Anda di halaman 1dari 7

ACCOUNTING FOR INCOME TAX

Nony Meilani Aulia (185020300111071)

A. Dasar Akuntansi untuk Pajak Penghasilan


Pendapatan keuangan sebelum pajak adalah istilah pelaporan keuangan. Sering
disebut laba sebelum pajak, laba untuk tujuan pelaporan keuangan, laba untuk tujuan
pembukuan.
Laba kena pajak -laba untuk tujuan pajak- adalah istilah akuntansi pajak,
merupakan jumlah yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan yang terutang.
1. Jumlah Kena Pajak Masa Depan dan Pajak Tangguhan
Perbedaan temporer adalah selisih antara dasar pengenaan pajak atas aset atau
liabilitas dan jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang akan
menimbulkan jumlah kena pajak atau jumlah yang dapat dikurangkan di tahun depan.
Jumlah kena pajak meningkatkan laba kena pajak di tahun depan. Jumlah yang dapat
dikurangkan akan mengurangi laba kena pajak di tahun depan.
a. Liabilitas pajak tangguhan, merupakan konsekuensi pajak tangguhan yang terkait
dengan perbedaan temporer kena pajak (kenaikan pajak yang harus dibayar pada
tahun depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak yang terjadi
pada akhir tahun berjalan).
Beban pajak Beban pajak kini (PPh terutang periode berjalan)
Beban pajak tangguhan (kenaikan saldo liabilitas pajak)
b. Efek laporan keuangan
 Laporan Posisi Keuangan

Year-End Income Tax Payable Deferred Tax Liability


2019 $16,000 $12,000
2020 $36,000 $ 4,000
2021 $32,000 -0-
 Income Statement, Income Tax Expense

For the Year Ended 2019 2020 2021


Laba sebelum PPh $70,000 $70,000 $70,000
Beban PPh $28,000 $28,000 $28,000
Laba Neto $42,000 $42,000 $42,000
 Component of Income Statement Tax Expense

Income Statement (Partial)


Laba sebelum PPh $70,000
Beban PPh
Kini $16,000 2. Jumlah
Tangguhan $12,000 $28,000 dapat
Laba Neto $42,000

Dikurangkan Masa Depan dan Pajak Tangguhan


Jumlah dikurangkan masa depan ini menyebabkan laba kena pajak kurang dari laba
sebelum pajak di masa depan akan sebagai akibat adanya perbedaan temporer.
a. Aset pajak tangguhan (Pengakuan)
Aset pajak tangguhan merupakan konsekuensi pajak tangguhan yang
timbul dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan (kenaikan pajak yang
dapat dikembalikan (atau disimpan) pada tahun depan sebagai akibat perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan yang terjadi pada akhir tahun berjalan.
Manfaat pajak tangguhan diakibatkan adanya kenaikan aset pajak
tangguhan dari awal sampai akhir periode akuntansi. Manfaat pajak tangguhan
merupakan komponen negative dari bebab PPh.
Efek Laporan Keuangan :
 Laporan Posisi Keuangan

Year-End Income Tax Payable Deferred Tax Liability


2019 $200,000 $20,000
2020 $180,000 -0-
 Income Statement, Deferred Tax Asset

HUNT COMPANY
Income Statement
For the Year Ending December 31,2019
Pendapatan $900,000
Beban Operasional $400,000
Rugi Litigasi $ 50,000
Laba sebelum PPh $450,000
Laba Beban Pajak (Manfaat)
Kini $200,000
Tangguhan (20,000) $180,000
Laba Neto $270,000
 Deferred Tax Asset Account after Reversals

Deferred Tax Asset


2010 20,000 2020 20,000
b. Aset Pajak Tangguhan (Nonpengakuan)
Perusahaan mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan. Namun, berdasar bukti, perusahaan harus
mengurangi aset pajak tangguhan jika kemungkinan perusahaan tidak akan
merealisasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Besar kemungkinan
paling sedikit 50%.
B. Isu Tambahan
1. Penyajian Laporan Laba Rugi
Rumus menghitung beban (manfaat) PPh :

