Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE

DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA


REMAJA WANITA DI PONDOK PESANTREN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

Sartika

4002170035

Sarjana Keperawatan A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA


BANDUNG

2021

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2


(Usan Daryaman, S.kep, Ners, M.kep) (Ns. Depi Lukitasari, S.kep, M,kep)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organitation (WHO), masa remaja

merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, di mana

pada masa itu tejadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi

sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan

fisik, mental, maupun peran sosial (Intan, 2021). Menurut World Health

Organitation (WHO), remaja adalah periode usia antara 10-19 tahun,

sedangkan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebutkan kaum muda

(youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Sementara itu, menurut The Healt

Rescurces and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat,

rentan usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu

remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja

akhir (18-21 tahun). (Kumiran, 2011)

Dan juga World Health Organitation (WHO) berpendapat bahwa

sekitar 1/5 dari penduduk dunia yaitu remaja berumur 10-19 tahun,

sedangkan di Indonesia jumlah penduduk yang tergolong remaja putri

umur 10-19 tahun adalah sekitar 24 juta jiwa, (Kemenkes, 2019). Dan di

Banten menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2020) remaja putri yang

umurnya 10-19 yaitu sebanyak 1.076.619 jiwa dan di Kabupaten

Pandeglang yaitu sebanyak 104.460 jiwa.

Pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat, baik fisik maupun psikis. Kondisi itu disebut dengan masa
pubertas. Salah satu tanda-tanda perkembangan yang terjadi pada remaja

perempuan adalah menstruasi sedangkan pada laki-laki sudah mulai

mampu menghasilkan sperma. Remaja di harapkan dapat menjalankan

fungsi reproduksinya dengan tepat oleh karena itu mereka harus mengenal

organ reproduksinya, fungsi yang akan dijalankan dalam proses reproduksi

tersebut tidak dapat dilakukan bila organ-organ reproduksi tidak terawat

sejak awal. (Handayani, 2011).

Menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil dari tahu

ini mejadi setelah orang melakukan penginderaan terjadi melalui panca

indra, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang.

Tindakan seseorang mengenai Perilaku Personal Hygiene

tujuannya adalah untuk meningkatkatkan derajat kesehatan seseorang,

memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal hygiene

yang kurang, pencegahan terjadinya penyakit, meningkatkan percaya diri

seseorang dan menciptakan keindahan. Adapun personal hygiene meliputi

personal hygiene kulit kepala dan rambut, personal hygiene mata, personal

hygiene hidung, personal hygiene telinga, personal hygiene kuku kaki dan

tangan, personal hygiene kulit di seluruh tubuh, personal hygiene tubuh

secara keselurugan dan personal hygiene genetalia.


Personal hygiene genetalia merupakan pemeliharaan kebersihan

dan kesehatan individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi dan mendapatkan

kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan

(Tapparan, 2013). Di Indonesia sekitar 74,9% tingkat pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi masih kurang. Kebersihan alat genetalia dapat

dilakukan dengan vulva hygiene yang baik dan benar, seperti : mengganti

pakaian dalam 2 kali dalam sehari, melakukan cebok yang benar pada

lubang vagina dan anus. Sedangkan banyak wanita yang tidak mengetahui

bagaimana cara melakukan vulva hygiene yang baik dan benar (Dewi,

dkk, 2013). Kebersihan genetalia yang kurang dapat menimbulkan infeksi,

karena keadaan yang kotor merupakan tempat berkembang biaknya

kuman. Menjaga kebersihan genetalia agar tetap bersih dan segar adalah

perlindungan terbaik terhadap infeksi saluran kemih (Burhani, 2012).

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan perilaku seseorang.

