih yang terjadi dikarenakan beberapa faktor diantaranya kekurang tepatan
dalam pewaktuan hal ini terjadi karena perhitungan waktu tidak dapat tepat pada waktu
yang ditentukan pasti ada selisih sekian detik, selain itu di indikasikan pada saat
sebelum penimbangan berat Zn yang terendapkan, endapan Zn terlebih dahulu di cuci
dengan air dan aseton di indikasikan padasaat pencucian ada endapan yang lepas
sehingga mempengaruhi berat hasil elektrolisis.
Larutan ZnSO4 yang sebelumnya tidak berwarna lama kelamaan menjadi berwarna
biru hal ini dikarenakan terjadi pertukaran ion dari larutan ZnSO4 dengan anoda.
Pada saat ion Zn2+ dari larutan mendapat elektron maka pada katoda terbentuk endapan
Zn sedangkan logam Cu pada anoda akan melepaskan elektron membentuk ion Cu2+
yang masuk kelarutan dan berikatan dengan ion SO42-sehingga larutan berubah
menjadi biru.

I. Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
 Berat kumparan semakin bertambah setelah dielektrolisis.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 10


 Massa Zn dalam percobaan berbeda dengan massa Zn secara teoritis. Massa Zn
yang dihasilkan adalah W Zn(2) = 0,0051 g, W Zn(4) = 0,0064 g, W Zn(6) =
0,0082 g, W Zn(8) = 0,0092 g, W Zn(10) = 0,0115 g.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 11


Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Elektrolisis. http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia_dasar/oksidasi_dan_reduksi1/elektrolisis/). Diakses
tanggal 20 Maret 2014.
Anonim. 2014. Elektrolisis. http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis). Diakses tanggal 20
Maret 2014.
Anonim. 2014. Elektrolisis Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis_air) ). Diakses
tanggal 20 Maret 2014.
Setiarso, Pirim, dkk. 2014. Panduan Praktikum Kimia Analitik II : Dasar-dasar
Pemisahan Kimia. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Underwood, A. L. dkk. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 12


Lampiran
Elektrogravimetri

Sebelum Wo (spiral) = Sebelum Wo (lurus) =


2,9904 gr 3,0324 gr

Berat (spiral) Cu

Wo (1) = 2,9904 gr Wo (2) = 2,9821 gr Wo (3) = 2,9785 gr

Wo (4) = 2,9739 gr Wo (5) = 2,9705 gr

Wn (1) = 2,9955 gr Wn (2) = 2,9885 gr Wn (3) = 2,9867 gr

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 13


Wn (4) = 2,9831 gr Wn (5) = 2,9820 gr

ZnSO4 Dilakukan elektrolisis Terdapat endpan abu-abu


yang menempel pada Cu

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 14


Lampiran perhitungan:

Waktu (s) WZn percobaan (gram) WZn teori (gram)

120 s 0,0051 0,020

240 s 0,0064 0,040

360 s 0,0082 0,060

480 s 0,0092 0,081

600 s 0,0115 0,101

Perhitungan Zn teori

Diketahui:

I = 0,5

MrZn = 65,39

n=2

 Pada t = 120 s

 Pada t = 240 s

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 15


 Pada t = 360 s

 Pada t = 480 s

 Pada t = 600 s

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 16


Grafik Massa Zn teori
0.12
y = 0.000x - 2E-05
0.1 R² = 1

0.08

0.06 Series1
Linear (Series1)
0.04

0.02

0
0 100 200 300 400 500 600 700

Grafik Massa Zn Percobaan


0.014
0.012 y = 1E-05x + 0.0034
0.01 R² = 0.9865
Massa Zn (gr)

0.008
Series1
0.006
Linear (Series1)
0.004
Linear (Series1)
0.002
0
0 100 200 300 400 500 600 700
t (s)

Berdasarkan grafik dan data percobaan dengan teori terdapat perbedaan


atau selisih tan α yaitu:

