| sunting sumber]
Baik pada abad ke-12 di Jepang maupun abad ke-15 di Eropa, fiksi prosa menciptakan situasi membaca yang
lebih dekat. Di sisi lain, epos sajak, termasuk Odyssey dan Aeneid, telah dibacakan untuk khalayak pilihan, ini
lebih dekat daripada pertunjukan drama di teater.
Dunia baru dari mode individualistis, pandangan pribadi, perasaan akrab, keinginan rahasia, "tingkah laku", dan
"kesopansantunan" menyebar bersama novel dan roman prosa yang terkait.
Ciri[sunting | sunting sumber]
Menceritakan sebagian kehidupan yang luar biasa.
Terjadinya konflik hingga menimbulkan perubahan nasib.
Terdapat beberapa alur atau jalan cerita.
Terdapat beberapa insiden yang mempengaruhi jalan cerita.
Perwatakan atau penokohan dilukiskan secara mendalam.[14]
Jenis