Perilaku seseorang dan pengetahuan seseorang tentang Personal

Hygiene sangat penting karena perilaku dan pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Individu yang mempunyai pengetahuan tentang

Personal Hygiene maka akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk

mencegah adanya penyakit. Kurang pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi akan mengakibatkan wanita tidak berprilaku hygiene dan

personal hygiene yang kurang pada remaja wanita dapat menimbulkan


masalah kesehatan reproduksi. Menurut World Health Organitation

(WHO), perempuan sangat jarang memperhatikan kebersihan pada organ

genetalia eksternalnya. Hal tersebut dianggap sangat penting, karena jika

tidak merawat dengan benar, dapat merugikan diri sendiri misalnya terjadi

infeksi pada daerah organ genetalia eksternal. Berdasarkan data survey

yang dilakukan oleh Wrold Health Organitation (WHO) di beberapa

negara, remaja putri berusia 10-14 tahun mempunyai permasalahan

terhadap reproduksinya. Sedangkan data statistik di Indosensia dari 43,3

juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun berprilaku hygiene sangat buruk

(WHO,2010).

Berprilaku hygiene yang sangat buruk dapat menimbulkan

Permasalah yang akan di hadapi oleh remaja wanita pada area kesehatan

reproduksi khususnya organ genitalia eksternal biasanya disebabkan

karena rendahnya pengetahuan remaja putri di daerah pedesaan dan

perkotaan akibat dari sumber informasi yang sebagian besar remaja

mendiskusikan kesehatan reproduksi dengan teman, yang biasanya sering

tidak akurat sehingga untuk cara menjaga kebersihan daerah genetalia

eksternal kurang benar (Wiji, 2014).

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan

sosial yang utuh dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan

dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi yang fungsi

serta prosesnya. Pada saat ini telah terjadi perubahan di segala aspek

kehidupan antara lain lingkungan, kesehatan termasuk kebersihan, di mana


masyarakat selalu di tuntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan

seluruh organ tubuh. Salah satu organ tubuh yang penting dan sensitive

dalah organ reproduksi. Perawatan yang baik menjadi faktor penentu

dalam memelihara kesehatan reproduksi. Apabila organ reproduksi tidak

dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi dan menjadi

sumber penyakit.

Organ reproduksi merupakan komponen yang penting bagi pria

dan wanita. Khususnya bagi wanita karena wanita memiliki system

reproduksi yang sensitive terhadap suatu penyakit bahkan keadaan

penyakit lebih di hubungkan dengan fungsi dan kemampuan terhadap

kesehatan reproduksinya. Organ reproduksi sangat jarang di bahas karena

terkesan tabu dan jorok. Namun sebenarnya vagina perempuan memiliki

fungsi reproduksi “melanjutkan keturunan”, dengan mengenal dan

mempelajari membuat kita menjadi lebih tahu cara merawat organ

reproduksi dengan baik. (Rabita, 2010). Seseorang yang tidak memiliki

pemahaman dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan

cenderung mengabaikan kesehatan reproduksi dan pada akhirnya ia akan

memiliki tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Salah satu

akibat kurangnya pemahaman atau pengetahuan tentang personal hygiene

genetalia adalah terjadinya gangguan reproduksi seperti keputihan, infeksi

saluran kemih (ISK), penyakit radang panggul (PRP) dan kemungkinan

terjadi kanker leher Rahim, sehingga dibutuhkan informasi yang baik

mengenai kesehatan reproduksi agar remaja memiliki pemahaman dan


pengetahuan yang baik dan juga dapat mencegah dari ancaman penyakit

reproduksi. (Wakhidah, 2014).

Masalah kebersihan terjadi karena perilaku remaja putri kurang

benar dalam menjaga kebersihan organ genetalianya. Padahal tinggal

didaerah tropis yang panas membuat remaja sering berkeringat. Keringat

ini meningkatkan kadar kelembaban tubuh, terutama pada organ seksual

reproduksi yang tertutup dan berlipat. Dalam keadaan normal vagina

mempunyai bau yang khas. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak

dengan ekosistem di vagina terganggu, sehingga menimbulkan bau tidak

sedap serta infeksi maka diperlukan perilaku yang baik untuk menjaga

kebersihan dan keseimbangan ekosistem vagina (Ayu, 2010).

Infeksi Saluran Kemih merupakan suatu infeksi yang disebabkan

oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia.