Utang PPh atau PPh Total Beban


Perubahan PPh
yang dapat + = atau Manfaat
Tangguhan
dikembalikan PPh

Laporan Laba Rugi :

CHELSEA INC,
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2019
Pendapatan $130,000
Beban $ 60,000
Laba sebelum PPh $ 70,000
Beban PPh
Kini $16,000
Tangguhan $12,000 $ 28,000
Laba Neto $ 42,000

2. Perbedaan Spesifik
a. Perbedaan Temporer
Perbedaan temporer adalah perbedaan menimbulkan jumlah kena pajak pada
tahun-tahun depan ketika aset yang bersangkutan dipulihkan. Perbedaan temporer
yang dapat dikurangkan adalah perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah
yang dapat dikurangkan pada tahun-tahun depan ketika jumlah tercatat liabilitas
terkait diselesaikan. Perbedaan temporer kena pajak menimbulkan pencatatan
liabilitas pajak tangguhan.
Aspek yang timbul dan pembalikan dari perbedaan Temporer. Perbedaan
temporer yang timbul adalah perbedaan awal antara dasar pembukuan dan dasar
pengenaan pajak aset atau liabilitas, terlepas dari apakah dasar pengenaan pajak
aset atau liabilitas melebihi atau melampaui dasar pembukuan dari aset atau
liabilitas tersebut. Disisi lain, perbedaan pembalikan terjadi ketika perusahaan
menghilangkan perbedaan temporer yang timbul dari periode sebelumnya, dan
kemudian menghapus pengaruh pajak terkait dari akun pajak tangguhan.
b. Perbedaan Permanen
Perbedaan permanen timbul dari item yang (1) masuk ke dalam laba sebelum
pajak tetapi tidak pernah masuk ke dalam laba kena pajak atau (2) masuk ke
dalam laba kena pajak, tetapi tudak pernah masuk ke dalam laba sebelum pajak.
3. Pertimbangan Tarif
a. Tarif Pajak Masa Depan
Perusahaan harus menghitung makan tarif pajak yang berlaku secara substansial
yang diharapkan berlaku. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan
perubahan tarif pajak yang akan berlaku efektif untuk tahun-tahun depan ketika
menentukan harus pajak yang akan digunakan untuk menghitung perbedaan
temporer.
b. Revisi Tarif Pajak Masa Depan
C. Akuntansi untuk Kerugian Operasi Neto
Rugi operasi neto untuk tujuan perpajakan terjadi ketika biaya yang dapat dikurangkan
dari pajak melebihi laba kena pajak.
1. Kerugian Carryback
Dengan menggunakan kerugian carryback, perusahaan dapat “membawa” rugi
operasi neto 2 tahun ke belakang dan menerima pemngembalian PPh yang dibayarkan
pada tahun tersebut. Jika masih ada kerugian yang tersisa setelahnya, perusahaan
dapat meneruskan kerugian yang tersisa tersebut sampai 20 tahun ke depan untuk
menyaling hapus (offset) laba kena pajak di masa depan.

2. Kerugian Carryforward
Perusahaan dapat melepaskan kerugian carryback dan hanya menggunakan opsi
kerugian carryforward, untuk menyalinghapus laba kena pajak di masa depan sampai
20 tahun.