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 17


Analisis
Elektrokimia

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 18


Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 19
A. Judul : Analisis Elektrokimia
B. Hari/tanggal : Senin, 17 Maret 2014
C. Tujuan :
Analisis Elektrokimia :
 Menentukan potensial kimia Cu2+
 Analisis Cu2+ secara potensiometri
D. Dasar Teori :

Prinsip dasar analisis potensiometri adalah interaksi antara analit dengan elektroda.
Potensial listrik yang ditimbulkan diukur dengan potensiometer. Analisis
potensiometri termasuk kedalam metode analisis elektrokimia. Analisis elektrokimia
merupakan analisis baik kualitatif maupun kuantitatf yang didasarkan pada sifat-sifat
kelisrikan suatu cuplikan didalam sel elektrokimia. Adanya suatu larutan elektrolit
yang dihubungkan dengan kedua buah elektroda akan memberikan arus listrik yang
disebabkan oleh adanya perbedaan potensial.
Sel elektrokimia ada dua yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Berdasarkan sumber
arusnya dapat dibedakan menjadi sel kering (ledance), sel perak oksida, sel accu dan
sel bahan-bahan. Sel kering bersifat reversibel (sel primer) dan yang lain bersifat
reversible (sel sekunder)
Ssel elektrolisis dapat dimanfaatkan karena mampu memanfaatkan energi listrik untuk
menjalankan reaksi redoks yang tidak spontan. Sel ini terdiri dari sumber arus searah,
elektroda positif dan negatif. Untuk analisis potensiometrik menggunakan prinsip
dasar sel elektrolisis. Namun peralatan yang digunakan pada sel elektrolisis sedikit
berbeda.
Untuk peralatan elektrolisis dengan potensial katoda dapat dikontrol dengan alat
dibawah. Alat dibawah disebut dengan potensiostat yang telah dikembangkan secara
operasi otomatis.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 20


Reaksi yang terjadi dalam potensiometri adalah penambahan atau pengurangan
iondengan jenis elektrodanya. Potensial reaksi dihitung dengan menambahkan sedikit
demisedikit volume titran secara berturut turut (Khopkar, 2003). Ion yang dapat
dititrasi dan potensial diukur untuk mengetahui titik ekivalen titrasi. Hal ini
diterapkan terhadap semua jenis reaksi yang sesuai untuk analisa titrametrik (Day,
1998). Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk
menentukan titik akhir titrasi, misalnyadalam hal larutan keruh atau bila daerah
kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan
indikator (Rivai, 1995). Metode potensiometri dapat digunakan untuk menentukan
titik ekivalen suatu titrasi baik pada titrasi asam-basa, redoks,kompleksometri,
maupun titrasi pengendapan. Alat-alat yang digunakan dalam metode potensiometri
adalah elektrode pembanding, electrode indikator dan alat potensial.

E. Alat dan Bahan :


F. Alur Percobaan :
Analisis Eleketrokimia

Larutan induk CuSO4 0,1M

-diencerkan dengan aquades

Larutan standar

(10-3, 2x10-3, 4x10-3, 8x10-3, 16x10-3)

Larutan sampel

-diukur potensial dengan menggunakan pH


meter
Potensial sel

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 21


Larutan standar

(10-3, 2x10-3, 4x10-3, 8x10-3, 16x10-3)

-diukur potensial pada masing-masing


konsentrasi dengan PH meter (diatur pada
skala E)

-dibuat grafik standar secara regresi untuk


menghitung konsentrasi larutan sampel
Cu2+

Konsentrasi sampel Cu2+ dan


jumlah elektron

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 22


G. Hasil Pengamatan :

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan


Percb

1. Analisis Eleketrokimia Potensial Cu2+ + 2e  Cu

Larutan induk CuSO4 0,1M CuSO4 0,1M = larutan berwarna Semakin tinggi
biru konsentrasi CuSO4 maka
-diencerkan dengan aquades
potensialnya juga akan
CuSO4 10-3M = 87,5
Larutan standar semakin besar
(10-3, 2x10-3, 4x10-3, 8x10-3, CuSO4 2x10-3M = 9,14
16x10-3) Persamaan regresi
CuSO4 4x10-3M = 100,9
liniernya: y = 0,0115x +
-3
CuSO4 8x10 M = 109,2 0,1652 dan R2 = 0,9777