Saluran kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk

mengumpulkan dan menyimpan urine serta organ yang mengeluarkan urin

dari tubuh yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Menurut

National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse

(NKUDIC), infeksi saluran kemih merupakan infeksi kedua tersering

setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus di laporkan

pertahun, infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien dari segala usia

mulai dari bayi baru lahir sehingga orang tua.

Infeksi saluran kemih adalah salah satu penyakit dimana jumlah

bakteriuria berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urine


>100.000/ml urine. Bacteriuria asimtomatik didefinisikan sebagai kultur

urine positif tanpa keluhan, sedangkan bacteriuria simtomatik

didefinisikan sebagai kultur urine positif disertai keluhan. Infeksi saluran

kemih disebabkan oleh berbagai macam bakteri diantaranya E.Coli,

Klebsiella sp, Proteus sp, Providensiac, Citrobakteri, P.Aeruginosa,

Acinetobacter, Enterococu faecali dan Staphylococcus Saprophyticus.

Namun, sekitar 90% infeksi saluran kemih umumnya disebabkan oleh

E.Coli.

Infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme

ascending dari uretra ke dalam kandung kemih. Invasi mikroorganisme

dapat mencapai ginjal dipermudah dengan refluks vesikoureter. Pada

wanita, mula-mula kuman darianal berkoloni di vulva kemudian masuk ke

kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik

akibat hubungan seksual dan perubahan pH dan flora vulva dalam siklus

menstruasi.

Berdasarkan survey di Rumah Sakit Amerika Serikat kematian

yang timbul dari infeksi saluran kemih diperkirakan lebih dari 13.000

(2,3% angka kematian). Pada usia muda kurang dari 40 tahun mempunyai

prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih

sebesar 20%. (Sochilin, 2013). American Urology Association (AUA,

2016) menyatakan bahwa diperkirakan infeksi saluran kemih (ISK) terjadi

pada 150 juta penduduk dunia pertahunnya. Di Amerika Serikat, infeksi

saluran kemih (ISK) terhitung mencapai lebih dari 100.000 kunjungan


Rumah Sakit setiap tahunnya. Memperkirakan jumlah penderita infeksi

saluran kemih (ISK) di Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000

penduduk pertahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahunnya pada

2014. Data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan

bahwa jumlah penderita penyakit infeksi saluran kemih mencapai 90-100

kasus per 100.000 penduduk pertahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru

pertahunnya. (Kemenkes, 2016). Infeksi saluran kemih merupakan

penyakit infeksi yang menepati urutan kedua dan masuk 10 besar penyakit

dengan angka kejadian tertinggi.

Data statistik menyebutkan 20-30% perempuan akan mengalami

infeksi saluran kemih berulang pada suatu waktu dalam hidup mereka,

sedangkan pada laki-laki hal tersebut sering terjadi setelah usia 50 tahun

keatas. Pada masa neontus, infeksi saluran kemih lebih banyak terdapat

pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi dari pada bayi

perempuan (0,7%), sedangkan pada masa anak-anak hal tersebut berbalik

dengan ditemukannya angka kejadian sebesar 3% pada anak perempuan

dan 1% pada anak laki-laki. Insiden infeksi saluran kemih ini pada usia

remaja anak perempuan meningkat 3,3% sampai 5,8%.

Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 13 Maret 2021 di

Pondok Pesantrean Miftahussa’adah Pandeglang-Banten dari 10 responden

mereka semua belum memahami mengenai Personal Hygiene dan juga

belum memahami mengenai infeksi saluran kemih, dari 10 responden ada

4 orang yang pernah menahan kencing karena tidak ada air sehingga
setelah menahan kencing ia mengalami nyeri saat kencing, kencing nya

sedikit-sedikit dan saat kencing perut terasa sakit. Tetapi karena tidak di

bawa ke pelayanan kesehatan mereka tidak mengetahui apakah gejala

tersebut termasuk ke dalam infeksi saluran kemih.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas di dapatkan rumusan masalah

yaitu : “apakah ada hubungan pengetahuan personal hygiene dengan

kejadian infeksi saluran kemih pada remaja wanita di pondok pesantren”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene

dengan kejadian infeksi saluran kemih pada remaja wanita di

pondok pesantren

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan personal

hygiene pada remaja wanita di pondok pesantren

b. Mengidentifikasi kejadian infeksi saluran kemih

pada remaja wanita di pondok pesantren

c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan personal

hygiene yang dengan kejadian infeksi saluran kemih

pada remaja wanita di pondok pesantrean.