 Carryforward (Pengakuan)
Untuk mengakui manfaat dari kerugian carryback
Piutang Pengembalian PPh 110.000
Manfaat Akibat Kerugian Carryback (Beban PPh) 110.000
Untuk mengakui manfaat dari kerugian carryforward
Aset Pajak Tangguhan 80.000
Manfaat Akibat Kerugian Carryforward (Beban PPh) 80.000
Untuk mencatat PPh
Beban PPh 100.000
Aset Pajak Tangguhan 80.000
Utang PPh 20.000
 Carryforward (Nonpengakuan)
Untuk mengakui manfaat dari kerugian carryback
Piutang Pengembalian PPh 110.000
Manfaat Akibat Kerugian Carryback (Beban PPh) 110.000
Untuk mengakui aset pajak tangguhan dan kerugian carryforward
Aset pajak tangguhan 80.000
Manfaat Akibat Kerugian Carryforward (Beban PPh) 80.000
Untuk mencatat PPh kini dan tangguhan
Beban PPh 100.000
Aset Pajak Tangguhan 80.000
Utang PPh 20.000
D. Penyajian di Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan piutang atau utang pajak sebagai aset lancar atau
liabilitas jangka pendek. Meskipun aset dan liabilitas pajak diakui dan diukur secara
terpisah, tetapi aset tersebut dapat saling hapus. Saling hapus terjadi karena
perusahaan biasanya memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk menetapkan aset
piutang pajak terhadap utang paja bila berhubungan dengan pajak penghasilan yang
dipungut oleh otoritas perpajakan yang sama. Aset pajak tangguhan dan liabilitas
pajak tangguhan juga diakui dan diukur secara terpisah, tetapi dapat saling hapus
dalam laporan posisi keuangan. Aset pajak tangguhan neto atau liabilitas pajak
tangguhan neto dilaporkan pada bagian tidak lancar laporan posisi keuangan.
2. Laporan Laba Rugi
Perusahaan mengalokasikan beban (manfaat) PPh ke operasi yang dihentikan,
penghasilan komprehensif lain dan penyesuaian periode sebelumnya. Pendekatan ini
disebut alokasi pajak antarperiode. Selain itu, komponen beban (manfaat) pajak dapat
mencakup :
a. Beban (manfaat) pajak kini,
b. Setiap penyesuaian yang diakui dalam periode pajak kini pada periode
sebelumnya,
c. Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan originasi dan
pembalikan perbedaan temporer,
d. Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan perubahan tarif
pajak atau pengenaan pajak baru,
e. Jumlah manfaat yang timbul dari rugi pajak (rugi fiskal), kredit pajak, atau
perbedaan temporer yang sebelumnya tidak diakui pada periode sebelumnya,
yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini dan tangguhan.
3. Rekonsiliasi Pajak
Rekonsiliasi antara beban pajak actual dan tarif pajak yang berlaku dapat menyajikan:
a. Rekonsiliasi numerik antara beban (manfaat) pajak dan hasil laba akuntansi
dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku, yang juga mengungkapkan dasar tarif
pajak yang berlaku; atau
b. Rekonsiliasi numerik antara rata-rata tarif pajak efektif dan tarif pajak yang
berlaku, yang juga mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku.
Pengungkapan PPh penting karena :
 Menilai kualitas laba
 Membuat prediksi arus kas masa depan yang lebih baik
 Memprediksi arus kas masa depan untuk rugi operasi yang belum
dikompensasi
4. Tinjauan Metode Aset-Liabilitas
Tujuan pendekatan :
a. Mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar atau dapat dikembalikan untuk
tahun berjalan,
b. Mengakui liabilitas dan aset pajak tangguhan untuk konsekuensi pajak masa
depan atas kejadian yang telah diakui dalam laporan keuangan atau laporan pajak.
Prosedur untuk menerapkan metode aset-liabilitas untuk menghitung PPh :

Mengidentifikasi jenis dan jumlah perbedaan temporer dan carryforward yang


ada

Mengukur aset pajak tangguhan atas


Mengukur liabilitas pajak tangguhan
perbedaan temporer yang dapat
atas perbedaan temporer kena pajak
dikurangkan dan kerugian carryforward
(gunakan tarif pajak yang berlaku)
(gunakan tarif pajak yang berlaku)

Tidak mengakui beberapa atau sebagian

Anda mungkin juga menyukai