CuSO4 16x10-3M = 113,6


Konsentrasi sampel A
adalah = 1.8765888084 x
Larutan sampel 10-3
Sampel A = larutan tidak berwarna
-diukur potensial dengan
Potensial sel sampel A = 93,0 Jumlah elektron yang
menggunakan pH meter
terlibat: 2 elektron
Potensial sel

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 23


Larutan standar

(10-3, 2x10-3, 4x10-3, 8x10-3, 16x10-3)

-diukur potensial pada masing-


masing konsentrasi dengan PH
meter (diatur pada skala E)

-dibuat grafik standar secara regresi


untuk menghitung konsentrasi
larutan sampel Cu2+

Konsentrasi sampel Cu2+ dan


jumlah elektron

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 24


H. Analisis/Pembahasan :
Hal yang pertama kami lakukan dalam percobaan ini adalah melakukan
pengenceran larutan induk CuSO4 0,1 M menjadi larutan standar dengan
konsentrasi 10-3M, 2x10-3M, 4x10-3M, 8x10-3M dan 16x10-3M. Kemudian larutan-
larutan tersebut diukur potensialnya menggunakan pH meter dan diperoleh
potensial larutan sebesar:
Larutan CuSO4 10-3M = 87,5
Larutan CuSO4 2x10-3M = 9,14
Larutan CuSO4 4x10-3M = 100,9
Larutan CuSO4 8x10-3M = 109,2
Larutan CuSO4 16x10-3M = 113,6

Adapun reaksi yang terjadi adalah:


Cu Cu2+ + 2e
4H+ + O2+ 4e 2H2O

Berdasarkan konsentrasi dan potensial yang diperoeh, maka dapat dibuat grafik
standar secara regresi untuk menghitung konsentrasi sampel yang diberikan. Grafik tersebut
adalah sebagai berikut:

Grafik Potensiometri
0.12
y = 0.0115x + 0.165
R² = 0.977 0.1

0.08
Potensial (V)

0.06
Series1
0.04 Linear (Series1)

0.02

0
-8 -6 -4 -2 0
ln [Cu2+]

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 25


Dari grafik tersebut diperoleh persamaan y=0,0115x + 0,165. Dari persamaan tersebut dapat
diketahui bahwa sampel A memiliki konsentrasi sebesar 1.8765888084 x 10-3 dan jumlah
elektron yang terlibat sebesar 2 elektron.
Besarnya konsentrasi sampel A sesuai dengan prediksi setelah dibandingkan
dengan perolehan potensial larutan standar dimana sampel A berada pada rentang
konsentrasi 2 x 10-3 dan 4 x 10-3

I. Kesimpulan :
1. Konsentrasi sampel A yang diperoleh adalah sebesar 1.8765888084 x 10-3
2. Banyaknya elektron yang terlibat sebanyak 2 elektron
3. Harga potensial larutan standar yang diperoleh adalah:
Larutan CuSO4 10-3M = 87,5
Larutan CuSO4 2x10-3M = 9,14
Larutan CuSO4 4x10-3M = 100,9
Larutan CuSO4 8x10-3M = 109,2
Larutan CuSO4 16x10-3M = 113,6
4. Grafik standar regresi yang diperoleh adalah:

Grafik Potensiometri
0.12
y = 0.0115x + 0.165 0.1
R² = 0.977
Potensial (V)

0.08
0.06
Series1
0.04
Linear (Series1)
0.02
0
-8 -6 -4 -2 0
ln [Cu2+]

J. Jawaban Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan regresi linier dari hubungan variabel x sebagai konsentrasi
dan y sebagai potensial!
2. Bagaimana caranya menentukan jumlah elektron yang terlibat dalam
reaksi?Jelaskan!
3. Dapatkan konsentrasi Cu2+ dari harga pH?Jelaskan!

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 26


4. Tentukan konstanta kesetimbangan Cu2+ menjadi Cu!
Jawab :

1. Persamaan regresi linier :


y = 0.0115x + 0.165
R² = 0.9777
Sampel A memiliki konsentrasi

Jadi konsentrasi sampel A =

2. Jumlah elektron yang terlibat :

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 27


3. Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )

( )

( )

4. Konstanta kesetimbangan Cu2+ menjadi Cu:

( )

( )

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 28


K. Daftar Pustaka :

Anonim. 2011. Analisis Elektrokimia.


http://bahankimiamurah.blogspot.com/2011/09/analisis.elektrokimia.html
(Diakses tanggal 20 Maret 2014)

Anonim. 2013. Analisis Elektrokimia.


http://www.scribd.com/doc/129286192/analisis-elektrokimia-docx. (Diakses
tanggal 20 Maret 2014)

Setiarso, Pirim, dkk. 2014. Panduan Praktikum Kimia Analitik II : Dasar-dasar


Pemisahan Kimia. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Soebagio, dkk. 2003. Kimia Analitik II. Malang : Universitas Negeri Malang.

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 29


Lampiran

Analisis Elektrokimia

Pengenceran CuSO4 Larutan CuSO4 sebagai Sampel A


larutan standar Larutan tidak berwarna

Peotensial CuSO4 10-3M = Peotensial CuSO4 2x10-3M Peotensial CuSO4 4x10-3M


87,5 = 91,4 = 100,9

Peotensial CuSO4 8x10-3M Peotensial CuSO4 16x10-3M Pengukuran potensial


= 109,2 = 113,6 larutan dengan pH meter

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 30


Lampiran perhitungan

Perhitungan Pengenceran

1). M1 x V1 = M2 x V2

10-3 x 20 = 0,1 x V2

V2 =

V2 = 0,2 mL

2). M1 x V1 = M2 x V2

2 x10-3 x 20 = 0,1 x V2

V2 =

V2 = 0,4 mL

3). M1 x V1 = M2 x V2

4 x10-3 x 20 = 0,1 x V2

V2 =

V2 = 0,8 mL

4). M1 x V1 = M2 x V2

8 x10-3 x 20 = 0,1 x V2

V2 =

V2 = 1,6 mL

5). M1 x V1 = M2 x V2

16 x10-3 x 20 = 0,1 x V2

V2 =

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 31


V2 = 3,2 mL

Konsentrasi Cu2+ ln Konsentrasi


Potensial (mV) Potensial (V)
(M) Cu2+

1 x 10-3 –6,9078 87,5 0,0875

2 x 10-3 –6,2146 91,44 0,0914

4 x 10-3 –5,5215 100,9 0,1009

8 x 10-3 –4,8283 109,2 0,1092

16 x 10-3 –4,6052 113,6 0,1136

Sampel A 93,0 0,093

Sampel A memiliki potensial sebesar 93,0 Mv atau 0,093 V. kemungkinannya sampel A


memiliki konsentrasi antara 2 x 10-3 dan 4 x 10-3 M.

Perhitungan:

Persamaan regresi linier: y = 0.0115x + 0.165


R² = 0.9777
Sampel A memiliki konsentrasi

Jadi konsentrasi sampel A =

Untuk jumlah elektron yang terlibat adalah:

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 32


Grafik Potensiometri
0.12
y = 0.0115x + 0.165
R² = 0.9777 0.1

0.08
Potensial (V)

0.06
Series1
0.04 Linear (Series1)

0.02

0
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
ln [Cu2+]

Elektrogravimetri dan Analisis Elektrokimia Page 33

Anda mungkin juga menyukai