D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat di peroleh manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah

wawasan tentang hubungan pengetahuan personal hygiene dengan

kejadian infeksi saluran kemih pada remaja wanita di pondok

pesantren.

2. Manfaat terapan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk :

a. Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan

pembelajaran dan referensi bagi peneliti yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang

berhubungan dengan judul penelitian di atas

b. Bagi Penelitian selanjutnya.

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan

sebagai dasar untuk penelitian berikutnya terutama

yang berhubungan dengan penelitian tentang

hubungan pengetahuan personal hygiene dengan

kejadian infeksi saluran kemih pada remaja wanita

di pondok pesantren.
c. Bagi Pembaca Sarjana Keperawatan

Diharpakan memberikan pengetahuan lebih

dan memahami lebih dalam tentang personal

hygiene dengan kejadian infeksi saluran kemih pada

remaja perempuan di pondok pesantren, dan juga

memahami tentang ilmu Keperawatan Medikal

Bedah dan Kebutuhan Dasar Manusia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup tempat

Tempat penelitiannya yang akan di laksanakan di pondok

pesantren miftahussa’adah Pandeglang-Banten

2. Ruang lingkup waktu

Waktu penelitiannya yang akan di laksanakan pada bulan

April sampai Juni 2021

3. Ruang lingkup materi keilmuan

Penelitian ini mencangkup materi tentang personal hygiene

dan infeksi saluran kemih. Dalam ilmu keperawatan masuk ke

dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Kebutuhan Dasar Manusia

4. Ruang lingkup metode

Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pada

penelitian ini pengumpulan data menggunakan kuisioner.


DAFTAR PUSTAKA
Adila Wazni, dkk. 2019. Tingkat pengetahuan remaja tentang Personal
Hygiene.Journal Of Psychological Perspective. Volume 1 Number 2 : 59
66. Bandar Lampung
Susanti Dwi & Lutfiyati Alfi. 2020. Hubungan pengetahuan remaja putri dengan
perilaku personal hygiene saat menstruasi. Jurnal Kesehatan “Samodra
Ilmu”. Volume 11 Nomer 02. Yogyakarta
Purnama Reni S, Muhartono. 2018. Angka kejadian infeksi saluran kemih (ISK)
dan faktor resiko yang mempengaruhi pada karyawan wanita di Universitas
Lampung. Majority. Volume 7 Nomer 3. Lampung
Krisna Ade G, dkk. 2018. Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri
dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksternal di SMK Bina Karya
Mandiri Kota Bekasi tahun 2017. Jurnal Kesehatan Bhakti Husada.
Volume 4 Nomer 2. Bekasi
Tristanti Ika. 2020. Hubungan perilaku personal hygiene genetal dengan kejadian
keputihan pada siswi Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kudus. JIKK.
Volume 7 Nomer 1. Kudus. Jawa Tengah
Kurniati Amelia, dkk. 2018. Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheesy.
Elsevier. Edisi ke 6. Indonesia
Yashir Muhammad & Apriani. 2019. Variasi bakteri pada penderita infeksi
saluran kemih (ISK). Jurnal Media Kesehatan. Volume 12 Nomer 2 Hal
102-109. Indonesia
Devita Yeni & Kardiana Nola. 2017. Hubungan pengetahuan remaja putri
tentang personal hygiene dengan cara melakukan personal hygiene
dengan benar saat menstruasi di MA Hasanah Pekan Baru. An-Nadaa. Hal 64-
68. Pekan Baru. Riau
Nuraeni, Aryo Yogo J. 2015. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi
Banten. Badan Pusat Statistik. UNFPA. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai